Hidro Makalah Online
Hidro Makalah Online
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Infiltrasi dimaksudkan sebagai proses masuknya air kepermukaan tanah. Proses ini
merupakan bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupun dalam proses
pengalihragaman hujan menjadi aliran disungai. Pengertian infiltrasi (infiltration)
sering dicampur-adukkan untuk kepentingan praktis dengan pengertian perkolasi
(percolation) yaitu gerakan air kebawah dari zona tidak jenuh, yang terletak diantara
permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah (zona jenuh). Dalam kaitan ini
terdapat dua pengertian tentang kuantitas infiltrasi, yaitu kapasitas infiltrasi
(infiltration Capaciti) dan laju infiltrasi (Infiltration rate). Kapasitas infiltrasi adalah laju
infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu, sedangkan laju infiltrasi adalah
laju infiltrasi nyata suatu jenis tanah tertentu.
Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah pokok yang disampaikan pada makalah ini antara lain
adalah :
Menurut ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan
laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi
maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah dimana terjadinya infiltrasi, sedangkan
lajua infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah
dan kapasitas hujan. Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang
tinggi sehingga laju infiltrasi semakin besar, dan akan berkurang perlahan-lahan
apabila tanah tersebut jenuh terhadap air. Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke
dalam tanah, yang umumnya (tetapi tidak mesti) melaliu permukaan dan secara
vertical (Arsyad, 2010). Jika cukup air, maka air infiltrasi akan bergerak terus
kebawah yaitu kedalam profil tanah. Gerakan air kebawah di dalam profil tanah
disebut perkolasi.
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari
permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan
yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian
akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow.
Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi
maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan
atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari.
Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi
oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
Laju infiltrasi adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui permukaan
tanah dinyatakan dalam mm jam-1 atau cm jam-1. Pada saat tanah masih kering, laju
infiltrasi cenderung tinggi. Setelah tanah menjadi jenuh air, maka laju infiltrasi akan
menurun dan menjadi konstan. Kondisi permukaan, seperti sifat pori dan kadar air
tanah, sangat menentukan jumlah air hujan yang diinfiltrasikan dan jumlah runoff
(Hakim, et al,1986).
BAB III
PEMBAHASAN
Pengertian infiltrasI
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah
air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju mata air,
danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan
perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori
tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gaya gravitasi
menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah, sementara gaya
kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah. Air kapiler selalu bergerak dari
daerah basah menuju ke daerah yang lebih kering.
Tanah kering mempunyai gaya kapiler lebih besar daripada tanah basah. Gaya
tersebut berkurang dengan bertambahnya kelembaban tanah. Selain itu, gaya
kapiler bekerja lebih kuat pada tanah dengan butiran halus seperti lempung daripada
tanah berbutir kasar pasir. Apabila tanah kering, air terinfiltrasi melalui permukaan
tanah karena pengaruh gaya gravitasi dan gaya kapiler pada seluruh permukaan.
Setelah tanah menjadi basah, gerak kapiler berkurang karena berkurangnya gaya
kapiler. Hal ini menyebabkan penurunan laju infiltrasi. Sementara aliran kapiler pada
lapis permukaan berkurang, aliran karena pengaruh gravitasi berlanjut mengisi pori-
pori tanah. Dengan terisinya pori-pori tanah, laju infiltrasi berkurang secara
berangsung-angsur sampai dicapai kondisi konstan; di mana laju infiltrasi sama
dengan laju perkolasi melalui tanah.
Dalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan laju infiltrasi, yang
dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk
suatu jenis tanah tertentu; sedang laju infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang
nilainya tergantung pada kondisi tanah dan intensitas hujan. Pada grafik dibawah ini
menunjukkan kurva kapasitasin filtrasi (fp), yang merupakan fungsi waktu. Apabila
tanah dalam kondisi kering ketika infiltrasi terjadi, kapasitas infiltrasi tinggi karena
kedua gaya kapiler dan gravitasi bekerja bersama-sama menarik air ke dalam tanah.
Ketika tanah menjadi basah, gaya kapiler berkurang yang menyebabkan laju infiltrasi
menurun. Akhirnya kapasitas infiltrasi mencapai suatu nilai konstan, yang
dipengaruhi terutama oleh gravitasi dan laju perkolasi.
Pengertian Perkolasi
Perkolasi adalah pergerakan air di dalam tanah melalui “soil
moisture zone” pada lapisan tidak kenyang air (tak jenuh/unsaturated) sampai
mencapai muka air tanah/ke dalam lapisan jenuh (CD.Soemarto, 1999). Perkolasi
tidak akan terjadi sebelum daerah tak jenuh mencapai kapasitas lapang (field
capacity).
