Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDAAN STERIL

“Pencucian dan Sterilisasi Alat”

Disusun oleh : Kelompok A1

1. Dian Ayu Chotimah 152210101001


2. Nimas Ayu Amanda Putri 152210101002
3. Pramudia Wardani 152210101003
4. Fawwas Batio Putra P 152210101004
5. Nurlaila Velayati 152210101005
6. Yesika Yuristi Mahardika 152210101008

Dosen : Viddy Agustian Rosyidi, S.Farm., M.Sc., Apt

LABORATORIUM BAGIAN FARMASETIKA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PENCUCIAN DAN STERILISASI ALAT

A. TUJUAN PERCOBAAN
- Melakukan sterilisasi alat dan bahan dengan pemanasan kering, menggunakan
oven dan autoklaf
- Mahasiswa dapat memahami dan mampu melakukan sterilisasi sediaan dengan
menggunakan metode pemanasan kering
B. LATAR BELAKANG
Dalam dunia kefarmasian , ada beberapa sediaan yang memerlukan perlakuan
khusus dalam pembuataannya , Salah satu diantaranya adalah sediaan steril . Sediaan
steril merupakan sediaan yang harus terbebas dari mikororganisme yang dapat
menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki. Beberapa sediaan steril antara
lain adalah tetes mata , tetes telinga , sediaan parental dan lain lain . Sediaan steril
sangat membantu pasien ketika pasien dioperasi, diinfus , disuntik , atau
mempunyai luka terbuka yang harus diobati. Semuanya sangat membutuhkan
kondisi steril karena pengobatan yang
langsung bersentuhan dengan sel tubuh, lapisan mukosa organ tubuh, dan dimasukkan
langsung kedalam cairan atau rongga tubuh . Hal ini sangat memungkinkan
terjadinya infeksi bila obatnya tidak steril. Infeksi yang terjadi bahkan bisa
menjadi sepsis apabila tidak mendapat perlakuan dengan tepat . Oleh karena
itu, kita memerlukan sediaan obat yang steril. Disamping steril, juga
diperlukan sediaan obat dalam kondisi isohidris dan isotonis agar tidak mengiritasi.
Metode sterilisasi merupakan prosedur yang digunakan untuk proses sterilisasi
suatu obat, sediaan farmasi dan peralatan medis yang . Penting untuk diingat bahwa
beberapa teknik sterilisasi tidak dapat digunakan secara umum karena sifat yang unik
dari beberapa bahan dapat membuat mereka hancur atau termodifikasi . Oleh karena
itu perlu diperhatikan metode sterilisasi agar tidak ada mikroorganisme dalam sediaan
C. DASAR TEORI
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan
aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utamanya adalah untuk
meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak
diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan
dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau
dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut.
1. Pengertian Sterilisasi
Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas dari partikel asing non self,
tidak terdapat/tercemar mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang
menyatakan sediaan tersebut steril. Sterilisasi adalah suatu proses untuk
membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam
suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.
Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu
spora bakteri (Fardiaz, 1992). Sedangkan menurut sumber lain, sterilisasi
adalah suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barang dimana pada akhir
proses tidak terdapat mikroorganisme pada bahan atau barang tersebut (Diana
Arisanti, 2004).
2. Metode Sterilisasi
Metode sterilisasi terdiri dari 3 metode yaitu metode fisika, metode
kimia,dan metode biologis. Metode sterilisasi ini dipergunakan untuk
mensterilkan alat-alat bahan dan ruangan yang dipergunakan untuk
memproduksi sediaan steril.
1.1 Metode sterilisasi fisika
Metode sterilisasi fisika terdiri dari metode sterilisasi panas (panas
kering dan panas lembab), metode radiasi, dan metode mekanik (filtrasi).
a. Metode sterilisasi panas
Metode ini merupakan metode yang melibatkan pemanasan dan paling
sering dipergunakan. Metode sterilisasi ini digunakan untuk bahan
yang tahan panas. Proses sterilisasi panas terdiri dari 3 tahap yaitu :
 Tahap pemanasan (heating stage)
 Peningkatan temperatur bahan yang akan disterilisasi.
 Tahap sterilisasi (holding stage)
 Waktu yang diperlukan untuk proses sterilisasi.
 Tahap pendinginan (cooling stage)
 Waktu yang diperlukan untuk penurunan temperatur
bahan yang disterilisasi.
