Pedoman Pencegahan Dan Penanggulangan Infeksi Di Icu PDF
Pedoman Pencegahan Dan Penanggulangan Infeksi Di Icu PDF
PenGGgaham
dam
Fema
rmr$ffifiHfthff''
B e s a r t e m e nt ( e s e h a ta nIl
llir ek t o l a t f e n d e r a l F e l aya n a nlr le d iX
2003
Katalog Dalam terbitan. Deparrernen Kesehatan RI
36 2 .r 8
Ind IndonesiaDeparremenKesehatanDirektorat
Jenderal
PelayananMedik.
dm penanggulangan
PcdommPcncegahan Infeksidi ICU - Iakarta :
Departemen Kesehatan, 2003
7. Dr. BambangTutuko,Sp.An,KIC
8. Dr. ChriscJohanes
Sp.An,KIC
Editor
sakit sema'kin
ari waktu ke waktu keberadaan insitusi rumah
pri ma dal am bi dang
dit unru t u n tu k m e m b e ri k a n p e layanan
dengan dua
kesehatankepada masyarakat' Kebutuhan ini sejalan
rumah sakit sei'ing
hal penting, yaitu ,.*.ki,, keratnya kompetisi sektor
client/customer terhadap
-,,L-l^-
d.rrg"r, pJni.rgk^r"r, kesadaran dan tuntutan
kualitas pelayanan rumah sakit'
Padasisilaindenganpenambahaniumlahrumahsakir'menyebabkan
persaingan yang menuntut
s€tiap rumah sakit saat ini masukdalam lingkaran
lebih baik'
p.l.y".,* yang makin lama makin memPunyai kwalitas. yang
pada aspek efisiensi'
1-irit t. ktber"hrsil.n rurrrah sakit sangat tergantunB
keamanan'
.f.li.i'*ri.^, pelayanan, kemudahan, kecepatan' kernukahiran'
dan kenyamanan-
pelayanan
Salah satu pelayanan yang sentral di rumah sakit adalah
terbatas hanya untuk tnenangani
ICU. Saat ini pelayanan di ICU tidak
dewasa' anak' yang
pasien pascabedah tetapi meliputi berbagai ienis pasien
*.ng"i"..,i lebih dari ,ttt di,ftt'g'ilgagalorgan' Kelompok pasien ini dapar
berasal dari unit gawat darurat, kamar operasi' ruang Perawatan' atauPun
pelayanan ICU'
kiriman rumah sakit lain- Ilmu yang diaplikasikan dalam
ruPa sehingga telah
pada dekade terakhir ini relah berkembang sedemikian
yaitu "lntensive Care Medi-
m.njadi cabang ilmu kedokteran tersendiri
dari beberapa rempar
.i.r.i. Meskipun pada urnumnya ICU hanya rerdiri
terl ati h) yang
t idur , . . . " pi s u mb e r d a y a te n a g a (d o k te r dan peraw at
jumlahnya pacia saat ini di Indonesia sangat
diburuhkan sangarspesifik dan
dana yang cukup
rerbatas. ICU juga mengelola dan sangat menghabiskan
besar.
ICU
Pcdoman Pencegahan dan Penangeulangan Infcksi di
lll
Biaya pengobatan pasien yang dirawat di ICU jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ruang perawatan biasa. Kesemuanya ini mengharus-
kan penerapan manajemen yang effektif dan efisien.
Pada kesempatan baik ini kami mengucapkan terima kasih kepada rim
penyusun, dan kontributor serta pihak-pihak lain yang membantu hingga
ter wujudny a bu k u i n i . S a ra n d a n k ri ti k kami harapkan untuk l ebi h
se m pur nany a bu k r-ri n i .
trima kasih
iv PedomanPencegahan
dan Penanggulangan
Infeksi di ICU
PERHIMPUNANDOKTERSPESIALISANESTESIOLOGI DAN
REANIMASIINDONESIA
(TheInilonesianSociegof Anesthesiogisls
and Reanitnaleurs)
Sekeruiat:BagianAnestesiologiFKUURSCM.Jl. Diponegoro 71,Jakana10320
Tclp/Fax(021) 392 1443Emal: ppidsai@centrin.n€t.id
SAMBUTAN
KETUA UMUM PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALISANESTESIOLOGI
DAN REANII\,IASI INDONESIA (IDSAI)
Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter SpesialisAnestesiologi dan Reanimasi Indonesia
v
BasuJd,SpAnK
Sekian.
\0assalamu'alaikurn'S0r'\t/b'
Medik
Direktur JenderalPelayanan
MSc (PH)
Dr. SriA"-IG.S. SuParmanto'
NIP. 140 o6t 067
Infeici di ICU
Pedoman Pencegahm dan Penanggulanpn
vill
Daftar isi
Pengant ar
Daftar Isi.............. ix
Bab I Pendahuluan I
Bab II Pencegahan
Dan Pengendalian
InfeksiNosokomial ......... 3
Bab III Ljniversal Precaution
(Kervaspadaan {Jm um Terhadap Infeksi) 13
Ba b I V P enc ega h a nP n e u m o n i a N o s o k o rn i a l ................ 39
Bab V Pedomarr Pencegahanlnfeksi Inrravascular Akibat
Pe m as anganK ate te r 53
Bab Vl Pedoman PencegahanInfeksi Tiaktus Urinarius Akibar
PernasanganKateter 81
Ba b V I I P edom a rr Pe n c e g a h a nIn fe k s i L u k a Operasi (l LO) ........ 93
Bab Vlll Pedornan PencegahanResistensiTerhadap
Pendahuluan
l.B. Permasalahan
dan Pcnanggulangan
PcdonranPencegahan lnfeksi di ICU
Bab I
PendahuIuan
l.B. Permasalahan
Pcdonranlencegahandan Pcnanggulengan
lnfcksi di ICU
Bab II
l l . A . 1 .P e n g e rti a n
ll . A . 2 .B a t a sa n
ll . A . 3 .P a t o g e n e si s
Pe,amu
agen lingkungan
Pcdontrn Pcrrccq:rlrrrr
rl.rn l)cnrnqqulrngrnlrrfcksi.li lC(J
Mekanisme penyebaran melalui debu:
D ebu adalah parti k e l d e n g a n u k u ra n < 5 i r- yang dapat ti nggal di udara
d alam wak t u y a n g l a ma d a n p e re d a ra n n ya l ebi h dari beberapa meter,
l e b ih bany ak d i p e n g a ru h i o l e h g e l o mb a ng udara dari pada gravi tasi .
Pa r t ik el debu d a p a t b e re d a r l a m a d i u d a ra rumah saki r, kecual i pada
vent ilas i y ang b a i k . Sp o ra j a mu r d a p a t d isebarkan dengan cara yang
sam a.
c. Pasien
. Kondisi yang sangar lemah
. Kebersihan kurang
. M ender it ap e n y a k i tk ro n i s /me n a h u n
. M ender ir ap e n y a k i tme n u l a r/i n F e k s i
d. Lingkungan
. Tidak ada sinar marahari/pen€rallgan yang masuk
ll.A.5"Faktor Penyebablnfeksi
Banyaknya pasien yang direwat di runrah sakit yang dapar menjadi
^.
sumber inFeksi bagi lingkungan dan pasien lain.
b. A dany a k o n ta k l a n g s u n g a n ra rap a s i e n satu dengan pasi en l ai nnya.
c. Adanya konrak langsung anrara oasien dengan perugas rumah sakir
yang terinfelcsi.
d. Penggunaan alar-alat yang terkontaminasi.
e. Kurangnya perhacian rindalcan aseprik cian anriseprik.
f. K ondis i pa s i e n y a n g l e ma h .
l l . B. Pe n c eg a h a n
b. A lat - alat
. Perhatiken kebersihan alat medik/non medik
. Penyinlpxnan yang benar frst in frst out (fiFo)
. Alat-alat yang lusal<segeradiganri
c. Lingl<ungan
. Penerangan cukup
. Ventilasi/sirkulasi udara baik
PedonrenPencegalnndrrr Pcnenggulangan
lnfeksi di ICU
. Perharikan kebersihan dan kelernbaban
r Pembuangan limbah.
ll.C. Surveilens
Jumlah pasien yang menderira infeksi nosokomial di rumah sakit merupakan
indikator kualitas dan keamanan perawatan rumah sakir. Dalam hal ini
bagian surveilens berrugas unruk memantaLr jumlah infeksi nosokomial
dengan melakttkan identifikasi masalahlokai, prioritas masalahdan evaluasi
kegiatan pengendalian infeksi. Tujuan utama surveilensinfeksi nosokomial
adalah untuk menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial sehingga
dapat menekan biaya perawaran rumah sakit.
ll.C . 1 .K e g i a ta n
Kegiar an s ur v ei l e n s n re l i p u ti :
. P engum pr r l a n d a ta
. A r r alis a dara
' Penyebaran
ll.C.2. Metode
Infeksidi ICU
drn Penangguhngan
PedomenPcncegehan
ll. C . 3 .P e l a k sa n a a n
Setiap rumah sakir dapar memilih metode surveilenssesuaidengan keadaan
d an k em am pua n ru m a h s a k i t ma s i n g -masi ng. H al yang penti ng
diperhatikan adalah adanya kegiatan surveilens teratur dan terus menerus
dengan metode yang konsisten sebagaisalah satu upaya untuk menunjang
program pengendalian infeksi. Untuk ini perlu dibuat definisi operasional
untuk seriap jen is ir-rfeksi dipan tau/dikendali kan.
l0 I'cdom;ttrPcnccgahan
dirn Penluggulangun
InfeLsidi ICU
ll.D. UpayaPengendalian
Sebagaimana diurailcan sebelumnya upaya pengendalian/pemberantasan
terutama dirujukan kepadapenurunan laju infeksi luka operasi,bakteremia,
pneun-ronia, infeksi saluran kemih, dan lain-lain. Untuk itu perlu disusun
p edom an s t an d a rc a ra -c a raa s u h a np a s i e nkebi i akan l ai n dan pedoman l ai n
y ang m eliput i :
. Isolasi pasien
. Teknik aseptikyang adelcuatmisalnya teknik aseptik untuk cuci rangan
sebelum dan sesudahkontak dengan pasierr,larutan antiseprik dan cara
Penggunaannya.
Daflar Pustaka
l. World Healrh Orgrrriz-:rrion.
