Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN CASE 2 DMS

ACNE VULGARIS

Disusun oleh:

KELOMPOK C
Nadia Rachmadini 10100112143

Nissa Chusnia Faidah 10100112165

Jane Tepiani Kadar 10100113009

Dea Syahidatul Maulidiyyah 10100113017

Moch. Luthfi Aulia R 10100113028

Glatik Viqi Alamiah 10100113053

Novy Syamsiah 10100113079

Shafa Medina Ismayani 10100113098

Radinda Amalia Nur Hayati 10100113110

Kemas Yasir 10100113127

Pebri Riansyah Claudio L.M 10100113145

M. Aries Dwi Prakoso 10100113162

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari, dalam laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, namun
demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan dokumen atau
sumber informasi, memberikan masukan pemikiran.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran. Demi perbaikan dan kesempurnaan
laporan ini di waktu yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami pada
khusunya dan pembaca pada umumnya.

Bandung, 9 Oktober 2015

Penyusun
Problem Hipotesis Mekanisme More WDK
info
Miss. Agnes, 17 tahun 1. Acne 1. Mekanisme pembentukan papule+isinya apa saja+DD papule di wajah, dilihat
Cc: papule pada wajah 2. Bisul dari kelainan dari struktur mana? Seperti apa+factor apa saja yang mempengaruhi
PH : 3. Biang Produksi, sekresi, ekskresi, komposisi, regulasi nya?
- Pasien pernah dirawat kering 2. Bagaimana distribusi kelenjar minyak? Pembentukan sebum seperti apa?
di RS selama 2 minggu at Fungsinya bagaimana? Kalau terjadi sumbatan akan seperti apa? +gambaran
dengan cc demam dan histoanatomi
diharuskan total 3. Struktur kulit wajah, sama tidak seperti struktur kulit tipis lain?
bedrest 4. Distribusi kelenjar keringat (klasifikasi, produksi, sekresi, eksresi, komposisi,
- Selama dirawat, pasien ekrin dan apokrin (dibuat table perbedaan), kalau ada sumbatan
sering berkeringat bagaimana?+gambar histoanatomi
karena sirkulasi udara 5. Bagaimana distribusi folikel rambut di seluruh tubuh, sama atau tidak?
ruangan buruk. Pertumbuhan dan pola pertumbuhan rambut itu bagaimana?+gambaran
- Satu minggu kemudian histoanatomi
terdapat erupsi 6. Apa kaitannya hormonal dengan acne? Perbandingan laki-laki dengan
vesicular yang tidak perempuan? Jerawat wanita tiap mens akibat apa? Apakah karena stress?
gatal di punggung Mekanisme!
- Mengeluh terdapat 7. Mikroorganisme apa yang terkait dengan acne? Pathogenesis!
papule semenjak 2 8. Mekanisme pembentukan abses di kulit! Hubungan hormonal, imun dan nutrisi?
tahun yang lalu tapi 9. Mekanisme pembentukan vesicle dan dd!
tidak gatal. Semakin 10. Temperature tubuh pada kasus berhubungan dengan apa?
parah menjelang ujian 11. Apa itu acne? Lesinya sepert I apa?
dan menstruasi tapi 12. Apa itu biang keringat? Lesinya seperti apa?
kemudian berkurang 13. Review lesi papule, pustule, komedo!
sesudahnya 14. Apa itu acne vulgaris? Grading/klasifikasinya bagaimana? Terapi mengikuti
- Di treatment grading/klasifikasi? Kapan diberi obat topical dan oral+alasan? FR berhubungan
Thiampenicol capsule dengan apa? Apakah benar hubungan dengan kosmetik karena adanya sumbatan?
500 mg q.i.d dan Kandungan kosmetik yang dapat menimbulkan acne? Hubungan dengan
Parasetamol tab 500 makanan? Komplikasi?
mg hanya saat demam 15. Tetracyclin itu apa? Kenapa oral? Kenapa diberi eritromycin topikal? Kenapa
PE : punggung diberi salicyl powder?
Dermatological status : 16. Apakah itu miliaria? Patgen+patfis? Apakah kejadiannya berbeda-beda atau
- Distribusi : regional karena sirkulasi udara jelek?
- Lokasi : wajah dan 17. Apa yang dimaksud lotion dan cream? Apakah perbedaan sediaan dan vehicle?
punggung 18. Prinsip pemberian obat topical terkait dengan obat acne, dijelaskan
- Karakteristik lesi : penggunaannya!
 Wajah : 19. Prinsip pemberian obat antibiotic topikal
multiple, 20. Manajemen umum pasien acne vulgaris
discrete 21. Patmek, BHP, IIMC
 Back :
multiple
discrete LI :
- Tipe lesi : Anatomi, histologi, fisiologi :
 Wajah : - 2,3,4,5, : Pebri, Kemas, Shafa
erythematus Patologi :
papule, - 6,7,11,14,20 : Dea, Glatik
pustule, white - 8,9,12,16 : Nadia, Novi
head, black Farmako :
head - 15,17,18,19 : Jane, Luthfi, Nisa
 Back : non Pemeriksaan+Patmek :
erythematous - 10 ,21 : Radinda, Aries
base vesicle
Diagnosis : Review :
- Acne vulgaris untuk - 1,13 : Nadia, Luthfi
lesi di bagian wajah
dan miliaria untuk lesi
di punggung
Treatment :
- Tetracycline caps 500
mg t.i.d
- Erythromycin lotion
untuk jerawat
- Bedak salicyl 2%
untuk lesi pada
punggung
DAFTAR ISI
Anatomi dan histologi

