Anda di halaman 1dari 7

PENGHANCURAN DAN PENGAYAKAN

Diposkan oleh Hilda Rosalina di 17.19

PENGHANCURAN DAN PENGAYAKAN

I. TUJUAN
Memisahkan partikel-partikel berdasarkan ukuran fraksi-fraksi yang diinginkan dari suatu material
hasil proses penghancuran (grinding).
II. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
 Hammer mill
 Ball Mill
 Satu set ayakan ukuran 2,0 ; 1,4; 1,0; 0,63;0,35;0,2;0,112;0,05 mm
 Gelas Kimia 1 buah
 Kertas Timbang 3 buah
 Neraca Analitik 1 buah
Bahan yang digunakan :
 Batubara 250 gr
III. DASAR TEORI
Size reduction (pengecilan ukuran) berarti membagi-bagi suatu bahan padat menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil dari ukuran semula, sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan gaya-gaya
mekanis. Umumnya tujuan dari size reduction adalah mempercepat pelarutan, mempercepat raksi
kimia, untuk memperkecil bahan-bahan berserat akan mudah penanganannya, mempertinggi
kemampuan penyerapan, menambah kekuatan warna, agar transportasi menjadi lebih mudah dan
mempermudah proses lanjut.
Pengayakan (sieving) merupakan salah satu metode pemisahan sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki. Pengecilan ukuran dimaksudkan untuk memperluas permukaan bahan sehingga kontak
antara bahan dan pelarut bisa berlangsung optimum. Pengayakan biasanya dilakukan terhadap material
yang telah mengalami proses penghancuran (grinding). Partikel yang lolos melalui ukuran saringan
tertentu disebut sebagai undersize dan partikel yang tertahan diatas saringan disebut oversize. Bahan
yang lolos melewati sederet ayakan dengan bermacam-macam ukuran akan terpisahkan menjadi
beberapa fraksi berukuran (size fraction) yaitu fraksi-fraksi yang ukuran maksimum dan minimumnya
diketahui.

Beberapa factor yang harus diperhatikan dalam operasi pengayakan adalah :


- Bentuk lubang ayakan
- Celah dan interval ayakan
- Ukuran partikel
- Kapasitas ayakan dan keefektifan
- Variabel dalam operasi pengayakan :
1. Metode pengumpanan
2. Permukaan ayakan
3. Sudut kemiringan
4. Kecepatan putaran
5. Frekuensi getaran
Beberapa ayakan yang sering digunakan antara lain :
1. Grizzly, merupakan jenis ayakan dimana material yang diayak mengikuti aliran pada posisi
kemiringan tertentu.
2. Vibrating screen, ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring digerakkan pada frekuensi
1000-7000 hertz. Satuan kapasitas tinggi dengan efisiensi pemisahan yang baik yang digunakan untuk
interval ukuran perikel yang luas.
3. Oscilating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari vibrating screen (100-400
hertz) dengan waktu yang lebih lama, lebih linear dan lebih tajam.
4. Reciprocating screen, ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan menggoyangkan pukulan
yang panjang (20-200 hertz).
5. Shifting screen, ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakkan memutar dalam bidang
permukaan ayakan. Gerakan actual dapat berupa putaran atau getaran memutar. Digunakan untuk
pengayakan material basah atau kering.
6. Revolving screen, ayakan dinamis dengan posisi miring berotasi pada kecepatan rendah (10-20 rpm).
Digunakan untuk pengayakan basah dari material-material relative kasar.

