DISUSUN OLEH
NAMA : IRFAN YUSUF DWI YANUAR
KELAS : XI MIA4
NO ABSEN : 13
Konflik Politik di Aceh Karena Persaingan
Tidak Sehat
Teror dan intimidasi dengan kekerasan terjadi saat seorang calon legislatif (caleg)
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Selatan, Faisal (40) dari Partai
Nasional Aceh (PNA) tewas ditembak oleh orang tak dikenal pada (2/3). Peristiwa
penembakan terjadi di Gunung Cot Mancang, Gampong Ladang Tuha, Kecamatan
Meukek, Aceh Selatan. Penembakan ini dilakukan dengan menggunakan senjata
laras panjang. Pelaku memberondong korban dengan 42 kali tembakan.
Lalu, kantor PA, Dewan Pimpinan Sagoe (DPS) Lueng Bata Banda Aceh, digranat
orang tidak di kenal pada (11/3). Dan, peristiwa paling anyar yakni penembakan
mobil caleg PA di Bireun yang menewaskan tiga orang terjadi pada (31/3).
Sebelumnya, posko Partai NasDem diserang dua orang tak dikenal senjata laras
panjang jenis M-16 dan A1 di jalan Line Exxon Mobil desa Kunyet Mule, Kecamatan
Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, pada (16/1).
SUMBER : www.beritaterkinisekitarpemilu.com
Tawuran pelajar yang terjadi di jalan-jalan melibatkan dua
kelompok sekolah yang saling berkonflik.
Contoh lain adalah tawuran antarpelajar yang akhir-akhir ini kerap terjadi. Tawuran
antarpelajar bahkan melibatkan antar sekolah, dan tidak jarang menimbulkan
kerusakan fasilitas umum, serta banyak meminta korban. Berbagai sebab yang
menyulut terjadinya tawuran tersebut memang beraneka ragam, yang intinya
menjunjung tinggi solidaritas antarteman.
b. Kerusuhan
Kerusuhan pada dasarnya sama dengan demonstrasi. Hal yang membedakannya
adalah kerusuhan mengandung penggunaan kekerasan fisik yang diikuti dengan
perusakan fasilitas umum, pemukulan oleh aparat keamanan atas pelaku-pelaku
kerusuhan, penggunaan alat-alat pengendalian kerusuhan oleh aparat keamanan,
dan penggunaan berbagai macam senjata atau alat pemukul oleh para pelaku
kerusuhan. Kerusuhan biasanya dilakukan dengan spontanitas sebagai akibat dari
suatu insiden dan perilaku kelompok yang kacau.
SUMBER : www.ucbrowsertrendingtopic.com
Kasus Perampokan Toko Emas di Yogyakarta
SUMBER : WWW.BACABERITA.COM
KONFLIK ANTAR SUKU DI PAPUA
Beberapa tahun belakangan media di Indonesia, baik lokal maupun nasional
memberitakan mengenai konflik antarsuku yang terjadi di Papua. Timika sering
diplesetkan Tiap Minggu Kacau. Bukan Timika jika tak ada kekacauan, bentrok
ataupun kerusuhan. Masih segar dalam ingatan kita bahwa di Timika selalu terjadi
konflik antarsuku. Konflik antara PT Freeport Indonesia (PT FI) dengan warga
setempat juga turut mewarnai tragedi konflik di daerah itu. Sebagai contoh
kerusuhan yang terjadi Tahun 1996. Kerusuhan yang telah menelan korban jiwa
pada masyarakat sipil dan korban materil yang tak terhitung jumlahnya. Saat itu,
pihak perusahaan menggunakan jasa aparat keamanan untuk menembaki,
memperkosa, meneror dan mengancam warga Papua. Konflik di Timika pula yang
akhirnya menghasilkan pemberian dana 1 persen dari pendapatan bersih PT FI
pertahun untuk Masyarakat Amungme dan Kamoro. Walaupun kini dana 1 persen
itu lebih banyak digunakan untuk kepentingan PT FI sendiri.
Konflik berikutnya yang terjadi di Timika yakni antara masyarakat dengan
pemerintah. Sebagai contoh kerusuhan menyikapi rencana pemerintah pusat untuk
pemekaran Provinsi Papua Tengah dengan Ibu Kota di Timika. Konflik ini terjadi
pada tahun 2004 yang menyebabkan 4 warga sipil tewas terkena panah. Konflik
yang selalu terjadi di Timika juga antara masyarakat dan masyarakat. Contoh
kasus misalnya konflik saling menyerang antara Suku Dani dan Suku
Damal. Bahkan dalam catatan telah sepuluh kali terjadi di Timika. Seperti konflik
antara Suku Dani dan Damal di Kwamki Lama dan juga konflik berlanjut di Banti
dan Kimbeli di Tembagapura dekat PT FI mengeksploitasi emas, tembaga dan
mineral ikutan lainnya. Konflik selanjutnya adalah antara aparat keamanan dan
warga sipil. Contoh kasus, antara warga sipil yang berasal dari Suku Key dan
Pihak Kepolisian. Konflik ini juga telah melumpuhkan aktivitas Kota Timika.
