Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK 6

Dosen : Nurul Saila


Mata Kuliah : Kewirausahaan
Materi Diskusi : Waralaba (Pengertian & Lingkup Waralaba,
Perkembangan Waralaba)
Hari/Tanggal : Kamis/ 26 April 2018
Pukul : 10.00 s/d 11.45
Moderator : Januarti Waristiani 15 741 0003
Presenter : 1. Fitria Hasan 15 741 0013
2. Saiful Dedi 15 741 0021
Audience : Mahasiswa Fakultas Sastra dan Filsafat Semester 6
(Enam)
PEMBAHASAN

A. Sejarah Waralaba

Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine


Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Pola itu kemudian diikuti oleh
perusahaan otomotif General Motor Industry yang melakukan penjualan
kendaraan bermotor dengan menunjuk distributor franchise pada tahun 1898.
Selanjutnya, diikuti pula oleh perusahaan-perusahaan soft drink di Amerika
sebagai saluran distribusi di AS dan negara-negara lain. Sedangkan di Inggris
waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg pada
dekade 60an.
Di Indonesia franchise dikenal sejak era 70an ketika masuknya Shakey
Pisa, KFC, Swensen dan Burger King. Perkembangannya terlihat sangat pesat
dimulai sekitar 1995. Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259
perusahaan penerima waralaba di Indonesia. Setelah itu, usaha franchise
mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter. Para penerima waralaba
asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat
dalam. Hingga 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia.
Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabil ditandai
dengan perseteruan para elit politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah
air mengalami perkembangan yang sangat pesat. Franchise Indonesia dimulai
dengan hadirnya brand franchise asing seperti KFC, Mc. Donald, Dunkin Donuts
dan brand lainnya. Dan kemudian terjadilah proses perbandingan
(benchmarking). Lalu timbulah franchise lokal dan tumbuh sampai saat ini dan
mengalami kejayaan.
Pertumbuhan franchise di Indonesia yang ternyata mempunyai sejarah
yang cukup panjang dan berliku. Berawal dari sebuah pemikiran bahwa franchise
sukses dapat memacu perekonomian di Negara maju seperti Amerika dan di
Negara maju lainnya. Franchise juga dapat memberikan lapangan pekerjaan
untuk para tenaga kerja. Maka dimulailah sebuah usaha untuk mendata usaha
franchise yang ada di Indonesia usaha franchise yang ada di Indonesiayang
menggandeng International Labour Organization (ILO)

B. Pengertian Waralaba
Waralaba (franchising) adalah kerja sama manajemen untuk
menjalankan perusahaan cabang atau penyalur. Inti dari waralaba adalah
memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan
induk.
Waralaba merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat
populer diseluruh dunia. Produk-produk waralaba telah menjadi produk
global. Diler mobil, motor, bahan bakar, dan alat rumah tangga lainnya
berkembang di seluruh dunia.
Waralaba merupakan kerjasama manajemen yang biasanya
berkembang dalam perusahaan ritel. Seperti telah dikemukakan
“franchisee” adalah persetujuan lisensi menurut hokum antara suatu
perusahaan (pabrik) penyelenggaraan dengan penyalur atau perusahaan
lain untuk melaksanakan usaha. Perusahaan yang memberikan lisensi
disebut franchisor dan penyalur/terwaralaba disebut franchisee. Dalam
waralaba, perusahaan yang diberi hakmonopoli menyelenggarakan
perusahaan seolah-olah merupakan bagian dari perusahaan pemberi lisensi
yang dilengkapi dengan nama produk, merek dagang, dan prosedur
penyelenggaraannya secara standar.

C. Karakteristik Waralaba
a. Pemberi waralaba memiliki merek dagang atau jasa dan memberi
lisensi kepada pewaralaba dengan imbalan royalti.
b. Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian
sistem tersebut .
c. Pemberi waralaba menyediakan suatu sistem pemasaran dan sistem
operasi untuk menjalankan kegiatan bisnis.

D. Produk atau Jasa yang dapat dijadikan Waralaba


a. Barang atau jasa yang telah mempunyai pasaran luas dan citra unggul.
b. Formula paten atau desain tertentu.
c. Nama dagang atau barang dagang.
d. Konsultan management keuangan atau pengawasan.
e. Promosi advertising dan pembelian.
f. Kantor pusat pelayanan.

E. Jenis-Jenis Waralaba
a. Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih
jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia dan dirasakan lebih
bergengsi.
b. Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk
orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dan kelanjutan usaha ini yang disediakan
oleh pemilik waralaba.