Kelenjar keringat…………………………………………………………....……………..1

Kelenjar sebasea………………………………………………..……………..…………...2

Fisiologi

Mekanisme keringat………………………………………….……………………...….7

Patologi

Furunkel……..………………………………………………….……………………….8

Kasus

Acne…….……………………………………………………….……………………….9

Miliaria………....……………………………………………….………………………12

Farmakologi

Topical preparation……………………………………………………………………16

Tetracyclin………………………………………………………………..…………….20

Erythromycin..................................................................................................................22

Patomekanisme……………………………………………...………………………………....24

BHP…………………………………………………………………………..…………….…...25

IIMC……………………………………………………………………………………...…….25

0
ANATOMI dan HISTOLOGI
Kelenjar Keringat

- Berada di kulit, tepatnya berada di lapiasan dermis, menghasilkankeringat,


dimanakeringatitumerupakancairan yang dihasilkanoleh sweat gland
dimanacairankeringantersusunatas :air, ion (kebanyakan Na+ dan Cl-), urea, uric acid,
ammonia, asam amino, glukosa, asam laktat.
- Na : 142 mEq/liter
- Cl : 104 mEq/liter
- Dibagi menjadi 2 tipe berdasarkan struktur, lokasi dan tipe sekresi :
A. Ekrin
- Terdistribusi hampir disetiap kulit ada kecuali telapak kaki
- Bagian sekretorisnya tersusun dari sel epitel kuboid berlapis dan bentuknya
bergelung, lumen nya sempit
- Berfungsi dalam termoregulator dan emotional sweating.
- Dipersarafi oleh saraf kolinergik
- Sel epitelnya kaya akan Na/K ATPase
- Terdiri dari 3 jenis sel :
a. Sel jernih
Pucat, berbentuk pyramid dan menghasilkan keringat
Fungsinya untuk mengangkut air dari cairan interstitial dermis ke lumen
b. Sel gelap
Melapisi bagian besar lumen, tidak menyentuh basal lamina, terisi granul
likoprotein mencakup imunitas alami

1
c. Sel mioepitelial
Di lamina basal yang fungsinya menghasilkan kontraksi membantu
melepaskan secret ke permukaan
B. Apokrin
- Terdistribusi di ketiak, nipple dan daerah perineum
- dipersarafi saraf adrenergic
- lumen apokrin lebih besar dan terlihat kaya protein
- bagian sekretoris nya terdiri dari sel kuboid selapis
- secret lebih kental dan jika tercampur bakteri akan menghasilkan bau
- terdapat sel mioeptelial yang membantu memidahkan produk keringat ke duktus
folikel rambut bukan ke permukaan

Gambar histologi perbedaan kelenjar ekrin (kanan) dan apokrin (kiri)

Kelenjar Sebasea

Histologi

- Jenis kelenjar unilobular/multilobular terdiri dari acini yang terhubung ke duktus


eksretori kemudian menuju ke folikel rambut dan berakhir ke permukaan kulit. Jenis
epitel pada duktus eksretori adalah epitel berlapis gepeng.
- Terdapat 2 jenis sel yakni sel penghasil lipid (sebocytes) dan sel keratinosit.
- Terdapat lapian basement membrane terdiri atas lapisan sel basal yang berukuran kecil,
kuboid, terdapat nucleus dan merupakan sel sebocyte yang aktif birdiferensiasi untuk
menggantikan sel diatasnya. Ditambah dengan jaringan ikat berupa fiber kolagen yang
berperan menyokong sel-sel pada kelenjar sebasea

