Makalah Lokakarya Mini
Makalah Lokakarya Mini
KATA PENGANTAR……………………………………………………....... 2
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………3
a. Latar Belakang ................................................................................3
b. Rumusan Masalah............................................................................4
c. Tujuan...............................................................................................4
2. PEMBAHASAN..………...………………………………………......5
a. Puskesmas......................................................................................... 5
b. Lokakarya Mini................................................................................. 9
c. Program Penanggulangan DBD dalam Lokakarya Mini..................19
3. PENUTUP……………………………………………........................24
a. Kesimpulan.....................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………......25
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Lokakarya Mini
Puskesmas” sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah
kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan
pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapat bantuan yang sangat
bermanfaat terhadap penyelesaian makalah ini. Pada kesempatan ini, kami ingin
menyampaikan syukur, hormat, dan terimakasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah merahmati kami dengan kemudahan bagi penulis dalam
mengerjakan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Amin.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan yang tersebut di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN – 2004)
bahwa Puskesmas merupakan unit pelaksanaan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Adapun
fungsi Puskesmas ada tiga yaitu : sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan , sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta sebagai pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Puskesmas
A. Konsep Dasar Puskesmas
1. Pengertian
2. Visi Puskesmas
5
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat
adalah gambaran masayarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan
berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama
yakni:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat,
yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan
setempat.
3. Misi Puskesmas
6
memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta
meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh
anggota masyarakat.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
berserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan Puskesmas mencakup
pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.
4. Tujuan Puskesmas
5. Fungsi Puskesmas
7
aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya,
serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial
budaya masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
1) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
8
2. Lokakarya Mini Puskesmas
Lokakarya mini puskesmas adalah salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan
pemantauan berbagai kegiatan puskesmas melalui pertemuan (Depkes RI, 2006).
Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok yaitu :
1. Lintas program
d. Mengkaji pelaksaan rencana kerja yang telah disusun, memecahkan masalah yang
terjadi dan menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja yang baru.
9
2. Lintas sektor
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang
bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pertemuan dilaksanakan untuk :
b. Mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahakan masalah yang terjadi serta menyusun
upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja sama (Depkes RI, 2006).
Lokakarya mini puskesmas secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni lokakarya
mini bulanan puskesmas dan lokakarya mini tribulanan puskesmas.
Merupakan pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara membandingkan rencana
kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan
kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan
berikutnya.
a. Tujuan
2) Tujuan khusus
b) Disampaikanya hasil rapat dari kabupaten/kota, kecamatan dan berbagai kebijakan serta
program
10
b. Tahapan kegiatan
a) Masukan
(1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran, tanggung jawab staf
dan kewenangan Puskesmas
(2) Informasi tentang kebijakan ,program dan konsep baru berkaitan dengan Puskesmas
(3) Informasi tentang tata cara penyusunan rencana kegiatan (Plan of Action = POA)
Puskesmas.
b) Proses
(3) Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan.
c) Keluaran
11
2) Lokakarya Mini Bulanan Rutin
Lokakarya bulanan puskesmas ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari lokakarya mini
bulanan yang pertama.
Lokakarya bulanan rutin ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan POA puskesmas,
yang dilakukan setiap bulan secara teratur. Penanggung jawab penyelenggaraan lokakarya
mini bulanan adalah kepala puskesmas, yang dalam pelaksanaannya dibantu staf puskesmas
dengan mengadakan rapat kerja seperti biasanya.
Fokus utama lokakarya mini bulanan rutin adalah ditekankan kepada masalah pentingnya
kesinambungan arah dan kegiatan hal-hal direncanakan, pelaksanaannya serta hasilnya, agar
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdayaguna.
a) Masukan
b) Proses
(1) Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS.
(2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan terhadap
standar pelayanan.
c) Keluaran
12
c. Penyelenggaraan lokakarya mini bulanan
Setelah dipahami tujuan dari lokakarya dan dari tahapan kegiatan tersebut diatas, dapat
diketahui materi yang akan diberikan/dibahas, maka selanjutnya untuk dapat
menyelenggarakannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
2) Peserta : seluruh petugas puskesmas termasuk petugas Puskesmas Pembantu dan Bidan
di Desa
3) Waktu
Waktu pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan disesuaikan dengan kondisi dan situasi
Puskesmas serta kesepakatan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Misalnya pada awal
bulan atau hari sabtu, minggu pertama atau hari lain yang dianggap tepat. Demikian halnya
dengan waktu penyelenggaraan diatur oleh Puskesmas, misalnya penyelenggaraan pada jam
10.00-15.00
Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa Lokarkarya Mini Bulanan dilaksanakan dengan
melibatkan seluruh petugas Puskesmas, tanpa mengganggu aktivitas pelayanan serta dapat
tercapai tujuan.
4) Acara
Pada dasarnya susunan acara Lokakarya Mini Bulanan bersifat dinamis, dapat disusun sesuai
dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi Puskesmas setempat. Sebagai contoh
susunan acara Lokakarya Mini adalah sebagai berikut :
a) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama disebut juga dengan Lokakarya Penggalangan
Tim
(1) Pembukaan
13
(6) Pembagian tugas dan desa binaan
(1) Pembukaan
5) Tempat
6) Persiapan
e) Membuat vistualisasi hasil pelaksanaan bulan lalu dibandingkan dengan target bulanan
per Desa, antara lain menggunakan KWS.
14
f) Buku catatan/notulen Rapat Dinas Kesehatan dan Rapat Lintas Sektor/Kecamatan
Merupakan pemantauan pelaksanaan kerjasama lintas sektoral dengan lokakarya mini yang
diselenggarakan setiap tribulan.
a. Tujuan
1) Umum
Terselenggaranya lokakarya tribulan lintas sektoral dalam rangka mengkaji hasil kegiatan
lintas sektoral dan tersusunya rencana kerja tribulan berikutnya.
2) Khusus :
a) Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan hambatan yang
dihadapi.
Lokakarya mini tribulan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap yaitu :
15
mempertimbangkan kewenangan dan bidang yang dimilikinya. Pelaksanaan lokakarya mini
tribulan adalah sebagai berikut :
a) Masukan
b) Proses
c) Keluaran
(1) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung program kesehatan
Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas dibantu sektor terkait di kecamatan.
Lokakarya tribulanan lintas sektoral dilaksanakan sebagai berikut :
a) Masukan
(1) Lapran kegiatan pelaksanaan program kesehatan dari masingatan dan dukungan sektor
terkait
16
(3) Pemberian informasi baru.
b) Proses
(4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulan baru
c) Keluaran
(2) Kesepakatan
1) Persiapan
b) Puskesmas melaksanakan :
(1) Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh
sector,antara lain dalam bentuk PWS
(2) Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor
(3) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat yang
berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan sektor kesehatan
17
(4) Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen lokarya.
2) Peserta
Lokarya Mini tribulanan Lintas sektor dipimpin oleh camat, adapun pesera Lokarya Mini
Tribulanan adalah sebagai berikut:
3) Waktu
Lokarya Mini Tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan pada bulan pertama
tahun anggaran berjalan. Sedangkan untuk selanjutnya dilaksanakan setiap tribulan. Adapun
waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi setempat.
Yang perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan agar seluruh peserta dapat menghadiri
lokarya.lokarya ini diselenggarakan dalam waktu ± 4 jam. Secara umum jadwal acara lokarya
mini tribulanan adalah sebagai berikut :
i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok
iii. Kegiatan sektoral
iv. Inventarisai peran bantu sektor
v. Analisa hambatan dan masalah
18
vi. Pembagian peran dan tanggungjawab sektor
vii. Perumusan rencana kerja
viii. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok, manumbuhkan motivasi
iii. Kegiatan sektor terkait
iv. Masalah dan hambatan masing-masing sektor
v. Analisis masalah dan hambatan
vi. Upaya pemecahan masalah
vii. Rencana kerja tribulan mendatang
viii. Kesepakatan pembinaan
ix. Kesepakatan bersama
x. Penutup
4) Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas sektor adalah di kecamatan atau
tempat lain yang dianggap sesuai (Depkes RI, 2006).
Dalam Lokakarya Mini, KLB khususnya kasus DBD merupakan masalah yang dapat
dijadikan prioritas utama. Oleh karena itu dalam lokakarya mini bulanan awal Lokakarya
mini kepala Puskesmas dan seluruh staf merapatkan kegiatan-kegiatan atau apa yang dapat
dilakukan oleh tim dan staf puskesmas dalam menanggulangi kasus tersebut dengan
merencanakan atau membuat PTP (Perencanaan Tingkat Puskesmas) Beserta RUK (Rencana
Usulan Kegiatan) dan juga RPK.
19
PTP itu sendiri mengkaji tentang masalah-masalah (hal-hal yang terdapat kesenjangan
antara target dan pencapaian) serta membuat program kegiatan untuk menanggulangi
masalah-masalah tersebut khususnya masalah utama. Dalam menanggulangi DBD,
puskesmas dapat menyusun Program-program maupun kegiatan yang lebih ke arah
pengontrolan vektor (Vector Control) yaitu pengendalian jentik nyamuk dalam PTP itu
sendiri guna menanggulangi Kejadian Luar Biasa DBD.