F. Aspek Hukum Perjanjian Waralaba


a. Lisensi eksklusif diberikan oleh pemberi lisensi kepada penerima
lisensi untuk jangka waktu tertentu dan wilayah tertentu.
b. Lisensi dan eksklusif adalah suatu bentuk lisensi yang memberi
kesempatan kepada pemberi lisensi untuk memberikan lisensi kepada
pemakai lisensi lainnya dan juga menambah jumlah lisensi dalam
wilayah yang sama.

G. Langkah-langkah Membuat Bisnis Waralaba


a. Membuat ciri khas usaha , buatlah usaha atau bisnis yang memiliki jati
diri. Bisnis yang memiliki jati diri itu adalah bisnis yang memiliki ciri
khas atau daya pembeda dibandingkan dengan bisnis lain. Ini syarat
utamanya. Meskipun kita latah dengan mengembangkan bisnis
franchise, bukan berarti kita bebas meniru begitu saja. Mengeluarkan
produk ayam goreng yang digoreng dengan menggunakan minyak
goreng adalah tindakan yang tidak bijaksana. Mungkin lebih baik
mengeluarkan produk ayam goreng yang digoreng dengan pasir,
misalnya.
b. Membuat standar operasi supaya dapat dikembangkan dimana-mana
dalam waktu cepat, dan memiliki standard operasi baku. Kelemahan
mayoritas pengusaha UKM adalah membuat standar operasi ini. Tidak
sulit membuat standar operasi baku itu. Asalkan kita memahami
prosesnya dan mau menuliskan proses itu diatas kertas, jadilah standar
operasi baku dalam bentuk yang paling sederhana. Selebihnya kita
tinggal mengemas standar operasi baku itu dalam bentuk buku (bisa
minta bantuan kepada penulis atau penyusun sistem).
c. Membuat hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Salah satu kelemahan
pengusaha UKM adalah jarang yang memproteksi hak intelektualnya,
baik karena faktor ketidaktahuan maupun anggapan bahwa mengurus
HAKi itu mahal bin ribet karena berkaitan dengan birokrasi. Padahal
bisnis franchise itu yang diperjualbelikan adalah HAKI-nya. Jadi
segeralah daftarkan merek, paten, hak cipta, tau disain industri pada
Ditjen HAKI Depkumham. Biayanya lumayan terjangkau. Anda bisa
minta bantuan pada konsultan HAKI yang ada di tiap perguruan tinggi.
d. Membuat keuntungan yang meningkat.
e. Membuat supporting Management Yang Berkelanjutan Salah satu
kewajiban franchisor yang sangat penting dalam mengembangbiakkan
usahanya adalah memberikan supporting management berkelanjutan
selama masa kontrak kepada para franchisee-nya. Begitu usaha kita
mulai berkembang, segera benahi internal perusahaan kita. Gunakan
organisasi bisnis yang profesional untuk menangani usaha. Tingkatkan
terus ketrampilan mereka supaya dapat memberikan supporting
management yang dibutuhkan oleh para waralaba.
f. Membuat prospektus bisnis. Jika pada bisnis konvensional kita terbiasa
menjual jasa atau barang, maka pada bisnis franchise kita menjual
bisnisnya. Disini diperlukan lebih dari sekedar brosur. Kita
memerlukan prospektus bisnis supaya calon mitra bisnis kita mampu
melihat prospek cerah bisnis tersebut. Cara membuatnya hampir sama
dengan membuat proposal bisnis, hanya saja dalam prospektus bisnis
biasanya dilampiri dengan laporan keuangan selama beberapa periode
tertentu yang menunjukkan perusahaan kita untung. Jika tidak mampu
menyusun sendiri prospektus bisnis, kita dapat menggunakan jasa
konsultan dengan biaya terjangkau.
g. Membuat perjanjian waralaba Indonesia menganut sistem kebebasan
berkontrak. Kita bebas membuat dan menyusun perjanjian kerjasama
bisnis. Membuat perjanjian franchise sama seperti membuat perjanjian
kerjasama biasa. Dalam perjanjian franchise ada beberapa hal yang
khusus diatur, yakni apa jenis HAKI yang di-franchise-kan, apa saja
kegiatan usahanya, bagaimana supporting management dilakukan,
mana saja wilayah usaha yang diperjanjikan, bagaimana tata cara
pembayaran biaya waralab, serta bagaimana kepemilikan, perubahan
kepemilikan dan hak ahli waris jika franchisee meninggal dunia
sebelum kontrak w berakhir.
h. Membuat badan usaha atau badan hukum waralaba itu kompleks
sehingga membutuhkan organisasi bisnis dalam bentuk badan usaha
atau badan hukum. Bentuklah badan usaha atau badan hukum ini. Bisa
dalam bentuk CV atau PT. Kita tidak dapat lagi menjalankan bisnis
secara perorangan jika ingin difranchisekan. Sembilan langkah diatas
mudah dilakukan oleh siapapun pelaku bisnis di Indonesia. Hanya
dibutuhkan sedikit kecermatan untuk persiapannya dan kesanggupan
untuk bertahan dalam jangka panjang. Jadi, kita tidak perlu pesimis
menghadapi krisis.

