Anda di halaman 1dari 7

Proses Terjadinya Kehamilan: Dari Hubungan Intim

Hingga Jadi Janin

Pasti Anda sudah tahu, kehamilan terjadi ketika sel sperma dari pria bertemu dengan sel telur
dari wanita. Proses inilah yang dinamakan sebagai pembuahan atau konsepsi. Namun, apakah
Anda pernah berpikir bagaimana cara sel sperma dan sel telur bertemu? Ini bukanlah proses
yang sederhana, bahkan membutuhkan waktu yang lama.

Banyak sel sperma yang masuk ke tubuh wanita untuk mencapai sel telur, tetapi hanya satu
spermalah yang kemudian dapat membuahi sel telur dan semenjak saat itu terjadilah
kehamilan. Bagaimana proses yang rumit ini terjadi? Mari kita bahas.
Sel telur dan sperma

Untuk mencapai pembuahan, dua unsur penting yang harus ada adalah sel telur dan sperma.

Sel telur diproduksi oleh indung telur atau ovarium wanita. Setiap bulan wanita akan
melepaskan satu sel telur yang sudah matang dari salah satu ovarium yang dimiliki wanita.
Proses ini disebut ovulasi. Setelah sel telur dilepaskan, sel telur akan melewati tuba
falopi (saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim) yang memiliki panjang sekitar
10 cm menuju rahim Anda.

Sel telur ini rata-rata dapat bertahan hidup sampai 24 jam semenjak dilepaskan. Sehingga,
pada waktu ini, sel sperma harus membuahi sel telur agar terjadi konsepsi atau kehamilan.
Jika tidak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan hancur dan
terjadilah menstruasi.

Berbeda dengan wanita yang melepaskan satu sel telur setiap bulan, pria yang dapat terus
bekerja untuk menghasilkan sperma. Dibutuhkan 2-3 bulan untuk membentuk sel sperma
baru, kemudian sel sperma ini akan hidup selama beberapa minggu di tubuh pria. Ketika
cairan sperma dikeluarkan atau pria mengalami ejakulasi, sperma yang mampu dilepaskan
mencapai 40 juta. Ya, tubuh pria secara teratur memproduksi sperma sepanjang hidup
mereka, sehingga ia dapat melepaskan sperma sebanyak itu. Namun, walaupun pria mampu
melepaskan sebanyak 40 juta sperma setiap ejakulasi, hanya satu sperma yang mampu
mencapai sel telur wanita.

Bagaimana terjadinya pembuahan?

Pada saat Anda berhubungan seksual dengan pasangan Anda, pria akan mencapai orgasme
dan menghasilkan ejakulasi. Ejakulasi yang dihasilkan ini akan mendorong cairan semen
yang mengandung sperma ke dalam vagina wanita menuju leher rahim. Cairan semen ini
memberikan makanan sebagai bekal untuk sperma dalam melakukan perjalanan, dan juga
dapat memberikan petunjuk arah bagi sperma.

Kekuatan ejakulasi memberikan dorongan kepada sperma rata-rata 10 ml per jam untuk
mencapai sel telur. Meski pria membutuhkan orgasme untuk melepaskan sperma, wanita
tidak memerlukan orgasme agar terjadi konsepsi.
Setelah sperma masuk ke dalam tubuh wanita, perjalanan sperma mencari sel telur untuk
dibuahi baru akan dimulai. Ini merupakan perjalanan yang panjang bagi sperma dan tidak
mudah untuk dilewati. Terdapat berbagai tantangan untuk mencapai keberhasilan membuahi
sel telur. Tantangan pertama, yaitu lingkungan asam pada vagina yang membuat sperma tidak
mampu hidup lama di vagina dan akhirnya mati. Tantangan kedua, yaitu lendir serviks.
Hanya sperma yang memiliki kemampuan berenang paling kuat yang dapat menembus lendir
serviks ini.

Setelah berhasil melewati jaring-jaring dari lendir serviks, sperma kemudian harus berenang
sekitar 18 cm dari serviks menuju ke rahim, kemudian ke tuba falopi untuk mencapai sel
telur. Sperma bisa terjebak atau nyasar ke tuba falopi yang salah, atau bahkan bisa mati di
tengah pencariannya. Rata-rata sperma mampu berjalan sepanjang 2,5 cm setiap 15 menit.
Sperma yang mampu berenang sangat cepat mungkin mampu bertemu dengan sel telur dalam
waktu 45 menit atau jika tidak, maka dapat memakan waktu sampai 12 jam.

Perjalanan sperma belum selesai walaupun sudah bertemu dengan sel telur. Satu telur
mungkin bisa didekati oleh ratusan sperma, namun hanya sperma terkuat yang dapat
menembus dinding luar sel telur. Ketika ada satu sperma yang mampu memasuki sel telur
sampai inti sel telur, maka sel telur membentuk pertahanan diri sehingga mencegah sperma
lain memasukinya. Dan akhirnya, terjadilah pembuahan atau konsepsi.

Jika sperma tidak mampu bertemu dengan sel telur, maka sperma mampu bertahan dalam
tubuh wanita sampai 7 hari. Jika wanita melepaskan sel telur pada masa ini, kesempatan
untuk bisa hamil masih terbuka lebar. Jadi, perhatikan waktu yang tepat dalam melakukan
hubungan seksual untuk mencapai kehamilan.

Lalu, selanjutnya apa yang terjadi?

Perjalanan belum berakhir. Walaupun sperma sudah memasuki sel telur, bukan berarti ia
sudah sukses mencapai kehamilan.

