Anda di halaman 1dari 8

EFEK RUMAH KACA TERHADAP PEMANASAN GLOBAL

I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Dari tahun ketahun kita dapat merasakan suatu perbedaan, yaitu suhu di permukaan bumi ini
semakin panas dan cuaca tidak menentu. Dalam satu hari pada saat siang hari cuacanya sangat
panas, sedangkan pada sore sampai malam hari hujan melanda. Kejadian ini sering disebut dengan
nama lain pemanasan global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan
bumi akibat efek rumah kaca.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari
permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang
yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus
kembali atau energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali
ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam
kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca
berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu
naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah
salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan
iklim secara global.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan
bahwa ternyata makin panasnya planet bumi ini terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang
dihasilkan oleh aktivitas manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin maju perkembangan zaman
maka teknologi pun semakin maju, mau tidak mau manusia juga akan mangikuti perkembangan
tersebut. Salah satunya adalah pemakaian bahan bakar fosil yang menghasilkan kontributor
pemanasan global yaitu carbondioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan
peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), nitrogen oksida (NO) dari
pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Diamana gas-gas
tersebut sangat sulit untuk diuraikan di atmosfer bumi. Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya
berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang
mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.
Fokus dari makalah ini adalah membahas tentang efek rumah kaca itu sendiri ditijau dari segi
pengertian, hal-hal yang menyebabkan efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi
dalam mengatasi efek rumah kaca agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya.

I.2 RUMUSAN MASALAH


Masalah umum dalam makalah ini dirumuskan yaitu, efek rumah kaca terhadap pemanasan
global. Masalah khusus dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut.
(1) . Apa pengertian efek rumah kaca?
(2). Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?
(3). Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?
(4). Bagaimana solusi untuk mengatasi efek rumah kaca?
2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan
proses pemanasan permukaan suatu benda langit ( terutama planet atau satelit ) yang disebabkan
oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya
(seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca.
Istilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house effect, pada awalnya
berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan
rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-bungaan di musim dingin. Para
petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang mudah menyerap panas dan sulit
melepas panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, karena
cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam
ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi
gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan
udara dingin di luar ruangan. Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai
tanaman, dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu bumi
agar tetap hangat walaupun di musim dingin.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer
dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah
untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca,
suhu di bumi rata-rata hanya akan -180ºC, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk
hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi
330ºC lebih tinggi , yaitu 150ºC, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca.
Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat
aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer
akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia
timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik, pernapasan hewan dan manusia (yang
menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida), dan pembakaran material organik (seperti
tumbuhan). Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk
digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan
oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.

2.2 Penyebab Timbulnya Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya gas karbondioksida ( CO2) dan gas-gas lainnya
seperti CH4 (Metana), N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons)
dan SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer yang disebut gas rumah kaca. Efek rumah kaca
disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya Kenaikan
konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu
bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut
untuk mengabsorbsinya. Gas rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari hasil
kegiatan manusia. Namun sebagian besar yang menyebabkan terjadi perubahan komposisi gas
rumah kaca di atmosfer adalah gas-gas buang yang teremisikan ke angkasa sebagai hasil dari
aktifitas manusia untuk membangun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama ini. Aktifitas-
aktifitas yang menghasilkan gas rumah kaca diantarnya dari kegiatan perindustrian, penyediaan
energi listrik, transportasi dan hal lain yang bersifat membakar suatu bahan. Sedangkan dari
peristiwa secara alam juga menghasilkan/ mengeluarkan gas rumah kaca seperti dari letusan gunung
berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, peternakan hingga kita bernafaspun mengeluarkan gas rumah
kaca. Selain itu aktifitas manusia dalam alih guna lahan juga mengemisikan gas rumah kaca.
Mekanisme kerja gas rumah kaca adalah sebagai berikut, lapisan atmosfir yang terdiri dari, berturut-
turut : troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang
terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke
permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan
ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke
ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di
dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar
51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14%
radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan
partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang
diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah. Sinar inframerah yang dipantulkan bumi
kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H2O, CO2, metan (CH4), dan
ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu
udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik, terjadilah efek rumah kaca.