20
Menguras tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
Menguburkan, mengumpulkan, memanfaatkan, atau menyingkirkan barang-barang bekas
yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas, dan lain-lain.
Selain itu ditambah dengan cara lainnya (yang dikenal dengan istilah 3M plus), seperti:
Ganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya seminggu sekali
Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
Tutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon dan lain-lain misalnya dengan tanah
Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat menapung air seperti pelepah pisang atau
tanaman lainnya termasuk tempat- tempat lain yang dapat menampung air hujan di
pekaranga, kebun, pemakaman, rumah-rumah kosong, dan lain-lain.
Upaya penanggulangan DBD telah dilaksanakan sejak tahun 1968, namun diprogramkan
secara teratur sejak tahun 1974 dengan dibentuknya Subdit Arbovirosis di Departemen
Kesehatan. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan antara lain meliputi: 1) Pelatihan dokter, 2)
Pemberantasan vektor dan 3) Penyuluhan kepada masyarakat. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan upaya pemberantasan penyakit DBD pada tahun 2004 baik selama KLB
maupun sesudah KLB dan untuk tahun-tahun yang akan datang diperlukan adanya Juru
Pemantau Jentik (Jumantik) dalam melakukan pemeriksaan jentik secara berkala dan terus-
menerus serta menggerakkan masyarakat dalam melaksanakan PSN DBD.
21
B. Pelaksanaan Program Penanggulangan DBD
Setelah program kegiatan (RUK) dibuat pada Lokakarya Mini, maka kepala
puskesmas bersama tim yang terlibat dalam pelaksanaan Lokakarya Mini tersebut menyusun
Rencana Pelaksanaan Kegiatan untuk melaksanakan program atau kegiatan yang sudah
dibuat dan disusun di PTP serta Rapat Lokakarya Mini tersebut. Pelaksanaan program
penanggulangan DBD tersebut dilakukan dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat
tentang DBD dan pemantauan angka bebas jentik yang terdapat pada daerah puskesmas
tersebut. Cara dan sasaran pemantauan jentik yang perlu diperhatikan sesuai dengan
pedoman/standar pemeriksaan jentik, sesuai dengan Depkes RI, (2005), cara pemantauan
jentik berkala dengan mengunjungi rumah dan tempat-tempat umum untuk memeriksa tempat
penampungan air (TPA, non TPA) dan tempat penampungan air alamiah di dalam dan di luar
rumah/ bangunan serta memberikan penyuluhan tentang PSN DBD kepada
keluarga/masyarakat, jika ditemukan jentik, anggota keluarga atau pengelola tempat-tempat
umum diminta untuk ikut melihat menyaksikan kemudian lanjutkan dengan PSN DBD.
22
direncanakan untuk dilakukan pengasapan, larvasida dan penyuluhan.Pada saat kunjungan
itu, dilakukan wawancara untuk mengetahui apakah kegiatan pemberantasan vektor memang
sudah dilakukan.Tujuan evaluasi epidemiologi adalah mengetahui dampak upaya
penanggulangan terhadap jumlah penderita dan jumlah kematian akibat DBD. Penilaian
dilakukan dengan cara membandingkan data kasus/kematian sebelum dan sesudah usaha
penanggulangan DBD. Data kemudian dibandingkan pula dengan bulan yang sama pada
tahun sebelumnya.
23
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Lokakarya mini puskesmas adalah salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan
pemantauan berbagai kegiatan puskesmas melalui pertemuan. Ruang lingkup lokakarya mini
meliputi dua hal pokok yaitu : lintas program dan lintas sektor. Lokakarya mini puskesmas
secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni lokakarya mini bulanan puskesmas dan
lokakarya mini tribulanan puskesmas. Menurut tahapan kegiatannya, lokakarya mini bulanan
puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu: lokakarya mini bulanan yang pertama
dan lokakaraya mini bulanan rutin. Sedangkan, lokakarya mini tribulanan dibagi menjadi dua
tahap juga yaitu : lokakarya mini tribulanan yang pertama dan lokakarya mini tribulanan
rutin.
Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu kasus yang dapat menjadi Kejadian
Luar Biasa yang terjadi di suatu daerah. Oleh karena itu Puskesmas sekitar harus dapat
menyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas serta merancang program kegiatan dalam
menanggulangi Kasus DBD. Adapun kegiatan yang dapat dibuat untuk menanggulangi kasus
DBD yaitu: 1) Fogging (Pengasapan), 2)Program 3M Plus, dan 3) Larvasidasi dengan
menggunakan bubuk Abate. Kemudian seluruh anggota yang terlibat dalam lokakarya mini
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program mereka tersebut untuk meninjau sejauh
mana keberhasilan program tersebut dalam menanggulangi DBD.
24
DAFTAR PUSTAKA
25