2
Lokasi
- Kelenjar sebasea terletak diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan dan kaki.
- Jumlah kelenjar yang terletak diseluruh tubuh sekitar 100/cm2, tetapi pada wajah dan
scalp jumlah kelenjar paling banyak sekitar 400-900/cm2
- Kebanyakan kelenjar sebasea bermuara ke folikel rambut, namun ada beberapa kelenjar
sebase yang bermuara langsung ke epidermis yakni yang terdapat pada kelopak mata,
nipple, bibir, glans penis dan klitoris
- Kelenjar sebasea, folikel rambut dan otot erector pili disebut sebagai unit pilosebasea

3
Fisiologi
- Proses produksi/seksresi sebum pada kelenjar sebasea melalui mekanisme sekresi
holocrine yakni sekresi berupa pelepadan produk sekresi bersama sel yang mati.
- Perlu diketahui juga bahwa waktu hidup (life span) dari pembelahan sel sebocytes sampai
dengan sekresi holocrine sekitar 21-25 hari.
Proses :
Lapisan sel basal (lapisan paling luar) aktif membelah (selnya tidak memiliki lipid droplet)

Sel-sel berpindah semakin mendekati bagian tengah kelenjar


dan mulai memproduksi lipid droplet

Lipid droplet semakin membesar sehingga sel tedistensi dan terdesak


Sel akhirnya pecah dn melepaskan lipid droplet

Saat sel mendekasi sebaceous duct, sel terdisintegrasi meepaskan isi sel dan sel mati
(holocrine secretion)

Sekresi sebum
*hanya berupa material neutral lipid
*protein, asam nukleat, membrane phospsolipid direcycle dan dimetabolisme kembali

Komposisi sebum :
Squalene, cholesterol, cholesterol ester, wax ester dan trigliserida. TAG dapat
dihidrolisis oleh enzim yang berasal dari bakteri yang berada di sekitar duktus menjadi
bentuk free fatty acid (FFA) dan mono/digliserida

Perbedaan sebum dengan lipid pada organ internal :


- Squalene tidak dapat dirubah menjadi sterol karena tidak ada substansi pembentuknya
- Pola desaturasi ikatan lipid berbeda, hasilnya berupa sapienic acid.

Fungsi Sebum :

4
- Menurunkan kehilangan air (water loss) sehingga dapat menjaga kelembutan dan
kelembapan kulit. Juga memelihara hidrasi pada stratum corneum.
- Proteksi dari infeksi bakteri dan fungi karena memiliki substansi berupa Immunoglobulin
A.
- Aliran sebum ke permukaan kulit dapat membantu transit vitamin E ke permukaan kulit
untuk proteksi kulit.

Faktor yang Meregulasi Ukuran Kelenjar Sebase dan Produksi Sebum


1. Androgen
Stimulus androgen diketahui dapat berpengaruh pada produksi sebum.
Jenis androgen yang berperan di kelenjar sebase adalah androgen yang lemah yakni
DHEAS (dehydro epiandosteron sulfat).
Aktivitas DHEAS berpengaruh pada level dari kelenjar sebum, utamanya androgen ini
akan meningkatkn sekresi sebum.
Aktivitas :
-  pada newborn
-  pada usia 2-4 tahun
-  pada usia remaja (pubertas) saat dimulai sekresi sebum 
-  pada dewasa

DHEAS tedapat di aliran darah


DHEAS dibantu oleh 3 jenis enzim yakni 3β hydroxysteroid dehydrogenase, 17β
hydroxysteroid dehydrogenase dan 5α reductase akan dirubah menjadi androgen yang
lebih poten di kelenjar sebasea

2. Retinoid
Jenis : isotretinoin (13-cis-retinoic acid)
Mempunyai efek sebagai inhibitor dari sekresi sebum sehingga produksi sebum pun
menurun. Mekanismenya dengan cara menghambat enzim 3α hydroxysteroid dari retinol
dehdrogenase sehingga sintesis androgen menurun.
Efek lainnya adalah mentrigger cell cycle arrest pada sebocytes dan immortalized
Gambaran pada kelenjar yakni terjadi penurunan ukuran kelenjar dan sebocytes yang
tidak berdiferensiasi

