Anda di halaman 1dari 4

a.

Hubungan Geografis dengan Kejahatan


Di lain pihak para ahli kriminologi dan sosiologi yang berpendapat lain yakni
mereka berpendapat: “Kondisi lingkungan yang tidak waras merupakan tempat
persemayaman bagi kejahatan (Evil Resides in an imperfect environment)”.
Contoh: diskriminasi di Afrika Selatan, yang bermula dari Munculnya Politik
Apartheid di Afrika Selatan

Apartheid adalah suatu kebijakan pemisahan secara rasial yang terdapat di afrika
selatan. kata aphartheid sendiri berasal dari bahasa afrika yang berarti pemisahan,
kata itu menggambarkan perbedaan rasial secara tegas antara pemerintahan yang
berkulit putih (minoritas) dan penduduk asli yang berkulit hitam (mayoritas).
Apartheid ini di latar belakangi oleh imprealisme yang melanda bangsa eropa,
belanda yang salah satu Negara di eropa yang melakukan imprealisme dan dalam
hal ini afrika selatan menjaadi sasaran penajajahan bangsa belanda pada saat itu.
kita ketahui bahwa afrika selatan kaya akan intan,dan emas, Sehingga orang afrika
menybut orang orang belanda dengan sebutan BOER. Sejak kedatangan orang kulit
putih itulah terbentuk suatu masyarakat yang di bedakan berdasarkan warna kulit,
tetapi di dalam realitanya justru orang kulit putih yang jumlahnya sedikit memliki
kekusaan yang besar bebanding terbalik dengan orang yang kulit hitam yang
jumlahnya banyak nyaris tidak memilki kekuasaan.

b. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejahatan

Sebuah studi terbaru memberikan beberapa bukti terbaik untuk menegaskan


bahwa upah rendah (low wages) dan pengangguran (unemployment) membuat orang
yang kurang berpendidikan lebih cenderung beralih ke kejahatan. Para peneliti telah
memeriksa tingkat kejahatan nasional antara 1979 dan 1997 dan menemukan adanya
peningkatan kejahatan selama periode kejatuhan tingkat upah dan meningkatnya
pengangguran di antara orang-orang tanpa pendidikan perguruan tinggi.
Dari tahun 1979 sampai 1997 statistik federal menunjukkan bahwa penyesuaian
inflasi upah laki-laki tanpa pendidikan tinggi turun sebesar 20 persen.
Weinberg dan rekan-rekannya melakukan beberapa analisis untuk menguji
hubungan antara upah, pengangguran dan kejahatan antara tahun 1979 dan 1997 untuk
orang tanpa pendidikan perguruan tinggi.
Pada analisis pertama, para peneliti menghitung bahwa 20 persen penurunan
upah orang yang tidak berpendidikan tinggi selama periode keseluruhan dapat
menjelaskan adanya peningkatan sebesar 10,8 persen dalam kejahatan properti dan
peningkatan sebesar 21,6 persen dalam kejahatan kekerasan.
Namun, di antara orang yang berpendidikan rendah, upah lebih rendah dan
tingkat pengangguran yang lebih tinggi di negara-negara di mana mereka tinggal
membuatnya lebih mungkin melakukan kejahatan.

Contoh:

c. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejahatan


a. Kriminalitas dan Jenis Kelamin

Angka statistik menunjukkan bahwa jumlah wanita yang dijatuhi pidana lebih rendah daripada pria.
Angka statistik ini menunjuk pada perbuatan delik secara umum. Namun bila perbuatan delik sudah
dikhususkanm kemungkinan angka statistik perbandingan pelaku delik wanita dengan pria akan
bertambah porsi bagi wanitanya. Misalnya saja dalam delik abortus.

Telah banyak penjelasan mengenai kenyataan ini dan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori
antara lain:

 Sebenarnya kriminalitas yang dilakukan oleh wanita jauh lebih tinggi dari angka yang ada

Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya dark number yaitu anka kejahatan yang tidak dicatat
karena sesuatu hal. Contohnya dalam kasus abortus, kasus ini kebanyakan akan ditutup-tutupi dan
disembunyikan baik oleh korban maupun keluarganya. Selain hal tersebut, kaum pria cenderung
memiliki sifat gentleman yaitu berusaha melindungi wanita. Ketika terdapat wanita yang melakukan
kejahatan, pria merasa perlu melindunginya.

 Kondisi lingkungan bagi wanita ditinjau dari segi kriminologi lebih menguntungkan daripada
kondisi bagi pria

Faktor lingkungan lebih menguntungkan wanita karena :

Perkawinan bagi wanita merupakan faktor anti irininogen, angka statistic menunjukkan bahwa angka
kriminalitas tertinggi oleh wanita dilakukan oleh wanita yang bercerai ika dibandingkan dengan pria,
partisipasi wanita lebih sedikit dalam kegiatan masyarakat sehingga dapat mengurangi konflik yang
dapat mengarah pada kriminalitas.