Prcventionof lrospital-acguircd
infecrions:a pracrical
grriclc.Edisi 2. trrhrrn20O2.Didapat dari: Ulll-: http://v.'ww.who.int/enrc.
l'edorn:rnPcnccgrltrtrrlrrr Pcnanggul:lrrgan
lnfcksi di ICU ll
Bab III
(Jniversal Precaution
(I(ervaspadaan urnurn Terhad.p
Infeksi)
lll.A. Pendahutuan
PcdornanPcnccgalrlndlrr Pcrrrnggulangan
Infcksi di ICU r3
Saat ini relah terdapat falctayang menyatakan bahwa antisepsisrangan
dapat mengurangi insidens infeksi yang berkaitan dengan pararrredis.Cen-
rer for Disease Control and Prevention (CDC) pada rahun 2002 melalui
kelompok kerjanya telah mengeluarkan pedon-rantentang higiene (angan
sebagaiusaha untuk meningkatkan higiene tangan praktisi keseharandan
mengur angi t r an s m i s i o rg a n i s me p a ro g e n terhadap pasi ea dan prakri si
kesehatan.
lll. B . R e k o m en d a si H i g i e n e T a n g an
I
.lCu ci tan ga n dengan s abun non- ant im ik r oba d a n a i r a r a u
KATEGO
IA
ldengan sabun anrimikroba dan air pada saat rangan
tampak kotor arau terkontaminasi dengan bahan
yan g me ng an dung pr or ein.
B. lApabila ranganridak rampakkotor, gunakanbahanantiseptil< IA
berbahan dasar alkohol (tidak mengandung air) unruk
bersihkan rangan rurin dalarn siruasi klinik lain seperti
yang digambarkan dalam uraian I.C. sampai I.K dalam
da ftar b erikur ini.
C . l P adar uang p e r:rw a radni m:rn ab a l ra na n ri sepri kberbahan
da"^er,rlkohol (tidak me ngandung air) rersedia,lengkapi
ora l<tisi ke sc har andc ngan s abun non- anr im i k r o b a u n r u k
digunakan pada saar r{rngan rampak koror arau rerkonca-
rninasi dengan lrahan yang me ngandung prorein. Tersedia-
nya bahan anr;scprik berbahan dasar alkohol dan sabun
an rirnikrob a dalam unir per awar any ang s am a t i d a k d i p e r -
lukan, dan dapar rnernbingungkan prakrisi ke.sehatan.
D.lMcskipun bahar,antiseprikyang ridak mengandungair men- IB
jadi pilihan, antiseDsisrangan menggunakan sabun anri-
mikroba mungkin dapar diperrimbangkan dimana kerer-
batasan wakru tidak menjadi masalah Can kemudahan
mencapai fasiliras higienc rangan dapar dipasrikan, atau
perawat renran rerhadap produk anriscprik berbahan
da sa r all<oh ol y ang digunak an dalam ins r ir u s i .
E.
lB c r s ihk anr a n g rns e re l a hk o n ta kd en g a nl c u l i rpasi en(seperri IB
dalam pengukuran rekanan dalah dan nadi, lrau mengangkar
p asien ).
F. rlrng:rn serclah kontak dengan cairan rubuh arau IA
lBersihl<rn
ha.silckskrcsirul'ruh,rncnrbrannrukosa,kulir yang ridak
utuh, sel:rnr:rl<ulirridal<rcrliharkotor
C Bersihkan r:rngiln rerlebih dulu jika berpindah dari II
l>agiar.rtul'ruh yang rcrlconraminasi ke bagiln rubuh yang
[>crsihp aciaw ak r u pc r awr r r r n pas ien.
H. Bcrsihkan tangrn sctclah kcnral< dcngan bcnda mati II
(rcrmasuk perallran keseharan)di sekirar pasien.
Pcdomrn Pencegahan
drn l)cnrnggulrngenInlcksi di ICU l<
L lBersihkanranganscbelum merawarpasiendengan II
cutropcnia berat atau benruk imunosupresi berat lainnya.
J. lBersihkanrangansebelummenggunakansarungtangan IB
uk memasang kateter inrravaskular sentral.
K. lBersihkan rangan sebelum memasang kateter uriri arau alat IB
invasiflainnyayang tidak nremerlukanprosedurbedah
L. lBersihkantanganscrelahmelepaskansarungtangan. IB
M . lUnt uk m em p e rb a i k ki e ra a ta nh i g i e n eta n g a nparaprakri si IA
kesehatan di unir atau insransi dengan beban kcrja yang
tinggi Jan intensirasperawaranpasicnyang tinggi, diharapkan
rus disiap k an behan ant is ept ik ber bahan d a s a r a l k o h o l
tidak mengandung air) pada saat pinru masuk ke ruang
ien araupadasisi remparridur, pada lolcasilain yang
uai, dan dalam kcm:rsan individu yang dapat dibawa oleh
rakrisikcseh;rran.
r6 PcdomanPcnccgaharr
dan Pcnanggulangan
Infcksi di ICU
3. Antisepsis tangan dalam operasi (surgical hand antisepsis)
KATEGORI
I koson g.
lHa l ini d ap r r m eny c t r al' r k ans : r bun t er k ont a m i n a s i b a l <c e r i
KATEGORI
6. Perawatan kulit
KATEGORI
KATEGORI
8. Prosedur administratif
1. Kontrol Administratif
KAI I,GOI(I
KATEGORI
A. Cuci tangan
t. Cu ci ta ng an s et c lah m eny ent ulr dar ah, c ai r a n t u b u h , c a i r a n IB
sckresi, ckskresi dan produk yang terkontaminasi baik dengar
mcngg,unakan sarung tangrn arru ridak. Cuci tangan segera
setel.rh sarung tang:rn dilepas, setelah kontak dengan pasien
serta men gh i ndrrri pen.ri ndahan m ikroorganisme terhadap
pa sie n lain dan lingk ungan.
2A lnfeksi di ICU
PcrlornrnPcnccgrhandan Penanggulangan
z. bunarcln saDunnon-anttmtkrobauntuk cucl ungan secararutin llt
3. Gunakan sabun antimikrobaarausabunanrisepsis
bebasair IB
untuk kondisi rercenru(conrohapabilaterjadiwabah)
B. Sarung iangan
Gunakan sarung rangan (bersih, ridak sreri! sudah cukup) pada IB
saat menyenruh darah, cairan rtrbuh, cairan sekresi,ekskresi
d an pro du k y ang t er k ont am inas i. G unak an s a r u n g r a n g a n
b crsih p ad a s aar s ebelum m eny ent uh m uk o s a m e m b r a n d a n
kulir ridak utuh. Ganri sarung rangan dianrara pelalcsanaanrugas
atau prosedur pada pasien yang sama setelah konrak dengan
b ah an ya ng m ungk in bany ak m engandung m i k r o o r g a n i s m e .
Segera lepasl<ansarung rangan setelah digunakan, sebelum me-
nycntuh bcnda-bcncia yang ridak rerkonraminasidan permukaan
lingkung:,rn dan sebelum bcrpindah ke pasien lain, dan cuci
rangan segera untuk menghindari perpindahan mikroorganisme
ke pasien lain dan lingkungan.
C. Masker. pelinJung mara, pelindung mtrka
Gunakan masker dan pelindung mara atau pelindung muka IB
u ntu k melin dungi m em br an nr uk os a m at a , h i d u n g d a n
rnulut selama perawar:rn pasien yang mungkin nrenyebabkan
percikan darah, cairan rubtrh, cairan sekresidan ekskresi.
D. Baju
Gun akan b aju bc r s ih unr uk m elindungi k u l i c d a n m e n c e g a h
baju mcnjadi koror selama prosedur dan perawaran pasien
yang discbabkan karena percikan dirrah, cairan tubuh,
cairan sckrcsi dan cliskresi. Pilih baju yang repar unruk
rnclal<ukrrnl<cgiar:rnagar rcrlindung dari pcrcikan.
Lcpaskan baju yang tcrkonraminasi sesegcra mungkin dan
cuci tangan unruk menghindari pemindahen mikroorganisme
ke pirsien lain arau lingkungan. IB
PcdonranPencegahan
tlrn PenanggulurgurInfcksi di ICU
zl
memDran rnukosa, kontaminasi pakaian, dan
pemindahan
mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan. p"srik"n
yi.".gdapardipakai kembaliridakiig,rn'akansebelum
i?,
djbersihkandan diprosesdenganrepat.p'asrikanp€nggunaan
alat-alarsekalipakai dibuangdenganb.n"r.
Kontrol lingkungan
Pasrikanrumah sakirmemiliki proseduryangadekuar
untuk
perawaranrurin, pembersihandan desinFcksi permukaanling_
kungan, rempar tidur, peng:rmanremparlidur, pe.alara.,
l"rin
c ii s am pingr cmp a rti d u r d a n p ..-u k ." n l a i n yang
seri ng
disenruhdan memasrikanprosedurrerseburdir"ripk"r,."
Linen
Penanganan, transportasi dan pengolahan
linen yang rcr_
konraminasi oleh darah, cairan rubuh, sekresi
dan ekslkresi
dengan yang repar dapac mencegah pajanan kulit
dan membran
mukosa dan mengkonraminasi pakaian serta
menghindari
pemind:rhan mikroorganisme ke pasien lain
dan liigkungan.
22 PcdornrnPcncegrlran
drn pcnrnggulanganInfcksi di ICU
dar i m ulur k e mu l u t d i d a e ra hy a n g mu n g ki n memerl ukan
resusitasi.
I Penempatan pasien
Tempatkan pasien yang menyebabkan kontaminasi atau IB
yang berisiko menyebabkan kontaminasi dalam ruangan tersen-
d iri. Bila tida k t er s edia r uangan k hus us , k o n s u l t a s i k a n
de ng :tn p etu gas pengendalian inf ek s i m eng e n a i P e n e m P a t a n
pa.siendan alternarifnya
Pelindung respirasi
Cunakan pelindung respirasi kerika mer,rasuki ruang.rn
pa sie n ya ng diduga m ender it a TB par u y a n g i n f e k s i u s .
Oran g ya ng r ent an t idek diijink at r m as uk k e r u e n g p a s i e n
ya ng me nd er it a c am pak , r ubella at au v ar i c e l l aj i k a m a s i h
tcrd ap at pe r awat lain dan jik a nr em puny a i d a y a r a h a n t r r b u h
yan g b aik. J ik a or ang y ang r c nr : r n t er pak sah a r u s r n a s u k k e
dalam ruangan h:rrr,tsmenggunrrkan masl<erpelindung.
Oran g yan g k et r al t er hadap c am pak at au va r i c c l l a t i d a k p e r i u
rnenggu naka n nrlslccr.
11
lnlcksi di ICU
tlrrn Pcn;rngqulrrngan
l)edornanPenceg,rlrrtr
C . Transportasi pasien
Batasipergerakandan pemindahanpasiendari ruanganhanya IB
untuk tujuan penring.Jika diperlukandan memungkinkan,
minimalkan percikandroplet pasiendenganmenggunakan
masker operasi.
KATEGORJ
A . Penempatanpasien
Tcmparkan pasiendi ruangankhusus.jika ridak tersedie rh
llf
B. Masker
Disamping pcnggunaan masker ynag sesuaisrandar IB
kervaspadaan, gunal<an masker bila bekerja dalam
.iaral<
kaki dari pasien yang rerinFeksi.
C . Tiransporr pasien
B:rtasipcrgcrakand:rnpenrindahan pasiendari ruanganhanya IB
unr uk t ujuan y a n g p e n ri n gs a j a J. i k a me mungki nkan,pasi en
dapar n-renggunakan maskerunruk meminimalkanpercikan.
