Disusun oleh :
2014
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
INFEKSI SALURAN KEMIH
Disusun oleh :
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH” untuk para pembaca. Makalah ini disusun
lebih efektif telah penulis lakukan melalui perantara buku, media cetak, dan media
informasi dan saran dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan,
maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
1. Sasmo Meanys S.kep, Ners selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Anak I yang telah memberikan materi dengan baik sehingga pelaksanaan makalah
2. dan segenap kawan – kawan kelas 2B Keperawatan, yang telah dapat berdiskusi
dari itu penulis mengharapakan adanya krititk dan saran yang bersifat membangun
kepada pengguna makalah ini, semoga makalah ini dapat memuaskan pengguna, baik
Semoga Allah SWT yang maha segalanya mebalas budi baik semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, akhir kata dan
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kencing pada 0,1 % bayi baru lahir. Dan infeksi ini berbeda dari
infeksi pada anak yang berumur lebih dari 1 tahun, dalam hal infeksi lebih sering
terjadi pada laki – laki daripada wanita, manifestasiklinisnya kabur dan tidak spesifik,
dan infeksi pada kelompok umur ini cenderung lebih parah. Factor – factor yang
refluks vesi – kouretral, uropati obstruktif, berat badan lahir rendah, miolo –
meningokele, katerisasi kandung kemih, dan untuk laki – laki, tidak disirkumsisi.
Resiko infeksi saluran kencing pada laki – laki yang tidak disirkumsisi pada umur
tahun pertama adalah 0,041 dan kemungkinan ini menurun hingga 0,002 pada yang
75% infeksi disebabkan oleh escherechia colli. Enterobakter dan kokus gram- positif
lain tidak lazim menimbulkan infeksi. Retu infeksi pada kebanyakan kasus bersifat
asenden dan jarang secara hematogen.Disamping parut ginjal, infeksi bayi baru lahir
refluks.Reterdasi pertumbuhan ginjal ini dapat reversibel setelah pubertas pada anak
urin serta organ yang mengeluarkan urin dari tubuh, yaitu ginjal, ureter, kandung
kemih dan uretra. Menurut National Kidney and Urologic Diseases Information
infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. ISK
dapat menyerang pasien dari segala usia mulai bayi baru lahir hingga orang tua. Pada
umumnya wanita lebih sering mengalami episode ISK daripada pria. Namun, pada
masa neonatus ISK lebih banyak terjadi pada bayi laki (2,7%) yang tidak menjalani
sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%). Dengan bertambahnya usia, insiden ISK
terbalik yaitu pada masa sekolah ISK pada anak perempuan 3%, sedangkan anak laki-
laki 1,1%. Insiden ISK ini pada remaja anak perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8%.
Di Indonesia, insidensi bakteriuria pada wanita hamil sebanyak 9,18%. Pada penelitian
yang telah dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM Jakarta, ditemukan
ISK asimptomatik pada wanita hamil sebanyak 20% Di Banjarmasin (1994) didapatkan
sebanyak 25,81% dari wanita hamil menderita dengan ISK. apabila bakteriuria
asimptomatik ini tidak diobati, sekitar 25% pasien kemudian akan mengalami infeksi
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31308/5/Chapter%20I.pdf.. Diakses
salah satu penyebab komplikasi kehamilan pada ibu dan janin seperti abortus,
sebagainya.(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31308/5/Chapter%20I.pd
Kemih”.
1.3Tujuan Penulisan
1.3.1Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah untuk memberikan Asuhan
1.3.2Tujuan Khusus
Kemih
Saluran Kemih.
Saluran Kemih
d.Mahasiswa menyusun rencana keperawatan pada klien dengan
Saluran Kemih
BAB II
KONSEP PENYAKIT
tua,panjang nya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm.Setiap ginjal memiliki berat
2. Lokasi Ginjal terletak diarea yang tinggi,yaitu pada dinding abdomen posterior
yang berdekatan dengan dua pasang iga terakhir.Organ ini merupakan organ
kanan terletak agak dibawah dibandingkan ginjal kiri karena ada hati pada sisi kanan.
