Diajukan Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
i
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Semarang. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. dr. Setyo Trisnadi, Sp.KF selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
3. Dr. dr. Hj. Chodidjah, M.Kes. PA, dan dr. Istiqomah, Sp.KF.,MH, selaku
dosen penguji yang telah dengan sabar meluangkan waktu dan pikiran untuk
Ilmiah ini.
iii
4. Bapak Heru Muntajiono, Ibu dr. Fatchroyati Susana, dr. Okky Alfian
menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan ikhlas atas cinta, kasih
Universitas Islam Sultan Agung yang telah membantu dalam penelitian ini.
8. Sahabat yang telah mendukung penulis : Amel, Duhita, Astri, Tyas, Intan,
Khadela, Sigit, Deta, Musfira, Dea, Chusna, Almira, Mauris, Rakha, Septi,
9. Semua pihak yang mendukung terselesaikannya Skripsi ini yang tidak dapat
Sebagai akhir kata dari penulis, penulis hanya bisa berharap semoga
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang,
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
2.4 Methotrexate ................................................................................ 19
2.5 Cyclophosphamide ...................................................................... 20
2.6 Pengaruh pemberian ekstrak sarang semut yang dikombinasikan
dengan ethotrexate dan Cyclophosphamide terhadap derajat
nekrosis sel adenocarcinoma mammae mencit C3H .................... 21
2.7 Kerangka Teori ............................................................................ 26
2.8 Kerangka Konsep ........................................................................ 27
2.9 Hipotesis ..................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 28
3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian .................................. 28
3.2. Variabel dan Definisi Operasional.............................................. 28
3.2.1. Variabel ............................................................................ 28
3.2.2. Definisi Operasional ......................................................... 28
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................... 30
3.3.1. Populasi ............................................................................ 30
3.3.2. Sampel .............................................................................. 31
3.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................ 31
3.4. Instrument dan Bahan Penelitian ................................................ 32
3.4.1. Instrumen .......................................................................... 32
3.4.2. Bahan Penelitian ............................................................... 33
3.5. Cara Penelitian ............................................................................ 34
3.5.1. Pengumpulan dan Penyiapan Ekstrak Sarang Semut ....... 34
3.5.2. Ekstraksi ........................................................................... 34
3.5.3. Perhitungan Dosis Ekstrak Sarang Semut ........................ 35
3.5.4. Prosedur Transplantasi Jaringan Tumor pada Mencit ...... 35
3.5.5. Perhitungan Dosis Methotrexate ...................................... 36
3.5.6. Perhitungan Dosis Cyclophosphamide ............................. 37
3.5.7. Cara Perlakuan .................................................................. 37
vi
3.5.8. Prosedur Pembuatan Preparat Jaringan dengan
Pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) ............................... 39
3.6. Tempat dan waktu....................................................................... 41
3.6.1. Tempat ............................................................................. 41
3.6.2. Waktu ............................................................................... 42
3.7. Analisis Data ............................................................................... 42
3.8. Alur Penelitian ............................................................................ 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 44
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
kelompok ................................................................................... 45
Tabel 4.2. Data Hasil Uji Shapiro Wilk dan Levene Test .......................... 46
x
DAFTAR LAMPIRAN
Sel ............................................................................................. 66
xi
INTISARI
xii
BAB I
PENDAHULUAN
kanker payudara adalah suatu tumor yang tergolong ganas berkembang dan
kesehatan baik pada negara maju dan juga negara berkembang (WHO,
kombinasi obat obatan herbal yang dapat memberikan efek terapetik yang
lebih baik dan dapat juga mengurangi dari efek samping terhadap penderita
kanker. Pengobatan dengan sarang semut yang merupakan salah satu obat
1
2
mengandung senyawa yaitu Flavonoid dan juga Tannin. Senyawa aktif dari
untuk sel-sel yang membelah dengan sangat cepat. Oleh karena itu obat ini
satu agent alkylating yang berasal dari kelompok oxazophorin dan gologan
tunggal atau juga dapat digunakan sebagai pengkombinasian obat agen lain.