KATEGORI
A . Penempatan pasien
Temparkan pasien di ruangan khusus. Jika tidak tersedia IB
ruang khusus, temparkan beisama dengan pasien yang
terinfelcsi dengan mikroorganisme yang sama, ranpa ada irrFcksi
lain. Jika hal ini ridal< rercapai,temparkan pasiendengan mem-
pe rrimba ng k an epidem iologi m ik r oor ganis m e d a n p o p u l a s i .
Disarankan untuk melakukan konsultasi dengan perugas
pengendalian infcksi sebelum penemparan pasien.
C. Baju
Disamping penggunaan lraju sesuaidengan standar kewaspada- IB
irn, gunakan baju (bersih, non-stcril sudah cukup) saar
memasulci ruang:rn jilca anda rnenduga baju anda akan konrak
d en ga n p asic n, linek ungan, benda- bc nda d i r u a n g p a s i c n a r a u
p asicn d en gan ink onr inens ia, diar e, ilc os r o m i , k o l o s t o m i a r a u
D Transportasi pasien
Batasi pergerakan dan pernindahan pasien dari IB
ruangan hanya untuk tujrran yang penting saja.Jika
memungkinkan, pasien dapat menggunakan masker unruk
menrinimalkan percikan.
KATEGORI
2. Evaluasi penempatan
KATEGORI
KATEGORI
tlrtr Pcrr,trtugulrrrgrn
Pcdonrrn Pcrrccg.rh,rn Irrf.ksi di ICU ?()
patogen,sehinggaaman untuk proses-proses
selanjutnya.
Desain ICU
Berikut ini adalahdesainICU yang direkomendasikan unruk mengen-
dalikan infeksi:
' Luas seriapkamar sekirar20 m2 sedangkanunruk ruang isolasituas
satu kamarkurang lebih 22 m2.
" Unruk setiap8 remparridur harusrersedial-2 ruang isolasi.
' Jarakremparridur sarudenganrempartidur lain kuranglebih 10-l2
kaki.
. tjnruk seriapremparridur, rersediafa.silims
desinfekranrangan.
. Lanrai dan dinding harusdapatdicuci/dibersihkan.
. Furnirur yang digunakanharusminimal.
' Pera-laranmonitor harus tidak bersentuhandengan lantai, mudah
dipindahkan dan di bersihkan.
' Peralatanp,engisaplendir dan sphygmonra'omererharus menempel
pada dinding dan mtrdah dilepaskan.
Pembersihanlingkungandi tCU
Pem ber s ihan ru ri n d i l a k u k a n s e ti a p h a r i . S embi al an pul uh persen
mik r oor ganis m e b e ra d a d a l a rr k o ro ra n y e ng kasar mara, di mana ruj uan
p e m ber s ihan r trri n a d a i a h u n tu k m e n g h i l angkan kororan. H arus ada
kebija kan rnen gen ai frekuensi pernbersihan, bah an-bahan pembersih yang
digunakan unruk dinding, lantai, je'dela, rempar ridur, gorden, furnitu.,
kanrar rna'di dan alar-alat nredis yang dapar digunakan kembali. salah
sa t u alt er nat if u n tu k d e s i n fe k s i d a l a m p e mbersi han l i ngkungan adal ah
Jengan menggunakan air panas. U'tuk peralatansanirasigunakan air panas
dengan suhu 80"c selama 45..60detik. untuk peralatan*.*"rnk g.,n"k".,
su hu 8o" c s elam a 6 0 d e ti k . S e d a n g k a n u n ruk l i nen gunakan suhu
70" c
se lam a 25 m enir a ra u s u h u 9 5 " C s e l a n ral 0 meni r.
30 I'ctlotrr:rnPcnccgahlndrn Pcnanggulrngan
lntcksi di ICU
Desinfeksiperalatanyang digunakanpasien
Des inf ek s i adala h s u a tu p ro s e s me ma ti k a n sebagi an mi kroorgani sme
d a ri alat m edik . D e s i n fe k s i d a p a t d i l a k u l can dengan menggunakan
p a nas at au bah a n k i mi a . D e s i n F e k s i d e ngan menggunakan panas
mi s alny a air m en d i d i h d e n g a n s u h u 1 0 0 " C atau pasteuri sasi dengan
su h u 60- 80" C.
Bakreri Amoni um
kuartener
Amphiprotic
Asam amin<r
Sterilisasi
Ste r ilis as iadalah s u a ru p ro s e sp e n g o l a h a n a lar arau bahan dengan rui uan
mem ar ik an s c mu a b e n tu k l c e h i d u p a n mi k roba rermasuk endospora.
Ste r ilis as i adalah c a ra y a n g p a l i n g a ma n d an eFekri f untuk pengel ol aan
a l a t m edis penti n g . S re ri l i s a s i d a p a t d i l a kukan C engan proses ki mi a
rn aupun f is ik a
32 PcdonranPcnccgahan
dan PenangguhngrnInfeksidi ICU
Tabel 2. T ingk a r c i e s i n fc k sui n tu k p e ra l a ta np asi enberhubungandcngan ti pe
Pcrawatan
Ala t yrng dig un ak an Kelas Tingkat risiko Tingkar
desinfieksi
T ahap- t ahap s te ri l i s a s a
i l a t/b a h a n me d i s :
l. Dek onra ,n i n a s i
2. Pengemasan
3. M et ode s te ri l i s a s i
4. P enguji a n a l a t s te ri l i s a s i
5. F as ilit a sa l a t d a n z a t k i rn i a
l)edotnarrl)ctrccqulrrrr
drn l'cnirnggulrugrnInfcksi di ICU
35
ms ing aur oc lav ea ra u s e s .a i d e n g a ' me s i n steri l i sasiyang di gunakan. H al
i ni per lu dilak u k a ' k a re ' a k e rj a m e s i n s teri l i sasiti dak hanya rerganrung
pada des ain nr e s i n s a j a re ra p ij trg a p a d a e l e rnenpendukung l ai nnya seperti
generator uap dan disrribtrsi uap, sisrem kelistrikan dan sistem mekanik
l a inny a.
DaftarPustaka
l. New proposctlCt)(l lraudhygicnegtridclinc.!rrfectionConrrol llounds 2OO2;5(,1):4,
8.
2. AclvisoryCotnnrittecarrdrhe HICI'AC/SHEA/APIC/IDSA hand hygicneTaskForce.
G-u ide lincfor har r chy
l gienein healt h- c ar es er t i n gM
s "M \ f l R 2 0 0 2 ; 5 1 ( N o . R R _ 1 6 ) : l -
4 5.
'l'he He:rltlrcareltrfcction
-3' Control Practices AdvisoryCommittee. Recommendations
fronr CL)O clraft gtrideiinefor hand hygiene in lrealrhcaresetrings-Didapar dari
U lll-:l: rrp://www.cdc.gov/ ncirlocl/hip/irhguide.lrtnr.
4' APIC guidclinc for selecrionand usc of disinfcctants.Am
J Infect Conrrol 1996;
24 (4):3 13 -42.
5' BoyceJM. It is tinre for ;rctiotr:inrprovinghand lrygicnein hospitals.Ar.rl Interrr
Mecl
I 99 9;I 3 0:I 53- 5.
6. Pittet D- CorlPli:rrrccwitlr lrandrv:rshing
irr a te:rchinghospital.A11 l6terp Med
t99 9;l 3 O:12 6- 3O .
7. Ilolyard EA,'lrblar oc, willia^rs \0\w, r)earsor.r\41-,ShapirocN, DeitchnranSD,
dkk.Guidelinefirr infccrioncontrolin hcalrlrcarcpersonnel.
AJICJuni lgg8;26(3):32g-
3 9.
Pencegahan
Pneurnonia Nosokornial
lV.A. Pendahuluan
R ek om endas i- re k o m e n d a s i i n i d i s a mp a i k an dal am ururan berC asarkan
penyebab infeksi yairu pneumonia bakterial, rermasuk penyakir Legion-
naires; pneumonia lungal (aspergillosis);dan pneumonia yang disebabkar:
karena virus (RSV dan influenza). Tiap topik dibagi dalam subdivisi sesuai
dengan pendekatan umum dalam pengendalian inFelsi sebagaiberikur:
lV.B.l.Pendidikan
Stafdan Surveilenslnfeksi
KATEGORT
A Pendidikan staf
Didik petugaspelayanankesehatantentangpneurnonia
bakterialnosokomialdan prosedur-prosedur
pengen-
dalian infeksirang digunakanuntuk mencegahpneumonia. IA
B Surveilens
l. Melakukan surveilcnsterhadappneumoniabakterial IA
pada pasienICU yang berisikotinggi untuk menda-
patkan pneumoniatakrerial nosokomial(misalnya
pasienyang mcmakaiventilasimekanisdan pasicn
pascabedalrrcrtcnru) untuk mcnenrukankecen-
derunganyang ada dan mengidentifikasimasalah-
masalahpotensial.Masukkanjuga data tenrang
mikroorganismepcnyebabdan pola kepekaananti-
mikroba. Nyatakrrndata scbagailajul rate (misalnya
jurnlrrhpasienterinfeksiatau infcksi per l0O hari
pcr:rw:rtanICU arauper 1000 hari penggunaan
vcntil:rtor)u n ruk men-r
u n gkinkan perbandingandi
dalam rumalr sakirdan penentuankecenderungan
(trenc4.
2. Jangrrnsecararurin mclakukansurveilensbiakan pasien IA
I atau perlengkapanarau peralaranyang digunakanuntuk
I t.rapi respiratorik,resFungsiparu, atau peralaran
I - anestesiinhalasi.
I
40 PctlonranPcnccgrhrndan Pcnanggulangan
lnfclsi di lCU
lV.B.2.PemutusanTransmisiMikroorganisme
1. Tindakan Umum
KATEGORI
KATEGORI
A. Ventilator-ventilator mekanis IA
Jangan secararutin melakukan srerilisasiatau desinfeksi bagian
inrcrnal venrilaror mekanis
3. Humidifier dinding
I(ATEGORI
KATEGORI
KATEGORI
44 PcdomrtnPcrrccgllran
drn Penanggulrngan
Inf'eksidi ICU
E;,
ffi',.
c.l l. Gunakan mist-tentnebulizerdan reservoiryangtelah IB
dilakukan srerilisasiatau desinfeksiringkartinggi, dan
ganti peralatanini diantarapenggunaanpadapasien
yang berbeda.
z. Tidak ada rckomendasitenrangfrekuensipenggantian Masalah
ntist-tent nebulizerdan reservoirpada waktu peralatan b el u m
tersebutsedangdipakai padasatu pasien. terselesa
ikan
KATEGORI
KATEGORI
F- Tidak ada rel<one ndasi untuk memasang filter bakrerial pada Masalah
sisre m p el'n ap: r s anac au s ir k uit pas ien dalam p c r l e n g k a p a n beltrm
a ne ste sia . rerselesaikan
ll . Pe r l e n gka p a nte s fu n g si p a ru
KATEGORI
B. Srerilisasiarau desinFel<si
ringkat ringgi denganbahan IB
kimia cair atau pasreurisasireusnblemouthpieces
dan pipa
atau pcnghubung diantarapenggunaanpadapasicnyang
berbeda,ATAU ikuri petunjuk pcmrosesan ulangdari pabrik
pem buarala r te rs e b u r.