3. Melanocortine
Jenis : MSH (Melanocyte stimulating hormon) dan ACTH (Adencorticotropin hormon)
Berfungsi dalam memodulasi produksi dari sebum sehingga terjadi peningkatan sebum.
Stimulasi ACTH terdahap cortisol terkait dengan stress juga dapat berefek pada
peningkatan produksi sebum

4. Peroxisome Proliferator Activated Receptor


PPARγ mirip dengan retinoid receptor, pada kelejar sebasea berefek dala m
meningkatkan sekres sebum.
Fungsi normalnya adalah dalam metabolism lipid, proliferasi dan diferensiasi sel

5. Fibroblast Growth Factor Receptor

5
FGFR 1 & 2 terdapat pada epidermis
FGFR 3 & 4 terdapat pada pembuluh darah dermis dan microvessel
Pada kelenjar sebasea yang berperan adalah FGFR2 yakni pada proses embryogenesis
kulit. Jika terjadi mutasi pada reseptor ini maka akan menimbulkan gejala Apert
Syndrome yakni Acne.
6. Acyl CoA (DGAT)
DGAT fungsi normalnya adalah enzim untuk proses akhir dari sintesis TAG.
Jika tidak terdapat DGAT

Kelenjar Atrofi

Perubahan komposisi lipid permukaan

6
Fisiologi
Mekanisme Keringat

Sweat gland memiliki fungsi utama dalam thermoregulasi sebagai penurun suhu tubuh dengan
mengsekresi keringat melalui berbagai tahap :
1. Periglandular nerve me-release acetylcholine (Ach)
2. Ach menstimulasi influx Ca, meningkatkan
cytoplasmic Ca
3. Ca mengaktifasi channel K dan Cl
4. K terefluks ke arah basal interstitium, dan Cl
terefluks ke arah lumen
5. Kekurangan K dan Cl menyebabkan sel mengecil
6. Aktifasi Na-K-2Cl cotransporter karena adanya
perbedaan gradien
7. Influx Na, sehingga menaikkan konsentrasi cellular
Na
8. Aktifasi dari Na pump karena naiknya konsentrasi
Na
9. Karena Cl terefluks ke arah lumen (poin 4), lumen menjadi berpotensial negatif, dan
menarik Na kearah lumen untuk membentuk NaCl dari primary sweat
10. Recycling K dan Na dari basal membrane dengan menggunakan H2CO3 dari reaksi CO2
dan H2O
11. Pengulangan poin 2-10 selama masih ada Ach

Sekresi dari keringat ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal :


1. Panas tubuh (meningkatkan sekresi)
2. ‘Emotional stress’
3. Peningkatan α dan β adrenergic agent

7
PATOLOGI
FURUNKEL

o Merupakan peradangan pada folikel rambut dan jaringan sekitarnya.


o Nodul yang terasa nyeri pada kulit akibat peradangan yang terbatas didermis dan jaringan
subkutis setelah masuknya staphylococcus aureus ke dalam kulit melalui folikel rambut
(Dorland)
o Predileksi : daerah berambut yang sering mengalami gesekan, oklusif, berkeringat.
Misalnya leher, wajah, axilla dan bokong
o Lesinya berupa nodus eritematosa. Awalnya keras, nyeri tekan, dapat membesar 1-3cm,
setelah beberapa hari terdapat fluktuasi, bila pecah keluar pus.
o Bakteri staphylococcus→masuk melewati luka, robekan, goresan dan iritasi pada
kulit→infeksi→terdapat respon dari tubuh→release sel PMN→leukosit ke tempat
infeksi→inflamasi→terbentuk pus

8
KASUS

ACNE

Definisi

Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang
ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksi.

Acne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya
terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Gambaran klinis akne vulgaris sering
polimorfik, terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa komedo, papul, pustul, dan jaringan parut
yang terjadi akibat kelainan aktif tersebut baik jaringan parut yang hipotrofik maupun yang
hipertofik.

Epidemiologi

Akne vulgaris atau lebih sering disebut jerawat merupakan penyakit kulit yang banyak
sekali dijumpai terutama di masyarakat kita Indonesia, penyakit yang menyerang bagian organ
kulit ini terutama ditemui pada usia remaja dan dewasa muda, wanita usia15 – 19 tahun dan pada
pria usia 17 – 21 tahun , tapi sering juga usia lebih muda atau lebih tua, terkena penyakit ini.