3
terhadap sel-sel tersebut yaitu kematian sel-sel yang juga diikuti dari
Indonesia. Sekitar 70% pasien berobat ke dokter atau rumah sakit dalam
1.3. Tujuan
mammae.
selama 21 hari, methotreksat dengan dosis 0,13 mg/7 hari selama 21 hari,
mencit C3H yang tanpa diberi ekstrak sarang semut (Mymecodia pedens)
selama 21 hari.
1.4. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
yang masih hidup akibat cedera yang bersifat irreversible dan ditandai
organela sel (Kumar et al., 2007). Nekrosis dapat dikenali karena sel atau
beradaptasi, sel tersebut akan mengalami jejas atau cedera. Jejas tersebut
6
7
akhir sel yang mengalami jejas secara letal oleh enzim lisosomal. Terdapat
yang terjadi bersamaan, (1) digesti enzimatik sel dan (2) denaturasi protein.
Enzim hidrolitik dapat berasal dari sel yang mati itu sendiri, yang disebut
autolisis, atau dari lisosom sel radang penginvasi, yang disebut heterolisis.
ada perubahan yang bisa dideteksi dalam sel, misalnya infark miokardial
tidak muncul dalam 4 sampai 12 jam setelah jejas irreversibel yang terjadi.
1. Agen fisik
2. Agen kimia
Natrium dan glukosa merupakan zat kimia yang biasa terdapat pada
3. Agen biologik
darah dan trombosis. Toksin ini berasal dari bakteri yang virulensinya
tinggi baik endogen maupun eksogen. Virus dan parasit juga dapat
4. Hipersensitivitas
2002).
2.1.4.1. Definisi
payudara melalui pengaruh pada siklus sel, motiilitas, dan apoptosis sel.
pada BRCA1 dan BRCA2, gen ini termasuk gen dari penekan tumor yang
pada saat insitu atau juga dapat berupa neoplasma maligna (Corwn, 2010). .
tumbuh dari satu sel menjadi massa sel yang cukup besar untuk dapat
jaringan lemak dan jaringan ikat. Selain itu, payudara juga memiliki aliran
dkk, 2011).
bawah musculus pectoralis mayor dan sampai ke axilla. Letak dari papilla
mammae yaitu dari setengah bagian bawah mammae dan menonjol tetapi
2006).
yaitu :
2.1.4.3. Patogenesis
1. Perubahan Genetik
paling banyak dipelajari. Selain itu, amplifikasi gen RAS dan MYC juga
penekan tumor yakni TP53 dan RB1 juga mengalami mutasi pada kasus
Adenocarcinoma mammae.
2. Pengaruh hormon
3. Faktor Lingkungan
faktor yang terkait satu sama lain. Banyak penelitian yang menunjukkan
1. Genetik
pada kasus kanker payudara familial 5-10% secara keseluruhan, yaitu gen
BRCA1 yang berlokasi pada kromosom 17 (17q21) dan gen BRCA2 yang
adalah gen BRCA1, BRCA2, TP53, PTEN dan CHEK2 (National Breast
2. Siklus mestruasi
menstruasi pada usia dini yaitu sebelum usia 12 tahun dan / atau menopause
13
pada usia lebih dari 55 tahun mempunyai risiko lebih tinggi mendapat
3. Riwayat keluarga
kanker payudara. Dalam hal ini usia juga mempengaruhi risiko. Apabila
usia anggota keluarga yang terdiagnosis awal kanker payudara <40 tahun
akan berisiko sekitar tiga kali lipat, dua kali lipat pada usia 40-50 tahun,
dan 1,5 kali lipat pada usia >50 tahun (Cuzick, J., 2008).
4. Tidak menyusui
atau lebih dapat mengurangi risiko seorang wanita dari kanker payudara.