2.3 Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang ditimbulkannya, dampak tersebut dapat
berupa dampak negatif dan positif.
1. Dampak negatif antara lain :
- Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
- Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut.
- Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan
mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
- Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim. Iklim di bumi menjadi tak
menentu dan susah diprediksikan, sehingga mengganggu sistem penerbangan dan petani dalam
menentukan masa panen.
- Efek lain dari emisi gas rumah kaca adalah hewan & ikan dibumi akan mengalami kerusakan
jaringan dan reproduksi, kerabang telur ayam akan susah terbentuk telur ikan akan pecah sebelum
diselaputi lendir pelindung. sehingga populasi hewan dan ikan akan menurun bahkan musnah.
- Tumbuhan yang sebetulnya memerlukan CO2 untuk fotosintesis justru tidak dapat melakukan
fungsi tersebut dikarenakan sel fotosintesis pada daun tertutup jelaga yang merupakan efek samping
dari CO2, pada permukaan daun akan timbul kutikula daun atau bintil bintil daun, itu seperti kanker
pada hewan atau manusia.
- Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian.
- Efek rumahkaca mengakibatkan terganggunya keseimbangan biologis di laut sehingga dapat
meningkatkan jumlah ganggang di lautan. Beberapa jenis ganggang ini ada yang dapat
mengeluarkan racun yangmembahayakankehidupan lautdan meracuni manusia yang memakan hasil
laut.
-
2. Dampak positif adanya efek rumah kaca antara lain :
- Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat
menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk
dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di
bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup,
termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C
lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
- Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati dan berhemat terhadap
penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.
- Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan hutan memiliki arti
penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya dapat menyerap gas polutan dan
menghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota besar
mulai dilakukan.
- Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk didaur ulang menjadi
barang yang ekonomis.
- Para ilmuwan menegaskan, badai salju dan suhu dingin ekstrem yang melanda Eropa akhir-akhir ini
adalah efek langsung dari pemanasan global.
- Efek rumah kaca sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi. Karena tanpanya,
planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi
sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca
suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi
sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan
global.

2.4 Solusi Untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca


1. Matikan listrik.
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih
hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk
secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
6. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
7. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang
banyak mengeluarkan emisi karbon.
8. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
9. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
10. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau
Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
11. Bawa tas yang bisa dipakai ulang.
12. Kurangi konsumsi daging—bervegetarian adalah yang terbaik.
Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya yang dihabiskan setara
dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan bumi dari kekurangan
pangan jika kita bervegetarian.
13. Hindari fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia.
14. Jangan membeli bunga potong.
Jika daerah Anda bukan penghasil bunga hias, maka bisa dipastikan bunga itu dikirim dari tempat
lain. Hal ini akan menghasilkan “jejak karbon” yang besar.