Untuk mempermudah uraian selanjutnya perlu dijelaskan pengertian beberapa istilah
yang digunakan, antara lain:
1. Kapasitas lapang (field capacity)adalah jumlah kandungan air maksimum yang dapat ditahan
oleh tanah terhadap pengaruh gaya gravitasi.
2. Soil moisture deficiency(smd) adalah jumlah kandungan yang masih diperlukan untuk
membawa tanah pada “field capacity”.
3. Abstraksi awal (initial abstraction)adalah jumlah intersepsi dan tampungan
permukaan (depression storage) yang harus dipenuhi sebelum terjadi limpasan (overland
flow).
4. Intersepsiadalah air hujan yang langsung diserap oleh tanaman
5. Kapasitas infiltrasi (fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang bisa terjadi jika ada cukup air.
Kapasitas ini tergantung dari kondisi permukaan, termasuk lapisan tanah yang paling atas.
Satuan yang biasa digunakan adalah mm/jam.
6. Laju infiltrasi (fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh
intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
7. Kapasitas perkolasi (Pp) adalah laju perkolasi maksimum. Kapasitas perkolasi dipengaruhi
oleh kondisi tanah di bawah permukaan pada daerah tak jenuh.
8. Laju perkolasi (Pa) adalah laju perkolasi yang sesungguhnya terjadi. Laju perkolasi
tergantung pada kondisi tanah baik, di permukaan maupun di bawah permukaan pada daerah
tak jenuh. Nilainya sangat dipengaruhi oleh laju infiltrasi dan kapasitas perkolasi.
3.2 Pengaruh Penting Infiltrasi
1. Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah.
Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia dapat diuapkan kembali atau
mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat . Makin besar daya
infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi
makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga debit
puncaknya juga akan lebih kecil.
Lebih lanjut Hakim, et al (1986), menyatakan bahwa pergerakan air kebawah sangat
ditentukan oleh sifat pori, atabilitas agregat, terkstur, kedalaman lapisan
impermesbel, serta ada tidaknya liat yang mengembang. Oleh karena itu, pada
masing-masing jenis tanah laju infiltrasinya akan berbeda-beda. Misalnya saja tanah
berpasir yang dalam umumnya menahan sedikit air dan sebaliknya memungkinkan
banyak hilang melalui perkolasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah:
1. Karakteristik –karakteristik hujan
2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
-Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan
mengurangi infiltrasi.
– Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan tanah
dan mengurangi laju inflasi.
– Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan
seresah.
1. Transmibilitas tanah
– Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur tanah,
merupakan salah satu
– Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum
pasti.
Dalam gambar di atas, air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi ke
dalam tanah, yang menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah menjadi
jenuh air. Apabila tebal dari lapisan jenuh air adalah L, dapat dianggap bahwa air
mengalir ke bawah melalui sejumlah tabung kecil. ALiran melalui lapisan tersebut
serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman genangan di atas permukaan
tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung, sehingga tinggi
tekanan total yang menyebabkan aliran adalah D+L.
Tahanan terhadap aliran yang diberikan oleh tanah adalah sebanding dengan tebal
lapis jenuh airL. Pada awal hujan, dimana L adalah kecil dibanding D, tinggi tekanan
adalah besar dibanding tahanan terhadap aliran, sehingga air masuk ke dalam tanah
dengan cepat. Sejalan dengan waktu, L bertambah panjang sampai melebihi D,
sehingga tahanan terhadap aliran semakin besar. Pada kondisi tersebut kecepatan
infiltrasi berkurang. Apabila L sangat lebih besar daripada D,
perubahan L mempunyai pengaruh yang hampir sama dengan gaya tekanan dan
hambatan, sehingga laju infiltrasi hampir konstan.
1. Kelembaban tanah
Semakin lembab kondisi suatu tanah, maka laju infiltrasi akan semakin berkurang
karena tanah tersebut semakin dekat dengan keadaan jenuh.Jumlah air tanah
mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah kering, permukaan
atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif masih
kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler antara
permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan
tersebut, maka terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat, sehingga
air bergerak ke bawah (infiltrasi) dengan cepat.
Dengan bertambahnya waktu, permukaan bawah tanah menjadi basah, sehingga
perbedaan daya kapiler berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain itu, ketika
tanah menjadi basah koloid yang terdapat dalam tanah akan mengembang dan
menutupi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi pada periode
awal hujan.