1. Cuc i t angan
2. Kewaspadaanbarrier
KATECORI
l'edonrerrPerrccgllundrn Pcrrrnqqulangan
lrrfi.ksidi ICU .t/
3. Perawatanpasien dengantrakeostomi
KATEGORI
KATEGORI
48 Pcdomrn Pcncegrhan
drn Penanggulrngan
lnGksi di ICU
lV.B.3.MerubahRisiko Infeksi pada Pejamu
lV . B . 3. a. P neu m c n i a En d o g e n
KATEGORI
KATEGORI
KATEGORI
50 Pcrlonranl)encegahrndan Pcnanggulangan
Infcksi di ICU
. e u mo n i ap a sca B e d a h
l V. B . 3 . bPn
KATEGORI
Peclonr,rn
Pcnccqrhrndan Psrrrrngguhngan
Irrtcksidi ICU sl
lV.B.3.c.prosedur profitaksis
Lain
I(ATEGORI
A. Vaksinasi pasien
Lakukln.vaksinasipada pasien rft
berisikoringgi mendaparkan
penyul i t i n Glai peumoco'ctaI
d.n g"n *Lri nofn.u _o.o.."1
polisakarida, lain yaitu p;;;;;;f=et
pasien dewasa ",ri"." ,"Lun,
yan g menderi,"'p.ny"ki, l".l
i"u"rf."t..
ara u p ulmo ne r m enahun,
diaber esm e! lir ur , l i t , r t o t i r *. ,
sirosis, arau kebocoran cerebrospinal,
anak dan dewasa
yang mengalami inrmunosuprcsi
arau dengan asplenia
fungsional
arauanaromikaraui.i.k" ;;ii""
B. q rrr r r r r r Kr ooa
Janganmcmberikan ol.raranrimikrobasisremik
mencegahpncumonia nosokomial. unruk
----.- IA
C. _oo_----.. r!rrr1,4!
Pe^oo',--^.,
-^-- Lrqur Derputar ..kinetik,,atau
| terapi
rotasional lateral kontinu Masalah
I
'Tida k ad a rckom enda - belum
ridurberpur"; ;il"fi i,'fl:il"1ff
l.T,:niliilli,ji[j."J, terselesaikan
(yaitu melerakkanpasien
secarainrermiten arau konrinu
prd" ,.,irp".;j;;;"","" berputar
p"d" ,";;; tngirudinal.rya)
y111k rnencegahpneumonia noroko-i"t
I CU, pas iens a k i t k ri ti fJ" pasiendi
k"r.n" o..rJ,"r';"';i::HIien vangridakbisalrergerak
Daftar Pustaka
l' ce'ters for Disease Co'trol and Prevention. Guiciclines
for prevcnrion of nosocomial
p n c u m o n i a . M MNfR | 9 9 2 ;4 6 ( n o .Rll- t ) :4 5 _ 6 ( r .
V.A. Pendahuiuan
K at et er inr r av a s k u l a rs a n g a .d i p e rl u k a n s aat i ni dal am praktek kedokteran
t er ut am a di da l a m l C U . V a l a u p u n k a te te r nremberi j al an untuk mencapai
pem buluh da ra h , n a m u n p e n g g u n a a n katerer memudahkan terj adi nya
inf ek s i lok al a ta u s i s te r,ri kp a d a p a s i e n , antara l ai n i nfeksi pada tempat
pemasangan;infeksi aliran darah yang berhubungan dengan kateter (Cateter-
related Bloodttreem Infection = CRBS[); trombophlebitis sepsis;endckarditis;
dan inf ek s i m c ta s ta s i s y a n g l a i n (mi s al nya abses paru, abses otak,
os r eom ielilis ,d a n e n o p th a l m i ti s ).
l'cnccu.rlrrn.l.rrrPrrrrrrqqul:rrrcrn
Pcdorn.rrr lnliksi di ICU
53
sendiri. Walaupun penelitian renrang strategi individual rerbukti efektif
dalam menurunkan insidens infeksi, namun srraregi multidipliner perlu
dipertimbangkan meskipun belum dilakukan penelirian yang mendalam
terhadap manfaatnya.
V.8.2. Epidemiologi
Sejak tahun 1970 Sistem SurveilensInfeksi Nosokomial Nasional (Narional
Nosocomial Infection Surueillance= NNIS) dari CDC relah mengumpulkan
data insidens dan penyebab inFel'siyang terjadi di rumah sakit, termasuk
bakteremia akibat pemasangan CVC dari 300 rumah sakit di Ar,rerika
Se r ik at ( lndone s i a ? ). B a k te re rn i a a k i b a t i nfeksi nosokomi al terurama
d i s ebabk an oleh p e ma s a n g a n C VC d a n angka i nfeksi nya l ebi h ti nggi
dibandingkan dengan pasienyang tidak dipasang CVC. Laju infeksi akibar
p enr as angan C V C b e rv a ri a s i b e rg a n ru n g pada ukuran rumah saki t,
pelayanan rumah salcitdan ,ienisCVC yang digunakan.
Relariue Ri,6 CRBSI telah dikaji dari 223 penelirian prospekrif pada
pEsien dewasa. Rektiue Ri& infeksi paling baik bila ditentukan dengan
menghirung laju infeksi aliran darah, baik per 100 kateter maupun per
V.B.3. Mikrobiologi
Jenis organisme yang paling sering menyebabkan infeksi berbedadari waktu
ke waktu.
. Organisme gram posirif
Terdapat peningkatan persenraseinfeksi yang discbabkan oleh gram
posiriF. Gram positif yang umumnya menvebabkan infeksi kareter
intravena (lV) adalah Staphylococcusaureus dan coagulase-negatiuesta-
phy loc oc c it e ru ta ma ta h u n 1 9 8 6 -1 9 8 9 (Tabel l ). D ara yang berhasi l
dikumptrlkarr dari tahun 1992-1999 menunjukkan bahwa coagulase-
n egat ;u€ ttltp hy lococci di i kuti Enterococcur adalah penyebab pali n g sering
inF ek s iint r a v e n a d i rr.rrn a hs a k i t. H a l i n i di sebabkanol eh predomi nasi
s pes iesr er se b u t p a d a k u l i t ma n u s i a . D i A meri ka S eri kat pada rahun
1999 unr t rk p e rta m a k a l i n y a N N IS mendapat l aporan bahrva > 5oo/o
dari semua S. attreusyang diisolasi dari ICU resistenterhadap oxacil-
lin.
. Organisrne granl negatif
O r ganis nr e g ra m rl e g a ri Fy a n g u mu m menyebabkan i nfeksi adal ah
spesies En tero ba cter, Ac ineto bacter, Serra t ia mArcescensdan Pseurlomo-
nas. Meningkatnya persentase bahan isolar yang diambil dari ICU
disebabka n oleh Entero ba cteriaceae yan g memprod uksi spektrum yar.rg
lebilr luas b -l a c ta m a s e (E SB L ), k h u susnya K l ebsi el l a pneumoni ae.
O r ganis m e te rs e b u r b u k a n h a n y a re si sten terhadap cephal ospori n
spektrum luas tapi juga rerhadap antimikroba spektrum luasyang sering
digunak ar r.
. J am ur
V.8.4. Patogenesis
Keberadaan kateter sebagaibenda asing akan memicu pembenrukan selaput
fibrin sepanjang kateter. Selaput fibrin rerdiri aras substansia yang koror,
p rot ein dan t r omb o s i t. Pro te i n d a n rro m b o si t menyebal rkan perl ekatan
mikroorganisn-redengan katerer.Organisme berjalan sepanjang karerer dan
mas uk l< e dalam s e l a p u t fi b ri n y a n g me l i ndungi nya dari mekani snre
pertahanan tubuh. Organisme mulai mengadakan replikasi dan dibebaskan
ke dalam alir an d a ra l ' .
PcdomarrPcrrccuelr:rn
d,rn Pcnangctrhngerr
Infcksi di ICU
57
Mekanisme konraminasi katerer terjadi sebagaiberikut:
. Pada tempat penusukan kareter organisme di kulit bcrmigrasi masuk
ke dalarn kulit katerer (sebelahluar kateter).
' Kontaminasi rempar sambungan (hub) yang kemudian menyebabkan
kolonisasi inrraluminal pada pemasangan kateter dalam jangka wakru
lam a.
' Kadang-kadang kateter terinfelci oleh penyebaran dari fokus infeksi
di t em pat la i n .
. Jarang sekali kontaminasi cairan infius (infusara) berlanjut pada CRBSI.
B ahan pem b u a t k a te te r
l'cdomrrt,Itcrrccgahrn<.l.rrr
Pcrrrrruqularr
g;rrrInfcksidi ICU
59
V.B.6. Jenis lnfeksi
Jenis infeksi akibat pemasangan kateter intravena adalah infeksi lokal dan
i n G k s i s is t em ik .
V.8.7. StrategiPengendalianInfeksi
Par am et er y an g C i p a k a i u n tu k m e r" rg u ranB iri si ko i nFel < sipada terapi
intravena harus menciptakan keseimbanganantara keamanan pasiendengan
cost efectiue. l-aporan rnenr.rnjukkan bahwa dengan teknik aseptil<yang
m engik ut i s t an d a rd a p a t m e n u ru n k a n ri s i l c oi nfeksi . S el ai ni tu, ri m " khusus
IV" m em per lih a tk a n e fe k ri v i ta s d a l a m menurunkan i nsi dens C R B S I,
k om plik as i dan b i a y a . P e m a s a n g a nd a n p e mel i haraan kateter IV ol eh staf
Infeksi di ICU
Itedom;rnPences,lhrndrn Penanggtrlangan
60
yang ridak berpengalamanatau di bawah standardapat meningkatkan r-isiko
k olonis as i k at ete r d a n C R BS I.
P e m i l i h a nt emp a t p e ma sa n g a n
Pemilihan tempat pemasangankateterakan mempengaruhi risiko terjadinya
i nf ek s i dan ph l e b i ri s . H a l i n i s e b a g i a n di hubungkan dengan ri si ko
tror nbophlebit i s d a n k e p a d a ta n fl o ra k u l i t serempat. P hl ebi ti s sej ak l ama
relah diketahui sebagairisiko inFeksi.Bagi orang dewasatempat pemasangan
d i ek s t r em ir asb a w a h m e m p u n y a i ri s i k o i n Feksil ebi h ti nggi di bandi ngkan
dengen ekstremiras at...s.Selain itrr, pe,nasangankateter di tangan risiko
te r jadiny a phle b i ti s l e b i h re n d a h d i b a n d i n g kan dengan pergel ang:-ntangan
a t au lengan at a s .
PedornenPcncegalnndirn Perurnggulangan
Infcksidi ICU
63
' P em er i k s a a ns e ro l o g i ste rh a d a pv i ru s hepari ri sB dan C
. V ak s in a s ih e p a ti ri s B b a g i p a s i e ny ang renran.