Wanita yang telah memiliki anak (wanita parous) memiliki risiko 30%
usia muda yaitu sebelum usia 25 tahun akan mengurangi risiko hingga
6. Jenis kelamin
payudara yang terjadi. Hal ini dikarenakan wanita memiliki lebih banyak
7. Faktor usia
namun secara umum terjadi pada usia lanjut. Wanita berusia 30 tahun-an
risikonya kira-kira 1 dari 250 kasus, sedangkan untuk wanita pada usia 70
tahun-an adalah sekitar 1 dari 30 kasus. Sekitar 75% dari kasus kanker
merokok.
2.1.4.5. Klasifikasi
Stadium IIB : Karsinoma invasive berukuran garis tengah lebih dari 2 cm,
hidup dengan cara menempel pada tumbuhan lain, tetapi sarang semut tidak
bergantung hidup dengan cara parasit pada inangnya. Sarang semut atau
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
17
Subkelas : Lamiidae
Ordo : Rubiales
Family : Rubiceae
Subfamily : Hydnophytinae
Genus : Myrmecodia
semut, meskipun tidak terdapat semut didalam batang dari tumbuhan sarang
daerah dengan hutan hujan tropis dataran rendah, pada daerah hutan dan
umbi yang pada dasarnya berbentuk bulat, pada saat menua tumbuhan akan
2013).
18
2.2.2.1. Tannin
tetapi tannin juga dapat berfungsi untuk pengobatan contohnya untuk wasir,
2.2.2.2. Flavonoid
mencit strain C3H, taksonominya menurut Sharp dan Marie (1998) sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
19
Ordo : Rodentia
Subordo : Myomorpha
Family : Muridae
Genus : Mus
Mencit strain C3H adalah hasil perkawinan silang antara mencit strain
Bagg albino dan DBA jantan dengan angka insidensi tinggi tumor
Mammary Tumor Virus (MTV) yang ditularkan lewat air susu induk
mencit, oleh karena itu pada percobaan ini akan dipilih mencit yang tidak
disapih. Pemilihan mencit ini juga didasarkan karena mencit jenis ini
2.4 Methotrexate
terjadinya sirosis dan fibrosis hati 30-40% pasien. Obat ini bekerja pada
peroral dan bubuk untuk suntikan vial 25, 50,100, dan 250mg (Katzung B,
untuk dosis tunggal efek samping yang terjadi rendah sekitar 30% dari
pasien akan mengalami efek samping dengan dosis tunggal dan 40%
2.5 Cyclophosphamide
tersebut yaitu kematian sel-sel yang juga diikuti dari pelepasan dari agen-
peroral dan bubuk untuk suntikan dalam vial 100 mg, 200 mg, 500 mg dan
sisi dari protein kinase yang seharusnya diikat oleh ATP sehingga
untuk proses mutasi sel. Selain itu, jika protein kinase dihambat proses
membuat program bunuh diri (Hoffman dan Herber, 2012; Subroto dan
dalam memacu aktivasi CTL’s dan sel NK pada sistem perondaan imun
terhadap sel-sel kanker. Sel imun yang berperan besar dalam perondaan
imun terhadap kanker adalah CTL, Sel-NK (Natural Killer). Setelah sel
kanker dikenal sebagai sel asing, sel imun tersebut akan menghancurkan sel
23
kanker. Sel CTL dan sel NK melakukan cara sitotoksisitas yang sama yaitu
aktifitas sel-sel efektor immune tersebut maka sel-sel target akan mengalami
yang berperan dalam respon imun, antara lain limfosit T, sel NK, dan
makrofag.
dengan melisiskan sel tumor. Seperti juga NK, mekanisme pengenalan sel
untuk berikatan dengan sel tumor terjadi karena sel makrofag juga memiliki
pengaruh enzim lisosomal, metabolit yang reaktif terhadap oksigen dan NO.
