Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN

TRAKSI PADA PASIEN FRAKTUR

A. DEFINISI

 Traksi adalah suatu mekanisme dimana terjadi penarikan yang teratur dan terus
menerus dipasang pada anggota badan (Long, Barbara C)
 Traksi adalah suatu tindakan untuk memindahkan lokasi tulang yang patah /
dislokasi ketempat normal kembali dengan menggunakan daya tarik yang
berturut – turut (Departemen Kesehatan RI 1989 Hal. 65)
 Traksi adalh suatu tindakan penarikan secara kontinyu untuk menarik bagian
tubuh atau tulang dengan menggunakan kerekan atau beban. (Departeman
Kesehatan RI 1989 Hal. 65)
 Traksi adalah suatu tindakan yang digunakan untuk melakukan reposissi patah
tulang maupun mempertahankan kedudukan yang telah dikorreksi imobilisasi
(Reksoredjo, Soelarto. Kumpulan kuliah Ilmu Bedah. Hal.562)

B. ETIOLOGI

Pada dasarnya pemasAngan traksi dilakkukan pada tulang yang mengalami


fraktur atau dislokasi.Pemasangan traksi pada fraktur setelah tindakan pembedahan.
Tulang mudah sekali patah pada bagian-bagian yang menderita penyakit atau terjadi
trauma. Kekerasan yang ringan saja dapat menyebabkan trauma

By Safrudin Agus Nursalim 1


C. PATOFISIOLOGI

 Proses Terjadinya Fraktur

Fraktur sering terjadi pada tulang rangka, jika tulang mengalami fraktur
maka pembuluh darah dan jaringan disekitarnya rusak.Terjadi perdarahan dan
kerusakan jaringan diujung tulag. Jika terjadi nekrosis jaringan akan
merangsang kecenderungan terjadi peradangan yang ditandai vasodilatasi,
pengeluaran plasma dan leukosit dan infiltrasi dari sel-sel darah putih yang lain.
(Corwin. Elisabeth.2000)

Fraktur dapat terjadi pada tulang dan jaringan di sekitarnya. Jika satu tulang
sudah patah, maka jaringan lunak di sekitarnya juga rusak, periosteum juga
terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat.

By Safrudin Agus Nursalim 2


D. PATHWAY

Fraktur

Kerusakan ?

Pembedahan Perdarahan

Penurunan Terapi Traksi Volume Darah <


fungsi tubuh
Dampak dariShock
traksi tehadap
Hipovemik
Pemasangan jaringan
Ancaman Gips/Balutan
perubahan status ketat
kesehatan
Ansietas Resiko tinggi
Infeksi
Gangguan
Anoreksia
sirkulasi darah Metabolisme
Gangguan
anaerob
perfusi jaringan
Penurunan Peningkatan
fungsi GI produksi asam
laktat
Konstipasi Penurunan
kekuatan dan
ketahanan tubuh
Asupan nutrisi in Nyeri
adekuat
Fatique
Prod.energi
menurun Gangguan
mobilitas fisik

E. PENGKAJIAN

Observasi
 Nyeri

By Safrudin Agus Nursalim 3


 Warna dan suhu di sekitar jaringan
 Perdarahan atau haematom
 Keterbatasan mobilitas
 Kecemasan
 Posisi ekstremitas abnormal

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
sirkulasi darah

 Nyeri berhubungan dengan ketidaknyamanan dan


peningkatan asam lakstat, traksi dan imobilisasi.
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan,
proses penyakit dan traksi.
 Konstipasi berhubungan dengan penurunan fungsi GI
 Anxsietas berhubungan dengan status kesehatan.
 Imobilisasi erhubungan dengan proses penyakit dan traki
 Kurang perawatan diri,makan, higiene / toileting
berhubungan dengan traksi

G. KOMPLIKASI POTENSIAL

Berdasarkan pengkajian data, komplikasi yang mungkin timbul meliputi:


 Dekubitus
 Konstipasi
 Anoreksia
 Retensi urin

H. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI

By Safrudin Agus Nursalim 4


Sasaran.
Sasaran utama pasien dengan traksi dapat mengurangi anxsietas, kenyamanan
maksimal, pencapaian I mobilisai maksimal dalam batas terapeutik traksi, tidak ada
komplikasi.
Gangguan perfusi jaringan berhububungan dengan penyakit dan traksi
 Memelihara perfusi jaringan adekuat
 Perwaat harus memantau status neurovaskuler anggota badan
yang ditrkasi
 Melaporkzn segera pada dokyer bila dada temuan yang
mengarahkan adanya gangguan perfusi jaringan.
 Pasien diingatkan untuk meklakukan pergeseran otot, latihan
pergerakan kaki untuk memperbaiki peredaran darah
Nyeri berhubungan dengan ketidaknyamanan dan peningkaytan asam lakstat,
traksi dan imobilisasi.
 Meredakan nyeri
 Perttahankan imobilisasi bagian yanbg sakit dengan tirah baring
pemberat dan traksi
 Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
 Evaluasi keluhan nyeri/ ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan
karakteristiknya
 Berikan analgetik (ADP) dan analgesia epidural untuk mengontrol
nyeri
 Obat harus diberikan segera, dalam interval yang ditentukan
 Perawat akan menyadari bahwa pengubahan posisi, relaksasi,
distraksi dan imajinasi terpimpin dapat membantu mengurangi dan
mengontrol nyeri pada pasien
Gangguan mobilitas fisik yang brhubungan dengan kelemahan proses penyakit dan
traksi
 Mencapai mobilitas maksimal dalam batas traksi

