Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
 Latar Belakang Masalah
Infiltrasi dimaksudkan sebagai proses masuknya air kepermukaan tanah. Proses ini
merupakan bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupun dalam proses
pengalihragaman hujan menjadi aliran disungai. Pengertian infiltrasi (infiltration)
sering dicampur-adukkan untuk kepentingan praktis dengan pengertian perkolasi
(percolation) yaitu gerakan air kebawah dari zona tidak jenuh, yang terletak diantara
permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah (zona jenuh). Dalam kaitan ini
terdapat dua pengertian tentang kuantitas infiltrasi, yaitu kapasitas infiltrasi
(infiltration Capaciti) dan laju infiltrasi (Infiltration rate). Kapasitas infiltrasi adalah laju
infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu, sedangkan laju infiltrasi adalah
laju infiltrasi nyata suatu jenis tanah tertentu.

 Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah pokok yang disampaikan pada makalah ini antara lain
adalah :

1. Apakah yang dimaksud dengan Infiltrasi ?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laju Infiltrasi ?
4. Bagaimana proses terjadinya Infiltrasi ?
 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Infiltrasi.


2. Mahasiswa dapat menganalisis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang mempengaruhi laju Infiltrasi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses Infiltrasi.
BAB II
KAJIAN TEORI

Menurut ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan
laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi
maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah dimana terjadinya infiltrasi, sedangkan
lajua infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah
dan kapasitas hujan. Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang
tinggi sehingga laju infiltrasi semakin besar, dan akan berkurang perlahan-lahan
apabila tanah tersebut jenuh terhadap air. Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke
dalam tanah, yang umumnya (tetapi tidak mesti) melaliu permukaan dan secara
vertical (Arsyad, 2010). Jika cukup air, maka air infiltrasi akan bergerak terus
kebawah yaitu kedalam profil tanah. Gerakan air kebawah di dalam profil tanah
disebut perkolasi.

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari
permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan
yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian
akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow.
Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi
maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan
atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari.
Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi
oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
Laju infiltrasi adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui permukaan
tanah dinyatakan dalam mm jam-1 atau cm jam-1. Pada saat tanah masih kering, laju
infiltrasi cenderung tinggi. Setelah tanah menjadi jenuh air, maka laju infiltrasi akan
menurun dan menjadi konstan. Kondisi permukaan, seperti sifat pori dan kadar air
tanah, sangat menentukan jumlah air hujan yang diinfiltrasikan dan jumlah runoff
(Hakim, et al,1986).
BAB III
PEMBAHASAN

 Pengertian infiltrasI
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah
air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju mata air,
danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan
perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori
tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gaya gravitasi
menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah, sementara gaya
kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah. Air kapiler selalu bergerak dari
daerah basah menuju ke daerah yang lebih kering.

Tanah kering mempunyai gaya kapiler lebih besar daripada tanah basah. Gaya
tersebut berkurang dengan bertambahnya kelembaban tanah. Selain itu, gaya
kapiler bekerja lebih kuat pada tanah dengan butiran halus seperti lempung daripada
tanah berbutir kasar pasir. Apabila tanah kering, air terinfiltrasi melalui permukaan
tanah karena pengaruh gaya gravitasi dan gaya kapiler pada seluruh permukaan.
Setelah tanah menjadi basah, gerak kapiler berkurang karena berkurangnya gaya
kapiler. Hal ini menyebabkan penurunan laju infiltrasi. Sementara aliran kapiler pada
lapis permukaan berkurang, aliran karena pengaruh gravitasi berlanjut mengisi pori-
pori tanah. Dengan terisinya pori-pori tanah, laju infiltrasi berkurang secara
berangsung-angsur sampai dicapai kondisi konstan; di mana laju infiltrasi sama
dengan laju perkolasi melalui tanah.

Dalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan laju infiltrasi, yang
dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk
suatu jenis tanah tertentu; sedang laju infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang
nilainya tergantung pada kondisi tanah dan intensitas hujan. Pada grafik dibawah ini
menunjukkan kurva kapasitasin filtrasi (fp), yang merupakan fungsi waktu. Apabila
tanah dalam kondisi kering ketika infiltrasi terjadi, kapasitas infiltrasi tinggi karena
kedua gaya kapiler dan gravitasi bekerja bersama-sama menarik air ke dalam tanah.
Ketika tanah menjadi basah, gaya kapiler berkurang yang menyebabkan laju infiltrasi
menurun. Akhirnya kapasitas infiltrasi mencapai suatu nilai konstan, yang
dipengaruhi terutama oleh gravitasi dan laju perkolasi.
Pengertian Perkolasi
Perkolasi adalah pergerakan air di dalam tanah melalui “soil
moisture zone” pada lapisan tidak kenyang air (tak jenuh/unsaturated) sampai
mencapai muka air tanah/ke dalam lapisan jenuh (CD.Soemarto, 1999). Perkolasi
tidak akan terjadi sebelum daerah tak jenuh mencapai kapasitas lapang (field
capacity).
Untuk mempermudah uraian selanjutnya perlu dijelaskan pengertian beberapa istilah
yang digunakan, antara lain:

1. Kapasitas lapang (field capacity)adalah jumlah kandungan air maksimum yang dapat ditahan
oleh tanah terhadap pengaruh gaya gravitasi.
2. Soil moisture deficiency(smd) adalah jumlah kandungan yang masih diperlukan untuk
membawa tanah pada “field capacity”.
3. Abstraksi awal (initial abstraction)adalah jumlah intersepsi dan tampungan
permukaan (depression storage) yang harus dipenuhi sebelum terjadi limpasan (overland
flow).
4. Intersepsiadalah air hujan yang langsung diserap oleh tanaman
5. Kapasitas infiltrasi (fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang bisa terjadi jika ada cukup air.
Kapasitas ini tergantung dari kondisi permukaan, termasuk lapisan tanah yang paling atas.
Satuan yang biasa digunakan adalah mm/jam.
6. Laju infiltrasi (fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh
intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
7. Kapasitas perkolasi (Pp) adalah laju perkolasi maksimum. Kapasitas perkolasi dipengaruhi
oleh kondisi tanah di bawah permukaan pada daerah tak jenuh.
8. Laju perkolasi (Pa) adalah laju perkolasi yang sesungguhnya terjadi. Laju perkolasi
tergantung pada kondisi tanah baik, di permukaan maupun di bawah permukaan pada daerah
tak jenuh. Nilainya sangat dipengaruhi oleh laju infiltrasi dan kapasitas perkolasi.
3.2 Pengaruh Penting Infiltrasi
1. Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah.
Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia dapat diuapkan kembali atau
mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat . Makin besar daya
infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi
makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga debit
puncaknya juga akan lebih kecil.

1. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah


Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar
tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk
evapotranspirasi dari daerahtidak jenuh tadi. Pengukuran lengas tanah
menggunakan alat ukur. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih
antara infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal
dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas
tanah ini dapat pula diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah.

3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi


Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air.
Selama intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sma
dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi, maka
terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran permukaan (Arsyad, 2010).

Lebih lanjut Hakim, et al (1986), menyatakan bahwa pergerakan air kebawah sangat
ditentukan oleh sifat pori, atabilitas agregat, terkstur, kedalaman lapisan
impermesbel, serta ada tidaknya liat yang mengembang. Oleh karena itu, pada
masing-masing jenis tanah laju infiltrasinya akan berbeda-beda. Misalnya saja tanah
berpasir yang dalam umumnya menahan sedikit air dan sebaliknya memungkinkan
banyak hilang melalui perkolasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah:
1. Karakteristik –karakteristik hujan
2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
-Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan
mengurangi infiltrasi.

– Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan tanah
dan mengurangi laju inflasi.

– Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan.

– Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.

– Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi selama


tahapan awal hujan berikutnya.

– Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dan lain-lain) dapat


meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan cadangan
permukaan.

1. Kondisi-kondisi penutup permukaan


– Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-
pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi

– Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan
seresah.

– Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi


infiltrasi.