Dalam konflik ini satu warga sipil tewas tertembak. Konflik selanjutnya yang
sering terjadi di Timika adalah antara aparat keamanan sendiri. Contoh kasus
seperti Aparat TNI saling melakukan penyerangan terhadap Aparat Kepolisian.
Aparat TNI menyerang Pos Polantas di Timika Indah. Dalam konflik ini sejumlah
pihak mengalami kerugian. Contoh konflik-konflik tersebut selalu terjadi di
Timika dan telah membuka peluang untuk timbul lagi konflik lama karena dalam
proses penyelesaian tak pernah tuntas. Keadilan dalam penyelesaian kasus konflik
bagai panggang jauh dari bara.
Contoh kasus penyelesaian perdamaian misalnya ketika penyelesaian denda
adat antara Suku Dani dan Damal. Denda adat terkumpul Rp 2 Miliar. Uang
sebanyak itu diperoleh melalui bantuan perusahaan yang beroperasi di Timika dan
pemerintah setempat. Juga diperoleh dari hasil usaha pihak-pihak yang
bertikai. Dana sebanyak itu bukan untuk membayar musuh atau pihak lawan tetapi
pihak untuk membayar keluarga korban dalam sukunya sendiri. Akhirnya dendam
antara suku-suku yang bertikai masih terus berlanjut. Jika Aparat Polisi tak
mengungkap siapa pelaku penembakan dan juga jika tak diberikan hukuman
setimpal, maka dendam masih berlanjut. Jika dilihat secara seksama, maka konflik
di Timika lebih intensif dibanding konflik yang terjadi kota-kota lainnya di Papua.
Hal ini terjadi mungkin saja karena ada aktor yang ‘bermain’ di balik konflik
antarsuku di Papua.
ISI : Contoh kasus, antara warga sipil yang berasal dari Suku Key dan Pihak
Kepolisian. Konflik ini juga telah melumpuhkan aktivitas Kota Timika. Dalam
konflik ini satu warga sipil tewas tertembak. Konflik selanjutnya yang sering
terjadi di Timika adalah antara aparat keamanan sendiri. Contoh kasus seperti
Aparat TNI saling melakukan penyerangan terhadap Aparat Kepolisian. Aparat
TNI menyerang Pos Polantas di Timika Indah. Dalam konflik ini sejumlah pihak
mengalami kerugian
SUMBER : KORAN JAWAPOS TANGGAL 4 DESEMBER 2015 HALAMAN
CONTOH KASUS KEMISKINAN SAAT INI DI WILAYAH DKI
JAKARTA
Harus diakui, Jakarta mempunyai berbagai program pemberantasan kemiskinan.
Akan tetapi, program itu hanya menjangkau warga miskin ber-KTP DKI.
Padahal,banyak warga miskin pendatang dari daerah-daerah di Jawa, bahkan juga
luar Jawa, yang tidak tercatat sebagai penduduk DKI.
Bagi Yunaedi (37), mengingat bawang berarti mengingat masa-masa hidup
bersama keluarganya yang selalu diwarnai tangisan. Air mata yang merembes
bukan karena percikan air bawang yang memang bisa membikin mata pedas.
Namun, bawang jugalah yang mengiris hatinya. Akhirnya, petani bawang asal
Brebes, Jawa Tengah, itu pun pergi ke Jakarta.
Yunaedi hanyalah petani tanpa lahan. Dia menggarap lahan milik orang lain,yang
disewanya setiap tahun. Namun, biaya produksi bawang kerap taksebanding
dengan harga jual hasil garapannya. "Kalau sudah rugi begitu,keluarga habis-
habisan, pada nangis semua di rumah. Bawang itu begitu.Benar-benar bisa bikin
nangis betulan," tutur Yunaedi mengenang.
Tahun 1999 Yunaedi ke Jakarta dan berjualan nasi goreng. Bersama Sarmah (31)
dan dua anaknya, Yunaedi mengontrak rumah petak dari tripleks di atas Kali
Mampang, Jakarta Selatan. Di sanalah mereka tinggal bersama ratusan jiwa kaum
urban miskin lainnya. Gubuk-gubuk kumuh mereka terjepit di antara permukiman
mewah.
ISI : Jumlah mereka bisa ratusan ribu jiwa. Sebab, di Tanah Merah saja
ada 750 keluarga, sementara di Cakung Drain sekitar 300
keluarga.Digusur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatasi
kemiskinan di kota dengan pendekatan represif. Penertiban. Permukiman
kaum miskin yang kumuh dianggap penyakit dan merusak gemerlapnya
kota. Melalui Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 1988 tentang Ketertiban Umum, kaum miskin kerap diusir.
Terbitnya Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan
Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
semakin melegalkan penggusuran paksa.
SUMBER : WWW.BACABERITA.COM