Faktor Resiko

- Acnegenic mineral oil : dioxin


- Obat-obatan : Lithium, isoniazid, glukokortikoid, kontrasepsi oral, iodia,
bromide, androgen
- Stress emosional
- Tekanan

Klasifikasi dan manifestasi klinis

- Non-inflamatory : Komedo terbuka (blackheads) dan komedo tertutup (whiteheads)


- Inflamatory acne : Papular, pustular, nodular, nodulocystic acne

Etiologi

- Faktor Intrinsik : genetik, ras, emosional


- Faktor intrinsik : Stress, iklim/suhu/kelembaban, kosmetik, diet, obat2an

Patogenesis

9
Sign & simptoms

- Predileksi di wajah dan leher (99%), punggung 60%, dada (15%) serta bahu dan lengan
atas
- Kadang-kadang nyeri dan gatal
- Kulit lebih berminyak (sebore)

Diagnosis

- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik: status dermatologi dengan lesi acne vulgaris
- Pemeriksaan lab level androgen

Treatment

- Ringan komedonal:Retinoid topika


- Ringan papular/ pustular: Retinoid topikal dan antimikroba topikal
- Sedang papular/pustular/nodular : Antibiotik oral, retinoid topikal, BPO
- Berat nodular/conglobata : Isotretinoin oral

10
- Untuk terapi maintanance diberikan Retinoid topikal untuk yang ringan, dan untuk yang
berat dan sedang diberikan Retinoid topikal dengan atau tanpa Benzoil Peroxide (BPO)

11
MILIARIA
Definisi :
- Kelainan pada kulit karena adanya obstruksi pada aliran saluran keringat eccrine ke
permukaan kulit sehingga keringat tertahan didalam kulit (Fitzpatrick)
- Retensi keringat karena oklusi dari saluran dan kelenjar eccrine (Andrew’s)
- Keadaan kulit yang ditandai dengan retensi keringat karena obstruksi saluran keringat
rupture ductus yang tersumbat dan ekstravasasi keringat pada tingkatan lain didalam kulit
(Dorland)

Epidemiologi :
- Kejadian antara wanita dan pria seimbang
- Terjadi pada semua ras, namun orang Asia lebih cenderung ke miliaria rubra
- Sering terjadi pada anak-anak sampai remaja disbanding dewasa
- Umumnya terjadi didaerah tropis dan kelembapan tinggi

Etiologi :
- Terpapar suhu tinggi dan lembab dalam jangka waktu lama
- Bakteri staphylococcus epidermidis
- Pada infant, immaturitas sweat gland
- Sinar UV
- Drug (Bethanecol, neostigmin, clonidin)
- Prolonged bed rest
- Penggunaan pakaian ketat

Klasifikasi :
- Miliaria crystalline, yaitu miliaria non inflammatory yang berupa vesicle yang terjadi pada
subcorneal dari stratum corneum dari epidermis
- Miliaria rubra, yaitu miliaria yang disebabkan oleh obstruksi kelenjar keringat sedalam stratum
basalis epidermis, atau bagian terluar dari dermis dan bersifat inlammatory
- Miliaria pustulosa, yaitu hasil erupsi miliaria rubra dan membentuk pustule
- Miliaria profunda, yaitu miliaria yang terjadi akibat bocornya keringat yang diekskresikan
menuju dermis

12
Patogenesis & Patofisiologis

Manifestasi Klinis :
1. Miliaria Cristalline (sudamina)
 Terjadi obstruksi ataupun sumbatan pada saluran kelenjar keringat pada stratum
corneum.
 Lesi : adanya vesikula-vesikula kecil jernih, seperti kristal dengan Ø 1-2 mm,
menyerupai titik air pada kulit, tanpa eritema. Dan vesikula mudah pecah.
 Letak : sering terjadi pada daerah intertriginosa, seperti pada ketiak, leher dan badan.
2. Miliaria Rubra (prickly heat)
 Obstruksi atau sumbatan terjadi pada lapisan epidermis yang lebih dalam, bisa juga
terjadi ketika obstruksi kelenjar keringat ini migrasi ke lapisan epidermis yang lebih
dalam.
 Lesi : papule pruritic inflammatory di sekitar kelenjar keringat ( disertai pula dengan
erithema pada papule) .

13
 Letak : biasa mengenai permukaan kulit yang sedang istirahat seperti punggung dan
leher.
3. Miliaria Profunda
 Ketika kelenjar keringat bocor ke dermis, yang bisa terjadi akibat terkena exposure
terhadap panas yang intensif atau setelah terkena injeksi dari agen cholinergic.
 Lesi : papule multiple, discrete, flesh-colored (seperti daging), letaknya dalam.
4. Miliaria Pustulosa
 Selalu didahului dahulu oleh penyakit kulit lain yang menimbulkan kerusakan dan
sumbatan pada saluran klenjar keringat.
 Lesi : Ada pustule, non folikuler, dan gatal, dan dapat berisi Staphilococcus /
Streptococcus.