Diameter partikel
Diameter partikel dapat diukur dengan berbagai cara. Untuk partikel berukuran besar (> 5 mm)
dapat diukur secara langsung dengan menggunakan mikrometer standar. Ukuran partikel yang sangat
halus diukur dengan menggunakan ukuran ayakan standar. Ukuran ayakan dapat dinyatakan dengan
dua cara, yaitu dengan ukuran mesh (jumlah lubang dalam inchi kuadrat) dan dengan ukuran actual
dari bukaan ayakan dengan ukuran partikel besar ( dalam mm atau inchi). Ada beberapa standar dalam
penggunaan ukuran ayakan tetapi yang penting adalah memperoleh standar tertentu dalam penentuan
ukuran partikel yang kita kehendaki. Tabel dibawah ini menunjukkan daftar nomor mesh yang
bersesuaian untuk ayakan baku tyler.
Table 1. Ayakan tyler
Ukuran mesh Inchi Millimeter
3 0,263 6,680
4 0,185 4,699
6 0,131 3,327
8 0,093 2,362
10 0,065 1,651
14 0,046 1,168
20 0,0328 0,833
28 0,023 0,0589
35 0,0164 0,417
48 0,0116 0,295
65 0,0082 0,208
100 0,0058 0,147
150 0,0041 0,104
200 0,0029 0,074
270 0,0021 0,053
400 0,0015 0,083

Diameter rata-rata partikel antar ayakan berdasarkan ayakan tyler, missal partikel lolos melalui
ayakan 150 mesh tetapi tertahan pada 200 mesh dituliskan -150+200 mesh. Berikut ini tabel diameter
partikel rata-rata penentuan ayakan tyler.
Tabel 2. Diameter partikel rata-rata berdasarkan ayakan tyler.
Ukuran ayakan Diameter partikel Dp
(mesh) (inchi)
-10+14 0,0555
-14+20 0,0394
-20+28 0,0280
-28+35 0,0198
-35+48 0,0140
-48+65 0,0099
-65+100 0,0070
-100+150 0,0050
-150+200 0,0035

Diameter partikel rata-rata (Dpw) dirumuskan dengan persamaan :


Dpw = ∑ xi. Dp mean
Dpw = diameter rata-rata partikel
Xi = fraksi massa
Dp mean = diameter rata-rata antar ayakan

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Menyiapkan satu set ayakan dengan ukuran seperti diatas
2. Menghancurkan material yang akan diayak
3. Melakukan pengayakan
4. Menimbang masing-masing fraksi yang lolos ayakan tersebut
V. DATA PENGAMATAN
Berat
Ukuran Ayakan
No Ayakan kosong Berat Ayakan + Sampel (gr)
Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan
1 2 3 4 5 6

1 2 330,2 331,1 331,1 331 331,1 331,1 331,1

2 1,4 306 308,2 308,4 308,2 308,3 308,4 308,4

3 1 298,4 311,7 311,6 311,5 311,6 311,7 311,6

4 0,63 252,2 295 298,4 296,5 296,2 296,2 296,2

5 0,35 229,8 276 284,3 284,1 284 284,1 284,3

6 0,2 213,7 272,2 271 272,5 272,4 272,3 272,5

7 0,112 200,6 238,2 245,2 241 240,6 240,6 240,9

8 0,05 193,5 233 218,6 224,7 224,9 224,2 224

9 Nampan 195 204 199,7 199,5 199,8 199,6 199,2

Total 2219,4 2469,4 2468,3 2469 2468,9 2468,2 2468,2

Berat Sampel
No Berat Sampel (gr)
Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan
1 2 3 4 5 6
1 0,9 0,9 0,8 0,9 0,9 0,9
2 2,2 2,4 2,2 2,3 2,4 2,4
3 13,3 13,2 13,1 13,2 13,3 13,2
4 42,8 46,2 44,3 44 44 44
5 46,2 54,5 54,3 54,2 54,3 54,5
6 58,5 58,2 58,8 58,7 58,6 58,8
7 37,6 44,6 40,4 40 40 40,3
8 39,5 25,1 31,2 31,4 30,7 30,5
9 9 4,7 4,5 4,8 4,6 4,2
Total 250 249,8 249,6 249,5 248,8 248,8

