Anda di halaman 1dari 22

EPPS

EPPS-Kusrohmaniah
Tes kepribadian
 Teknik proyeksi tidak terstruktur : Rorschach
(populer awal abad 20an tapi lalu menurun
popularitasnya)
 Teknik terstruktur : misal self-report inventories
dan behavioral rating (instrument true-false &
instrument forced-choice)
 Teknik terstruktur ini mengikuti metodologi
psikometri, memiliki reliabilitas tes, criterion
keying, factor analysis, validitas konstruk,
bersifat objektif
EPPS - Kusrohmaniah
 Test self-report dikembangakan ekspert
misal psikiatris yang menseleksi item
untuk digunakan di seting militer dan
pendidikan
 Contoh : Personal Data Sheet (PDS) yang
mengelompokkan subjek “normal” atau
“psychoneurotic”. Normal : memberi cek
(√) 10 item dari 100 simptom, Neurotic :
50 dari 100 simptom
Theory-guided Inventories
 Beberapa self-report inventories disusun berdasar teori
kepribadian, baik formal atau informal
 Contoh invetori dengan guide teori : Edward Personal
Preference Schedule (EPPS) dan Personality Research
Form (PRF) yang keduanya menggunakan teorinya
Murray
 Myers-Briggs Type Indocator (MBTI) menggunakan teori
Jung
 The Jenkins Activity Survey dan Jackson’s Survey of
Work Styles, keduanya mengukur pola perilaku
kecenderungan mengalami penyakit jantung (Type A)
EPPS
 Adalah usaha pertama yang mengukur
manifestasi need dari Murray’s dengan tes
inventori terstruktur
 Terdapat 15 need yang dikembangkan pada tes
proyeksi (TAT)
 EPPS terdiri 210 pasangan pernyataan dimana
15 skala dipasangkan dengan 14 item yang lain
 Menggunakan format forced-choice, yaitu testee
harus memilih satu pernyataan dari pasangan
yang menggambarkan kepribadian
Penggunaan EPPS
 Sebagai tes kepribadian berbentuk verbal
untuk seleksi dan konseling
 Digunakan untuk individu yang
membutuhkan vocational guide, educative
guide, dan bantuan problem personal.
 Biasanya disertai dengan wawancara
EPPS
 Forced-choice ini membuat tidak nyaman testee
 Mengandug social desirability response set, yaitu
kecenderungan testee bereaksi sesuai social desirability
atau undesirability item tes daripada sesuai dengan isi
item
 Pengatasan social desirability :
 Raport untuk memotivasi
 Pembatasan waktu -> untuk membatasi waktu untuk
memikirkan keuntungan dan kerugian menjawab apa adanya
15 kebutuhan menurut Murray
dalam EPPS
 Acheivement  Dominance
 Deference  Abasement
 Order  Nurturance
 Exhibition  Change
 Autonomy  Endurance
 Intraception  Heterosexual
 Succorance  Aggresion
 Affiliation
Gambaran 15 Needs
1. Need of Achievement (ach):
menjadi terbaik
2. Need of Deference (def):
selalu menghormati orang lain
3. Need of Order (ord)
melakukan sesuatu secara terencana
4.Need of Exhibition (exh): menonjolkan diri.
5.Need of Autonomy (aut): berbuat
bebas/otonomi.
6.Need of Affiliation (aff): kebutuhan akan
orang lain
7.Need of Intraception (int): mengerti dan
memahami orang lain
8.Need of Succorance (suc): selalu ingin
mendapat perhatian dan simpati
9. Need of Dominance (dom): berkuasa
10. Need of Abasement (aba): perasaan
bahwa dirinya menjadi sumber dari
sesuatu yang tidak menyenangkan
11. Need of Nurturance (nur):
membantu orang lain
12. Need of Change (cha):
selalu mengikuti perubahan
13. Need of Endurance (end):