' I s olas iu n tu k p a s i e nd e n g a n H b s Ag posi ti f
2. Sr,rrveilensuntuk infeksi dan efek tidak diinginkan lainnya
3. P endidik an d a n p e l a ri h a n te n ta n g p e n g endal i ani nfeksi
' Sistem disrribrrsi clan pcrruclolrrrr eir thri konsenrret cairan dielisa merrrerlukan tirrgker desinfeksi
ya n g l e b i l r ti n g g i jika r er dr par biofilr n delam sistem ter s c but s ec ar a bc r m ek na.
" Ji kr p crrl a ra ,r r.rko,.t,,,,r i,r "si olch dar ah, gunr kan desirr F ek tan r ubc r k ul os i dal .
13. Untuk pasien dengan gagal ginjal akut yang menjalani hemodialisa,
ke'*'aspadaansrandar sudah cukup untuk mencegah rransmisi virus
melalui darah. Tapi pasien dengan hemodialisa kronik yanp;dirawat di
V.C.2.b.SurveilensInfeksidan EfekTidakDiharapkanLainnya
Ke m bangk an da n j a l a n k a n s i s re m p e n c a (x r anmedi k yang terpi sah unruk
me nc ar at has il s ra ru s v a k s i n a s i p a s i e n , hasi l pemeri ksaan serol ogi s,
b ak t er em ia at au a d a n y a i n F e k s iy a n g m e n u nda aksesvaskul ar (rermasuk
wak t u ons er , t emp x r i n F e k s i ,c rg a n i s m e p e nyebab, darr hasi l res resi srensi
Pcdorrranltcnccq,rlrrrr
rlrn l)cn,rnggrrl;rngrrn
tntiksi di ICU
69
Pelatihan dan pendidikan pasien(arauanggora keluarga yang merawar
pasien) tentang ratacarapengendalianinFeksiseharusnyadiberikan pada
saat masuk ke unir dialisa dan harus dilakukan minimal riao satu rahun
s ek ali, m elip u ti h a l -h a l b e ri k u r:
- Teknik higiene perorangan dan cuci tangan
- tnggung jawab pasien renrang perawatan yang benar rerhadap
akses dan nrengenal tanda-tanda infeksi sehingga harus ditinjau
ulang s e ri a p k a l i rerd a p a r k e m u n g k i nan perubahan j eni s akses
- Val<sir-ra,si
yangdirelcomer-rdasikan
V.D . 1 . R i s i k o In fe ksi
Infeksi a!iran darah sebagaiakibat pemasanganPAC merupakan sebab urama
rerjadinya inFelcsidi ICU. Namun hanya sedikit penelirian renrang infeksi
i n i y ang adek uat, te rk o n rro l b a i k d a n b e rs i fat random. N amun, pri nsi p-
prinsip pengendalian inFeksi yang sudah direrima dapat dipakai unrtrk
mengurangi risilco inFeksi.
70 Pc.lornrrrltenccgalr:rr
drn Pcrrrrrggulangrrr
lrrllksi di ICU
penrasanganl<:rreter.
Jil<adiduga i.feksi nremang strngguh rerjadi, katerer
harus dilepasl<andan dipasanfkaceter
baru p"a. ,.-ii yang baru pura.
Jika i.Felcsibeluin pasri (misalnya jika pasien mengarami
demam ranpa
sebabjelas)_, straregiyang paling berguna adal"h
k"r.r.. dengan
guideuire dan mengirim rip k"t.r..-,r.,t,rk -.r,g"g"r,ti
anarisa kllr.r. kuanricarif.
kolonisasi organisme pada karerer Jika
rersebur melampaui ringkar yang bisa
diterima oleh laborarorium mikrobiorogi
rumah ,"kir, *"k"a kateter yang
bar u dipas ang h a ru s d i l e p a s k a n . p .J s e d t,,
i ni bi sa .renghi ndarkan
p enggant ia. r e n rp a r p e rn a s a n g a nk a re te r
y ang ti dak perl u, rerrrtanraj rki
a k s esv ena s enrra l s u l i r d i c a p a i . S e m u a
p e m asangan pA c denga. rek.i k
non- s r er il, nr isa l n y a p a d a s a a t d a ru ra r
s e l anraresusi tasi.rau r
h a r u s d i g a nti sa a r p a si e ' su d a h dalam
k."d."lr ""TlJTl"
V.D.2. StrategipengendalianInfeksi
Inf el< s ial< ibar p e m a s a n g i rnp A C
p a i i n g b a i r<di cegah dengan mcngganri
karerer dalanr wal<ru 4g-721".'t- e.b..."pa
pe^eritialn bahwa
melepasl<anPAC dalam jangka wak-tu 4B-7zjam -.,-,..rI1.,kkan
seretah pemasairgan,secarx
signifikan nrengurangi insidens infeksi.
Jika kareter dibi"rL"., saja rebih
dari 72 jam, mal<a risiko inGksi rnening!<ar
tajarr,. Infeksi biasanva terjadi
o l eh k olonis as i b a k te ri p a d a k trri t
y a :n g be.mi grasi k. kat.r., ri i ngga
n rengha. s ilk an k o n s e n rra s i b a k re ri
y a n g t i nggi pada katerer tersebut.
Pe'ggunaan anribiocik yang melapisi pAC
belum rerbukri e.ekriF.
Be ber apas t r at e g i u n ru k d a p a t me n g u ra n g i
ri si ko C R B S I adal ah;
- M em ber s ih k :rn k u l i r d e n g a n c a i ra n
chl orhexi dene n
eFekriviraspating ringgi (m..,.r.,.rr
dara Malci _ American;;:::;rr:
ciety, Desember 2oo2), rerapi cairan ini
berr-rmcriar<uioleh FDA. Berr-r'.r
ada bul< r i y a n g j e ra sb a h w a s u b k ra v i a
m er.parcan (ernpar i nsersi yang
lebih bail<di b a n d i n g k a n j u g u l a ri s i rrre rna
dal arn hal nrentrrur.rl can
ri si ko
inlek s i. I nf u s h
nre.
cegah,..,
Jl,i;I J.ili.fi::,i:ffi
L!ff :il ffff ft :j::
per - r gar uhn y a
re rh a d :rpi n fe k s i .An ri b i o ti k
profi l aksi ssi sremi k ri dak bi sa
me.cegah ko'rlmirrasi katerei, rerapi
dapar rnenjaciif"kro, pr"disposisi
Pcdonrant)crrceg.rhan
dln l)cnenggulrrngrn
lnfeki di ICU
7 |
terjadinya infeksi bahkan dengan organisme yang lebih resisten.
Peralatan dan reknik. Proses pengganrian karerer dengan guideuire
bis a m enamb a h ri s i k o i n fe k s i k a re n ame l i barkan rambahan mani pul asi
katerer. Sebaliknya, subcutaneoustune/ling yang memisahkan rempar
tusukan di ktrlit beberapa senrimerer dari rempat masuk vena dapat
m engur angi ri s i k o i n fe k s i .
Teknik steril dan antimikroba. Penggunaa,nteknik yang sreril dengan
dis iplin pad a p e n ra s a n g a nk a te re r d a p ar menurunkan ri si ko i nFeksi .
Perawat harlrs menrakai anrisepsiskulit yang repar,drape sreril,penurup
lcepala,maslcer,baju steril dan sarung rangan sreril. Bahan pelapis PAC
yang terbuar dari plastik dan sreriljuga dapar menurunkan risilcoinFeksi.
Kateter yang dilapisi anrimikroba dapat menurunkan risiko infeksi.
Penggrlnaan kateter ini untuk katerisasijangka pendek bisa menambah
keamanan, retapi praktek higiene dan pengendalian infeksi yang baik
t et ap har us d i j a l a n k a n .
Hub k ar et e r, S u m b e r p e n ti n g i n F e k s ikaterer adal ah kol oni sa.sipada
hub k at et er. Me mb a ta s i a k s e sk e h u b d an menghi ndari pemakai annya
uutul< rnengan-rbildarah dapat mengurangi risiko kolonisasihub. Risiko
k ont anr inas i j u g a c i a p a r d i tu rrrn k a n d engan memakai al kohol , povi -
done, at at r s w a b s te ri l u n ru k d i s i n F e ksi hub dan sambungan hub
sebelunr dan sesrrdahakseske hub.
P er s onil. M e n u n j u k ti m k h u s u s rrn ru k m el akukan i nsersi ,i nspeksidan
penggantiart tlressingterbtrkri nrengurangi risiko infeksi.
A nt il< oagul a l r. An ri k o g u l a n d o s i s re n d a h j uga terbukti berhubr-rngan
dengan berlcuraugn),ainsidens pembentu!<anrrombus pada tip kareter
dan inf el< s is e l a n j u tn y a .J a d i p e n g g u n aan hepari n dosi s rendal ' runtuk
l< at er erjang k a p e n d e l <d a n w a rfa ri n d o si s sangatrendah untuk kareter
jangk a p: r n j a n g ra mp a k n y a c u k u p m e n j anj i kan.
72 Pcdomlrt Penccg;than
dlrr Pcrrangguhngan
lrrfcksidi ICU
V.D.3.RekomendasiPencegahanlnfeksiAkibat Pemasangan
KateterArteri Pulmonalis
.S s
KATEGORI
2. Umum
KATEGORI
PcdorrrrnPcnccgrlr:rn
drn Pcnanggulangrn
Infcksi di ICU
73
3. Pemilihanlokasi insersi kateter
KATEGORI
Mempertimbangkan risiko dan keunrungan dari pemasangan IA
ka tete r p ad a lok as i y ang dir ek om e ndas ik an u n t u k m e -
ngurangi komplikasi inf-eksidarr mekanik (misalnya
pneumorhorax, r'uptrrr rrrreri subklavia, laserasivena subklavia,
stenosis vena subklavia, hemothoraks, rrombosis, emboli
udara dan salirh pcncmpar:rn kareter).
5. Penggantian kateter
I(ATEGORI
A Jangan te rlalu sering arau rutin mengganti karerer untuk IB
semua jenis, Iral ini unruk me ncegah rerjadinya infeksi.
C Pengganriln guileuire
l. Jangan me ngganri guidewit'e sccara rutin pada karerer IB
toral .
Daftar Pustaka
l. C e n t e r s l o r Dise a seCi> n tr o l a n cl Pr e vcn tio n - C rri del i nc-sfor the pr,,r,cnti on of i i rtra-
v a s c r r l :rt c rr th e te r - r cla r ccli r rfl' ct io n s. M M \X' l{ 2002; 5 1: I -2 8.
2. l r 4 c d A t r : I C IJ,{ tr Pr o ce d r r lc M r n u a l: Se tr r @ irry A rrery C rrrl -,-
e i e r . _ L ) - 1- d .tp - 3 1 lq - - Ullt- j- - h r tp ://r ,.,r v' v.n r ctl i ci neuu.net.au/cl i ni ca.l /l C U /proccrl Lrresr
p ; r c a t h - I . lr t:ll
3. Q L r e c r r E l i z- e ir e r hll Hca lth Scicn ce s Ce n te r t prcprred by: C arC i ac/f:nrcrgency/C ri ti -
c . r l C a r c I 'cr llb lio ; Dr :r g r e n r : Ja n ice lie n n ctr N {uarfbr.l .