1. Tanaman penutup
Banyaknya tanaman seperti rumput dan pohon-pohon besar yang terdapat pada
daerah terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena biasanya pada
tanah seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang serangga. Sehingga
membantu masuknya air kedalam tanah.
1. Kepadatan tanah
Makin meningkatnya kepadatan tanah maka infiltrasi makin kecil. Akibat adanya
impak butir-butir air hujan pada waktu terjadi hujan maka kepadatan tanah akan
bertambah.
Akar tanaman yang menyebabkan struktur tanah makin gembur yang berarti memperbesar
permeabilitas tanah.
Tanaman di permukaan yang dapat mengurangi kecepatan “run-off” sehingga memperbesar
waktu tinggal air di permukaan.
Pemadatan yang diakibatkan oleh impak butir-butir air hujan di permukaan sangat berkurang.
Sebenarnya yang memberikan pengaruh lebih besar adalah kerapatan tanaman daripada jenis
tanaman.
1. cara pengerjaan tanah
Cara pengerjaan tanah dengan tersering yang benar akan memperbesar infiltrasi
pula.
3.5 Pengaruh Proses Penghujanan Terhadap Perubahan Parameter Sifat Fisik Tanah
1. Perubahan Kadar Air Benda Uji Akibat Infiltrasi Air
Setelah mengalami proses penghujanan maka kadar air tanah mengalami
perubahan dimana proses penghujanan benda uji mempunyai pola yang sama
dengan pembasahan yaitu mengakibatkan kadar air tanah mengalami kenaikan.
Contohnya seperti pada perubahan kadar air benda uji setelah dihujani dari 0.5 jam
sampai 2 jam pada masing-masing kedalaman. Setelah di basahi dari 0.5 jam
sampai 2 jam, kadar air tanah dikedalaman 15 meter yang berupa tanah lempung
yang lunak menpunyai kadar air tanah yang paling besar diantara tanah yang
lainnya. Hal ini terkait dengan sifat lempung yang lebih mudah lagi mengikat air.
Sistem budidaya lorong adalah salah satu alternatif yang dikembangkan dalam
metode konservasi tanah, dimana sistem ini merupakan suatu cara meningkatkan
produktivitas tanah dengan bahan hijauan yang diperoleh dari pemangkasan
tanaman legum. Sistem ini dapat memberikan tambahan bahan organik kedalam
tanah, disamping merupakan sumber nitrogen tanah, sumber kayu bakar bagi petani
dan sumber makanan ternak. Berbagai tanaman dapat dipergunakan sebagai
tanaman pagar pada sistem budidaya lorong, antara lain Flemingia congesta, Akar
wangi (Vertivera zizainoides), dan Kaliandra (Calliandra callothyrsus).
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa sistem budidaya lorong
meningkatkan laju infiltrasi. Karena sistem budidaya lorong akan memberikan hasil
pangkasan yang berfungsi sebagai mulsa. Dengan adanya mulsa akan dapat
menghambat aliran permukaan dan infiltrasi akan diperbesar. Lal and Green Land
(1979) mengatakan bahwa kandungan lumpur dalam aliran air permukaan yang
diberi mulsa menjadi lebih sedikit, adanya aktivitas akar tanaman pagar maupun
tanaman pangan akan dapat menggemburkan tanah sehingga akan berpengaruh
terhadap pori mikro dan makro tanah, pada akhirnya infiltrasi air kedalam tanah
dapat ditingkatkan.
Pengaruh lain adanya vegetasi dalam hal ini tanaman alley akan dapat mematahkan
kekuatan aliran permukaan, yaitu kecepatan aliran air mengalir akan tertahan oleh
adanya vegetasi dan kesempat kesempatan terjadinya infiltrasi semakin diperbesar
(Baver et.al., 1972). Disamping itu sistem budidaya lorong dapat mengurangi laju
erosi karena barisan legum tersebut setelah tumbuh rapat mampu menahan
sebagian tanah yang hanyut oleh air hujan sehingga memperkecil erosi. Flemingia
dapat membentuk teras setelah satu tahun penanaman setinggi kurang lebih 25 cm
sehingga Flemingia memberikan pengaruh yang terbaik dibanding dengan Akar
wangi dan Kaliandra terhadap kandungan bahan organik, kadar air lapang, kadar
air maksimum dan laju infiltrasi (Rachman et.al., 1990).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah :
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari
permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan
yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian
akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow.
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah
air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju mata air,
danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan
perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori
tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler.