Anda di halaman 1dari 13

REFLEKSI KASUS Agustus, 2018

LENTIGO SENILIS

Disusun Oleh:

NAMA : Aryo Widagdho


NIM : N 111 18 031

PEMBIMBING KLINIK
dr. Nur Hidayat, Sp. KK, FINSDV

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018

1
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama pasien: Mrs. Y
2. Umur : 55 tahun
3. Jenis kelamin: Wanita
4. Agama : Islam
5. Alamat : Palu, Ds. Toaya
6. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
7. Tanggal pemeriksaan : 20 Agustus 2018

II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama:
Bintik dan bercak warna abu, coklat dan hitam.
2. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien wanita usia 50 tahun datang ke poli kulit dan kelamin
RSUD Undata Palu dengan bintik dan bercak warna abu, coklat dan hitam
pada tangan dan kaki. Keluhan ini sudah dialami sejak 1 bulan lalu. Bintik
yang timbul dirasakan perih dan gatal. Pasien berkerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil. Selama sakit pasien juga tidak menggunakan obat apapun.
Pasien telah menikah dan memiliki suami. Pendidikan terakhir strata 1.
3. Riwayat penyakit terdahulu:
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Riwayat rawat inap di RS tidak ada, riwayat hipertensi tidak ada, riwayat
diabetes tidak ada, riwayat hubungan seksualitas tidak ada.
4. Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama.

2
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status generalis:
Kondisi umum : Sakit ringan
Status gizi : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
2. Tanda vital:
Tekanan darah : 118/78
Suhu : 36,50 C
Respirasi : 19 x/menit
Nadi : 79 x/menit
3. Hygiene: Baik
4. Status dermatologis:
Kepala : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Wajah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Leher : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Ketiak : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Payudara : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Perut punggung : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Bokong : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Genitalia : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Ekstremitas atas : Vaskuler ulkus ulseratif eritematosa.
Ekstremitas bawah : Bintik dan bercak warna abu, coklat dan hitam.
Kel. limfa : Tidak dilakukan pemeriksaan.

3
IV. GAMBAR

Keterangan Gambar 1. Tampak lesi makula hiperpigmentasi bentuk bulat dengan plak
hipopigmentasi, likenifikasi, skuama halus dan berwarna eritematosa pada regio poplitea
anterior.

Keterangan Gambar 2. Tampak lesi vaskuler ulkus ulseratif berbatas tegas bentuk bulat numular
dengan warna merah eritematosa terdiri dari vesikel berisi cairan plasma, darah dan pus pada
regio plantar manus ulnaris.

V. RESUME
Pasien wanita usia 50 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RSUD
Undata Palu dengan bintik dan bercak warna abu, coklat dan hitam pada
tangan dan kaki. Keluhan ini sudah dialami sejak 1 bulan lalu. Bintik yang
timbul dirasakan perih dan gatal.

4
Status dermatologis : Ditemukan ujud kelainan kulit seperti bintik
dan bercak warna abu, coklat dan hitam miliar bentuk bulat lokalisasi
generalisata.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Lentigo Senilis

VII. DIAGNOSIS BANDING


1. Melanoma Maligna
2. Nevus Pigmentosus
3. Melasma
4. Hiperpigmentasi pasca inflamasi

VIII. Pemeriksaan penunjang


- Pemeriksaan Visual Status Dermatologis

IX. Anjuran pemeriksaan


- Biopsi
- Pemeriksaan DNA Micro Array

X. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
 Cetrizine 10 mg sekali sehari atau 5 mg dua kali sehari.
 Alkohol 70 %
 Krim, salep, atau bedak yang mengandung 2% miconazole dioleskan
2 kali sehari selama 2-6 minggu
 Salep kulit: 2% atau 20 mg/gr Asam Fusidat (Fusidic Acid)
 Desoximetasone 2,5 mg per gram cream 1-2 kali sehari

5
Non Medikamentosa:
 Menjaga higienitas kulit yang mengalami lesi bercak hitam.
 Menjaga pajanan terhadap faktor resiko sinar matahari.
 Menjaga lesi iritasi dari tekanan dan garukan.
 Menjaga iritasi lesi vaskuler dari pajanan debu, kotoran dan pasir.
 Mengusahakan agar lesi tetap steril, bersih dan terjaga dari infeksi.
 Melakukan perawatan yg teratur dan baik dengan menyadari usia
telah lanjut.
 Minum cukup air putih, minimal 8 gelas (2 liter) per hari. Bagi
mereka yang memiliki berat badan lebih besar, konsumsi air putih
sebaiknya juga ditambah, misalnya hingga 3 liter per hari.
 Jaga kesehatan psikis supaya tidak stres atau depresi. Biasakan
untuk berpikir positif.

XI. PROGNOSIS
1. Qua ed vitam : ad bonam
2. Qua ed funsionam : ad bonam
3. Qua ed cosmetican : ad bonam
4. Qua ed sanationam : ad bonam

6
PEMBAHASAN

1. Definisi
Age Spots adalah bintik atau bercak yang datar dengan warna keabu-
abuan, kecoklatan atau kehitaman pada kulit. Dikenal juga dengan sun spots,
liver spots, lentigos atau lentigines. Bintik ini sangat bervariasi dalam hal
ukuran dan biasanya dijumpai pada wajah, lengan, bahu, ataupun lengan yang
umumnya terkena pajanan sinar matahari. Biasanya age spots dialami oleh
orang dengan usia lebih dari 40 tahun, namun tidak menutup kemungkinan
untuk dialami orang yang lebih muda.4

2. Etiologi
Meskipun semua orang dapat mengalami bercak hitam di kulitnya,
namun yang mempunyai resiko terkena becak hitam adalah: 1) orang yang
mempunyai kulit cerah; 2) Sering terpajan sinar matahari.
Sinar Ultraviolet (UV) mempercepat produksi melanin (pigmen pada
kulit yang memberi warna kulit normal). Melanin ekstra berguna untuk
melindungi kulit lebih dalam lagi yang akan memberi warna lebih coklat. Age
spots terjadi jika melanin ekstra “menggumpal” atau diproduksi secara
berlebihan.
Paling sering, butuh bertahun-tahun paparan sinar matahari supaya
kulit mengalami bercak yang biasanya berkembang sangat lambat dari waktu
ke waktu.4

3. Patogenesis
Melanosit berasal dari sel neural crest yang bermigrasi ke lapisan
basal epidermis. Di kulit, melanosit secara terus menerus memproduksi
melanosom yang kemudian akan ditransfer ke keratinosit. Melanosom akan
merubah tyrosine menjadi melanin yang akan mewarnai kulit.
Pigmentasi kulit dipengaruhi oleh sintesis melanin dalam melanosom
dan distribusinya ke keratinosit. Hiperpigmentasi terjadi akibat meningkatnya

7
melanin di epidermis, dermis atau keduanya. Hal ini disebabkan peningkatan
produksi melanin oleh melanosit tetapi jumlah melanositnya normal disebut
melanotic atau akibat proliferasi melanosit yang aktif (jumlah melanosit
bertambah) disebut melanocytotic.
Tyrosinase merupakan enzim yang mengatur melanogenesis dimana
merubah tyrosine menjadi eu-melanin (berwarna hitam) atau / dan pheo-
melanin (berwarna kekuningan atau kemerahan).
Setelah kulit terpapar radiasi sinar ultraviolet dapat timbul respon
hiperpigmentasi pada kulit yang disebut tanning (bertambahnya warna coklat
pada kulit). Reaksi tanning dalam hal proses pembentukan melanin yang baru
terdiri dari yaitu:
• Reaksi tanning cepat (Immediate Pigment Darkening = IPD)
• Reaksi tanning lambat (Delayed Pigment Darkening = DPD)
Respon tanning pada kulit bergantung pada panjang gelombang radiasi
sinar ultraviolet yaitu :
a. Panjang gelombang UVA efektif menimbulkan pigmentasi pada individu
yang berkulit gelap. Radiasi UVA menimbulkan tanning cepat yang
bersifat sementara dan menghilang dalam waktu 2 jam setelah terpapar.
Apabila setelah 2 jam respon tanning tidak menghilang disebut Persistent
pigment darkening (PPD). Radiasi UVA1 menyebabkan peningkatan
kepadatan melanin yang terlokalisir pada lapisan sel basal sedangkan
UVA2, menyebabkan peningkatan sintesis melanin dan transfer
melanosom yang mengandung melanin ke keratinosit.
b. Panjang gelombang UVB lebih efektif menimbulkan eritema dibandingkan
tanning. Radiasi UVB menimbulkan tanning lambat yang ditandai dengan
peningkatan aktivitas dan jumlah dari melanosit. Pada umumnya,
pemaparan tunggal hanya meningkatkan aktifitas melanosit sedangkan
pemaparan yang berulang menyebabkan peningkatan jumlah melanosit.
Juga dijumpai peningkatan tyrosinase pada melanosit, dendrite melanosit
memanjang dan bercabang, dan jumlah maupun ukuran melanosom
bertambah. Solar lentigenes merupakan kelai nan pigmentasi berupa

8
epidermal hiperpigmentasi yang terdapat pada bagian epidermis dan
dijumpainya jumlah melanosit yang bertambah disebut melanocytotic.
Radiasi sinar ultraviolet mengadakan penetrasi pada kulit dan
menimbulkan kerusakan DNA. Akibat kerusakan DNA terbentuk fragmen
thymidine dinucleotides (pTpT), berfungsi untuk memper baiki kerusakan.
Radiasi sinar ultraviolet dapat memicu reseptor Melanocortin (MCR) dan
menyebabkan timbulnya respon berupa tanning. Melanocortin (MSHs)
merupakan kelompok peptida yang berasal dari proopiomelanocortin
(POMC) yang juga memproduksi alpha-MSH (Melanocyte-stimulating
hormone), merupakan merupakan peptida yang paling poten dalam proses
aktivitas melanogenik, γ-MSH, adrenocorticotrophic hormone (ACTH), β-
MSH dan β-endorphin, yang turut berperan dalam proses molekuler dan
selluler melanogenesis.7

4. Gejala Klinis
Age Spots biasanya dijumpai pada kulit yang cerah, namun ada juga
yang dijumpai pada kulit yang lebih gelap. Age Spots yang berwarna abu-
abu, coklat, atau kehitaman ini dijumpai di daerah yang terkena sinar
matahari langsung. Tanda lainnya biasanya bersamaan dengan cedera karena
sinar matahari, seperti :
 Kerutan yang cukup dalam
 Kulit kering dan kasar
 Vena berwarna kemerahan di pipi, hidung dan/atau telinga
 Kulit tipis dan agak transparan
Age spots sendiri tidak berbahaya dan tidak memerlukan penanganan
medis, namun ada kemungkinan bercak hitam tersebut berkembang menjadi
melanoma. Pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter bila :
 Berpigmen sangat gelap
 Secara cepat meluas
 Tidak mempunyai batas dengan kulit normal yang jelas
 Mempunyai kombinasi warna yang tidak biasa4

9
5. Pemeriksaan penunjang
Walaupun lentigo umumnya tidak berbahaya, namun sebaiknya
konsultasikan dengan dokter kulit untuk memastikan bahwa kelainan kulit
yang dialami tidak berisiko menimbulkan kanker kulit. Ada beberapa langkah
yang dapat dokter lakukan dalam mendiagnosis lentigo, yaitu:
 Pemeriksaan secara visual. Dokter biasanya akan mendiagnosis bintik-
bintik dengan melihat kulit Anda.
 Biopsi. Dalam prosedur biopsi, dokter akan membius area kulit sekitar
bintik, kemudian mengambil sedikit sampel dari bintik. Sampel
jaringan tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilakukan bila kelainan kulit yang
dialami dicurigai mengarah ke kelainan kulit lainnya, misalnya kanker
kulit.9

6. Diagnosis Banding
a. Melanoma Maligna
Melanoma maligna (MM) merupakan keganasan kulit yang
berasal dari sel-sel melanosit; sel-sel tersebut masih mampu
membentuk melanin, sehingga pada umumnya MM berwarna
coklat atau kehitaman. Beberapa melanoma yang sel-selnya tidak
dapat membentuk melanin lagi tampak berwarna merah muda,
tan, atau bahkan putih.8
b. Nevus Pigmentosus
Nevus pigmentosus adalah tumor jinak yang berasal dari
melanosit, yaitu sel dendritik yang menghasilkan pigmen,
secara normal terdapat di antara keratinosit pada lapisan basal
epidermis.1
c. Melasma
Melasma adalah bercak berwarna gelap, coklat atau kehitaman
yang terdapat pada kulit wajah. Kemunculan flek hitam ini
umumnya terdapat di pipi, hidung, dahi, dagu, dan di atas bibir. Di

10
samping itu melasam juga dapat muncul pada kulit tubuh lainnya
yang sering terpapar sinar matahari, seperti lengan dan leher.3
d. Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi
suatu hipermelanosis reaktif dan suatu keadaan akibat dari
peradangan. HPI dapat menurunkan kualitas hidup, khususnya pada
pasien berkulit gelap. HPI bisa mengenai semua tipe kulit, namun
individu dengan kulit berwarna lebih rentan, termasuk orang Asia,
kulit hitam, orang Latin, dan India Amerika.2