menyelesaikan tugas dengan tuntas
14. Need of Heterosexuality (het):
memperhatikan dan diperhatikan
lawan jenis
15. Need of Aggression (agg):
menyerang orang lain
ADMINISTRASI
1. Penyajian:
 Individual
 Kelompok
2. Waktu:
 Rata-rata 40 menit untuk college student, terbanyak 50 menit
 Tidak ada batasan waktu (tetapi didorong untuk menyeleaikan
secepat mungkin)
 Lebih dari 60 menit : indikasi ada konflik, ragu-ragu, bimbang,
beban dengan social desirability.
 Pada orang yang mengalami anxiety akan mengalami keterlambatan
penyelesaian tes.
 Kelebihan EPPS : pasangan pernyataan tiap item seimbang untuk
social desirability.
 Sifat dari need-need ada yang berkorelasi
negatif ada yang positif
 Ada need-need yang saling bertentangan
(digunakan sebagai upaya untuk
“mencairkan”/menyeimbangkan)
 Peranan wawancara adalah untuk
mengungkap di balik need-need
SKORING
1. Buat garis merah melalui nomor:
1,7,13,19, 25; 101, 107, 113, 119, 125;
201, 207, 213, 219, 225
2. Buat garis biru melalui melalui nomor:
26,32, 38, 44, 50; 51, 57, 63, 69, 75;
151, 157, 163, 169, 175
3.Hitung dan jumlahkan a, dari kiri ke kanan,
kecuali yang dilalui garis merah. Isikan pada r
(row). Maksimum jumlahnya 14.
4.Hitung dan jumlahkan b, dari atas ke bawah
kecuali yang dilalui garis merah. Isikan pada c
(column). Maksimum jumlahnya 14.
5.Jumlahkan angka pada kolom r dan c,
tuliskan jumlahnya pada kolom s (sum).
6.Hitung konsistensi dengan membandingkan
jawaban a atau b yang terkena garis merah
atau biru ke bawah. Jika ada kesamaan
berikan tanda (v) pada kotak bagian bawah.
Tuliskan pada kolom con (consistency).
7.Jumlahkan ke bawah bilangan pada kolom s.
Jumlahnya harus 210.
8. Konversikan skor mentah (s) dengan skor
terbobot (skor persentil) sesuai jenis kelamin
dan kriteria lai (adult/college)
Konsistensi Tes
 Pada penelitian: 75% subjek mempunyai
konsistensi ≥11; dari 1509 subjek hanya
2% subjek mempunyai skor konsistensi
rendah
 Jika konsisitensi < 9, jawaban diragukan
RELIABILITAS
 Koefisien reliabilitas belah dua atau
reliabilitas dengan konsistensi internal
dengan 1509 subjek college berkisar
antara 0,60-0,87
 Koefisien reliabilitas test-retest, dengan
interval pengetesan selama 1 minggu
berkisar antara 0,55-0,88
VALIDITAS
 EPPS dikorelasi dengan:
-Guilford Martin Personality Inventory dan
Taylor Manifest Anxiety Scale
-California Psychological Inventory,
Adjective Check List, Thematic
Apperception Test, Strong Vocational
Interest Blank, dan MMPI
ada hubungan yang signifikan (rendah-
sedang)
Pemaknaan - interpretasi
 Pertama : melihat konsistensi
 0-9 : hasil pemeriksaan EPPS tidak valid
(ketidakvalidan menjadi bahan pemaknaan, ada
apa dengan testee?)
 Interpretasi skor :
 Skor tinggi : subjek telah memilih statement variabel
tinggi ini sebagai karakteristik dirinya dibandingkan
dengan statement variabel lain
 Skor rendah : subjek lebih memilih ststement variabel
berskor rendah ini sebagai karakteristik dirinya
dibandingkan dengan statemnet variabel lainnya
Mean skor variabel-variabel yang
tinggi berdasar jenis kelamin
 Laki-laki :
 Achievement
 Autonomy
 Dominance
 Heterosexual
 Aggressive
 Wanita :
 Defference
 Affiliatin
 Intraceptin
 Succorance
 Abasement
 Nurturance
 Change

Anda mungkin juga menyukai