2.Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus.Sinus ini
membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter vena dan ateri
sampai tiga kaliks mayor,yaitu rongga yang mencapai glandular,bagian penghasil urin
pada ginjal.setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa (8-18) kaliks minor.
a.Medulla terdiri dari masa-masa triangular yang disebut piramida ginjal.Ujung yang
sempit dari setiap piramida,papilla,masuk dengan pas dalam kaliks minor dan
b.Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit
medulla yang bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal yang terdiri dari
5.Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal.Setiap lobus terdiri dari satu piramida
C. Struktur nefron
satu ginjal mengandung 1-4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk
urin.setiapa nefron memiliki satu komponen vascular (kapilar) dan satu komponen
tubular.
visceral dimodifikasi menjadi podosit (“Sel seperti kaki”). Yaitu sel-sel epitel khusu
2. setiap sel kodosit melekat pada permukaan liar kapilar gloumerular melalui
beberapa prosesus primer panjang yang mengandung prosesus skunder yang disebut
3. pedikel berinterdigitasi ( saling mengunci) dengan prosesus yang sama dari podosit
slits(poro-pori dari cela) yang lebarnya sekitar 25 mm. setiap pori dilapisi
kapilar gloumerular dari duang dalam kapsul bowman. Barrier ini terdiri dari
2. pada kutub urinarius korpuskel ginjal, gloumerulus memfiltrasi aliran yang masuk
mm dan sangat berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat
sel-sel epithelial kuboid yang kaya akan mikrovilus (brushborder) dan memperluas
desenden ansahenle yang masuk kedala medulla, membentuk lengkungan jepit yang
3. nefron korteks terletak dibagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan
b. dinding arterio aferen yang bersebelahan dengan macula densa yang mengandung
sel – sel otot polos termodifikasi yang disebut dengan sel jukstaglomerula. Sel ini
c. macula densa, sel yang jukstaglomerula, dan sel mesangium saling bekerja sama
tekanan darah.
korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal.
pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urin dalam kalisk
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal
saluran ini menyempit di tiga tempat: di titik asal ureter pada pelvis ginjal, di
titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuan nya dengan kandung
kemih. Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini,
2.Dinding ureter terdiri dari tiga lapisan jaringan: lapisan terluar adalah lapisan
fibrosa, ditengak adalah muskularis longitudinal kearah dalam dan otot polos sirkular
kearah luar, dan lapisan kedalam adalah epitelium mukosa yang mengsekresi selaput
mucus pelindung.
Kandung kemih adalah organ muscular berongga yang berfungsi sebagai container
penyimpanan urin.
1.Lokasi.
Pada laki-laki kandung kemih terletak dibelakang symphisis pubis dan didepan
vagina.ukuran organ ini sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat
kosong;organ terbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilicus dalam
2. Struktur
Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan lipatan-lipatan peritoneum dan
kondensasi fasia.
2.Otot detrusor adalah lapisan tengah.lapisan ini tersususn dari berkas-berk otot polos
yang satu sama lain saling membentuk sudut.ini untuk memastikan bahwa
arah.
3.Sub mukosa adalah lapisan jaringan ikat yang terletak dibawah mukosa.Dan
4.Mukosa adalah lapisan terdalam.lapisan ini merupakan lapisan epitel yang tersusun
(lipatan-lipatan yang akan memipih dan mengembang saat urin berakumulasi dalam
kandung kemih.
b.Trigonum adalah area halus triangular,dan relative tidak dapat berkembang yang
terletak secara internal dibagian dasar kandung kemih.sudut-sudut nya terbentuk dari
1.Pada laki-laki uretra membawa cairan semen dan urin,tetapi tidak pada waktu yang
dan penis.
a.Uretra prostatic dikelilingi oleh kelenjar prostat.uretra ini menerima dua duktus
ini menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai orivisium uretra
eksternal pada ujung penis.tepat sebelum mulut penis uretra membesar untuk
tubuh melalui orifisium uretra eksternal yang terletak dalam vestibulum antara
klitoris dan mulut vagina.kelenjar uretra yang humolog dengan kelenjar prostat pada
E.Fungsi Ginjal.
dengan asupan dan ekresi nya melalui rute.lain,seperti pada saluran gastrointestinal
atau kulit.