6. Terapi
a. Obat-obatan
Resep krim pemutihan (hidroquinon) digunakan sendiri atau dengan
retinoid (tretinoin) dan steroid ringan secara bertahap dapat
mencerahkan bercak selama beberapa bulan. Tabir surya sangat
disarankan jika Anda menggunakan pengobatan obat-obatan. Asam
hidroksida dan tembaga peptida juga dapat menjadi pilihan dalam
penyembuhan bercak hitam.
b. Terapi laser
Terapi laser merusak melanosit ekstra yang menciptakan pigmen gelap
tanpa merusak permukaan kulit. Pengobatan dengan laser biasanya
membutuhkan beberapa waktu. Setelah pengobatan, bintik-bintik usia
memudar secara bertahap selama beberapa minggu atau bulan. Terapi
laser memiliki sedikit efek samping, tapi bisa mahal. Terapi laser
biasanya berlangsung selama 20 menit.
c. Pembekuan (cryotherapy)
Prosedur ini melibatkan penerapan nitrogen cair atau agen beku
lainnya untuk bercak hitam untuk menghancurkan pigmen tambahan.
Seiring dengan penyembuh, kulit tampak lebih cerah. Pembekuan
biasanya digunakan pada kelompok tunggal atau bercak hitam yang
kecil. Meskipun efektif, prosedur ini memiliki sedikit resiko jaringan
parut permanen atau perubahan warna.
d. Dermabrasi

11
Prosedur ini terdiri dari pengikisan lapisan permukaan kulit Anda
dengan sikat yang berputar cepat. Prosedur ini menghilangkan
permukaan kulit, dan lapisan kulit baru tumbuh di tempatnya.
Kemerahan dan pembentukan keropeng sementara dapat hasil dari
tempat pengobatan ini usia.
e. Pengelupasan Kimiawi
Pengelupasan kulit dengan bahan kimia dapat mencerahkan age spots.
Terapi ini menggunakan asam, yang membakar lapisan luar kulit
Anda, di bercak hitam. Setelah kulit mengelupas, akan digantikan
dengan kulit yang baru. Tabir surya sangat disarankan mengikuti
perawatan ini.4

7. Pencegahan
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya
lentigo atau lentigo baru setelah melalui pengobatan, antara lain adalah :
 Gunakan pakaian yang menutupi tubuh. Kenakan pakaian yang menutupi
tungkai dan lengan, serta topi yang lebar untuk melindungi wajah dari
sinar matahari.
 Hindari sinar matahari antara jam 10 pagi dan 2 siang. Di waktu tersebut,
matahari sedang berada di titik tertinggi dan penyinaran sangat intens.
Usahakan untuk beraktivitas di dalam ruangan pada jam-jam tersebut.
 Gunakan tabir surya (sunblock). Oleskan tabir surya sekitar 15-30 menit
sebelum keluar ruangan. Tabir surya berfungsi untuk memberikan
perlindungan dari sinar UVA (gelombang ultraviolet panjang) dan UVB
(gelombang ultraviolet pendek). Pilihlah tabir surya yang memiliki (SPF)
minimal 30, dan oleskan setiap 2 jam sekali.9

1. Prognosis
Prognosis pada lentigo bervariasi bergantung pada tipe lentigo dan
pengobatannya. Tetapi pada umumnya prognosisnya baik kecuali padatipe
sindrom lentigo yang tidak diterapi dengan baik.5

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Delila. 2015. Prevalensi dan Gambaran Histopatologi Nevus Pigmentosus di


Bagian Patologi Anatomi Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Periode 1 Januari 2009-31 Desember 2013.FK UNSRI. Palembang

2. Desi Adiani. 2018. Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi. Diakses dari


https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-hiperpigmentasi-pasca-
inflamasi/13680

3. Dina Tri Amalia. 2018. Melasma. Diakses dari https://mediskus.com/melasma

4. Fahmi, R.M., 2018. Age Spots dan Kulit Kering. Diakses dari
https://seekerofthetruth12.wordpress.com/2010/10/27/age-spots-lentigo-
senilis-dan-kulit-kering-xeroderma/

5. Fitri Hariyanti. 2018. Lentigo. Diakses dari


https://www.scribd.com/doc/136218848/LENTIGO

6. Karin. 2016. Hilangkan Bercak Cokelat di Wajah dengan Cara Ini.Diakses


dari https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2698342/hilangkan-bercak-
cokelat-di-wajah-dengan-cara-ini

7. Ramona. 2008. Penatalaksanaan Solar Lentigenes. FK USU. Medan

8. Sukmawati. 2015. Melanoma Maligna.FK UNTAR. Jakarta

9. Tjin. 2018. Lentigo. Diakses dari https://www.alodokter.com/lentigo

13

Anda mungkin juga menyukai