Diagnosis :
1. Anamnesa
- Tinggal di daerah panas dan lembap
- Ventilasi udara di rumah buruk
- Lesi gatal ataupun tidak
- Predileksi pada trunk atas, kepala, leher, maxilla
- Bentuk dan warna lesi
- Lesi muncul atau semakin parah ketika berkeringat
-
2. Pemeriksaan Fisik
- Palpasi lesi, apakah fragile atau tidak, keras atau lunak
- Inspeksi jenis lesi vesikel, papul,pustule
-
3. Histological Finding
- Dalam Miliaria crystallina, subcorneal vesikula atau intracorneal berkomunikasi
dengan kelenjar keringat eccrine, tanpa sel-sel peradangan sekitarnya. Terhalangnya
saluran eccrine dapat diamati di stratum corneum.
- Dalam Miliaria rubra, spongiotic vesikula dan spongiosis diamati dalam lapisan
Malphigi, bekerjasama dengan keringat eccrine duktus. Peradangan Periductal juga
muncul.
- Ada awal luka di Miliaria profunda, yang didominasi infiltrasi limfositik periductal
muncul dalam papiler dermis dan epidermis bawah. Sebuah PAS-positif eosinofilik
diastase-resistant cast dapat dilihat dalam lumen duktus. Pada lesi selanjutnya, sel-sel
peradangan mungkin ada yang muncul lebih rendah di dalam dermis, dan limfosit
dapat memasuki saluran ekrin. Spongiosis di sekitar epidermis dan parakeratotic
hyperkeratosis dari acrosyringium dapat diamati.

Different Diagnosis :
- Kandidiasis Kutaneus
- Pityrosporum folikulitis
- Chickenpox

14
- Pseudomonas Folliculitis
- Erythema Toxicum Neonatorum
- Folliculitis
- Herpes Simplex
- Infantile acne
- Viral exanthema

Management :

 Anti-itch lotion (calamine and steroid creams).


 Antibiotics and topical antiseptics (jika diperlukan).
 Vitamin A dan C.

Prevention :
 Mandi secara teratur.
 Ketika berkeringat langsung di usap dengan lap.
 Gunakan pakaian yang tipis.
 Berada pada sirkulasi udara yang baik.
 Reposisi tubuh (jika dalam keadaan bedrest – pada kasus).
 Gunakan sabun antibacterial ketika mandi.

Complication :
1. Infeksi sekunderimpetigo  infeksi sistemik
2. Anhidrosis  heat intolerance

Prognosis :
Baik, jika ditangani dengan baik

15
FARMAKOLOGI
Topical Preparation

1. Powder (bubuk)
Powder menyerap kelembaban dan mengurangi gesekan. Karena susah melekat di kulit
maka digunakan terbatas untuk kosmetik dan tujuan higienis. Umumnya digunakan di
area intertriginous dan di kaki. Efek sampinya bisa menyebabkan iritasi, crusting, dan
formasi granuloma, serta dapat dihirup oleh pengguna.

2. Poutices (tuam atau tapal)


Poultices juga dirujuk sebagai cataplasm, merupakan wet solid mass, kadang-kadang
panas, yang digunakan pada kulit yang sakit. Poultices mengandung meal, herbal,
tumbuh-tumbuhan, dan biji-bijian. Poultices modern biasanya mengandung porous beads
dextranomer. Digunakan untuk membersihkan luka absorptive agent pada lesi exudative,
seperti decubitus.

3. Ointment (salep)
Preparat semisolid yang mudah menyebar, dapat sebagai pelindung, hydrasi, dan
lubrikan. Diklasifikasikan menjadi hydrocarbon bases, absorption bases, emulsion of
water in oil, emulsion of iol in water, dan water soluble bases.

 Hydrocarbon bases
Disebut juga oleaginous bases. Biasanya dirujuk sebagai emollients karena
mencegah evaporasi kelembaban kulit, terdiri dari campuran hydrocarbon dari
berat molekul yang berbeda dengan petrolatum. Sifatnya berminyak dan dapat
mewarnai pakaian. Digunakan untuk diaper rash, bedsore, colostomy sites. Pada
umumnya stabil dan tidak mengandung pengawet. Tidak dapat menyerap cairan
encer sehingga tidak digunakan untuk obat larut dalam air.