darah.ginjal,melalui ekresi glukosa dan asam amino berlebih bertanggung jawab atas
obatan atau zat kimia asing lain dari tubuh. ( Anatomi Fisiologi untuk pemula. 1991)
2.2.1 Pengertian
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang berakibat pada ginjal.Infeksi pada saluran
kemih atau yang biasa disebut ISK pada umumnya disebabkan oleh golongan
enterobacteriaceae yang berasal dari daerah perineum atau traktus intestinal. E. Coli
merupakan penyebab 70 – 80 ISK yang biasan (simpleks). Kuman lain yang juga
2.2.2 Etiologi
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
a.sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung
b. mobilitas menurun
3. faktor lainnya yaitu terutama yang menghambat aliran kemih yaitu adanya benda
asing, daurkateter, neprolitiasis, dan mungkin juga konstipasi akan tetapi sebagian
besar infeksi saluran kemih tidak ada hubungannya dengan abnormalitas fungsional
2.2.3Manifestasi klinis
1. anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba untuk
2. sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bias bewarna putih,
3. warna air seni kental, pekat seperti air the,kadang kemerahan bila ada darah.
ginjal(diiringi rasa nyeri disisi bawah belakang rusuk, mual atau muntah)
6. peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-sembuh
7. pada neonatus usia dua bulan,gejalanya dapat menyerupai infeksi atau sepsis
berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia, problem
8. pada bayi gejalanya berupa demam,berat badan sukar naik atau anoreksia.
9. pada anak besar gejalanya lebih khas seperti sakit waktu kencing, frekuensi
11. kelak pada masa kanak-kanak sering berkemih, sakit selama berkemih,
inkontinensia urin yang berkaitan dengan urgensi, mengompol pada anak yang
semula sudah tidak lagi, sakit perut, dan urine berbau busuk merupakan gejala yang
sering terjadi.
13. ginjal dapat membesar, anak-anak dengan piyelonefritis kronis sering kali tidak
Bacteremia sekunder.
Kontraksi otot VU
4. Berikan kompres hangat bantal elektrik khusus atau botol berisi air
kandung kemih.
8. Untuk wanita
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a.Identitas Klien
b.Riwayat Kesehatan
Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual, muntah saat makan
2. Pola eliminasi
Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total agar tidak
lama.
5. Pola persepsi dan konsepsi diri
Biasanya klien sering melamun dan merasa sedih karena keadaan sakitnya.
Dalam hal beribadah biasanya terganggu karena bedrest total dan tidak
c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
2. Tingkat Kesadaran
3. Sistem Respirasi
umum pasien adalah kondisi yang tampak ketika perawat melihat pasien seperti
mah, dsb.liputi tekanan darah (hipertensi, normal, hipotensi), denyut nadi, respirasi
- Berdiri di depan klien dan taruh kedua telapak tangan pemeriksa di dada dibawah
papilla, anjurkan pasien menarik nafas dalam, rasakkan apakah sama paru ki.ka.
- Berdiri deblakang pasien, taruh telapak tangan pada garis bawah scapula/setinggi
costa ke-10, ibu jari ka.ki di dekatkan jangan samapai menempel, dan jari-jari di
regangkan lebih kurang 5 cm dari ibu jari. Suruh pasien kembali menarik nafas dalam
- Meletakkan telapak tangan kanan di belakang dada tepat pada apex paru/stinggi
rendah)
mengerakkan ke posisi ka.ki kemudian kebawah sampai pada basal paru atau setinggi
- Untuk perkusi anterior dimulai batas clavikula lalu kebawah sampai intercosta 5
tentukkan batas paru ka.ki (bunyi paru normal : sonor seluruh lapang paru, batas paru
- auskultasi
4. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : Amati denyut apek jantung pada area midsternu lebih kurang 2 cm
- Perkusi
- Palpasi spasium interkostalis ke-2 kanan untuk menentukkan area aorta dan
- Dari interkosta ke-5 pindah tangan secara lateral 5-7 cm ke garis midklavicula kiri
dimana akan ditemukkan daerah apical jantung atau PMI ( point of maximal impuls)
sternum.
- Perkusi
- Perkusi dari arah lateral ke medial untuk menentukkan batas jantung bagian kiri,
- Lakukan perkusi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui batas jantung kanan.
- Lakukan dari atas ke bawah untuk mengetahui batas atas dan bawah jantung
- Auskultasi
Bunyi S1: dengarkan suara “LUB” yaitu bunyi dari menutupnya katub mitral
Bunyi S2: dengarkan suara “DUB” yaitu bunyi meutupnya katub semilunaris (aorta
Adapun bunyi : S3: gagal jantung “LUB-DUB-CEE…” S4: pada pasien hipertensi
“DEE..-LUB-DUB”.