VI. PERHITUNGAN

Percobaan 1
Fraksi
Ukuran Massa Fraksi Dpi Massa Xi.Dpi
No Ayakan X (gr) X Mean Kumulatif Mean
(Dpi)
1 2 0,9 0,0036 1 0,0036 0,0036
2 1,4 2,2 0,0088 1,7 0,0124 0,01496
3 1 13,3 0,0532 1,2 0,062 0,06384
4 0,63 42,8 0,1712 0,815 0,2244 0,139528
5 0,35 46,2 0,1848 0,49 0,356 0,090552
6 0,2 58,5 0,234 0,275 0,4188 0,06435
7 0,112 37,6 0,1504 0,156 0,3844 0,0234624
8 0,05 39,5 0,158 0,081 0,3084 0,012798
9 Nampan 9 0,036 0 0,194 0
Total 250 1 5,717 1,964 0,4130904

Percobaan 2
Fraksi
Ukuran Massa Dpi Massa Xi.Dpi
No Ayakan X (gr) Fraksi X Mean Kumulatif Mean
(Dpi)
1 2 0,9 0,003602882 1 0,003602882 0,003602882
2 1,4 2,4 0,009607686 1,7 0,013210568 0,016333066
3 1 13,2 0,052842274 1,2 0,06244996 0,063410729
4 0,63 46,2 0,184947958 0,815 0,237790232 0,150732586
5 0,35 54,5 0,21817454 0,49 0,403122498 0,106905524
6 0,2 58,2 0,232986389 0,275 0,451160929 0,064071257
7 0,112 44,6 0,178542834 0,156 0,411529223 0,027852682
8 0,05 25,1 0,100480384 0,081 0,279023219 0,008138911
9 Nampan 4,7 0,018815052 0 0,119295436 0
Total 249,8 1 5,717 1,981184948 0,441047638

Percobaan 3
Fraksi
Ukuran Massa Dpi Massa Xi.Dpi
No Ayakan X (gr) Fraksi X Mean Kumulatif Mean
(Dpi)
1 2 0,8 0,003205128 1 0,003205128 0,003205128
2 1,4 2,2 0,008814103 1,7 0,012019231 0,014983974
3 1 13,1 0,052483974 1,2 0,061298077 0,062980769
4 0,63 44,3 0,177483974 0,815 0,229967949 0,144649439
5 0,35 54,3 0,217548077 0,49 0,395032051 0,106598558
6 0,2 58,8 0,235576923 0,275 0,453125 0,064783654
7 0,112 40,4 0,161858974 0,156 0,397435897 0,02525
8 0,05 31,2 0,125 0,081 0,286858974 0,010125
9 Nampan 4,5 0,018028846 0 0,143028846 0
Total 249,6 1 5,717 1,981971154 0,432576522

Percobaan 4
Fraksi
Ukuran Massa Dpi Massa Xi.Dpi
No Ayakan X (gr) Fraksi X Mean Kumulatif Mean
(Dpi)
1 2 0,9 0,003607214 1 0,003607214 0,003607214
2 1,4 2,3 0,009218437 1,7 0,012825651 0,015671343
3 1 13,2 0,052905812 1,2 0,062124248 0,063486974
4 0,63 44 0,176352705 0,815 0,229258517 0,143727455
5 0,35 54,2 0,217234469 0,49 0,393587174 0,10644489
6 0,2 58,7 0,235270541 0,275 0,45250501 0,064699399
7 0,112 40 0,160320641 0,156 0,395591182 0,02501002
8 0,05 31,4 0,125851703 0,081 0,286172345 0,010193988
9 Nampan 4,8 0,019238477 0 0,14509018 0
Total 249,5 1 5,717 1,980761523 0,432841283