H. Format Bisnis Waralaba


a. Konsep bisnis yang meneluruh
b. Konsep permulaan dan pelatihan berdasrkan konsep franchisor.
c. Proses bantuan dan bimbingan yang terus menerus.

I. Keuntungan dan Kerugian


Menurut Zimm Merer (1996) keuntungan dan kerja sama waralaba
yaitu :
1. Pelatihan, pengarahan, pengawasan yang berlanjut dari franchisor.
2. Bantuan finansial, biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi,
sedangkan sumber modal dari perusahaan franchisee sangat terbatas.
3. Keuntungan dari penggunaan nama merek produk yang telah dikenal.

Menurut peggy lambing (200:116-117)


1. Bantuan awal yang memberi kemudahan
2. Basis untuk memprtimbangkan prospek keberhasilan
3. Mendapat pengakuan dengan segera.
4. Daya beli
5. Cakupan periklanan dan pengalaman
6. Perbaikan operasional.
Kekurangan waralaba
a. Menjadi Independen, terdominasi.
b. Tidak mandiri.
c. Kreativitas tidak berkembang.
d. Rentan terhadap perubahan franchisor.
e. Penyebab Kegagalan Franchisor dan Franchise
f. Penyebab Kegagalan Franchisor Beberapa penyebab kegagalan
franchisor,

J. Kerugian Kerjasama Waralaba


Menurut Zimmerer:
1. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan
2. Pembatasan kreatifitas penyelenggaraan usaha franchisee
3. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada
pihak lain tanpa menawarkan terlebih dahulu kepada pihak franchisor
dengan harga yang sama.

K. Penyebab Kegagalan Franchisor


 Uji coba yang tidak memadai
 Penyeleksian franchisee secara sembrono
 Franchisee kekurangan modal
 Franchisor menjalankan bisnisnya dengan buruk

L. Penyebab Kegagalan Franchisee


 Franchisee yang puas dengan dirinya sendiri
 Franchisee yang penakut
 Franchisee yang tidak mengikuti sistem
 Franchisee yang berharap terlalu banyak
 Franchisee yang tidak memiliki bakat
 Campurtangan dari orang lain yang bermain curang

M. Poin-Poin yang Harus diperhatikan dalam Memilih Waralaba


 Makanan Tradisional
 Punya hasrat
 Riset dan berunding
 Chek
 Hak-hak cipta
 Lama dan kuat
 Kondisi keuangan
 Bayar dimuka

SESI TANYA JAWAB


A. Sesi pertama, 3 pertanyaan dari :

1. Husnul khotima 15 741 0002


Apakah waralaba sama sepeti MLM?
Jawabannya :
 Dalam konteks umum sistem bisnis MLM dilakukan dengan
cara menjaring calon nasabah yang sekaligus berfungsi sebagai
konsumen dan member (anggota) dari perusahaan yang
melakukan praktek MLM.
 Pengertian Franchising (Pewaralabaan) adalah perikatan
dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan
dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau
penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan
suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam
rangka penyediaan dan atau penjualan barang atau jasa. Secara
sederhana, benang merah waralaba adalah penjualan paket
usaha komprehensif dan siap pakai yang mencakup merek
dagang, material dan pengolaan manajemen. Oleh karena itu,
pihak-pihak yang terlibat dalam franchising. Waralaba,
perusahaan yang sudah lumayan besar dan mempunyai nama
yang mendunia dan sudah memiliki cabang-cabang.
2. Octi Sevpin Cahyaning Ayu 15 741 0004
Bagaimana cara waralaba dalam negeri memiliki kualitas sama seperti
waralaba luar negeri?
Jawabannya :
 Waralaba dalam negeri harus memperhatikan langkah-langkah
membuat bisnis waralaba seperti:
 Membuat ciri khas usaha , buatlah usaha atau bisnis yang
memiliki jati diri.
 Membuat standar operasi supaya dapat dikembangkan dimana-
mana dalam waktu cepat, dan memiliki standard operasi baku
 Membuat hak atas kekayaan intelektual (HAKI).
 Membuat keuntungan yang meningkat.
 Membuat supporting.
 Membuat prospektus bisnis.
 Membuat perjanjian waralaba.
 Membuat badan usaha atau badan hukum waralaba.