Makrofag aktif juga mensekresi sitokin antara lain IL-2 dan Tumor Necrosis
Factor (TNF). IL-2 berperan memacu proliferasi dan aktivasi sel CD4+, sel
T CD8+ serta sel NK. TNF-a sesuai dengan namanya mampu membunuh
24
sel tumor melalu cara 1) TNF-a berkaitan dengan reseptor FAS permukaan
nekrosis dari sel tumor dengan cara memobilisasi berbagai repon imun
tubuh. Tumor nekrosis faktor (TNF, cachectin dan TNF-a) adalah sitokin
&Pober, 2005).
hidatidosa (Tanu, 2008). Struktur methotrexat ini mirip dengan asam folat.
Ikatan Alkil
dan DNA sintesis DNA & RNA
TNF
TNF
Anti VEGF
Proliferasi
endotel
Proliferasi endotel
Jumlah Pembuluh
Darah Jumlah pembuluh darah
- Agen Fisik
- Agen Kimia Derajat Nekrosis Sel Adenocarcinoma
- Agen Biologi Mammae
- Hipersensitivitas
27
2.9 Hipotesis
Adenokarsinoma mammae
28
BAB III
METODE PENELITIAN
group design”.
3.2.1. Variabel
metode sokletasi dari 1000g serbuk kering sarang semut dan dilarutkan
secara peroral dengan sonde setiap hari selama 21 hari mencit betina C3H.
Skala : Nominal
29
hari sekali dalam 3 minggu dengan dosis 0,13 mg setiap kali pemberian
Skala : Nominall
pada mencit C3H diberikan 7 hari sekali dalam 3 minggu dengan dosis 0,13
Skala : Nominal
Kondisi sel mengalami nekrosis jika terjadi perubahan pada inti dan
sitoplasma. Inti mengecil dan berwarna biru (lebih gelap), mirip sel
tumor.
tumor.
Skala : ordinal
3.3.1. Populasi
Mencit galur C3H betina yang telah diinokulasi jaringan tumor dan
Universitas Indonesia.
31
3.3.2. Sampel
kelompok dengan jumlah hewan coba adalah 6 ekor, maka besar sampel
sebagai berikut:
(t-1)(n-1) > 15
(4-1)(n-1) > 15
3n-3 > 15
3n > 18
n >6
Keterangan :
Besar sampel ideal menurut hitungan rumus Frederer diatas adalah 6 ekor
mencit atau lebih. Dengan demikian jumlah tikus secara keseluruhan adalah
24 ekor.
2. Sehat : sehat dari pengamatan luar meliputi aktif bergerak, tidak cacat,
3. Umur 3 bulan
2. Selama inokulasi dan perlakuan mencit tampak sakit (gerak tidak aktif).
3.4.1. Instrumen
1. Soklet kapasitas 50 mg
2. Labu rotaryevaporator
3. Oven
2. Cawan ukuran 10 cm
3. Spuit 1 cc
5. Gunting lurus 10 cm
6. Gunting bengkok 10 cm
7. Pinset anatomi 10 cm
8. Alat fiksasi
33
3.4.1.4. Metrotrexate
3.4.1.5. Cyclophosphamide
hematoksilin-eosin
1. Sarang Semut
3. Aquadest
1. Alkohol 70%
3. Es batu
5. Mencit resipien
4. Albumin
semut. Umbi yang diperoleh kemudian dikupas dari kulitnya, diiris tipis 3-5
mm, dan dibiarkan mengering di udara luar sehingga didapatkan umbi yang
kering dan mudah dipatahkan. Irisan Umbi kering tersebut digiling dengan
No 30 (Subroto, 2006).
3.5.2. Ekstraksi
sarang semut dimasukkan ke alam kantong dari kertas saring yang diatur
pada suhu 70o-80oC sampai pelarut tidak berwarna. Ekstrak yang didapat
Makanan, 2000).
35
Bacharach, 2009).