 Sifat wanita sendiri membawa pengaruh rendahnya kriminalitas

Faktor fisik wanita yang lemah kurang cocok untuk delik-delik agresi

Faktor psikis wanita mempunyai variasi yang lebih sempit, jadi sifat ekstrem baik maupun buruk
jarang terjadi pada wanita

Contoh:
Aborsi
Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal
dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”

Yang menerima hukuman adalah:


1.   Ibu yang melakukan aborsi
2.   Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3.   Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi

Terkait kasus dugaan melakukan aborsi di salah satu rumah yang diduga dijadikan sebagai tempat praktek aborsi di
Jalan Lubuk Kuda Gang Marco Sentosa Lama yang digerebek anggota Reskrim Poltabes Medan, Sabtu (12/12) lalu,
dua orang telah dijadikan tersangka dan masih ditahan di Mapoltabes Medan. Kedua tersangka yakni Dr J dan Bidan
M.

Kasat Reskrim Kompol Gidion Arif Setyawan SIK dan Kanit VC Poltabes Medan AKP Ronny Nicolas Sidabutar SIK saat
dikonfirmasi SIB, Senin (14/12) membenarkan bahwa pihaknya telah menetapkan Dr J dan Bidan M sebagai
tersangka dan masih ditahan di Mapoltabes Medan guna pengusutan lebih lanjut.

Untuk biaya aborsi, R dikenakan biaya Rp 2 juta oleh tersangka. Diduga, R melakukan aborsi atas kemauan dirinya
sendiri.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, penggerebekan itu berawal dari adanya laporan masyarakat yang
menyebutkan bahwa satu rumah di Jalan Lubuk Kuda Gang Marco Sentosa Lama kerap kali dijadikan tempat praktek
aborsi.

Kemudian anggota Unit VC Reskrim Poltabes Medan melakukan penyelidikan di lapangan sekaligus menggerebek
rumah tersebut. Dr J dan Bidan M yang diduga sebagai pelaku aborsi tersebut selanjutnya diboyong ke Mapoltabes
Medan untuk diperiksa. (M16/y)

d. Hubungan perekonomian dengan Kejahatan

Aristoteles (384. 322 S.M) yang menyebutkan: “Adanya hubungan di antara masyarakat dan
kejahatan  yaitu dalam wujud peristiwa kemiskinan menimbulkan pemberontakan dan
kejahatan”.
Motif yang biasa dipakai pelaku kejahatan adalah motif ekonomi. Biasanya faktor ekonomi
yang menyebabkan tingkah laku seseorang menjadi berubah. Karena faktor ekonomi adalah
faktor yang paling penting bagi semua orang yang ingin hidup sejahtera. Banyak pelaku
kejahatan yang biasanya menghalalkan segala cara untuk mensejahterakan hidupnya.  Tingkat
tindak kejahatan juga dapat diturunkan dengan menurunkan angka pengangguran. Karena
semakin banyap penangguran, maka semakin meningkat tindak kejahatan.

Studi Weinberg menemukan hubungan antara upah dan beberapa kejahatan dengan
kekerasan (penyerangan atau perampokan) di mana uang menjadi motif.

Secara keseluruhan, uang memiliki pengaruh lebih besar pada kejahatan daripada tingkat
pengangguran, menurut Weinberg. Itu karena tingkat pengangguran bersifat siklus dan tidak
ada tren jangka panjang yang kuat. Upah, bagaimanapun, terus jatuh pada sebagian besar dari
periode yang diteliti.

Contoh:

Kasus Ida Bagus Putu Candra, ingin membeli smartphone murah dari penjual gelap malah
sepeda motor dibawa kabur orang. Sedangkan Erik Estrada yang merupakan penjual smartphone
sekaligus pencuri sepeda motor itu berhasil kabur.
peristiwa itu berawal dari pertemuan antara korban dan pelaku pada Kamis
(21/7/2016). korban sedang menyiapkan bus Restu untuk berangkat beroperasi. Dalam
kondisi itu, pelaku langsung mendekati korban dengan tujuan menawarkan dan menjual
smartphone merk Asus senilai Rp300.000.

Karena tertarik dengan penawaran tersebut, korban membeli smartphone itu dan
mereka saling bertukar nomor telepon. Tak lama kemudian sekitar pukul 13.00 WIB,
pelaku menghubungi korban dan mengatakan akan menjual HP lagi. Korban saat itu
ditunggu di Hotel Mahesa Ponorogo, tidak lama setelah itu mereka akhirnya bertemu di
kamar hotel yang sebelumnya sudah dipesan pelaku.

PAda saat korban lengah, pelaku memanfaatkan situasi untuk menukar kunci kontak
sepeda motor korban dengan kontak yang sudah disiapkan sebelumnya dari Surabaya.
Saat itu, kontak sepeda motor korban berada di atas kasur.

Setelah pelaku berhasil mengambil kontak sepeda motor itu, lalu pelaku berpura-pura
akan membeli rokok dan meninggalkan korban hotel sendirian. Pelaku juga sempat
meminjam helm satpam hotel dan langsur kabur ke daerah Rembang, Jawa Tengah. Di
Rembang, pelaku sudah memiliki jaringan jual beli sepeda motor hasil dari kejahatan.

Dari tangan pelaku, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa sepeda motor Honda
Beat tahun 2016 dan lima unit sepeda motor dari berbagai merk yang diduga
merupakan hasil kejahatan. Saat ini pelaku beserta barang bukti berada di Mapolres
Ponorogo untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Atas perbuatannya, pelaku akan dikenai Pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman
lima tahun penjara.

Anda mungkin juga menyukai