-1. l \ l . r r r l r . r v M . ( jr ir r .:r l c.r r , c( lu ( .r r io n .ll r ( \' ) urci j : nttl ntni t.tn .rrtctv c trl rctr'ri z.rti ,:rt
q ! i - 1 q 1 1 i 4ip r ,r g r :r r r r - An r cr ic.r n T ir o ll htrp://rnnr'.tl toraci c.org/
c r i r i c a l c ; rr cl cc p :r c/:rn lvcr s/ cc p r c 1 2 0 2 . a sp
5. M e r r e 5 A . i) ir e cr o r , l) ivisio n o f Pu lr u o n a r l, and C ri ri cal C ere Mcdi ci ne , Mi :i nc N {erl i -
c r l C c n r e r, i' o r tla ir tl, Nlcin c; C- iin ic.r !Ass.r c i l te I'rofsssor of i l e,.l i .:i ;rc, t):ri vr:rsi r;, 6f
V c r n r o r r t C o llcg c o ilv' le clicin e t( llcve lln r l Clini cJotrrn:rl of Metl i ci nc, [)cccnrbrr 2i )0 l .
Vl.A. Pendahuluan
T r ak t us ur inari u s a d a l a h re mp a t y a n g pal i ng seri ng terkena i nfeksi
nosokomia!, meliputi >4Oo/odari keseluruhan kasus ICIJ rumah sakit dan
mengenai t 600 .0 0 0 p a s i e n p e r ta h u n .
Vl.C. Mikrobiologi
dapat di sebabkan ol eh
Inf ek s i r r ak r us u ri n a ri u s p a d a p e m a s a n g ankateter
Proteus' Enterococ.
berbagai Patogen .",.,,",.,k Escherichia coli, Klebsiella,
Se rrati a < i an C andi da' S ebag' i an
c ur , P r r r r r lot n o n tts , En te ro b a c te r,
pada usus' namun dapat
m il< r oor ganis m e te rs e b u t a d a l a h fl o ra e n dogen
rumah saki t
jt - r g"b. r " - r " l d a ri k o n ta m i n a s i s i l a n g d a ri p asi en l ai n' petugas
peralatan yang tidak
atau oleh PaParan cairan y",'g tt'kot'taminasi atau
dan Pseudomo'
sreril. n",og.., rraktus ,rrir,".i.,s sePerri sertatia marcescent
nas c epac iasa n g a tP e n ti n g s e c a ra e p i d e m i ol ogi skarenaorgani smetersebut
isolasi kuman tersebut
ridakhidr.rp di traktus g"rtroint.rtinal, sehingga
sumber infeksi
dari pasien y".,g dip"r"-tg kateter menunjukkan adanya
eksogen.
Gejalaklinis
I nf ek s i r r ak t trsu ri n a ri u s a k i b a t p e ma s a n g ankateterdapat asi mron-rati kdan
t er k adang ha n y a d a p a r d i d e re k s i d e n g a n pemeri ksaanuri n. Gej al a yang
mengarah pada inFeksitraktus urinarius adalahuretriris (rasaterbal<ar,sensasi
t idak enak d i u re tra a trrr d i s u ri a ),g e j a l as i sri ti s(nyeri di daerahsuprapubi k)
dan/ at au ny e ri p i n g g a n g . K a s u s fu l m i n a n di randai dengan demam ri nggi
dan r nenggig i l , k e mu d i a n d e n g a n c e p a c rerj adi penurunan kesadaran,
hipotensi, syok septik dan gagalginjal. Padapasienimunokomprornais satu-
satunya maniFestasimungkin hanya penurunan fungsi ginjal secaracepat
dan pr ogr es i f.
Pemilihanjenis kateter
Pada popr.rlasitertentu, sistem drainase urin yang lein sebagai alternarif
re r hadap pengg u l l a a n k a re te r k e d a l a m u r etra. K areter kondom dapar
d i gr r nalc anbagi p a s i e np ri a y a n g me n d e ri ta i nkonri nensi a ranpa obstruksi
sa lur an lc eluar d e n g a n re fl e k s mi k s i y ang normal . N amun pada
p e nggunaany a d i p e rl u k a n p e ra w a ta n y a n g tel i ti unruk menghi ndari
terjadinya maserasikulir atau fimosis. Selain itu manipulasi sistem karerer
kondom y ang te rl a l u s e ri n g , m i s a l n y a pada pasi en agi rasi , dapar
meningkarkan risiko infeksi tral<rusurinarius.
Perawatan kateter
U s aha lain y a n g d i l a k u k a n u n ru k me n gurangi i nsi dens i nfeksi traktus
urinarius akibat pemasangan kateter ditujukan pada:
I . N4encegahmikroorganisrrre di meatus uretra masuk ke vesika urinaria.
2. Eradikasi mikroorganisrne yang masuk ke rraktr.rsurinnrir-rssebelum
dapat ber p l c l i fe ra s i .
Vl.F.RekomendasiPencegahanInfeksiTraktusUrinarius
Akibat Pemasangan Kateter
Rekomendasi ini dirancang untuk mengurangi komplikasi infeksi yang
berhubungan dengan penggunaan kateter urin.
kesehatan.
KATEGORI
A. Hanya orang (misalnya pe(ugas RS, anggota keluarga arau
pasien sendiri) yang mengerahui reknik pemasangan
katcrcr aseptik dan perncliharaan karecer yang bolch
menangani katercr. I
B Pecugas rumah sakit dan personil lainnya yang mena-
ngani katcter pcrlu dibcrikan latihan secaralrerkala ten-
tang tcknik yang lrenar dan komplikasi yang mungkin
ccrj:rdi karcna karcrcrisasi urin. II
3. C u c i t a n ga n
Cuci rangan harus dilakukan segera sebelum dan serelah manipulasi kareter.
Kategori I.
4 .P ema an Kateter
KATEGORI
Katcrer harus dipasang menBgunakan teknik aseptik dan
T
peralatan yang steril.
6.
K{TEGORI
Irigasiharus dihindarkan kecualidiperkiral<an
akan
terjadisumb:rtan(misalnyaperdarahansetelahoper:rsi
pr os t arar : r uk a n d u n gk e m i h ); i ri g a s ik o n r i nu rerrutupdapat
dilakr"rkanunruk mencegahobsrruksi.Unruk menghilang-
kan obstruki akibat bekuan,mukus atau penyebablain
dapar< iigu n a k a nm e tc d ei ri g a s i n termi te n. II
B . Samb un ga n ant ar a k r t et er dengan k ant ong p e n a m p u n g
ha rus dila ku k an des inf ek s i s c belum dilepa s . II
C. Spu it ste ril v c lunr e bes ar dan alar ir igas i y a n g s r e r i l
h an rs dig un al< an k em udian < iibuang. O r an g y a n g m e l a k u -
l<an irigasi harus menggunal<an reknik aseptik. I
. P ul s
Pen q u mpulan men
KATEGORI
B ila dipc r lu k a ns e j u m l a hk c c i l u ri n b a g i pemeri ksaan,
bagianujun g d i s t:rlk a rc re ra ra u k a tu p s a mpl i ngj i l ca
r c r s edia,ha ru sd i b e rs i h k a nd e n g a nd e s i n fekran
kemudi an
ur in dias pi ra smei n g g u n a k a ns p u i r d a n j arum yangsreri l .
B . V olum c ur i n y a n g l e b i h b e s a ru n ru k a n a l i si skhusus
her t r sdiam b i l d a ri k a n ro n gp e n a m p u n g uri n secaraasepri k.
9. Perawatan rneatusuretra
Dibersihkan dua kalisehari denga. cairanpovidone-iodineda' pembersihan
dengan sabun dan air sedap hari telah dibukrikan oleh dt,. p.,reiir"n terakhir
ridal<dapar mengurangi inFeksitrakius urinarius yang disebatkan pemasangan
!<aretersehingga perawaran mearus riap hari dengan menggunakan dua .Jgi-
nren tersebrrr ridak dapar direkomendasikan- Kategori II
Ringkasan Rekomendasi
PedornrnPencegrhandln Pcnanggul;rrrgan
lnfeki di ICU
9l
Pisahkanpasienyang dipasangkateterantarayang terinfeksidengan
yang tidak terinfeksi
Hindari pemantauanbakteriologisyang rutin
Daftar Pustaka
i. C l e g g H W , Cr a n ' r S, DcGr o o t- Ko so lch a r o e n J, Gari bal di R , K ass E H , K trni n C M,
d k k . G t r i c l c l i ne fo r p r e ve n r io n o f,Ca th e te r - a sso ci atedU ri naryTi act Infecti <,ns.C D C t
I s s t r e si r r H e a lth ca r e se ctin g s 2 0 0 2 . Did a p a t d a ri : U R L: htrP ://*'rvw .cdc.gov/P ci dodi
e i r i c le / t r r i t r a c r. lr r n r
Vll.A. Pendahuluan
S is t em NNI S d a ri C D C y a n g d i k e mb a ngkan rahun 1970 mel aporkan
adanya irrFeksinosol<omialdi ICU di Amerika Serikar. Berdasarkanlaporan
surveilens tersebur, ILO adalah tiga penyebab utama infeksi nosokcmial
yaitu 14-l 6a/odari semua inFeksinosokomial diantara pasien yang dirawat
di r r r m ah s akrt. D a ri s e l u ru h p a s i e n y a ng di operasi , ILO nrerupakan
penyebab utama infelcsinosokomial (38o/o)dari semua infeksi yang berhasil
dic at ar . Dua p e rti g a d a ri IL O d i s e b a b kan ol eh i nsi si dan seperti ga
n.relibatlcanorgan arau rongga yang rerbentuk saat operasi dilakukan. pada
pasien bedah yang meningg l, TTo/odari kemarian dihubur-rgkan dengan
I LO nos ok omi a l d a n m a y o ri ta s (9 3 o /o )merupakan i nfeksi seri us yang
melibatkan organ arau rongga yang terjadi sewaktu operasi.Dengan adany,,
ILo, masa rawat inap pasien di rumah sakir meningkat dan biaya perarvaran
m eningk at pu l a .
Vll.B. KriteriaPenentuan
Id enr if ik as i I LO me me rl u k a n i n te rp re ta s i dari penemuan kl i ni s dan
laborarorium. NNIS CDC mengembangkan kriteria standar mengklasifi-
kas ik an I LO ( Ta b e l 1 ) m e n j a d i i n s i s i d an organ/ronB ga. ILO i nsi si
selanjurnya dibagi lagi menjadi ILO insisi superfisial (hanya melibatkan
kulit dan jaringan subkutaneus) dan ILO insisi dalam (melibatkan jaringan
lunak yang lebih dalam). ILO juga melibatkan salah satu bagian anatomi
(misalnya organ atau rongga) selain insisi iapisan kulit yang dibuka atau
dimanipulasi sewaktu operasi (Gambar l).