Metode ini dibagi menjadi 2 yaitu:
- Metode Sterilisasi Panas Kering
Metode sterilisasi panas kering merupakan metode sterilisasi
dengan menggunakan panas tanpa kelembaban pada temperatur
160-180 C yang biasanya digunakan untuk bahan yang sensitif
terhadap lembab. Metode ini merupakan metode yang paling dapat
dipercaya dan banyak dipergunakan. Sterilisasi ini berfungsi untuk
mematikan organisme dengan cara mengoksidasi komponen sel
ataupun mendenaturasi enzim. Metode ini tidak dapat digunakan
untuk bahan yang terbuat dari karet atau plastik, waktu
sterilisasinya lama (sekitar 2-3 jam), dan berdaya penetrasi rendah.
Metode sterilisasi kering ini tidak memerlukan air sehingga tidak
ada uap air yang membasahi alat atau bahan yang disterilkan. Ada
dua metode sterilisasi panas kering, yaitu dengan insinerasi
(incineration) yaitu pembakaran dengan menggunakan api dari
Bunsen dengan temperatur sekitar 350 C dan dengan udara panas
oven yang lebih sederhana serta murah dengan temperatur sekitar
160-170 C.
- Metode Sterilisasi Panas Basah
Sterilisasi panas basah dilakukan dengan cara perebusan
menggunakan air mendidih 100 C selama 10 menit efektif untuk
sel-sel vegetatif dan spora eukariot, namun tidak efektif untuk
endospora bakteri. Tingkat sterilisasi panas basah pada temperatur
kurang dari 100 C tergantung pada temperatur dan atau waktu
sterilisasi, endospora bakteri umumnya resisten terdapat sterilisasi
cara ini. Sterilisasi panas basah menggunakan temperatur di atas
100 C dilakukan dengan uap yaitu menggunakan autoklaf, alat
serupa pressure cooker dengan pengatur tekanan dan klep
pengaman.
Prinsip autoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih cepat dalam
keadaan basah dibandingkan keadaan kering. Proses sterilisasi dengan autoklaf
ini dapat membunuh mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau
mengkoagulasi protein pada enzim dan membran sel mikroorganisme. Proses
ini juga dapat membunuh endospora bakteri. Terdapat 3 tipe autoklaf, yaitu
protable bench top, gravity displacement, dan multicycleporous-load.
b. Metode Sterilisasi Penyaringan
Metode sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk bahan yang
sensitif terhadap panas, misalnya enzim. Pada proses ini digunakan
membran filter yang terbuat dari selulosa asetat. Kerugian prosedur ini
adalah biaya yang mahal serta filter yang mudah mampat akibat filtrat
tertinggal pada saringan sehingga harus sering diganti. Kerugian yang
lain adalah meskipun memiliki pori-pori yang halus, membran filter
tidak dapat digunakan untuk menyaring virus.
c. Metode Sterilisasi Radiasi
Metode sterilisasi dengan menggunakan radiasi dilakukan dengan
menggunakan sinar UV ataupun dengan metode ionisasi. Sinar UV
dengan panjang gelombang 260 nm memiliki daya penetrasi yang
rendah sehingga tidakmematikan mikroorganisme namun dapat
mempenetrasi gelas air dan substansilain.
2.2 Metode Sterilisasi Kimia
Metode sterilisasi kimia dilakukan untuk bahan-bahan yang
rusak biladisterilkan pada suhu tinggi (misalnya bahan-bahan dari
plastik). Kekuatan agen antimikroba kimiawi diklasifikasikan sebagai
kategori tingkat tinggi karena efektif terhadap seluruh bentuk
kehidupan termasuk endospora bakteri. Agen dengankategori sedang
didefinisikan sebagai tuberkuloisidal karena mampu membunuh
Mycobacterium tuberculosis dan umumnya efektif terhadap banyak
virus yang resisten seperti halnya virus hepatitis dan rhinovirus, namun
tidak efektif terhadap endospora bakteri. Agen dengan kategori rendah
tidak bersifattu berkuloisidal, tidak efektif terhadap endospora bakteri
dan berbagai sporafungi, serta tidak aktif terhadap naked virus.
Metode sterilisasi kimia dapat dilakukan dengan menggunakan
gas atau radiasi. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk
sterilisasi gas adalah etilen oksida, gas formaldehid, asam parasetat dan
glutaraldehid alkalin. Sterilisasi kimia dapat juga dilakukan dengan
penggunaan cairan disinfektan berupa senyawa aldehid, hipoklorit,
fenolik, dan alcohol (Pratiwi, 2006).
D. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
- Kaca arloji
- Batang pengaduk
- Beaker glass
- Pipet tetes
- Pinset
- Gelas ukur
- Autoklaf
- Oven
b. Bahan :
- Natrium Karbonat
- Tepol
- Aquadest
- Alkohol
- HCl encer
E. OBJEK STERILISASI

No. Nama alat Jumlah Ukuran Sterilisasi Waktu

1. Kaca arloji 2 d= 5 cm Oven – 180˚C 30’

2 d= 7 cm Oven – 180˚C 30’

2. Beaker glass 2 Oven – 180˚C 30’

3. Erlenmeyer 2 Oven – 180˚C 30’


4. Pengaduk 2 Oven – 180˚C 30’
5. Pinset 2 Oven – 180˚C 30’
6. Spatel 1 Oven – 180˚C 30’

7. Pipet tetes 2 Autoklaf – 115˚C 30’

8. Corong 2 Oven – 180˚C 30’

9. Gelas ukur 2 Autoklaf – 115˚C 30’

10. Botol infus 2 Oven – 180˚C 30’


11. Tutup infus 2 Autoklaf – 115˚C 30’
Botol tetes
12. 2 Autoklaf – 115˚C 30’
mata
13. Vial 2 Oven – 180˚C 30’
14. Tutup vial 2 Otoklaf – 115˚C 30’
batang
15. 1 Oven-180˚C 30’
pengaduk
Sendok
16. 1 Oven – 180˚C 30’
porselen
17. Botol serbuk 2 Oven – 180˚C 30’

F. METODE PELAKSANAAN
1. Pencucian Alat Gelas

Cuci dengan air dan HCl encer

Redam dalam larutan tepol 1% dan Na2CO3 0,5%


(aa) dan didihkan selama 1 hari

Ulangi prosedur 2 ad larutan tetap jernih (max 3


kali)

Bilas dengan aquadest (3 kali)

2. Pencucian Alumunium

Didihkan dalam tepol 1% selama 10 menit

Redam dalam larutan Na2CO3 5%selama 5 menit

Bilas dengan aquadest panas mengalir

Didihkan dengan air selama 15 menit, kemudian


bilas

Didihkan dengan aquadest selama 15 menit,


kemudian bilas dengan aquadest 3 kali
3. Pencucian Karet

Direndam dalam HCl 2% selama 2 hari

Direndam dalam tepol 1% dan Na2CO3 0,5% dan didihkan


selama 1 hari

Diulangi prosedur 2 ad larutan tetap jernih (max 3 kali)

Diendam dengan aquadest dan didihkan selama 30 menit

Direndam dengan etanol 70% dan air, dibilas dan diulangi


sampai larutan jernih
4. Pengeringan Alat

Alat – alat dikeringkan di oven 100 - 105°C selama 10


menit dalam keadaan terbalik ad kering lalu dibungkus

Untuk menghindari debu, selama pengeringan


berlangsungg oven ditutup rapat atau alat ditutup dengan
kertas yang tembus uap air

5. Pembungkusan Alat

Alat-alat yang disterilisasi dengan oven (kaca arloji, pinset, sendok


porselen) dibungkus dengan aluminium foil rangkap dua

Alat-alat yang disterilisasi dengan autoklaf (tutup botol, beaker glass,


tutup botol karet) dibungkus dengan kertas perkamen rangkap dua

Alat dengan rongga di dalamnya (gelas, botol) ditutup dahulu mulut


gelas/botolnya dengan bahan pembungkus barulah dibungkus
permukaannya
6. Sterilisasi Alat Teoritis

 Prosedur sterilisasi oven

Alat gelas dan alumunium yang sudah dicuci dikeringkan dan


dibungkus

Masukkan alat-alat yang akan di sterilkan , atur dengan rapi dan


tutup pintu oven dengan rapat

Hidupkan drying oven dengan menekan tombol ON, dan lampu


drying oven akan berkedip

Atur waktu dan suhu yang di inginkan. Suhu 160 ᵒC–180 ᵒC. Waktu
± 1,5 – 3 jam

Matikan oven jika telah selesai , dinginkan selama ± 15 menit.


Keluarkan alat-alat

Peralatan sudah steril


 Prosedur Sterilisasi Autoklaf

Alat gelas dan alumunium yang sudah dicuci lalu dikeringkan dan dibungkus

Cek jumlah air pada autoklaf, jika kurang tambah sampai tanda batas

Masukkan semua alat-alat yang siap untuk di sterilisasi

Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman

Masukkan semua alat-alat yang siap untuk di sterilisasi

Nyalakan autoklaf, atur timer minimal 15 menit pada suhu 121 ᵒ C

Ditunggu sampai air mendidih , agar uapnya memenuhi kompartemen


autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman

Ditutup klep pengaman dan ditunggu sampai selesai

Jika alarm tanda berbunyi, ditunggu tekanana dalam kompartemen turun


hingga sama dengan tekanan udara lingkungan ( jarum pada pressure range
menunjukkan arah nol )

Peralatan sudah steril

Anda mungkin juga menyukai