Perhitungan :
= 3000 × 0,0026
mengeluarkan tumor.
ketepatan 10-1.
Perhitungan :
= 50 mg × 0,0026
= 0,13mg
37
Bacharach, 2009) .
Perhitungan :
= 50 mg x 0,0026
= 0,13 mg / hari
0,13 mg/hari.
pada kandang secara individual, diberi ransum pakan standart dan minum
Jaringan tumor diobservasi selama 4 hari, didapat dari mencit donor yang
sarang semut per oral pada kelompok perlakuan dengan sonde sekali sehari
kanker dimasukkan dalam botol berisi buffer formalin 10%, lalu didehidrasi
standar baku histologi, dipotong dengan mikrotom dan dibuat preparat pada
kelompok.
dan 4 di tepi) dengan pembesaran 100x dan 400x untuk satu preparat pada
dalam.
40
cetakan.
kasa.
celup).
hematoksilin
dalam wadah)
100 % 3 celup setelah itu dilap dengan kain kasa sekitar jaringan
menit
23. Mounting.
24. Preparat diberi 1 tetes entelan dan ditutup dengan objek glass
3.6.1. Tempat
3.6.2.Waktu
uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk dan uji homogenitas dengan Levene
Statistic. Jika data tidak berdistribusi normal, syarat uji Anova tidak terpenuhi,
maka dilakukan uji non parametrik yaitu uji Kruskall-Wallis yang didapatkan
nilai p < 0,05, sehingga paling tidak terdapat dua kelompok yang memiliki
2004).
43
Randomisasi
I (Kontrol) II III IV
6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor
21 hari
44
45
tabel 4.1.
mammae pada kelompok kontrol adalah yang terendah yaitu 0,17 ± 0,15,
sebesar 0,47 ± 0,10, pada kelompok III sebesar 1,80 ± 0,13, dan pada
3.0
Derajat nekrosis adenokarsinoma
2.5 2.40
2.0 1.80
mamme
1.5
1.0
.47
0.5
.17
0.0
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
(II, III, dan IV) tampak lebih tinggi daripada derajat nekrosis di kelompok
kontrol (I), diduga hal ini disebabkan karena aksi zat antikanker yang
secara statistik.
dilakukan uji normalitas data dan homogenitas varian pada data derajat
adalah uji Shapiro Wilk karena jumlah sampel kecil (<50) dan homogenitas
varian data diuji dengan uji Levene yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2. Data Hasil Uji Shapiro Wilk dan Levene Test
Shapiro-Wilk Levene test
Kelompok
Sig. Keterangan Sig. Keterangan
I 0,212 Normal
II 0,001 Tidak normal Tidak
0,019
III 0,101 Normal homogen
IV 0,004 Tidak normal
Hasil uji normalitas pada tabel 4.2, menunjukkan ada dua kelompok
yang memiliki distribusi data normal yaitu kelompok I dan III (p>0,05)
Varian data juga tidak homogen (p=0,019), sehingga uji yang digunakan
0,000 (p < 0,05). Hasil statistik ini menunjukkan bahwa paling tidak
bahan obat yaitu ekstrak sarang semut ditambah dengan methotrexate dan
cyclophospamide.
4.2 Pembahasan
dengan hasil uji Mann Whitney yang menunjukkan ada perbedaan rata-rata
Mekanisme aksi lain dari flavonoid yang terkandung dalam ekstrak sarang
sintesis DNA dan RNA berkurang dan berakibat pada gangguan sel
(Jasaputra, 2010).
senyawa tersebut membuat sel tidak dapat terbagi menjadi dua sel baru
masih perlu diteliti karena jika kematian sel yang disebabkan oleh ekstrak
akan tetapi juga dapat merusak jaringan normal yang ada di sekitarnya
.
BAB V
5.1 Simpulan
mammae.
± 0,22.