8Xt{
Sgaecaanasct
Tittur
os9 iollii!Drc
lt.r.i.l a.cbl
c|.Oan/3paqc
Caratln: Krircria spcsifik digunaken unruk mcngidenrifikasi episioromi, tempat sirkunrsisi den luka
bakar 1'angrcrinfeksi.
PcdonranPcnccgllrandan Penrnggulangan
Infclsi di ICU
95
pada pemeriksaanlangsung,selamareopera.si, atau oleh ahli histopatologi
atau pemeriksaanradiologik.
Diagnosisinsisidalam ditentukan oleh ahli bedaharaudokter.
Catatan:
l. Laporkan infcksi yang meliputi insisi superfisirl dan dalam scbagaiILO insisi dalam.
2. Laporkan ILO organ/ruang dengan saluran drainasernel:lui insisi sebrgaiILO insisi dalam.
ILO Organ/Rrrang
I nfe ksi terja di d alam 30 har i s et elah oper asi j i k a t i d a k a d a i m p l a n t * y " t g
dite mpa tka n ara u dalan wak t u I r ahun jik a ada i m p l a n t d a n i n f e k s i b e r h u b u n g a n
dengan operasi dan infeksi yang rnelibatkan salah satu bagian anatomi (seperti
org an a rau ru an g) , s elain dar i ins is i, y ang dibuk a a t a u d i m a n i p u l a s i s e l a m ao p e r a s i
dan p aiin g sed ikir s ar u dar i hal l' r er ik ut :
1. Drainase rrurulen yang berasal dari dari cirain yang ditempatkan pada luka*n
ke dalam olgrrn/ruang.
2. Isola si o rga nis m e dar i k ult ur c air an at au ja r i n g a n d a l a m o r g a n / r u a n g y a n g
d iamb il de ngan c ar a as ept ik
3. Diremu ka n adany a abs esar au buk t i inf ek s i l a i n y a n g m e i i b a t k a n i n s i s i d a l a m
pa da pe meri k s aan langs ung, s elam a r eope r a s i , a r a u o l e h a h l i h i s t o p a t o l o g i
ata u pe meriks aan r adiologik .
4" Dia gn osis IL O or gan/ r uar r g dit enit r k an ole h a h l i b e d a h a t a u d o l <t e r .
D e fi n i si N NIS : be ndr asing 1,r ng bukan ber asal dar i manus i a y ang dapat di i r l pl ar r r r s i k an ( s c per r i
ka ttri > j i rn ru n g pr ostesis, gr afr vaskular yang bukan ber as al dar i m r r nus i a, i anr tr ng m ek ani k , atau
p ro ste si s p rh a ) y,r ng secr r il per nlanen ditemi> atkan pada pas i en s el anr r oper r s i .
Ji kr d a crrh sckir r r lr ,kr nr cn jr r li ter ir r feksi, tidek dapr t di s ebr r t s ebagai ILO, r .r pi di per r i m bangk r n
sctrrg ri su rrtr i nfcksi ktr lit atr u i:r r ingr n lunak, bcr gantung pada k e.'l al am ,r r r r r y a.
Vll.C. Mikrobiologi
Berdasarkan data sistem L.lNIS, distribusi patogen yang diisolasi dari ILO
ri dak m engaia mi p e ru b a h a n y a n B me n y o l ok sel ama dasaw arsaterakhi r
Infeksi di ICU
dan Pcnrngeulangan
PedomarrPencegahan
95
(Thbel 2). Peningkaran kejadian ILO disebabkan oleh patogen resisten
a r- r t im ik r oba, s e p e rti M R S A a ra u C a n d i d a al bi cans. P eni ngkatan i ni
menunjukkan bertarnbahnya jumlah pasien bedah yang sakit berat dan
imuokompromais, sertapenggunaansecaraluas antimikroba spekrrum luas.
Kejadian ILO juga disebabkan oleh patogen lain yang ridak umr.rrn seperti
Rhizopus oryzte, C. perfingens, Rhodococcusbronchialis, Nocardiafarcinica,
Legionella pneumophila dan Legionella dumffii, serra Pseudomonas
multiuorans. Setelahditelusuri, hal ini disebabkan oleh penggunaan plester
yang terkonraminasi, perban elastik, personil tim bedah yang mengandung
koloni, air ledeng dan cairan desinfektan yang terkontaminasi.
Staphylococcut ailr?ut l7 20
Coagu kse- n egatiue staphy lococci t2 llt
Enterococct.t tpp. l3 t2
Eschericia coIi l0 8
Itseudomo nds aerugtnota 8 8
Enterobncter spp 8 7
Proteus mirabili: 4 )
Klebsielk pneunrcnirte J 3
J trep tococcut tpp. latn 3 3
Candidn albicatts 7 \
Strep tococci grup D (no n-enterococci) 7
Aerob gram-positif lain 2
Bocteroides fiagilis 2
Vll.D. Patogenesis
Mik r oor ganis m e d a p a r rn e n g a n d u n g a rau rnemproduksi rol csi n dan
substansi lain yang n'reningl<atkankemarrrpuan mikroorganisme tersebur
u n t uk r nelalc r rl c ainrrv a s i a ta tr b e rra h a n h i d up pada atau dal anr j ari ngan
Sebagian besar ILO sumber patogen adalah flora endogen dari kulir
pasien, membran mukosa atau viseraberongga. Bila membran mukosa atau
kulit di insisi, jaringan yang r€rpapar berisiko terkena kontaminasi flora
endogen. Organisme tersebur biasanya kuman aerob yairu kokus gram-
positif arau flora fesesbila insisi dilakukan dekar perineum atau pangkal
paha. Bila organ gasrroinresrinal dibuka sewakru operasi maka srrmber
patogen yaitu basil gram-negarif (misalnya E.coli), organisme gram-positif
dan kadang anaerob adalah kuman khas ILO (Thbel J). Organisme juga
dapat ber as ald a ri p a s i e n y a n g me n g g u n a kan prosresi satau i nrpl anr yang
diterlpatlcan selama operasi.Alat-alat rersebut memungkinkar-rterbarvanya
or ganis m e k e d a l a m l u k a o p e ra s i .
Penananrarr graft, prostesis arau implant Stap bllo cocas au rcu s, coagu las e- n egative
ttaPbtlococci
Pedonranl'cncegalrandan Pcnrnggulangan
lnfclsi di ICU
99
anggota tim bedah), lingkungan kamar operasi(termasuk udara) dan semua
peralatan, instrumen, bahan yang dibawa ke daerah steril sewaktu operasi.
Flora eksogen terutama aerob khususnya organisme gram-positiF (Staphy-
lococci dan Streptococci).Jamur dari surnber endogen dan eksogen jarang
menyebabkan ILO dan patogenesisnyasulit dimengerri.
ILO
Vll.F. RekomendasiPenceEahan
1. Preoperatif
KATEGORI
A . Persiapan pasien
bila rnemungkinkan, lakukan tdentttikasr dan cata
lalsana sefirua infeksi yang terselubung dari tcmpat
operasi sebelum operasi elekrifcian operasi elektifyang
te rcun da s am pai inf ek s i r er at as i.
Jangan mencukur rambur preoperarif kecuali rambur IA
pada sekcliling insisi yarrg dapat mengganggu
"tau
operasi.
Bila ra m but dic uk ur , lak uk an s eger as e b e l u m o p e r a s i , IA
lebih baik nrenggunakan alat cukur elekrrik.
Kendalikan kadar glukosa darah pada semua pasien IB
dia be resdan r er ur am a hindar i k eadaa n h i p e r g l i k e m i a
selama operirsi.
s Upayakan berhcnti mcrokok. Paling ridak, instruksikan IB
kcpa da pas ic n unt uk r idak m c r ok ok ce r u r u , p i p r a t a u
konsumsi tembakau lainnya, sedikirnya 30 hari sebelurn
operasi elcl<tif.
6. Ja ng en m c r t , r han pr oduk dar ah y ang d i p e r l u k a n p a s i e n IB
bedah scbagai rindakan pencegahan ILO.
2. Intraoperatif
KATEGORI
A. Ventilasi
l. Perra ha nk an v ent ilas i r ek anan- pos ir if da l a m r u a n g IB
operasi berkcnaan dengan koridor dan daerah yang
bersetrclahan.
Z. Perrahanlcanminimum l5 kali perganrian udara per IB
jam yang mana setidaknya 3 kali harus udara segar.
3. Saring semua udara, dialirkan ulang dan segar,melalui IB
filrer yang repat, sesuai rekomendasi American Institute
of Architects.
4. Alirkan semua udara di dekat langir-langit ruangan dan IB
keluarkan dekac dengan lancai.
5. Jangan gunakan radiasi UV dalam ruang operasi unruk IB
mcncegah ILO.
6. Se lalu p er r ahank an piniu r uang oper as i r e r r u r u p k e c u a l i IB
diburuhkan baci lalu linras peralatan,personeldan oasien.
r04 PedomrnPcncegahan
dan Penanggulangan
Infeksi di ICU
/. l'errlmDangKanmelaKuKanoperasrrmPlantaslortoPedlK
di dalam ruang operasiyang dialiri udarayang sangat
ber s ih.
8. Batasijumlah personilyang masukruangoperasi,hanya
y ang pe rl u s a j a . II
KATEGORI
C. Bila dressing
insisi harusdiganri,gunakanteknik sreril. II
Daftar Pustaka
l. Mangram AJ, l-loranTC, PearsonML, SilverLC, Jarr.isVR. Guidelinc for preven-
tio n of str r gic al s it e inf ec r ion. I nf ec t ion C o n t r o l a n d H o s p i t a l E p i d e m i o l o g y
1999220:247-78.
PedomanPenccgahan
drn Pcnanggulangan
tnfcksi di ICU
107
Tabel 5. Mekanismedan spcktrunraktifitasbahanantiseptikyang seringdigunakan bagi
persiapankulir sebeltrmoperasi
Mr b : M p o b a c r er iu m tu b cr cu lo sis
l)C M X : p a r a - c h l o r o - r u e r exylcr r o l
' Cukup, kecuali ulrtuk Pseudomonasspp.; alctivirasalan lebih beik bila dirarnblh br.han pelarut
seperti EDTA.
1 08 PedornenPcncegahan
dan Penanggulengan
Infeksi di tCU
Bab VIII
Pedornan Pencegahan Resistensi
Terhad.p Antirnikroba
,:J",ff;"::iil
il?tr*l**ikroba,r".J1,t"'"tTJiln[",:fi
a""
.nG*i'il:uT,Tilg1il:T:ilil:H?.;#i:ffi
.*1;
Rekomendasi:
' Pemberian antiborik harus
berdasarkandiagnosiskrinis
denganjenis mikro".g"nir_. dan sesuai
r; menyebabkaninfeksi.
