Anda di halaman 1dari 6

TEKNOLOGI PENCAIRAN BATUBARA

BROWN COAL LIQUEFACTION (BCL) TECHNOLOGY

KONVERSI DAN PEMANFAATAN BATUBARA

Disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Konversi dan Pemanfaatan
Batubara Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
Fitria Ramadhona
03021281320019

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2016
BROWN COAL LIQUEFACTION (BCL)

Pengembangan Brown Coal Liquefaction


Seiring dengan berjalannya waktu, Peneliti NEDO mengidentifikasi bahwa
cadangan batubara di dunia pada umumnya tidak berkualitas baik, bahkan
setengahnya merupakan batubara dengan kualitas rendah, seperti: sub-bituminous
coal dan brown coal. Kedua jenis batubara tersebut lebih banyak didominasi oleh
kandungan air. Peneliti Jepang kemudian mulai mengembangkan teknologi untuk
menjawab tantangan ini agar kelangsungan energi di Jepang tetap terjamin, yaitu
dengan mengubah kualitas batubara yang rendah menjadi produk yang berguna
secara ekonomis dan dapat menghasilkan bahan bakar berkualitas t i n g g i serta
ramah lingkungan. Dikembangkanlah proses pencairan batubara dengan nama
Brown Coal Liquefaction Technology (BCL).

Proses Brown Coal Liquefaction


Teknologi yang mengubah kualitas batubara yang rendah menjadi produk yang berguna
secara ekonomis dan dapat menghasilkan bahan bakar berkualitas serta ramah lingkungan.
Proses pada Brown Coal Liquefaction, secara umum terdiri atas 3 proses, yaitu: Coal
Pretreatment Process, Slurry Preheating Process, Primary hydrogenation process dan Secondary
hydrogenation process. Pretreatment Process merupakan proses peremukan raw brown coal,
pengeringan, dan pembuatan Slurry. Slurry dibuat dengan mencampurkan 1 bagian batubara
brown coal dengan 2.5 bagian pelarut, lalu ditambahkan katalis yang mengandung besi (iron
catalyst). Lalu Slurry diproses ke preheating process.
Primary hydrogenation process dilakukan dengan mengalirkan gas hidrogen pada temperatur
430-450°C dan tekanan 150-200 kg/cm2G agar dapat terjadi proses likuifaksi. Produk yang
dihasilkan dikirim ke kolom distilasi dan didistilasi menjadi naphta, light oil dan medium oil.
Kolom distilasi bawah yang mengandung padatan dialirkan menuju kolom pemisah padatan-
cairan pada proses pengeringan pelarut. Distilat cair kemudian dibawa ke proses Secondary
hydrogenation dan padatan dibuang.
Reaktor jenis fixed bed yang diisi katalis Ni-Mo agar proses hidrogenasi dapat terjadi pada
temperatur 300-400°C dan tekanan 150-200 kg/cm2G. Kemudian dilakukan distilasi kembali
agar dapat dipisahkan menjadi nephta, light distillate dan medium distillate. Setelah proses
selesai, dihasilkan 3 barrel batubara cair dari 1 ton batubara brown coal kering.

Proses secara singkat


Langkah pertama adalah dengan memisahkan air secara efisien dari batubara
yang berkualitas rendah. Selanjutnya langkah kedua melakukan proses pencairan
dimana hasil produksi minyak yang dicairkan ditingkatkan dengan menggunakan
katalisator, kemudian dilanjutkan dengan proses hidrogenasi yaitu dimana
heteroatom (campuran sulfur-laden, campuran nitrogen-laden dan lain-lain) pada
minyak batubara cair dipisahkan untuk memperoleh bahan bakar bermutu tinggi,
kerosin, dan bahan bakar lainnya. Kemudian sisa dari proses tersebut (debu dan
unsur sisa produksi lainnya) dikeluarkan.
Tahapan proses pencairan batubara muda (Brown Coal Liquefaction) :

1. Pengeringan/penurunan kadar air secara efisien


2. Reaksi pencairan dengan limonite katalisator
3. Tahapan hidrogenasi untuk menghasilkan produk oil mentah
4. Deashing Coal Liquid Bottom/ heavy oil (CLB)
5. Fraksinasi/pemurnian light oil (desulfurisasi, pemurnian gas, destilasi produk)

Kelebihan Batubara Cair


Dalam perkembangannya, para peneliti telah melakukan berbagai
terobosan teknologi untuk menghasilkan batubara cair yang berkualitas,
salahsatunya ialah Brown Coal Liquefaction. Dengan demikian,
pengembangan batubara cair ini akan menjadi suatu industri yang
prospektif bagi pelaku usaha untuk berinvestasi karena memiliki beberapa
kelebihan, antara lain :
a. Harga produksi lebih murah, yaitu setiap barel batubara cair
membutuhkan biaya produksi yang tidak lebih dari US$15 per barel.
Bandingkan dengan biaya produksi rata-rata minyak bumi yang berlaku di
dunia saat ini yang mencapai US$23 per barel.
b. Jenis batubara yang dapat dipergunakan adalah batubara yang berkalori
rendah (low rank coal), yakni kurang dari 5.100 kalori, yang selama ini
kurang diminati pasaran.
c. Setiap satu ton batubara padat yang diolah dalam reaktor Bergius dapat
menghasilkan 6,2 barel bahan bakar minyak sintesis berkualitas tinggi.
Bahan ini dapat dipergunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar
pesawat jet (jet fuel), mesin diesel (diesel fuel), serta gasoline dan bahan
bakar minyak biasa.
d. Teknologi pengolahannya juga lebih ramah lingkungan. Dari pasca
produksinya tidak ada proses pembakaran, dan tidak dihasilkan gas CO2.
Kalaupun menghasilkan limbah (debu dan unsur sisa produksi lainnya),
masih dapa dimanfaatkan untuk bahan baku campuran pembuatan aspal.
Bahkan sisa gas hidrogen masih laku dijual untuk dimanfaatkan menjadi
bahan bakar.
e. Batubara terjangkau dan tersedia di seluruh dunia, memungkinkan berbagai negara
untuk mengakses cadangan batubara dalam negeri dan pasar internasional- dan
mengurangi ketergantungan pada impor minyak, serta meningkatkan keamanan
energi.
f. Batubara Cair dapat digunakan untuk transportasi, memasak, pembangkit listrik
stasioner, dan di industri kimia.
g. Batubara yang diturunkan adalah bahan bakar bebas sulfur, rendah partikulat, dan
rendah oksida nitrogen.
h. Bahan bakar cair dari batubara merupakan bahan bakar olahan yang ultra bersih,
dapat mengurangi risiko kesehatan dari polusi udara dalam ruangan.
REFERENSI

http://letshare17.blogspot.co.id/2010/12/likuifikasi-batu-bara.html

https://scientificindonesia.wordpress.com/proses-pengolahan-batubara/

http://dokumen.tips/documents/liqiufaksi-batubara.html

Anda mungkin juga menyukai