Meningkatnya emisi gas rumah kaca di lapisan atmosfer bisa jadi akan terus meningkat tanpa
adanya usaha pencegahan atau pengurangan emisi yang harus dilakukan oleh manusia.
Hubungannya dengan pengurangan emisi gas CO2 di atmosfer adalah, pertama menggunakan
bahan bakar alternatif akan bahan bakar minyak atau penggunaan bahan bakar minyak seefisien
mungkin. Kedua, dengan cara pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Aplikasi pada
sektor kehutanan adalah pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan yang berorientasi
kepada kelestarian ekosistem. UU No 41 tahun 1999, tentang Kehutanan pada pasal 10 ayat 2
dinyatakan bahwa pengurusan hutan meliputi kegiatan penyelengaraan :
1. Perencanaan kehutanan 2. Pengelolaan hutan 3. Penelitian dan pengembangan, pendidikan dan
latihan serta penyuluhan kehutanan 4. Pengawasan Sedangkan pada pasal 21 menyatakan bahwa
pengelolaan hutan meliputi : 1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan 2.
Pmanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan 3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan 4.
Perlindungan hutan dan konservasi alam Untuk mendapatkan hasil yang optimal terhadap
pengurangan emisi gas CO2 pengelolaan sumber daya hutan harus dilakukan dengan azas
demokrasi,transparasi, partisipasi dan akuntabilitas. Keberadaan hutan dan kelestarian vegetasi
diaggap penting dalam mencegah atau mengurangi efek rumah kaca. Hal ini karena hutan dan
vegetasi lain dapat mengambil CO2 dari atmosfer untuk proses fotosintesa dan melepaskan O2
sebagai salah satu hasil dari proses fotosintesa. Fotosintesa mungkin merupakan fungsi yang yang
terpenting dalam ekosistem karena fotosintesa merupakan satu-satunya jalan masuknya energi
matahari kedalam system kehidupan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa hasil dari ekosistem berupa
biomassa merupakan bahan makanan bagi manusia dan makhluk lain, bahan bangunan atau bahan
pakaian. Bahkan fosil dari biomassa tumbuhan dan hewan menjadi bahan bakar minyak, gas dan
batu bara. Tidak ada cara lain untuk mengurangi emisi gas rumah kaca kecuali melalui proses
fotosintesa, akan tetapi banyak cara untuk menambah emisi gas rumah kaca. Oleh sebab itu
pembangunan sumber daya hutan dan menambah bentangan hijauan adalah salah satu solusi untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca. Contoh nyata upaya penanggulangan efek rumah kaca dalam
kehidupan sehari-hari antara lain Mengubah perilaku setiap orang Untuk mencegah terjadinya
dampak-dampak dari bahaya efek rumah kaca, tentunya harus dimulai dari diri sendiri pada setiap
orang. Kepedulian setiap individu untuk melakukan perubahan perilaku pada dirinya akan berdampak
bagi generasi penerus di kemudian hari. a. Penggunaan alat listrik Listrik tidak sebersih yang dikira,
karena letak pembangkit yang jauh, sehingga asap polusinya tidak kita rasakan. Pembangkit listrik
merupakan penyumbang emisi yang besar karena masih menggunakan bahan bakar fosil untuk
prosesnya. Sekitar 27% pembangkit listrik di Jawa-bali menggunakan batubara, batubara sendiri
adalah bahan bakar yang paling kotor karena mengeluarkan emisi paling besar. Perlu diketahui juga,
listrik menyumbang 26 % total emisi yang dihasilkan di Indonesia.  Menghemat penggunaan Listrik
antara pukul 17.00 sampai 22.00.  Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada
kondisi stand by, alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt. Kabel dari barang elektronik
akan lebih baik jika dilepas dari stop kontak bila sudah tidak digunakan  Menggunakan lampu hemat
energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk lampu taman, sehingga lampu akan hidup dan mati
secara otomatis tergantung cahaya matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan di
dalam ruangan di pagi dan siang hari. Selain menghemat listrik juga dapat menurunkan emisi
penyebab pemanasan global  Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran. 
Memakai alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat penggunaan listrik.
Misalnya : • Penggunaan setrika. • Memilih setrika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas
otomatis. • Pada saat menyetrika, tingkat panas yang diperlukan lebih baik sesuai dengan bahan
pakaiannya. • Membiasakan menyetrika sekaligus dan menghindari mencabut dan mencolokkan
