DEFINISI
Karbunkel merupakan salah satu manifestasi dari infeksi kulit dan jaringan lunak
trabekula fibrosa yang berasal dari jaringan subkutan yang padat. Perkembangan dari
7
furunkel menjadi karbunkel bergantung pada status imunologis penderita . Furunkel
merupakan radang folikel rambut dan sekitarnya. Jika lebih dari satu buah disebut
furunkulosis 9.
Gambar 2. Gambar karbunkel. Drainase bedah diperlukan pada karbunkel seperti ini.4
ETIOLOGI
Karbunkel biasanya terbentuk ketika beberapa folikel rambut terinfeksi oleh bakteri
stafilokokus (Stafilokokus aureus). Bakteri tersebut masuk melalui luka, goresan, robekan
dan iritasi pada kulit. Bakteri S.aureus berbentuk bulat (coccus), memiliki diameter 0,5 – 1,5
µm, memiliki susunan bergerombol seperti anggur, tidak memiliki kapsul, nonmotil, katalase
PATOGENESIS
Kulit memiliki flora normal, salah satunya S.aureus. yang merupakan flora residen
pada permukaan kulit dan kadang-kadang pada tenggorokan dan saluran hidung. Predileksi
terbesar penyakit ini pada wajah, leher, ketiak, pantat atau paha. Bakteri tersebut masuk
melalui luka, goresan, robekan dan iritasi pada kulit 6. Selanjutnya, bakteri tersebut
berkolonisasi di jaringan kulit. Respon primer host terhadap infeksi S.aureus adalah
pengerahan sel PMN ke tempat masuk kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi.
Sel PMN ini ditarik ke tempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau
peptidoglikan dan sitokin TNF (tumor necrosis factor) dan interleukin (IL) 1 dan 6 yang
dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofag yang teraktivasi. Hal tersebut menimbulkan
inflamasi dan pada akhirnya membentuk pus yang terdiri dari sel darah putih, bakteri dan sel
GEJALA KLINIS
ditengahnnya terdapat pustul. Kemudian melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan
nekrotik, lalu memecah membentuk fistel. Tempat predileksi ialah tempat yang banyak friksi,
Pembedahan
Terapi adekuat dari karbunkel adalah insisi dan drainase pus 1. Persetujuan tindakan
medis diperlukan sebelum melakukan tindakan. Selanjutnya semua perlengkapan operasi
disiapkan. Pertama disinfeksi area karbunkel dan sekitarnya didisinfeksi dan dibatasi dengan
duk steril.. Anastesi lokal yang umumnya digunakan adalah lidokain 1%.. Scalpel dipegang
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk membuat initial entry. insisi dilakukan
langsung ke pusat abses. Insisi dibuat searah dengan skin-tension line. Insisi dilebarkan untuk
membuat ruang yang cukup memadai sehingga semua pus dapat keluar. Hal ini dapat
mencegah terjadinya rekurensi. Pengambilan pus utuk kultur dapat menggunakan hapusan
atau spuit ke dalam ruang abses. Setelah pus mengalir spontan. klem yang berujung bengkok
untuk membuka seluruh ruang abses. Klem dimasukkan ke dalam ruang abses ke dalam
sampai menyentuh jaringan yang sehat, kemudian ujung klem dibuka dan digerakkan
melingkar untuk mengeksplorasi memisahkan jaringan sehat dan ruang abses. Selanjutnya
dilakukan irigasi menggunakan spuit tanpa jarum dengan normal saline sampai cairan irigasi
yang keluar dari ruang abses jernih. Wound-packing material ukuran seperempat atau
setengan inchi dimasukkan dalam ruang abses. Kemudian tutup luka dengan kasa steril dan
plester. Penderita follow-up setelah 2-3 hari, jika tidak ada pus, wound-packing material di
ambil5.
Gambar 7. Insisi dan Drainase Abses5.
Antibiotik Sistemik
Natural penicillins
Penicillinase-resistant penicillins
Aminopenicillins
Amoxicillin plus clavulanic acid 875/125 mg bid; 20 mg/kg per day tid for 10 days
(Betha-lactamase inhibitor)
Cephalosporins
Cephalexin (drug of choice) 250-500 mg (adults) qid for 10 days; 40–50 mg/kg
per day (children) for 10 days
Cephradine 250–500 mg (adults) qid for 10 days; 40–50 mg/kg
per day (children) for 10 days
Erythromycin group
Tetracylines
Miscellaneous agents
1. Brunicardi, C. F. et al. 2005. Scwartz’s Principle Of Surgery, eighth edition .USA: the
McGraw Hill Companies Inc.
3. Craft N, Lee PK, Zipoli MT, Weinberg AN, Swartz MN, Johnson RA. 2008.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7th ed. New York: McGraw Hill
Medical
5. Fitch, Michael T., Manthey, David E. et.al. Abscess Incision and Drainage. NEJM.
http:/www.nejm.org.
6. G, Berger T. 2007. Furunculosis (Boils) and Carbuncles. In: McPhee SJ, Papadakis
MA, Tierney LM (eds).Current Medical Diagnosis and Treatment 46th ed. New
York: McGraw Hill.
9. Djuanda, Adhi . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam (Cetakan ketiga
2013). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008