16
 Absorption bases
Mengandung bahan hydrophilic untuk absorpsi obat larut air. Oinment ini
lubricating, hydrophilic, dan dapat berbentuk emulsion, berminyak, tetapi lebih
mudah dihilangkan daripada hydrocarbon bases, tidak mengandung air. Fungsinya
sebagain emoliens dan peindung.

 Water in oil emulsion (creams)


Mengandung 25% air, dengan minyak menjadi medium disperse. Mengandung
pengawet, mudah menyebar di kulit, menyediakan pelindung yang tersisa di kulit
sebagai emollient.

 Oil in water emulsion


Mengandng lebih dari 31% air. Merupakan type yang paling banyak dipilih
sebagai obat dernatologi. Dapat menyebar dengan mudah, dapat disuse dengan
air, agak berminyak, dapat dihilangkan dengan mudah dari kulit dan pakaian.
Mengandung pengawet contohnya parabens untu pertumbuhan jamur.

 Water soluble bases


Mengandung berbagai macam polyethylene glycols (PEGs), larut dalam air, tidak
akan membusuk dan tidak mendukung pertumbuhan jamur, tidak berwarna, agak
berminyak, dan mudah dicuci dari kulit. Obat dengan type water soluble yaitu
topical antifungal dan topical antibiotic.

4. Pastes (pasta)
Penyatuan sederhana dari powder konsentrasi tinggi (50%) kedalam ointment seperti
hydrocarbon bases atau water in oil emulsions. Dapat mewarnai dan mengiritasi.
Fungsinya sebagai protectant atau sunblok. Sifatnya agak berminyak daripada ointment.

17
5. Liquids
Terbagi menjadi 3 yaitu solutions, suspensions, dan emulsions.

 Solutions
Contohnya liniment, yang merupakan obat nonaqueous solutions, digunakan
sebagai counterirritans, astringents antipruritis, emmolients, dan analgesic.

 Suspensions
Terdiri dari insoluble drug sisipersi kedalam liquid pada konsentrasi 20%.
Contohnya calamine lotion, steroid lotions, dan emollient. Dapat membuat kulit
terasa dingin melaui evaporasi dari komponen aqueous. Lotion mudah digunakan
dan preparat yang sering digunakan anak-anak. Lotion lebih kering daripada
ointment.

 Shake lotions
Lotion dimana powder ditambahkan untuk meningkatkan evaporasi area
permukaan. Mengandung zinc oxide, talc, calamine, glycerol, alcohol, air, dan
obat spesifik ditambah stabilizer.

6. Aerosol
Digunakan untuk memberi formulasi obat seperti solutions, suspension, emulsion,
powder, dan semisolid. Aerosol kurang mengiritasi dari formula lain. Umunya digunaan
untuk kortikosteroid seperti betamethasone valerate dan clobetasol propionate.

7. Stabilizer

18
Non therapetik dan termasuk bahan pengawet dan antioksidan. Efektif pada konsentrasi
rendah melawan organisme broad spectrum, nonsensitivitas, dan odor free.

8. Thickening agents
Agen yang dapat meningkatkan viskositas. Contohnya beeswax dan carbomers. Secara
bersamaan dapat digunakan untuk terapetik dan nonterapetik.

19
TETRACYCLIN

Tetracycline merupakan antibiotic yang termasuk dalam klasifikasi inhibitors of protein


synthesis golongan tetracycline.

 MOA
Masuknya agen ini ke organisme rentan, dimediasi oleh transport protein unique ke
bacterial inner cytoplasmic membrane. Ikatan obat dengan subunit 30s dari bacterial
ribosom, dipercaya memblok akses dari amino acyl-tRNA ke mRNA ribosom complex
pada acceptor site, sehingga menghambat sintesis protein bakteri.

 Antibacterial spectrum
Broad spectrum antibiotics

 Pharmacokinetics
1. Absorbsi
Tetracycline adekuat, tetapi tidak diabsoprsi sempurna setelah pemasukan secara oral.

2. Distribusi
Terkonsentrasi di liver, kidney, spleen, kulit, ikatan jaringan melalui kalsifikasi
(tulang dan gigi), dan tumor dengan kalsium tinggi (ex : gastric carcinoma). Semua
tetracycline melewati barier plasenta dan terkonsentrasi di fetal bone dan
pertumbuhan gigi.

 Adverse effect
1. Gastric discomfort

20
Epigestric distress biasanya merupakan hasil dari iritsi mukosa lambung. Dapat
dikontrol apabila obat diminum dengan makanan selain dairy food.