By Safrudin Agus Nursalim 5


 Selama traksi pasien harus melatih otot dan sendi yang tidak
diimobilisasi untuk meminimalkan kerusakan akibat mobilisasi
 Anjurkan untuk melakuakan gerakan saktif semua sendi
 Dpat melakukan konsultasi dengan ahli fisiologi untuk
merancang latihan
 di tempat tidur yang dapat meminimalkan kehilangan kekuatan
otot
 Perawat perlu mendorong psien untuk berlatih
 Selama latihan, perawat meyakinkan diri bahwa gaya tarikan
tetap dapat dipertahankan dan posisis pasien tetap dalam posisi
yang benar untuk menghindari komplikasi akibat ketidak
sejajaran

Konstipasi berhubungan dengan penurunan fungsi GI

Anxietas berhubungan dengan status keseatan


 Mengurangi anxsietas
 Sebelum pemasangan traksi, pasien
diberi penjelasn atau informasi mengenai prosedur tujuan dan
implikasinya
 Berbincang dengan pasien mengenai
apa yang dikerjakan
 Perawat sering berkunjung karena akan
mengurangi perasaan isolasi
 Kunjungan keluarga juga perlu untuk
mengurangi cemas dan isolasi
 Pasien dianjurkan melakukan aktivitas
lain dalam batas traksi

Kurang perawatan diri, makan, hygiene/ toileting berhubungan dengan traksi

By Safrudin Agus Nursalim 6


 Mencapai tingkat kenyamanan maksimal
 Krena pasien akan diimobilisasi ditempat tidur, kasur harus padat
dan disangga dengan papan tempat tidur. Bantalan kasur khusus
dirancang untuk meminimalkan terjadinya ulkus akibat
tekanan.Sebaiknya dipasang tempat tidur sebelum pemasangan
traksi.
 Tekanan pad abagian tu buh yang tergantung dapat dihilangkan
dengan meniringkan dan merubah posisi pasien agar nyaman
dalam batas -batas traksi .
 Linen tempat tidur harus dijaga bebas dari lipatan dan kering.
 Setiap keluhan pasien dalam traksi harus segera diselidiki.

I. PENATALAKSANAAN

Sasaran tindakan terhadap fraktur:


 Mengembalikan fragmen tulang ke posisi anatomis normal (reduksi).
 Mempertahankan reduksi sampai terjadi penyembuhan (imobilisasi).
 Mempercepat pengembalian fungsi dan kekuatan normal bagian yang
terkena (rehabilitasi).

1. Dekubitus (Prosedur perawatan decubitus)


a. Periksa kulit pasien sesering muungkin mengenai tanda tekanan atau
lecet
b. Perhatian khusus pada tonjolan tulang
c. Diberikan intervensi awal untuk mengurangi tekanan
d. Perubahan posisi pasien perlu dilakukan dan memakai alat pelindung
kulit
e. Perawat berkonsultasi dengan dokter mengenai tempat tidur khusus
untuk membantu mencegah kerusakan kulit

2. Konstipasi dan anoreksia

By Safrudin Agus Nursalim 7


a. Diet tinggi serat dan tinggi cairan dapat membantu merangsang
motilitas gaster
b. Perawat berkonsultasi dengan dokter mengenai penanganan
konstipasi apabila telah terjadi ( dengan pelunak tinja)
c. Mencatat makanan yang disukai pasien dan dimasukkan dalam
program diet
3. Retensi urin
a. Pengosongan VU yang tidak tuntas, karena posisi pasien ditempat
tidur
b. Pasien merasa kurang nyaman dan membatasi cairan masuk untuk
mengurangi frekuensi berkemih.
Maka:
 Perawat harus mengajarkan pasien untuk meminum cairan
dalam jumlah yan cukup dan berkemih tiap 2 – 3 jam sekali.
 Perawat berkonsultasi dengan dokter jika pasien
memperlihatkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih.

J. EVALUASI

a. Memperlihatkan berkurangnya ansietas.


1. Menggunakan mekanisme koping efektif
2. Mengekspresikan keprihatinan dan perasaanya
3. Tampak rileks
b. Menyebutkan tingkat kenyamanan
Mengubah posisi sendiri sesering mungkin.
c. Menunjukkan mobilitas yang meningkat
1. Melakukan latihan yang dianjurkan
2. Menggunakan alat bantu dengan aman
d. Tidak memperlihatkan adanya komplikasi
1. Kulit utuh

By Safrudin Agus Nursalim 8


2. Pola defekasi teratur
3. Nafsu makan normal
4. Urin jernih, kuning, cair dengan jumlah yang memadai.

By Safrudin Agus Nursalim 9

Anda mungkin juga menyukai