52
53
5.2 Saran
Arrick, B.A., 2008, Breast Cancer, in: Mendelsohn, J., Howley, P.M., Israel,
M.A., Gray, J.W., Thompson, C.B., The Molecular Basis of Cancer, 3 rd
edition, Saunders Elsevier, Philadelphia, 423-428.
Baratawidjaja KG, Rengganis I., 2010, Imunologi Dasar, edisi 9, FK UI, Jakarta,
47-49
Brunton LC, Lazo JS, Parker KL. Goodman and Gilman’s The pharmacological
basis of therapeutics. Eleventh edition. USA: Mc Graw Hill; 2006: 1335-39.
Colleoni M., Rocca A., Sandri M. T., Zorzino L., Masci G., Nolè F., Peruzzotti
G., Robertson C., Orlando L., Cinieri S., de Braud F., Viale G., Goldhirsch
A. 2002. Low-dose oral methotrexate and cyclophosphamide in metastatic
breast cancer: antitumor activity and correlation with vascular endothelial
growth factor levels, Annals of Oncology, Volume 13, Issue 1, 73–80.
Habana A, Dokras A, Giraldo JL, Jones EE. 2012. Cornual heterotopic pregnancy:
contemporary management options.Am J Obstet Gynecol 2000; 182: 1264-
70. Comment in Am J Obstet Gynecol 2001; 185: 522
Hoskins, W. J., Robert. C. Y. et al., 2005, Breast Cancer, In: Principles and
Practice of Gynecologic Oncology, 4th Edition, Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins, 1077-1155.
54
55
Subroto, M.A., Saputro H., 2006, Gempur Penyakit dengan Sarang Semut,
Jakarta: Penebar Swadaya, 23-30
Sudiana, 2008, Patobiologi Molekuler Kanker, Salemba Medika, Jakarta, Hal: 46.
Utami, Prapti, Mardiana, Lina. 2013. Umbi Ajaib Tumpas Penyakit 35-45
n mitokondria dan DNA, serta kadar ROS dan deplesi ATP.
57
LAMPIRAN
Cases
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nekrosis Kelompok I .254 6 .200* .866 6 .212
Kelompok II .407 6 .002 .640 6 .001
Kelompok III .333 6 .036 .827 6 .101
Kelompok IV .319 6 .056 .683 6 .004
*. This is a lower bound of the true significance.
59
Ranks
Kelompok II 6 9.17
Kelompok IV 6 21.50
Total 24
Test Statisticsa,b
Nekrosis
Chi-Square 21.559
Df 3
Asymp. Sig. .000
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nekrosis Kelompok I 6 3.83 23.00
Kelompok II 6 9.17 55.00
Total 12
Test Statisticsa
Nekrosis
Mann-Whitney U 2.000
Wilcoxon W 23.000
Z -2.687
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .009b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nekrosis Kelompok I 6 3.50 21.00
Kelompok III 6 9.50 57.00
Total 12
Test Statisticsa
Nekrosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.961
Asymp. Sig. (2-tailed) .003
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
61
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nekrosis Kelompok I 6 3.50 21.00
Kelompok IV 6 9.50 57.00
Total 12
Test Statisticsa
Nekrosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.950
Asymp. Sig. (2-tailed) .003
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nekrosis Kelompok II 6 3.50 21.00
Kelompok III 6 9.50 57.00
Total 12
Test Statisticsa
Nekrosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.994
Asymp. Sig. (2-tailed) .003
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
62
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nekrosis Kelompok II 6 3.50 21.00
Kelompok IV 6 9.50 57.00
Total 12
Test Statisticsa
Nekrosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.983
Asymp. Sig. (2-tailed) .003
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nekrosis Kelompok III 6 3.50 21.00
Kelompok IV 6 9.50 57.00
Total 12
Test Statisticsa
Nekrosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.978
Asymp. Sig. (2-tailed) .003
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
63
64
Nekrosis
Nekrosis
Nekrosis
Nekrosis
68