2. Effect on cacified tissue


Deposit atau endapan pada tulang dan pembentukan gigi primer terjadi selama
kalsifikasi pada pertumbuhan anak, dapat menyebabkan discolorasi dan hypoplasia
pada gigi dan menyebabkan hambatan pertumbuhan.

3. Phototoxicity
Contohnya severe sunburn, terjadi selama pasien yang mengkonsumsi tertracycline
terpapar sinar matahari atau ultraviolet.

4. Super infection
Dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih pada candida di vaginja dan resistant
stapilokokus.

5. Kontra indikasi
Pada gagal ginjal dan ibu hamil atau breast-feeding woman,serta anak di bawah umur
8 tahun.

21
Erythromycin (Eritromisin)

Sediaan:
Tablet 500 mg
Kapsul 250 mg
Sirup 200 mg

Komposisi:
- Tiap tablet Erythromycin mengandung eritromisin etilsuksinat setara dengan eritromisin 500
mg
- Tiap kapsul Erythromycin mengandung eritromisin stearat setara dengan eritromisin 250 mg
- Tiap 5 ml sirup / suspensi mengandung eritromisin etilsuksinat setara dengan eritromisin 200
mg

Cara Kerja Obat:


Eritromisin termasuk golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri,
bersifat bakteriostatik atau bakterisid, tergantung dari jenis bakteri dan kadarnya dalam darah.
Eritromisin efektif terhadap kuman gram-positif seperti S. aureus (baik yang menghasilkan
penisillinase maupun tidak), Streptococcus group A, Enterococcus, C. diphtheriae dan
Pneumococcus. Juga efektif terhadap kuman gram-negatif seperti Neisseria, H. influenzae, B.
pertusis, Brucella juga terhadap Riketsia, Treponema dan M. pneumoniae. Resistensi silang
dapat terjadi antar berbagai antibiotika golongan makrolida.

Indikasi:
- Infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti:
tonsilitis, abses peritonsiler, faringitis, laringitis, sinusitis, bronkitis akut dan kronis, pneumonia,
dan bronkiektasis
- Infeksi telinga seperti otitis media dan eksternal, dan mastoiditis
- Infeksi pada mulut
- Infeksi mata
- Infeksi kulit dan jaringan lunak
- Infeksi saluran pencernaan
- Infeksi lainnya: osteomielitis, uretritis, GO, sifilis, limfagranuloma venerum, difteri, dan
prostatitis

Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap eritromisin, penyakit hati, porfiria

22
Dosis:
- Dewasa :
250 mg 4 x sehari, atau 500 mg 2 x sehari (maksimal 4 gr untuk ingeksi berat)
- Anak:
30-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis (maksimal 60-100 mg/kgBB/hari untuk infeksi berat)

Peringatan dan Perhatian :


- Hati-hati penggunaan eritromisin pada penderita gangguan fungsi hati dengan atau tanpa
penyakit kuning dan penderita ginjal.
- Pengobatan eritromisin jangka panjang dapat menimbulkan resistensi kuman.
- Hati-hati pemberian eritromisin pada wanita hamil dan menyusui. Eritromisin dapat menembus
barier plasenta, karena itu pemberian pada wanita hamil hanya bila benar-benar diperlukan.

Efek Samping :
- Efek samping yang umum terjadi adalah gangguan saluran pencernaan seperti nyeri epigastrik,
mual, muntah, dan diare.
- Kadang-kadang terjadi anafilaksis, dan nefritis interstisial.
- Kadang-kadang terjadi gangguan pendengaran jika digunakan dalam dosis besar atau pada
gangguan fungsi ginjal atau pada pasien usia lanjut.
- Reaksi hipersensitif termasuk ruam kulit, demam obat dan eosinofilia.

23
PATOMEKANISME

24
BHP:

1. Sirkulasi udara harus baik untuk pasien


2. Menjaga kebersihan pasien dan tempat perawatan
3. Menghindari pemencetan acne yang tidak lege artis
4. Hati-hati dalam pemakaian obat-obatan
5. Disarankan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis saja

IIMC:
“Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi waqas dari bapaknya dari Rasulullah saw : Sesungguhnya
Allah swt itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia maha bersih yang menyukai kebersihan,
Dia maha mulia yang menyukai kemuliaan, Dia maha indah yang menyukai keindahan, karena
itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. Tirmidzi)

25

Anda mungkin juga menyukai