FRAKTUR ZYGOMA
Disusun oleh:
YOLANDA JULIA PEREL PUTRI
NIM. 1608438300
Pembimbing
Fraktur maksilofasial adalah fraktur yang terjadi pada tulang-tulang wajah yaitu
maksilofasial lebih sering terjadi sebagai akibat dari faktor yang datangnya dari
luar seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, kecelakaan akibat olah raga
dan juga sebagai akibat dari tindakan kekerasan. Fraktur midfasial terdiri dari
Fraktur midfasial cenderung terjadi pada sisi benturan terjadi dan bagian yang
lemah seperti sutura, foramen, dan apertura. Fraktur zigoma merupakan salah satu
fraktur midfasial yang paling sering terjadi, umumnya sering terjadi pada trauma
yang melibatkan 1/3 bagian tengah wajah, hal ini dikarenakan posisi zigoma agak
lebih menonjol pada daerah sekitarnya. Fraktur ZMC biasanya melibatkan dinding
anatomi yang kompleks dan padat. Penanganan yang tepat dapat menghindari efek
2
samping baik anatomis, fungsi, dan kosmetik. Tujuan utama perawatan fraktur
perbaikan fungsi bicara, mencapai susunan wajah dan gigi-geligi yang memenuhi
estetis serta memperbaiki oklusi dan mengurangi rasa sakit akibat adanya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terjadi atau kedua setelah fraktur nasal. Cedera zygoma biasanya terjadi karena
wajah. Bilateral fraktur zigoma jarang terjadi, hanya sekitar 4 % dari 2067 kasus
dan disrupsi dari posisi zigoma dapat mengganggu fungsi okular dan mandibular;
oleh karena itu trauma pada zygoma harus didiagnosa secara tepat dan ditangani
secara adekuat. Gangguan posisi zygoma memiliki makna fungsional yang besar
4
Gambar 1. Os Zygoma
yang mengalami patah tulang akan tetap stabil setelah reduksi. Secara klinis, hal
ini akan memungkinkan ahli bedah untuk mengidentifikasi apakah fraktur tersebut
akan memerlukan reduksi terbuka dan beberapa metode fiksasi. Pada tahun 1961,
Knight dan North, mengklasifikasikan fraktur zygoma berdasarkan arah dan pola
• Grup I
• Grup II
• Grup III
rotasi (33%)
• Grup IV
• Grup V
5
• Grup VI
utama (18%)
6
Pada tahun 1990, Manson dan rekannya mengusulkan metode klasifikasi
hingga sedang. Cedera berat ditandai dengan keterlibatan lateral orbita dan
a. Tipe A
b. Tipe B
c. Tipe C
zygoma.
7
kemungkinan adanya fraktur pada kompleks zigomatikus selain tanda-tanda
penurunan kesadaran, oedem dan kontusio jaringan lunak dari pasien yang dapat
mengaburkan pemeriksaan klinis, dan pula tidak ada indikator yang sensitif
kejadian trauma, arah dan kekuatan dari trauma terhadap pasien maupun saksi
mata. Trauma dari arah lateral sering mengakibatkan fraktur arkus zygoma
dari arah frontal sering mengakibatkan fraktur yang terdislokasi posterior maupun
inferior.
dari arah frontal, lateral, superior, dan inferior. Diperhatikan simetri dan
ketinggian pupil yang merupakan petunjuk adanya pergeseran pada dasar orbita
lekukan palpebra superior yang dalam (sunken eye) abnormal sensitivitas nervus,
diplopia dan enoptalmus; yang merupakan gejala yang khas efek pergeseran
tulang zigoma terhadap jaringan lunak sekitarnya. Tanda yang khas dan jelas pada
trauma zigoma adalah hilangnya tonjolan prominen pada daerah zigomatikus atau
depresi malar iminen. Selain itu hilangnya kurvatur cembung yang normal pada
daerah temporal berkaitan dengan fraktur arkus zigomatikus. Deformitas pada tepi
orbita sering terjadi jika terdapat pergeseran, terutama pada tepi orbital lateral dan
infraorbita (mata anti mongoloid). Dapat juga ditemukan epistaksis unilateral sisi
8
Ahli bedah juga meletakkan jari telunjuk dibawah margin infraorbita,
sepanjang zigoma, menekan ke dalam jaringan yang oedem untuk palpasi secara
simultan dan mengurangi efek visual dari oedem saat melakukan pemeriksaan ini
pada potongan axial maupun coronal merupakan gold standard pada pasien
pergeseran, dan evaluasi jaringan lunak orbital. Secara spesifik CT scan dapat
menggunakan foto waters, caldwel, submentovertek dan lateral. Dari foto waters
dapat dilihat pergeseran pada tepi orbita inferior, maksila, dan bodi zigoma. Foto
2.4 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi berdasarkan waktunya dapat dilihat pada table
berikut :
Early Late
Udem Skar
Hematom Malunion/Non union
Perdarahan Non viable teeth
Gangguan sensasi Osteomyelitis
Dehisence Komplikasi plate
Kebutaan Komplikasi orbita (diplopia,
9
penurunan visus, enoftalmus /
segi estetika dan defisit fungsional. Perawatan fraktur zigoma bervariasi dari tidak
ada intervensi dan observasi meredanya oedem, disfungsi otot ekstraokular dan
parestesi hingga reduksi terbuka dan fiksasi interna. Intervensi tidak selalu
perawatan yang tepat harus diberikan seperti fraktur lain yang mengalami
Indikasi operasi pada patah tulang zigoma adalah fraktur dengan deformitas
setidaknya 2 area.
Buttress zygomatikomaksila adalah determinan yang paling baik untuk
10
Arkus zigoma bila di reduksi akan mengembalikan lebar midface dan
Daftar Pustaka
11
3. Tucker MR, Ochs MW. Management of facial fractures. Dalam : Peterson
lj et al. contemporary oral and maxillofacial surgery. St louis: mosby co.
2003
12