Updoc - Tips 2 Elektrogravimetri
Updoc - Tips 2 Elektrogravimetri
I. TUJUAN PERCOBAAN
Analisa gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Dimana bagian terbesar dari penentuan secara analisa
gravimetri ini meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil
yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Misal proses elektrolisa Cu+2 ------------ Cu, jika voltase yang diberikan
cukup tinggi maka akan diamati timbulnya warna merah kecoklatan pada
elektroda negatif (katoda) dan gelembung - gelembung gas akan terlihat pada
elektroda positif (anoda). Dimana Cu akan direduksi dan H2O akan dioksidasi.
Katoda platina telah terlapisi dengan tembaga dan akan disekitar anoda terbentuk
gelembung - gelembung O2. Apabila aktifitas ion - ion sama dengan satu dan
tekanan parsial larutan sama dengan 1 atm, maka akan dapat dihitung potensial
sel ini dari potensial standar.
Tanda negatif untuk E0 sel menunjukkan spontanitas dari kanan ke kiri, jika reaksi
ditulis seperti reaksi biasa. Agar elektrolisa berlangsung yaitu dari kiri ke kanan
maka harus diberikan voltase yang lebih besar dari 0,98 volt.
Dalam sel elektrolisa diatas, pada mulanya menghadapi sebuah sel galvani
yang sebelumnya ada dimana elektroda-elektroda dalam keseimbangan dengan
larutannya. Sel ini mempunyai suatu voltase luar. Akan tetapi terkadang
ditempatkan sepasang elektroda inert (platina) yang memperoleh potensial yang
sama. Misalnya dua elektroda platina dicelupkan kedalam suatu larutan tembaga
sulfat. Disini tidak ada sel galvani yang terbentuk, jika dua elektroda identik
ditempatkan kedalam larutan yang sama, yang mempunyai potensial yang sama
dan tidak ada voltase yang timbul.
Katoda yang telah dibilas dengan asam nitrat, dikeringkan dan ditimbang,
lalu dimasukkan kedalam larutan dan dihubungkan dengan alat dengan
menggunakan sejenis penjepit. Voltase dinaikkan sampai ampermeter
menunjukkan arus dan katoda menimbulkan sesuatu dengan rupa seperti tembaga,
dan dari anoda akan timbul gelembung - gelembung.
Katoda diambil dari larutan dengan voltase masih bekerja, bertujuan agar
mencegah terjadinya pelarutan kembali lapisan tembaga oleh arus listrik. Lalu
katoda dicelupkan dalam etanol atau aseton untuk memudahkan pengeringan,
keringkan dalam oven untuk menghindari terjadinya oksidasi permukaan
tembaga, akhirnya didinginkan dan ditimbang.
Seperti dalam contoh NO3-, jenis-jenis zat lain disebut buffer potensial
ditambahkan untuk melayani keperluan yang sama. Misalnya sistem besi (III) -
besi (II).
Jika konsentrasi kedua ion sama maka potensial elektroda harus dibatasi sampai
suatu harga yang tidak melebihi negatif dari pada + 0,7 v. Jika tidak tedapat suatu
zat yang lebih mudah dioksidasi dari pada ion besi (II), maka besi (III) terbentuk
pada anoda. Apabila H+ bertindak sebagai buffer potensial maka ada kesempatan
yang lebar bagi pengendalian potensial katoda dengan mengatur pH larutan.
Jadi jumlah reaksi kimia yang terjadi didalam sel elektrolisa tergantung
kepada jumlah elektron yang melalui sel yaitu pada jumlah listrik yang mengalir.
Menurut Hukum Faraday mengenai elektrolisa adalah jumlah gram zat yang
menempel sebanding dengan jumlah muatan faraday yang dipindahkan melalui
elektrolit. Dengan cara menimbang katoda atau elektroda sebelum dan sesudah
elektrolisa, sehingga didapatkan berat logam yang menempel pada katoda atau
elektroda tersebut.
Untuk melakukan elektrolisa kita menghidupkan voltase yang digunakan
hingga mengalir arus yang cocok. Konsentrasi yang tinggi dari Ag akan
membatasi potensial katode sampai harga positif. Tetapi karena Ag turun selama
elektrolisa, voltase katoda EKS akan berkurang. Setelah mendekati 0,15 V,
operator akan menutup voltase yang digunakan. Dan diperlukan pengaturan
kembali dengan frekuensi yang makin meningkat jika elektrolisa mendekati
penyempurnaan. Sehingga arus akan menjadi rendah harganya (karena pengaturan
potensial mencegah reaksi - reaksi katoda lain ) dan prosesnya akan sampai pada
akhir.
Proses elektrolisa banyak digunakan dalam industri - industri. Yaitu
digunakan sebagai penentu kandungan logam pada air limbah industri. Yang
paling banyak digunakan yaitu proses penyepuhan (elektroplating) yang
merupakan suatu proses pelapisan suatu logam yang diinginkan dengan suatu
lapisan logam lain. Tujuan penyepuhan adalah untuk mencegah terjadinya korosi
dan memberikan lapisan penutup yang tahan dan baik.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
• Alat
− Everbach elektrogravimetri
− Gelas piala
− Gelas ukur
− Labu semprot .
− Pipet gondok.
− Labu ukur
• Bahan
− CuSO4
− H2SO4
− HNO3
− Aquadest
Kahar, Zaharasmi. Antar Konversi Energi Kimia & Energi Listrik. Unand.
Padang. 1990.
Hal ini dapat terjadi karena terbatasan waktu untuk elektrolisa, disini
tembaga yang akan ditentukan belum secara keseluruhan diendapkan pada katoda.
Menurut teori yang ada bahwa elektrolisa akan sempurna apabila dilakukan
penambahan pencelupan pada katoda, maka katoda yang baru tercelup itu tidak
lagi terdapat endapan baru atau tetap bersih. Namun pada saat dilakukan
pencelupan tersebut dan beberapa saat kemudian elektroda diangkat ke atas
sedikit ternyata masih terbentuk endapan. Karena keterbatasan waktu maka
elektroda sudah dapat diangkat, direndam dalam aquadest, lalu dikeringkan dan
ditimbang. Terlihat berat endapan yang diperoleh dari elektrolisa tidak sama
dengan berat teori dari endapan tembaga tersebut.
5.2 Saran
Pada praktikan selanjutnya disarankan agar praktikum elektrogravimetri
berjalan lancar dan baik :
• Pahami cara kerja agar didapatkan hasil sesuai yang
diharapkan.
• Pastikan elektroda bener-benar bersih supaya tidak terjadi
keslahan pada elektrolisis.
• Pastikan elektroda besar sebagai anoda dan elektroda kecil
sebagai katoda.
• Pada saat pengenceran pastikan benar-benar tepat pada tanda
batas agar reaksi elektrolisis yang terbentuk tidak terjadi kesalahan.
• Hati-hati dengan bahan-bahan yang digunakan.