1. Transmibilitas tanah
– Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur tanah,
merupakan salah satu

– Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.


– Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi

– Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum
pasti.

– Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi.

1. Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh


Dapat dipahami pada saat awal turunnya hujan, penyerapan air oleh tanah (laju
infiltrasi) terjadi dengan cepat. Sehingga semakin dalam genangan dan tebal lapisan
jenuh maka laju infiltrasi semakin berkurang.

Dalam gambar di atas, air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi ke
dalam tanah, yang menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah menjadi
jenuh air. Apabila tebal dari lapisan jenuh air adalah L, dapat dianggap bahwa air
mengalir ke bawah melalui sejumlah tabung kecil. ALiran melalui lapisan tersebut
serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman genangan di atas permukaan
tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung, sehingga tinggi
tekanan total yang menyebabkan aliran adalah D+L.
Tahanan terhadap aliran yang diberikan oleh tanah adalah sebanding dengan tebal
lapis jenuh airL. Pada awal hujan, dimana L adalah kecil dibanding D, tinggi tekanan
adalah besar dibanding tahanan terhadap aliran, sehingga air masuk ke dalam tanah
dengan cepat. Sejalan dengan waktu, L bertambah panjang sampai melebihi D,
sehingga tahanan terhadap aliran semakin besar. Pada kondisi tersebut kecepatan
infiltrasi berkurang. Apabila L sangat lebih besar daripada D,
perubahan L mempunyai pengaruh yang hampir sama dengan gaya tekanan dan
hambatan, sehingga laju infiltrasi hampir konstan.
1. Kelembaban tanah
Semakin lembab kondisi suatu tanah, maka laju infiltrasi akan semakin berkurang
karena tanah tersebut semakin dekat dengan keadaan jenuh.Jumlah air tanah
mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah kering, permukaan
atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif masih
kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler antara
permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan
tersebut, maka terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat, sehingga
air bergerak ke bawah (infiltrasi) dengan cepat.
Dengan bertambahnya waktu, permukaan bawah tanah menjadi basah, sehingga
perbedaan daya kapiler berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain itu, ketika
tanah menjadi basah koloid yang terdapat dalam tanah akan mengembang dan
menutupi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi pada periode
awal hujan.

1. Pemampatan oleh hujan dan penyumbatan oleh butir halus


Pemampatan tanah oleh hujan adalah keadaan turunnya hujan membuat tanah
semakin padat. Sehingga pori-pori tanah mengecil, dan menghambat laju infiltrasi.
Butiran halus yang terbentuk pada saat tanah kering juga menghambat laju infiltrasi
karena pada saat terjadinya hujan, butiran tersebut masuk kedalam tanah dan
memperkecil pori-pori tanah.

1. Tanaman penutup
Banyaknya tanaman seperti rumput dan pohon-pohon besar yang terdapat pada
daerah terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena biasanya pada
tanah seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang serangga. Sehingga
membantu masuknya air kedalam tanah.

1. Topografi dan intensitas hujan


Topografi adalah keadaan pemukaan/ kontur tanah, dan intensitas hujan adalah
besarnya hujan yang turun dalam satuan waktu. Apabila hujan yang turun besar dan
topografi tanah terjal, maka laju infiltrasi kecil. Karena topografi yang terjal akan
mengalirkan air dengan cepat sehingga waktu infiltrasi kurang. Begitu juga
sebaliknya, topografi yang landai bahkan datar dapat menghasilkan infiltrasi lebih
besar.

Kapasitas infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan infiltrometer dan analisis


hidrograf. Infiltrometer ini dibedakan menjadi dua macam yaitu infiltrometer
genangan dan simulator hujan (rainfall simulators)

3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi


Dengan mengetahui data dapat digunakan untuk menduga kapan terjadi runoff akan
terjadi bila suatu jenis tanah telah menerima sejumlah air tertentu baik melalui curah
hujan ataupun irigasi dari suatu tendon air di permukaan tanah (Siradz, et al, 2007).
Selain itu dari hasil penelitian Siswanto dan Joleha (2001), disebutkan bahwasannya
dengan mengetahui infiltrasi maka pada setiap rumah dengan sadar membuat
sumur resapan. Seperti halnya daearah perkotaan yang sangat memerlukannya.
Sehingga denganhal ini dapat dihindari air limpasan dan juga banjir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi:
Laju infiltrasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu jenis permukaan tanah, kadar
air, tumbuh-tumbuhan, dan cara pengolahan tanah. Faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok (Musgrave dan Holtan, 1964 dalam Sri Harto,
1984), yaitu sifat-sifat permukaan tanah, kepadatan tanah, sifat dan jenis tanaman.