Setelah sperma masuk ke dalam sel telur dan sel telur membentuk pertahanan diri, materi
genetik antara sperma dan sel telur kemudian melakukan penggabungan. Nah, jenis kelamin
bayi Anda ditentukan dari sini. Jika sperma yang berhasil membuahi sel telur membawa
kromoson Y, maka bayi Anda akan berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan, jika sperma
membawa kromoson X, maka bayi Anda akan berjenis kelamin perempuan.
Sel-sel baru dengan jumlah sekitar 100 sel akan membentuk bundelan yang disebut dengan
blastokista. Blastokista ini kemudian akan berjalan menuju rahim, dapat memakan waktu
sampai 3 hari atau lebih. Di rahim, kemudian blastokista akan menempel pada dinding rahim
(implantasi) yang kemudian akan berkembang menjadi embrio dan plasenta. Ini
membutuhkan waktu sampai beberapa minggu sampai Anda menduga bahwa Anda hamil dan
tes kehamilan menunjukkan hal yang sama.

SPERMA MENUJU SEL TELUR

Hanya dibutuhkan satu sperma untuk membuahi sel telur. Ketika pria ejakulasi, sekitar 100-
300 juta sperma masuk ke dalam vagina wanita dengan kecepatan sekitar 45 km/jam.

Adu cepat mencapai sel telur. Setiap sperma unik secara genetik, artinya tidak ada dua
sperma yang mengandung rangkaian gen yang sama persis. Jutaan sperma individual tersebut
kini harus saling adu cepat untuk membuahi sel telur.

Di dalam vagina. Perjalanan menuju sel telur adalah perjalanan yang berbahaya. Inilah
mengapa sperma diproduksi dalam jumlah sangat banyak. Untuk berhasil membuahi sel telur,
sperma harus mampu bertahan dalam lingkungan vagina wanita dan serviks. Keasaman
lingkungan di dalam vagina dan serviks melindungi wanita dari bakteri dan serangan infeksi
yang berbahaya, tapi lingkungan ini juga berbahaya bagi sperma. Sperma yang lemah atau
rusak tidak akan berhasil mencapai tujuannya.
Hanya 5% yang mencapai serviks. Kekuatan gravitasi, membuat jutaan sperma gugur dan
keluar dari vagina wanita, hanya 5% saja yang akan berhasil mencapai serviks. Dari 5 %
tersebut, hanya sekitar 200 sperma saja yang bisa mencapai saluran Fallopi wanita. Sperma
yang berhasil mencapai saluran ini berarti telah menempuh perjalanan setengah jauh, yang
dibandingkan dengan panjang sperma itu sendiri, sama dengan beberapa ratus kilometer
perjalanan.
Hanya satu sperma yang berhasil menembus sel telur. Hanya sedikit sperma yang bisa
meneruskan perjalanan hingga bagian luar sel telur. Dari sperma-sperma tersebut, hanya satu
yang akan berhasil menembus permukaan sel telur, meninggalkan ekornya di luar, inilah
yang disebut pembuah. Pada saat itu juga, permukaan sel telur akan menjadi tak tertembus
oleh sperma lainnya.
Proses pembuahan berlangsung hingga 24 jam. Setelah serangkaian perubahan komplek,
yaitu 7 hari setelah pembuahan, sel telur tadi tertanam di dinding rahim. Pada saat inilah
kehamilan terjadi. Sperma bisa bertahan hingga 48 jam dalam tubuh wanita. Akibatnya,
pembuahan masih mungkin terjadi bahkan bila sel telur belum siap ketika sperma-sperma
tersebut sudah berhasil mencapai saluran fallopi.

PEMBUAHAN DAN PROSES TERJADINYA KEHAMILAN

Pembuahan dan Proses Terjadinya Kehamilan

Kehamilan terjadi jika ada pembuahan. Pembuahan atau fertilisasi atau konsepsi merupakan
percampuran antara inti sel jantan (sel sperma) dan inti sel betina (sel telur).

Pembuahan hanya bisa terjadi jika sel sperma bertemu dengan sel telur saat wanita
mengalami ovulasi. Seorang wanita yang belum mengalami menopausea akan
menghasilkan satu sel telur setelah masa pubertas ketika sudah mendapat menstruasi.
Dalam sekali ejakulasi akan dikeluarkan 300 juta sel sperma oleh penis pria.

Sebagian besar sperma yang dikeluarkan selanjutnya berenang menuju cerviks kemudian
memasuki rahim menuju saluran tuba fallopii. Pada masa ovulasi, lendir rahim lebih banyak
sehingga sperma mudah berenang menuju ke sel telur. Sperma kemudian menuju ke saluran
tuba falopii mengikuti rangsangan zat kimia dari sel telur. Sebagian sperma lainnya akan
keluar dari vagina.

Ratusan juta sperma ini akan berlomba untuk membuahi sel telur. Fertilisasi terjadi ketika
satu sel sperma berhasil membuahi sel telur. Hasil pembuahan ini disebut zigot.

Zigot kemudian bergerak menuju dinding rahim. Kemudian terjadi proses implantasi dimana
zigot melekat lalu tertanam di dinding rahim yang menebal. Hormon kehamilan mulai
diproduksi untuk memelihara zigot supaya tumbuh berkembang menjadi janin yang sempurna
di dalam rahim. Oleh sebab itu, para ibu tidak mengalami menstruasi pada saat hamil sebab
dinding rahim tidak meluruh.

Anda mungkin juga menyukai