kembali setrika ke sumber listrik. • Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat
menghambat panas. • Mematikan setrika ketika selesai digunakan atau bila akan ditinggalkan untuk
mengerjakan yang lain • Penggunaan charger handphone (HP). Saat mengisi ulang baterai
handphone, hanya 5% energi listrik yang masuk ke baterai handphone. Sisanya 95% terbuang
percuma. Ini disebabkan teknologi charger handphone belum hemat energi. Untuk mengurangi
pemborosan listrik, segera mencabut charger, jika baterai handphone sudah penuh. b. Penggunaan
kendaraan bermotor - Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. - Mendukung petani lokal
Dengan membeli produk-produk lokal, maka sama halnya dengan menghemat bahan bakar dan
mengurangi polusi yang digunakan dan dihasilkan dari kendaraan yang digunakan untuk mengangkut
produk dari luar kota dan luar negeri. Selain itu juga, produk lokal tidak kalah kualitas dan desainnya
dibandingkan produk impor. Semakin banyak membeli makanan impor, maka semakin besar
kontribusi emisi CO2. - Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat
kendaraan bermotor dengan baik. c. Go green Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di
atmosfer, maka dapat dilakukan juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa
pohon dapat dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara,
seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada gunung-gunung yang
gundul dan membuat taman-taman di perkotaan atau biasa disebut dengan taman kota. d.
Pengelolaan sampah Sampah merupakan masalah jangka panjang karena sampah akan terus ada.
Jika tidak dilakukan langkah-langkah untuk menanggulangi masalah sampah, maka sampah akan
terus menumpuk di tempat pembuangan sampah akhir. Hal tersebut secara tidak sadar akan
menghasilkan emisi gas CO2 dan CH4, dimana gas-gas tersebut merupakan gas rumah kaca. Jika
sampahsampah tersebut ditimbun terus-menerus, maka konsentrasi gas CO2 dan CH4 di atmosfer
akan terganggu dan menyebabkan efek rumah kaca semakin berbahaya. Namun, membakar sampah
bukanlah cara untuk mengatasi masalah ini. Karena dengan membakar sampah, maka akan
mengakibatkan polusi udara. Untuk mengatasi masalah ini, yang dapat dilakukan adalah : -
Mengurangi penggunaan sampah • Membawa kantong plastik dari rumah atau keranjang belanjaan
ketika berbelanja ke pasar. • Menggunakan kantong plastik dari daun singkong atau bahan daur
ulang. Karena tas kertas atau plastik sama tidak baiknya. Plastik yang ramah lingkungan seperti tas
plastik dari daun singkong hanya membutuhkan waktu 6 bulan sampai 5 tahun untuk terurai. •
Membawa bekal minum kemana ketika bepergian dengan menggunakan botol minum sendiri. •
Memilih sabun dan shampoo berukuran besar dan bisa diisi ulang, selain lebih ekonomis juga dapat
mengurangi sampah kemasan. • Menghindari penggunaan sedotan dan sumpit sekali pakai untuk
mengurangi sampah. • Menghindari menggunakan produk dalam bentuk sachet untuk mengurangi
sampah. • Mencuci dan menggunakan kembali peralatan makan sekali pakai untuk acara berikutnya.
Jika sudah tidak bisa digunakan, maka bisa diberikanlah pada pemulung. • Memilih teh bubuk, bukan
teh celup. Karena teh celup terbuat dari bahan yang sulit hancur. • Menghabiskan makanan dan
minuman yang terdapat di piring dan gelas untuk mengurangi sampah. Cara bijak menghemat
penggunaan kertas adalah : • Membaca koran dengan cara online • Menggunakan pulsa elektrik
untuk menghindari pembeliab voucher isi ulang • Memakai ulang amplop yang sudah dipakai dengan
kondisi ytang masih memungkinkan untuk dipakai • Memikirkan kembali sebelum mengeprint
dokumen dan menghindari mencetak dokumen yang tidak penting • Menggunakan kertas bolak-balik
untuk menghemat kertas • Mengumpulkan kertas yang satu sisinya masih kosong untuk dipakai ulang
sebagai buku catatan • Mengumpulkan kertas bekas yang kedua sisinya telah digunakan untuk
didaur ulang e. Beradaptasi dengan dapak efek rumah kaca Dengan cuaca yang tidak menentu
merupakan salah satu dampak efek rumah kaca. Mulai saat ini selalu siap sedia jas hujan, payung
dan sepatu bot untuk bepergian. Bahaya efek rumah kaca mungkin sudah tidak dapat dihindari lagi.
Namun, jika upaya-upaya sederhana di atas dilakukan oleh semua masyarakat secara bersama-
sama dan terus-menerus, maka dampak dari efek rumah kaca dapat dikurangi.