Sanggahan:
Dany Iskandar : bagaimana jika pewaralaba merubah ciri khas dalam
perusahaan tersebut?
Respon : franchisor sudah memberikan lisensi kepada franchisee untuk
membangun suatu usaha dan jika franchisee melakukan perubahan
maka pihak pemberi lisensi akan menindaklanjutan permasalahan
tersebut.
3. Mohammad Nemo 15 741 0006
Apakah franchisee mendapatkan gaji lebih besar dari atasannya atau
lebih besar dari perusahaan lainnya?
Jawabannya :
Franchisor memberikan lisensi kepada franchisee, membicarakan
tentang gaji tergantung dalam pasar SOP (Standar Operasional
Prosedur), menyinggung tentang tidak memiliki modal yang cukup
untuk melakukan waralaba maka pihan franchisee akan berkonsultasi
tentang modal waralaba kepada franshisor.
Sanggahan :
franchisee akan terikat dalam sistem franchisor yang tidak dapat
berkreasi dalam melakukan usaha
Respon :
Disetiap melakukan usaha pasti selalu ada keuntungan dan kerugiaan,
dan kerugian yang terdapat dalam waralaba ialah terikat dalam sistem
franchisor yang telah memberikan linsensi kepada franchisee, akan
tetapi franchisee juga mendapatkan banyak keuntungan dalam
melakukan waralaba.
B. Sesi ke dua, 2 pertanyaan:
1. Siti Asmiyah 15 741 0008
Meminta menjelaskan kembali tentang hasrat dalam membuat
waralaba makanan?
Jawabannya :
Dari penjelasan dalam poin-poin yang diperhatikan dalam membuat
waralaba makanan tradisional seperti memiliki hasrat yang dimaksud
adalah memahami hasrat konsumen pasar yang lebih dominan dan
yang lebih banyak peminat, maka pengusaha akan merespon hasrat
dalam pasar itu sendiri yang memberikan keuntungan disetiap usaha
yang dilakukan.
2. Nur Asia 15 741 0001
Dari penjelasan tentang waralaba hampir semua contoh yang
dijelaskan adalah dalam sektor makanan, apakah ada contoh lain selain
makanan yang bisa dijadikan sebagai waralaba?
Jawabannya :
Contoh dari waralaba selain makanan banyak, seperti perkembangan
waralaba di dunia yang dikenalkan di Amerika oleh Singer Sewing
Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Pola itu
kemudian diikuti oleh perusahaan otomotif General Motor Industry
yang melakukan penjualan kendaraan bermotor dengan menunjuk
distributor franchise pada tahun 1898. Selanjutnya, diikuti pula oleh
perusahaan-perusahaan soft drink di Amerika sebagai saluran distribusi
di AS dan negara-negara lain. Sedangkan di Inggris waralaba dirintis
oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg pada dekade
60an. Selain itu ada juga kantor pusat pelayanan, klinik-klinik
kecantikan, kendaraan dll.
Kesimpulan : Waralaba merupakan kerjasama manajemen untuk
menjalankan perusahaan cabang atau penyalur, inti dari waralaba ialah
memberikan hak monopoli untuk menyelengarakan usaha dari
perusahaan induk. Yang dapat disebut dengan waralaba tidak hanya
perusahaan-perusahaan asing, akan tetapi perusahaan-perusahan dalam
juga, akan tetapi perusahaan yang telah memiliki perusahaan besar dan
memiliki nama yang sudah mendunia dan yang telah memiliki cabang.

Jalannya Diskusi
Alhamdulillah, presentasi berjalan dengan lancer tanpa hambatan
apapun, suasana forum tenang dalam proses pembelajaran
Kewirausahaan dan Audiences sangat memperhatikan pemateri dalam
menjelaskan materi yang disampaikan serta menyimak dengan
saksama secara aktif untuk menambah sebuah penjelasan yang kurang
detail dan menyanggah penjelasan presenter dalam menjelaskan materi
yang tidak sesuai dengan kriteria penjelasan dalam buku panduan
yakni buku Buchori Alma dan buku Suryana tentang Kewirausahaan.

Anda mungkin juga menyukai