1. Sifat-sifat permukaan tanah


Proses infiltrasi diawali dengan meresapnya air melalui permukaan tanah, maka
sifat-sifat permukaan tanah memegang peranan penting bahkan untuk menentukan
batas infiltrasi dengan tidak mengabaikan peranan dari lapisan tanah di bawahnya.
Diantara sifat-sifat yang penting adalah kepadatan tanah, sifat dan jenis tanaman,
dan cara bercocok tanam.

1. Kepadatan tanah
Makin meningkatnya kepadatan tanah maka infiltrasi makin kecil. Akibat adanya
impak butir-butir air hujan pada waktu terjadi hujan maka kepadatan tanah akan
bertambah.

1. Sifat dan jenis tanaman


Dengan adanya tanaman akan memberikan keuntungan karena akan memperbesar
infiltrasi. Hal ini disebabkan adanya:

 Akar tanaman yang menyebabkan struktur tanah makin gembur yang berarti memperbesar
permeabilitas tanah.
 Tanaman di permukaan yang dapat mengurangi kecepatan “run-off” sehingga memperbesar
waktu tinggal air di permukaan.
 Pemadatan yang diakibatkan oleh impak butir-butir air hujan di permukaan sangat berkurang.
Sebenarnya yang memberikan pengaruh lebih besar adalah kerapatan tanaman daripada jenis
tanaman.
1. cara pengerjaan tanah
Cara pengerjaan tanah dengan tersering yang benar akan memperbesar infiltrasi
pula.

1. Sifat transmisi lapisan tanah


Sifat perlapisan tanah juga akan sangat menentukan besarnya laju infiltrasi,
misalnya formasi tanah dengan kapasitas perkolasi besar tetapi kapasitas infiltrasi
kecil formasi tanah dengan kapasitas infiltrasi besar tetapi kapasitas perkolasi kecil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara lain :


a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan tebal
lapisan jenuh
b. Kadar air dalam tanah
c. Pemampatan oleh curah hujan
d. Tumbuh-tumbuhan
e. Karakteristik hujan
f . -kondisi permukaan tanah

3.5 Pengaruh Proses Penghujanan Terhadap Perubahan Parameter Sifat Fisik Tanah
1. Perubahan Kadar Air Benda Uji Akibat Infiltrasi Air
Setelah mengalami proses penghujanan maka kadar air tanah mengalami
perubahan dimana proses penghujanan benda uji mempunyai pola yang sama
dengan pembasahan yaitu mengakibatkan kadar air tanah mengalami kenaikan.

Contohnya seperti pada perubahan kadar air benda uji setelah dihujani dari 0.5 jam
sampai 2 jam pada masing-masing kedalaman. Setelah di basahi dari 0.5 jam
sampai 2 jam, kadar air tanah dikedalaman 15 meter yang berupa tanah lempung
yang lunak menpunyai kadar air tanah yang paling besar diantara tanah yang
lainnya. Hal ini terkait dengan sifat lempung yang lebih mudah lagi mengikat air.

2. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Derajat Kejenuhan


Adanya infiltrasi air hujan pada tanah, mengakibatkan perubahan kadar air benda
uji. Bila kadar air berubah maka pada umumnya derajat kejenuhan tanah juga
mengalami perubahan. Suatu massa tanah terdiri dari butiran tanah dan ruang pori
diantara butiran tanah. Dimana ruang pori ini dapat terisi oleh air atau udara atau
gabungan antara keduanya. Bila seluruh ruang pori terisi oleh air maka massa tanah
berada pada kondisi jenuh. Sedangkan bila sebagian ruang pori ditempati oleh air
dan sisanya terisi udara maka tanah dalam kondisi tidak jenuh.

3. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Angka Pori


Apabila terjadi perubahan angka pori dengan bertambahnya kadar air akibat adanya
infiltrasi air hujan. Ini menunjukkan bahwa, terjadi perubahan volume dimana tanah
akan mengembang dengan bertambahnya kadar air, Perubahan angka pori yang
terjadi pada tanah lempung yang banyak terdapat pada tanah dikedalaman 15
sampai 30 meter pada suatu lokasi menpunyai angka pori yang besar pada kondisi
initialnya. Pada kondisi ini tanah sudah banyak mengandung air dalam pori-pori
tanahnya, dimana dengan adanya air dalam pori tanah akan menyebabkan jarak
antar butiran tanah akan menjadi lebih jauh, bidang geser antar partikel tanah lebih
besar sehingga tanah akan mengembang. Sedangkan pada tanah pasir berlanau
yang terdapat dalam tanah dikedalaman 5 meter dan 10 meter, kandungan air dalam
tanah lebih kecil karena sifat pasir dan lanau yang kurang menyerapa air pada
permukaan partikel tanahnya, sehingga angka pori juga kecil dan perubahan volume
yang terjadi akibat adanya air tidak menyebabkan tanah mengembang.

4. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Tegangan Air Pori Negatif


Pada saat proses penghujanan dilakukan, tegangan air pori negatif tanah
mengalami penurunan. Tegangan air pori negatif atau suction ini hanya ada pada
tanah yang kohesif yaitu tanah yang mengandung lempung. Pada tanah di
kedalaman 15 meter sampai 30 meter yang menpunyai kadar lempung lebih besar
terjadi penurunan tegangan air pori negatifnya yang lebih besar dibandingkan pada
tanah dikedalaman 5 dan 10 meter. Dengan adanya peningkatan kadar air pada
tanah menyebabkan banyaknya air yang mengisi ruang pori, sedangkan volume pori
tidak mengalami perubahan, sehingga tekanan air pada permukaan tanah akan
berkurang.

5. Pengaruh Infiltrasi Air Hujan Terhadap Kohesi


Pada awal penghujan dimana tanah masih dalam kondisi tidak jenuh, nilai kohesi
masih cukup besar, walaupun proses penghujanan sudah mulai diberikan. Dalam
hal ini, ikatan antar butiran tanah masih kuat, karena air yang diberikan dalam
proses penghujanan belum sepenuhnya mengisi seluruh ruang pori antar butiran.
Namun, bila proses penghujanan berlanjut, maka jarak antar butiran tanah akan
semakin menjauh seiring dengan peningkatan jumlah air yang mengisi rongga pori
tanah, sampai tanah berada dalam kondisi jenuh. Pada kondisi hampir jenuh ini, air
dapat merusak struktur butiran tanah, dimana susunan partikel tanah yang awalnya
lebih terkunci menjadi pecah, adanya air juga menyebabkan antar butir partikel
tanah menjadi mudah tergelincir.

6. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Sudut Geser Dalam


Peningkatan kadar air yang mengisi ruang pori tanah yang mengakibatkan jarak
antar butiran tanah semakin bertambah. Pada kedalaman 5 m, 10m, peningkatan
kadar air akibat infiltrasi air hujan, belum sepenuhnya menghilangkan kekuatan
gesernya karena derajat kejenuhannya belum sampai pada kondisi jenuh.
Sebaliknya pada tanah kedalaman 15 m , 20 m, 25 dan 30 m, sudut geser dalamnya
nol (F=0), namun kuat geser tanah dengan kandungan lempung yang besar dimana
kekuatan geser (qu) sangat kecil. Karena ruang pori hampir seluruhnya terisi air
sehingga jarak antar butiran menjadi jauh dan mudah lepas.