3. PENUTUP
A. Kesimpulan
Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet
atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Adanya efek rumah kaca
dapat menyebabkan global warming atau pemanasan global. Pemanasan global terjadi karena
berbagi sebab salah satunya pembakaran. Pembakaran selain dapat menimbulkan global warming
juga dapat menimbulkan polusi udara. Kemudian akan berdampak pada kesehatan. Global warming
juga dapat menimbulkan beberapa akibat, perubahan yang saat ini di Indonesia sedang terjadi
adalah perubahan iklim, ditandai dengan cuaca yang selama sehari tidak menentu.
Oleh karena itu, semua dampak dari global warming lamakelamaan akan menghancurkan bumi,
walaupun pada awalnya global warming mengguntungkan tapi bila terus-menerus akan merugikan.
Maka itu, kita harus mencegahnya dari sekarang diantaranya hemat energi, menanam pohon, naik
angkutan umum dll.

A. Kesimpulan Adanya efek rumah kaca adalah disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-gas
rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke
luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur
permukaan bumi menjadi lebih panas. Gas-ga rumah kaca itu antara lain : Uap air,
Karbondioksida, Metana, Nitrogen Oksida, Gas lainnya berupa Hidrofluorokarbon (HCFC-22),
klorofluorokarbon (CFC) , PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride). Akibat
yang ditimbulkan dari efek rumah kaca memiliki dampak negatif dan positif, tetapi kebanyakan
dampak yang ditimbulkan adalah dampak negatif karena merugikan kesejahteran makhluk
hidup. Beberapa solusi untuk mengatasi adanya efek rumah kaca dapat dilakukan dari pihak
pemerintah dan masyarakat untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan. Dari pemerintah
dapat dilakukan dengan membuat kebijakan untuk mengajak masyarakat dalam
menanggulangi efek rumah kaca. Sementara masyarakat dapat melakukan kegiatan-kegiatan
dalam kehidupan sehari-hari misalnya : penghematan penggunaan alat listrik, keefisienan
penggunaan kendaraan bermotor dengan cara menghemat BBM, Go green dengan reboisasi
atau penanaman pohon, pengelolaan sampah, beradaptasi dengan dapak efek rumah kaca.
B. Saran Melalui pembahasan dalam makalah ini diharapkan mahasiswa Pendidikan Guru
Sekolah Dasar mampu dan mau mengetahui dan memahami efek rumah kaca, penyebab
timbulnya efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkan, dan solusi dalam menanggulangi
dampaknya.
B. DAFTAR PUSTAKA Rakhma, Nova. 2011.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/328/jbptunikompp-gdl-novarakhma-16372-3-laporan-a.pdf
Supriono,Nano. 2008. Efek Rumah Kaca. http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-
sciences/2015058-efek-rumah-kaca/ Kaskus. 2009. Efek Rumah Kaca.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5632034 Wahono, Tri. 2011. “Green Finance” Solusi
Perubahan Iklim. http://www.kompas.com AZ, Ridwan. 2011. Efek Rumah Kaca dan
Pengertiannya. http://ridwanaz.com/teknologi/efek-rumah-kaca-dan-pengertiannya/ Sijagur,
Meriam. 2010. Efek Rumah Kaca pada Pemanasan Global dan Perubahan Iklim.
http://www.meriam-sijagur.com/learning/94-pengetahuan-alam/573-efek-rumah-kaca-pada-
pemanasan-global-dan-perubahan-iklim.html Nurdikiawan, Nugroho. 2007. Pemanasan
Global Ancam Lingkungan Indonesia. http://www.pelangi.or.id Sumarwoto, Otto. Lingkungan
Hidup dan Pembangunan. Badan Ekologi. Wikipedia. 2011. Gas Rumah Kaca. http://
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gas_rumah_kaca&action=edit Suryaman, Oni. 2007.
Bagaimana Cara Menghadapi Pemanasan Global. http://www.wikimu.com/News/Home
Wisnubrata, A. 2010. Mengurangi Emisi Bisa Bertindak Sendiri. http://www.kompas.com
Wahono, Tri. 2007. Bukti Nyata Pemanasan Global. http://www.kompas.com Rahmawati
Sunarya, Risa. 2009. Adakah Dampak Positif dari Efek Rumah Kaca?. http://chem-is-try.org
(diakses pada bulan april 2011, 06:40)

Anda mungkin juga menyukai