16 April 2014)
5. Sistem Integumen
- Inspeksi
sama, kecuali jika ada peningkatan vaskularisasi. Variasi normal warna kulit antara
1.Tahi lalat Kecoklatan – coklat tua, bisa datar atau sedikit menonjol
2. Stretch mark (striae) Keputihan atau pink, dapat disebabkan karena berat yang
4. Vitiligo Area kulit tak terpigmentasi, prevalensi lebih pada orang kulit gelap.
5. Tanda lahir Umumnya datar, warnanya bisa kecoklatan, merah, atau coklat.
Warna kulit yang abnormal yaitu kekuningan atau jaudis. Hal ini dapat
mengindikasikan terjadinya kelainan fungsi hati atau hemolisis sel darah merah. Pada
orang berkulit gelap, jaundis terlihat sebagai warna kuning-hijau pada sklera, telapak
tangan, dna kaki. Pada orang berkulit cerah, jaundis terlihat berwarna kuning pada
kulit, sklera, bibir, palatum, dan dibawah lidah.Warna kulit abnormal lainnya yaitu
eritema. Eritema dimanifestasikan sebagai kemerahan pada orang berkulit cerah dan
coklat atau ungu pada orang berkulit gelap. Hal ini mengindikasikan peningkatan
1.Tekstur palpasi kelembutan permukaan kulit. Kulit kasar terjadi pada pasien
hipitiroidisme.
Kulit berminyak dengan jerawat dan dengan peningkatan aktivitas kelenjar minyak
dna pada penyakit parkinson. Diaforesis sebagai respon meningkatnya suhu atau
3. Temperatur
seharusnya mudah untuk dicubit, dan cepat kembali ke posisi awal. Mobilitas kulit
menurun pada scleroderma atau pada pasien dengan peningkatan edema. Turgor kulit
palpasi, terlihat pada pasien dengan respon inflamasi lokal dan disebabkan oleh
Pitting edema biasanya pada kulit ekstremitas dan dapat menimbulakan depresi ketika
dilakukan palpasi.
Skala (1+ to 4+) Pengukuran Deskripsi Waktu kembali
6. Sistem Muskuloskeletal.
Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.Pada klien
dengan CRF biasanya ditemukan kelemahan otot, kejang otot, nyeri pada tulang dan
7. Sistem Pencernaan
Inspeksi keadaan umum abdomen : ukuran, kontur, warna kulit dan pola
usus. Palpasi abdomen untuk menentukan : lemah, keras atau distensi, adanya nyeri
tekan, adanya massa atau asites. Kaji adanya nausea dan vomitus.Kaji tipe diet,
jumlah, pembatasan diet dan toleransi terhadap diet.Kaji adanya perubahan selera
makan, dan kemampuan klien untuk menelan.Kaji adanya perubahan berat badan.
Kaji pola eliminasi : BAB dan adanya flatus. Inspeksi adanya ileostomy atau
kolostomi, yang nantinya dikaitkan dengan fungsi (permanen atau temporal), kondisi
stoma dan kulit disekitarnya, dan kesediaan alat.Kaji kembali obat dan pengkajian
(http://najmulmuttaqin14.blogspot.com/2013/08/pengkajian-sistem-pencernaan.html,
8. Sistem Perkemihan
- Inspeksi
urostomy atau supra pubik kateter, kesimetrisan : untuk mengetahui adanya asites.
normalnya tidak ada penonjolan vena.Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine
kembung, Kulit dan membran mukosa yang pucat, indikasi gangguan ginjal yang
tidak simetris, indikasi hernia atau adanya massa. Nyeri permukaan indikasi
disfungsirenal. Distensi atau perut yang nyeri menetap, distensi, kulit mengkilap atau
tegang.
a. Meatus urinaryLaki-laki posisi duduk atau berdiri, tekan ujung gland penis dengan
Pada wanita : posisi dorsal litotomi, buka labia dengan memakai sarung tangan.
a. Ginjal
3. Letakkan tangan kiri dibawah abdomen diantara tulang iga dan lengkung iliaka.
Tangan kanan dibagian atas. mengkilap dan tegang, indikasi retensi cairan atau
atau adanya cairan, indikasi infeksi. Pada laki-laki biasanya terdapat deviasi meatus
urinary seperti defek kongenital.Jika terjadi pembesaran ginjal, maka dapat mengarah
hidronefrosis.
4. Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan menekan sementara tangan kiri
mendorong ke atas.
b. Kandung kemih
Secara normal, kandung kemih tidak dapat dipalpasi, kecuali terjadi distensi urin
a. Ginjal
2. Letakkan telapak tangan tidak dominan diatas sudut kostovertebral (CVA), lakukan
perkusi atau tumbukan di atas telapak tangan dengan menggunakan kepalan tangan
dominan.
3. Ulangi prosedur untuk ginjal kananJika kandung kemih penuh maka akan teraba
lembut, bulat, tegas, dan sensitif. Tenderness dan nyeri pada perkusi CVA merupakan
b. Kandung kemih
1. Secara normal, kandung kemih tidak dapat diperkusi, kecuali volume urin di atas
150 ml. Jika terjadi distensi, maka kandung kemih dapat diperkusi sampai setinggi
umbilicus.
fundus kandung kemih. Setelah itu lakukan perkusi di atas region suprapubic.Jika
kandung kemih penuh atau sedikitnya volume urin 500 ml, maka akan terdengar
- Auskultasi
dan kuadran atasabdomen. Jika terdengar bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen
dan arteri renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah ke ginjal (stenosis
arteri ginjal).
(http://nefrologyners.wordpress.com/2010/11/03/pengkajian-keperawatan-sistem-
Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang telah
penyakitnya.
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
Tanda : peningkatan tekanan darah, nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal). kulit
3. Eliminasi
berkemih, diare.
4. Makanan / Cairan
Gejala : mual dan muntah, nyeri tekan abdomen diet tinggi purin, kalsium
dengan cukup
Tanda : distensi abdominal,penurunan/ tak adanya bising usus muntah
5. Nyeri / kenyamanan
Gejala : episode akut, nyeri akut, nyeri kolik. lokasi tergantung pada lokasi
Tanda : melindungi, perilaku distraksi nyeri tekan pada area ginjal pada `
palpasi
6. Keamanan
(http://ocnikkinco.blogspot.com/2012/12/pathway-dan-askep-isk.html/
1. Nyeri berhubungan dengan inflmasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan
4. Resiko infeksi
5. Retensi urin.
3.3. Intervensi Keperawatan
Nyeri b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur
traktus urinarius lain.
Kriteria evaluasi :
Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan )
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
Mampu mengenali nyeri ( skala intensitas, frekuensi dan tanda nyeri )
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi Rasional
Mengetahuidaerah nyeri,kualitas,kapan
Observasi reaksi non verbal dari nyeri dirasakan,faktor pencetus,berat
ketidaknyamanan ringannya nyeri yang dirasakan.
Mengetahuidaerah nyeri,kualitas,kapan
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri dirasakan,faktor pencetus,berat
nyeri ( farmakologi, non
ringannya nyeri yang dirasakan.
farmakologi, dan interpersonal )
Kriteria evaluasi :
Kandung kemih kosong secara penuh.
Tidak ada residu urin > 100-200 cc.
Intake cairan dalam rentang normal.
Bebas dari ISK.
Tidak ada spasme bleder.
Balance cairan seimbang.
Intervensi Rasional
Kriteria evaluasi :
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit,kondisi,prognosis,dan program pengobatan.
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar.
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lain nya.
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil :
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Mendeskripisikan proses penularan penyakit , factor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaanya
Menunjukkan kemampuan nuntuk mencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
Intervensi Rasional
Kriteria evaluasi :
Kandung kemih kosong secara penuh.
Tidak ada residu urin >100-200 cc
Bebas dari ISK.
Tidak ada spasme bleder.
Balance cairan seimbang.
Intervensi Rasional
Monitor intake dan output. Berguna untuk mengevaluasi
obsrtuksi dan pilihan intervensi.
Monitor penggunaan obat anti Mengetahui penggunaan obat sesuai
kolionergik. penyakit dan indikasi
Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan
Sloane Ethel. 1991. Anotomi Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Kedokteran
EGC.
Arvin Kliegman Behrman.2000. Nelson Ilmu kesehatan Anak Edisi 15 Vol 3. Jakarta
: Penerbit Kedokteran EGC.
Arvin Kliegman Arvin.2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1.Jakarta :
Penerbit Kedokteran EGC.
http://ocnikkinco.blogspot.com/2012/12/pathway-dan-askep-isk.html/diakses 11
April 2013
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31308/5/Chapter%20I.pdf.. Diakses
(http://nefrologyners.wordpress.com/2010/11/03/pengkajian-keperawatan-sistem-
(http://najmulmuttaqin14.blogspot.com/2013/08/pengkajian-sistem-pencernaan.html,