3.6 Teknik yang dapat diterapkan untuk mengetahui laju inlfitrasi


Salah satu cara untuk menanggulangi masalah bahan organik tanah adalah dengan
sistem budidaya lorong (alley cropping). Sistem ini dapat mengelola bahan organik
dengan masukan rendah maupun tinggi. Dengan demikian sistem ini diharapkan
dapat memperbaiki sifat fisik tanah disamping sifat kimia dan biologi tanah, serta
dapat berperan dalam menekan erosi.

Sistem budidaya lorong adalah salah satu alternatif yang dikembangkan dalam
metode konservasi tanah, dimana sistem ini merupakan suatu cara meningkatkan
produktivitas tanah dengan bahan hijauan yang diperoleh dari pemangkasan
tanaman legum. Sistem ini dapat memberikan tambahan bahan organik kedalam
tanah, disamping merupakan sumber nitrogen tanah, sumber kayu bakar bagi petani
dan sumber makanan ternak. Berbagai tanaman dapat dipergunakan sebagai
tanaman pagar pada sistem budidaya lorong, antara lain Flemingia congesta, Akar
wangi (Vertivera zizainoides), dan Kaliandra (Calliandra callothyrsus).
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa sistem budidaya lorong
meningkatkan laju infiltrasi. Karena sistem budidaya lorong akan memberikan hasil
pangkasan yang berfungsi sebagai mulsa. Dengan adanya mulsa akan dapat
menghambat aliran permukaan dan infiltrasi akan diperbesar. Lal and Green Land
(1979) mengatakan bahwa kandungan lumpur dalam aliran air permukaan yang
diberi mulsa menjadi lebih sedikit, adanya aktivitas akar tanaman pagar maupun
tanaman pangan akan dapat menggemburkan tanah sehingga akan berpengaruh
terhadap pori mikro dan makro tanah, pada akhirnya infiltrasi air kedalam tanah
dapat ditingkatkan.

Pengaruh lain adanya vegetasi dalam hal ini tanaman alley akan dapat mematahkan
kekuatan aliran permukaan, yaitu kecepatan aliran air mengalir akan tertahan oleh
adanya vegetasi dan kesempat kesempatan terjadinya infiltrasi semakin diperbesar
(Baver et.al., 1972). Disamping itu sistem budidaya lorong dapat mengurangi laju
erosi karena barisan legum tersebut setelah tumbuh rapat mampu menahan
sebagian tanah yang hanyut oleh air hujan sehingga memperkecil erosi. Flemingia
dapat membentuk teras setelah satu tahun penanaman setinggi kurang lebih 25 cm
sehingga Flemingia memberikan pengaruh yang terbaik dibanding dengan Akar
wangi dan Kaliandra terhadap kandungan bahan organik, kadar air lapang, kadar
air maksimum dan laju infiltrasi (Rachman et.al., 1990).

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah :

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari
permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan
yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian
akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow.
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah
air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju mata air,
danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan
perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori
tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi antara lain :


1. Karakteristik –karakteristik hujan
2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
3. Kondisi-kondisi penutup permukaan
4. Transmibilitas tanah
5. Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh
6. Kelembaban tanah
7. Pemampatan oleh hujan dan penyumbatan oleh butir halus
8. Tanaman penutup
9. Topografi dan intensitas hujan
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain :
1. Sifat-sifat permukaan tanah
2. Kepdatan tanah
3. Sifat dan jenis tanaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara lain :
1. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan tebal lapisan jenuh
2. Kadar air dalam tanah
3. Pemampatan oleh curah hujan
4. Tumbuh-tumbuhan
5. Karakteristik hujan
6. kondisi permukaan tanah
4.2 SARAN
Pada pembahasan yang dijelaskan tentang Infiltrasi, maka kami
menyarankan agar lebih mengetahui dan mengerti apa yang dimaksud dari Infiltrasi,
proses dari infiltrasi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Infiltrasi, faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi laju infiltrasi dan cara pengukurannya. Infiltrasi akan
erat sekali hubungannya dengan limpasan permukaan (run off) jika tidak diketahui
secara jelas apa penyeab an pengaruhnya terhadap manusia maka akan
berdampak negativ yaitu bisa menimbulkan Banjir.

Anda mungkin juga menyukai