Percobaan 5
Fraksi
Ukuran Massa Dpi Massa Xi.Dpi
No Ayakan X (gr) Fraksi X Mean Kumulatif Mean
(Dpi)
1 2 0,9 0,003617363 1 0,003617363 0,003617363
2 1,4 2,4 0,009646302 1,7 0,013263666 0,016398714
3 1 13,3 0,053456592 1,2 0,063102894 0,06414791
4 0,63 44 0,176848875 0,815 0,230305466 0,144131833
5 0,35 54,3 0,218247588 0,49 0,395096463 0,106941318
6 0,2 58,6 0,235530547 0,275 0,453778135 0,0647709
7 0,112 40 0,160771704 0,156 0,396302251 0,025080386
8 0,05 30,7 0,123392283 0,081 0,284163987 0,009994775
9 Nampan 4,6 0,018488746 0 0,141881029 0
Total 248,8 1 5,717 1,981511254 0,435083199

Percobaan 6
Fraksi
Ukuran Massa Dpi Massa Xi.Dpi
No Ayakan X (gr) Fraksi X Mean Kumulatif Mean
(Dpi)
1 2 331,1 0,134146341 1 0,134146341 0,134146341
2 1,4 308,4 0,124949356 1,7 0,259095697 0,212413905
3 1 311,6 0,126245847 1,2 0,251195203 0,151495017
4 0,63 296,2 0,120006482 0,815 0,24625233 0,097805283
5 0,35 284,3 0,115185155 0,49 0,235191638 0,056440726
6 0,2 272,5 0,110404343 0,275 0,225589498 0,030361194
7 0,112 240,9 0,097601491 0,156 0,208005834 0,015225833
8 0,05 224 0,090754396 0,081 0,188355887 0,007351106
9 Nampan 199,2 0,080706588 0 0,171460984 0
Total 2468,2 1 5,717 1,919293412 0,705239405

VII. ANALISA PENGAMATAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pengayakan adalah proses
pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai
dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

Sedangkan pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan


mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel
yang lebih kecil.

Pada percobaan kali ini bahan yang digunakanya yaitu batubara. Tahap awal yang dilakukan
ada dua proses penghancuran yaitu proses penghancuran (grinding) dan penghancuran dengan ball
mill. Selanjutnya dilakukan proses pengayakan dengan alat vibrating screen dan dengan berbagai
macam ukuran ayakan yaitu 2,0 ; 1,4 ; 1,0 ; 0,63 ;0,35; 0,2; 0,112;0,05; mm.

Batubara yang digunakan sebanyak 250 gram. Sebelum melakukan pengayakan terlebih dahulu
mengurutkan dan menimbang ayakan dari yang berukuran besar berada diatas dan ukuran ayakan yang
paling kecil berada dibawah sementara tingkat paling bawah yaitu nampan. Kemudian melakukan
pengayakan dengan selang waktu 5 menit. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau
dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang dibawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau
halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang diatas ukuran atau yang besar (oversize),
atau buntut (tails) tidak lulus. Pada saat pengayakan batubara yang digunakan dalam keadaan kering.

Setelah melakukan pengayakan, mesh ditimbang ulang bersama material yang ada didalamnya,
menimbang mesh material dilakukan berulang-ulang hingga mencapai berat yang konstan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu :
1. Jenis ayakan
2. Cara pengayakan
3. Kecepatan pengayakan
4. Ukuran ayakan
5. Waktu pengayakan
6. Sifat bahan yang akan diayak

Tujuan pengayakan itu sendiri untuk memperoleh ukuran yang seragam.

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


1. Pengecilan ukuran adalah penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan
kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
2. Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran
partikel.
3. Dpm percobaan 1 : 0,4130904
Percobaan 2 : 0,4410476
Percobaan 3 : 0,4325765
Percobaan 4 : 0,4328412
Percobaan 5 : 0,4350831
Percobaan 6 : 0,7052394

IX. DAFTAR PUSTAKA


Jobsheet.2012.”Buku Penuntun Praktikum Satuan Operasi.”POLSRI : Palembang
Sumber Internet :
www.scribd.com/doc/97496586/tpp. acr 1 (diakses tanggal 28 oktober 2012)

Anda mungkin juga menyukai