' seb e lummemberir.i"..,it'"ri[,
h " ru . a , r. t rr. " " ' o e n g a mb ira n
spesimen darahunrukpemeriksa.;
b"k ;fi.;l lni ditakukan
rm"ri L.r.p"or, r.r"pt.
:",if .mengkonfi
' b"d"'";'k"n
inl;Iffi*:l! f *g*.,r, penyakir,
pora sensi
riviras
. Dokrer q,U:^l1L:J";f::'#:;^o",
^";
mengenaiprevalensidan pola resisrensi
,"r,-"si murakhir
ku-* ai"",."r".
" d..g"r,,p.irr,,_ sempir
f il ITa'rirr.rikrob" bilajeniskumansudah
penggunaananribotik
I !indari kom k':cuali dianggapperlu.
- Anriborir. y"ig dipilih
. harus dibara.?':::l
Gunak,,,io,r,yans
repar.
o",,r,.,lf"Ttrffilil1lak akan
mengarasi infeksidan cenderung
akan_.r,;r.bibk".,
efektif
Terapi ..rirr.n.i.
tinggi men
ingkatkan
kemungkinan
id:r1il:3finiii;l' "ka"
' Penggunaan anribo,ikt".u, dihentikan
. Bila d a lam *"f.i f birainfeksiterahrerarasi.
,nrri
menunj u kkan perbai k"n f.nrrl""" , a n rib o rikt e rs
.ue b u rt id a k
kl,.r,
irl"-.L" 1..,"r,
;il
dilakukandan Jip.rrimU""gi;" ".,,^ l"r,g p.rl,,
p.rn,,,n, anribotik";r.
pen gganri.
^.,
Vltl.C.Terap! empirif Antlmikroba
Pemilihan rerapi anrinrikroba
secara
empirik hatus dilakukan
penilaiankli'is danpera berdasarkan
medankumanJr, p"r" k.p"k"",;
k;-"-r-,,...-0",.
il0 Pcrlorn,rnPcnccgrahan
d:n pcnirnggulangantnfetai
di ICU
P ewar naa n Gra m d a ri s p e s i me n , k u l tur dan res sensi ti vi ras harus
dilak uk an s e b e l u m me mu l a i re ra p i e mpi ri k.
a
Target yang diharapkan adalah rerapi efektii aman, rasionaldan sesuai.
a
P em ber ia n a n ti m i k ro b a d i mu l a i d e ngan spekrrum l uas, kemudi an
disesuaikande,rgan spektium sempit bila jenis kuman relah diketahui.
Dokter harus memuruskan apakah terapi antinri[<roba ini benar-benar
diperlukan. Gejala-gejala respons peradangan sistemik (Systemic In-
flammation ResponseSyndromc = SIRS) seperri ciemam, takikardi,
takipnea dan leukosirosis ridak selalu disebabkan karena infel<si.
Vlll.D.Terapi Profilaksis
Pemberianterapi profilaksisanrimikrobahanyadiberikan kalau rerapiini
benar-benarakan memberikanmanfaar.
Rek om endas i :
. Terapi profilaksis diberikan pada prosedur pembedahan rerrenru (Thbel t).
. Terapi profilaksis sebagaipencegahan endokardiris
. P em ber ia n p ro fi l a k s i s a r,ti m i k ro b a yang sesuai di beri kan secara
parenteral, dosis tinggi d:n maksimal diberikan lx24 jam, kira-kira I
jam sebelum prosedur intervensi rerhadap pasien.tJntuk kepentingan
praktis biasanya terapi profilaksis antimikroba ini diberikan sebelum
pasien dibawa ke kamar bedah (pada operasi)arau sesaarserelahinduksi
anestesi.
Vlll.E.ResistensiAntimikroba
I nF ek s i nos ok o mi a l s e ri n g k a l i d i s e b a b k an ol eh organi sme yang resi sten
r er hadap ant i mi l < ro b a . U n tu k m e n c e g ah rransmi si kunran parogcn i ni
VIII.F.1.
MRSA
B eber apa s ira i n M R S A m e m p u n y a i p otensi sebagai penyebab i nfeksi
nosokomial, dimana seringkali resisrenterhadap beberapajenis anrimikroba
dan hanya sensitif rerhadap vancomycin dan teicoplanin. Infeksi dengan
MRSA sama dengan infeksi karena S. aureus yaitu infeksi pada luka, saluran
napas bagian b a w a h , s a l u ra n k e mi h , s e pti kemi a, al ar-al ar i nvasi f, l uka
dekubiius, luka bakar dan ulkus. Di ICU, HCU (higb care unit), unit luka
bakar dan unir kardiothoraks biasanyasering terjadi infelai berat, penyebaran
epidenri dari MRSA lebih mudah rerjadi, strain dengan ringkar penularan
tinggi cenderung menyebar secararegional dan nasional di beberaparumah
salcit. Faktor-fakror yang meningkatkan kecenderungan ini adalah:
l. Tempat kolonisasi dan infelai MRSA adalah hidung, tenggorokan,
perineum, lipatan inguinal, dan vagina, rekrurn (lebih jarang), kulit
bokong, daerah yang sering berg;esekan(lesi kulir sr.rperfisial,luka karena
tekanan, ulkus, dermariris), luka operasi, luka bakar, rempar masuk
alar - alar i n v a s i f (k a re re r i n ra v a s k ul ar, katerer uri n, stoma rube.
trakeosromi tube).
7. M as a r aw a t y a n g l a ma d i ru m a h s a ki t.
3. ljs ia r ua, n ' ro b i l i ta ste rb a ta s ,i mmu n osupresi , ri w ayat terapi anti bi ori k
sebelumnya.
4. P as ieny a n g d i re w a r d i u n i r k h u s u s (lC U , H C U , r" rni tl uka bakar, dl l ).
5. P as ien d a n re n a g a k e s e h a ra n y a n g seri ng berpi ndah anrar ruang
per awat a n d a n a n ta r ru ;n a h s a k i r.
6. P enggun a a na n ri b i o ri k y a n g b e rl e b i h an di uni r yang bei sangkuran.
7. Jun-rlahpasien yang rerlalu banyak dalam saru kamar.
8. J um lah s ra f me d i s y a n g te rb a ta s .
9. Fasilitasyang ridak memadai (fasilirascuci tangan, ruang isolasi yang
adek uai ).
PedomanPrncegahrndrn Pcnanggulangan
Infcksi <li ICU
lt 3
Thbel 2. Pengendalianinfcksi unruk mencegahkejadianluar biasadari organisme
yang resistenterhadap a n ti m i k ro b a
Identifikasi reservoir
. Kolonisasidan infeksi
- K onr am inas i l i n g k u n g a n
Mencegahtransmisi
- Memperbaiki teknik cuci tangandan tindakanasepsis
. Isolasikejadiandan kolonisasi
. M em is ahk an p a s i e n y a n g re n ta n d e n g a n p asi enyang teri nfeksi dan ada
kolonisasi
. Tutup ruang perawaranbagi pasienbaru jika diperlukan
Vflf.F.2.Enteracocci
Saat ini didapatkan beberapaenterocociyangresisten terhadapsemua andbiorik,
kecuali vancomycin (uancomycin-resittrtntenterococci= VRE). I(ornbinasi antara
penicillirr dan glycopepride resittant pada Enterococcutfaecium akan
menyebebkan i n feksi yang sul i t diarasi.lJntungnya sebagian besarVRE berupa
liolonisasi saja. Bila terjadi infeksi maka terapinya akan susahsekali.
Vlll.G.Peranan LaboratoriumMikrobiologi
Laborarorium mikrobiologi mempunyai peranan penting dalam resistensi
obat - obat ant i m i k ro b a y a i tu :
. Melakukan pemeriksaan kepekaan anribiotik terhadap organisme yang
dapat diisolasi berdasarkan standar yang benar.
. Menenrukan jenis antimikroba yang akan dires dan mernbuar laporan
Vlll.H.PemantauanpenggunaanAntimikroba
Se r iap pengguna a n a n ri mi k ro b a
d i ru m a h saki r harus di panrau.
d i l ak uk an oleh K o rn i te F a rma s i H ar i ni
d a n h a ru s di raporkan kepada K omi re
Pengggunaan A rrri b ,i o ri k s e c a ra
p e ri o d i k d" l arr., i ' r.r.,r" r' * " ktu
cJi t enr uk an' Ha l -rra r,.y a ' g .h a ru s yang
d i ra p o rkan anrara l ai n berapa j eni s
a n rir nik r oba y a n g d i g u n a k a n
d a l a m s u a ru w aktu rerrenru
cenderungan antimikroba yang dan ke-
digunakan dari waktu t. **t.,r."p.nggunaan
antimikroba pada pasien-pasie'
y"rrg dirawat di unit khusus harr-rs
secara terpisah. dianalisa
Mencegahinfeksi
Langkah 1 : Vaksinasi
" Berikanvaksininfluenza'
. padapasiendenganrisiko
Berilcanvaksininfluenzadar.rpneun'rokokus
tinggi sebelunrdiPulangkan'
D i a g n o s i s d a n ta ta |a ksa n a i n fe ksidenganefektif
Infelsi di ICU
Pc<lornrnPcnccgrhandrn Penrlrggul:rngrn t17
Langkah 4 : Konsultasi dengan ahli
. Konsulrasikanpesiendenganinfelai beratkepadaahli bidangpenyakit
inFeksi.
Penggunaanantimikrobayang rasional
Pe n c e g a h a ntra n smi si
Langk ah 11 : l s o l a s i k u m a n p a to E e n
. Gunal<an standar lcervaspadaan pengendalian inFeksi.
. Cair an t trb u h y a n g i n fe k s i u s (p e n u l aran mel al ui udara, dropl et dan
kontak)
. Bila meragukan, konsultasikan dengan ahli bidang pengendalian infelai.
Daftar Pustaka
l. \7HO. A n r ir n icr o b i;r l u se a n < l a n tim icr cb ia l resi sti l nce.
2. D e p l r t m c r.r t o f ( lo n r n r tr r r ica b lc Dise a sea n cl S trrvei l l anceand l LcsponseWorl d H eal th
O r g a n i z a t i o r r . \VHO q lo tr a l stn r e g y lo r co n ta inrrnent of anti nri cr<-rbi a.l
resi stance.2001.
l ) i t l : r n r r r . l,r r i Ul{ t.: h tr n ://www.wh o .in t/csr/rcsotrrces/nrtbi i ceti ons/tl rrrsresi st/
E(llobal S tr r t.n clf
3. Anribiotics ir r lCU, e g u id c fo r p e r p lexed. D i dapat dari U R L: hrtp:/i
wrwv. anaestheris r. com/ictr/ in f-ecr/ab/abrx. htm
4. C e r r r e r f o r Disca sc Co n tr o l a n d Pr e ve n tio n . l 2 steps to prevent anti mi crobi al resi s-
( a l r c e a n r or lg h o sp ita lizcd a d r r lr s ca m p ,r ig n (o preverrt anti nri crobi al resi stance i n
Pcdonrunl)crtceg.rhrrr
d.rrrl)cn.rnggulrng.rrr
lnfcksi di ICU ll9