Oleh :
NIM :14201090 24
2011 – 2012
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Atonia uteri terjadi bila miometrium tidak dapat berkontraksi. Hal ini dapat menyebabkan
ibu mengalami perdarahan sekitar 350 – 500 ml/menit dari bekas tempat melekatnya placenta.
Atonia diketahui merupakan penyebab tersering terjadinya perdarahan post partum dan dapat
menyebabkan kematian pada ibu setelah satu jam kelahiran.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka yang menjadi term of reference adalah
bagaimana menentukan diagnosa serta rencana intervensi tindakan dalam asuhan keperawatan
dan konsep dasar tentang atonia uteri.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian
Atonia uteri adalah kegagalan mekanisme akibat gangguan myometrium/uterus tidak
berkontraksi secara terkoordinasi sehingga ujung pembuluh darah ditempat implantasi plasenta
dapat dihentikan sehingga perdarahan menjadi tidak terkendali.
II. 2 Etiologi
Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi atau tidak berkontraksi secara
terkoordinasi sehingga ujung pembuluh darah ditempat implantasi plasenta tidak dapat
dihentikan (oklusi) sehingga perdarahan menjadi tidak terkendali. Beberapa faktor predisposisi
yang berhubungan dengan resiko perdarahan paska persalinan karena atonia uteri, diantaranya
adalah :
1. Faktor yang menyebabkan uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan termasuk :
o Jumlah air ketuban yang berlebihan (polihidraamnion)
o Kehamilan gameli
o Janin yang besar (makrosomia)
2. Kala I dan/ atau 2 persalinan yang memanjang
3. Persalinan cepat
4. Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin (augmentasi)
5. Infeksi inpartu
6. Multiparitas tinggi/grandemultipara
7. Magnesium sulfat yang digunakan untuk mengendalikan kejang pada preeklamsia/eklampsia.
II.3 Patofisiologi
Perdarahan postpartum bisa dikendalikan melalui kontraksi dan retraksi serat-serat
myometrium. Kontraksi dan retraksi ini menyebabkan terlipatnya pembuluh-pembuluh darah
sehingga aliran darah ke tempat plasenta menjadi terhenti. Kegagalan mekanisme akibat
gangguan fungsi myometrium dinamakan atonia uteri dan keadaan ini menjadi penyebab utama
perdarahan postpartum. Sekalipun pada kasus perdarahan postpartum kadang-kadang sama sekali
tidak disangka atonia uteri sebagai penyebabnya, namun adanya faktor predisposisi dalam
banyak hal harus menimbulkan kewaspadaan perawat terhadap gangguan tersebut.
Terapi Antibiotik.
Rasional : Antibiotok bertindak secara profilaktik untuk mencegah infeksi atau mungkin perlu diperlukan
untuk infeksi yang disebabkan atau diperberat pada subinvolusi uterus atau hemoragi.
- Pantau pemeriksaan laboratotium sesuai indikasi : Hb dan Ht.
Rasional : Membantu dalam menentukan kehilangan darah. Setiap ml darah membawa 0,5 mg Hb.
3. Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan atau kematian.
Intervensi :
- Evaluasi respon psikologis serta persepsi klien terhadap kejadian hemoragi pasca partum.
Klarifikasi kesalahan koinsep.
Rasional : Membantu dalam menentukan rencana perawatan. Persepsi klien tentang kejadian mungkin
menyimpang, memperberat ancietasnya.
- Evaluasi respon fisiologis pada hemoragik pasca partum; misalnya tachikardi, tachipnea,
gelisah atau iritabilitas.
Rasional : Meskipun perubahan pada tanda vital mungkin karena respon fisiologis, ini dapat diperberat atau
dikomplikasi oleh faktor-faktor psikologis.
- Sampaikan sikap tenang, empati dan mendukung.
Rasional : Dapat membantu klien mempertahankan kontrol emosional dalam berespon terhadap perubahan
status fisiologis. Membantu dalam menurunkan tranmisi ansietas antar pribadi.
- Bantu klien dalam mengidentifikasi perasaan ancietas, berikan kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaan.
Rasional : Pengungkapan memberikan kesempatan untuk memperjelas informasi, memperbaiki kesalahan
konsep, dan meningkatkan perspektif, memudahkan proses pemecahan masalah.
4. Nyeri berhubungan dengan trauma atau distensi jaringan.
Intervensi :
- Tentukan karakteristik, tipe, lokasi, dan durasi nyeri. Kaji klien terhadap nyeri perineal yang
menetap, perasaan penuh pada vagina, kontraksi uterus atau nyeri tekan abdomen.
Rasional : Membantu dalam diagnosa banding dan pemilihan metode tindakan. Ketidaknyamanan
berkenaan dengan hematoma, karena tekanan dari hemaoragik tersembunyi kevagina atau
jaringan perineal. Nyeri tekan abdominal mungkin sebagai akibat dari atonia uterus atau
tertahannya bagian-bagian placenta. Nyeri berat, baik pada uterus dan abdomen, dapat terjadi
dengan inversio uterus.
- Kaji kemungkinan penyebab psikologis dari ketidaknyamanan.
Rasional : Situasi darurat dapat mencetuskan rasa takut dan ansietas, yang memperberat persepsi
ketidaknyamanan.
- Berikan tindakan kenyamanan seperti pemberian kompres es pada perineum atau lampu
pemanas pada penyembungan episiotomi.
Rasional : Kompres dingan meminimalkan edema, dan menurunkan hematoma serta sensasi nyeri, panas
meningkatkan vasodilatasi yang memudahkan resorbsi hematoma.
- Berikan analgesik, narkotik, atau sedativa sesuai indikasi
Rasional : Menurunkan nyeri dan ancietas, meningkatkan relaksasi.
II. 5 Penatalaksanaan
Langkah-langkah penatalaksanaan :
a. Lakukan masase pada fundus uteri segera setelah placenta lahir.
b. Mengeluarkan semua darah beku atau selaput yang menyumbat jalan lahir (uterus).
c. Lakukan kompresi bimanual interna 1 – 2 menit, jika tak berkontraksi lanjutnya sampai
dengan 5 menit.
d. Jika uterus sudah berkontraksi tarik tangan keluar. Observasi tiap 5 menit.
e. Jika uterus tak berkontraksi setelah 5 menit suruh anggota keluarga untuk melakukan
kompresi bimanual eksternal.
f. Berikan Matergin 0,2 mg IM jika tidak hipertensi. Infus RL + 20 iu Oksitoksin.
g. Jika atonia uteri tidak teratasi setelah enam langkah pertama lanjutkan kompresi bimanual
interna.
h. Rujuk segera ke RS.
i. Teruskan cairan i.v. hingga ibu mencapai tempat.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
ü Atonia uteri adalah kegagalan mekanisme akibat gangguan miometrium atau uterus tidak
berkontraksi secara terkoordinasi sehingga ujung pembuluh darah ditempat implantasi placenta
tidak dapat dihentikan sehingga perdarahan menjadi tidak terkendali.
ü Beberapa faktor penyebab atonia uteri yaitu;
- Faktor yang menyebabkan uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan termasuk
polihydramnion, kehamilan gemeli dan janin besar (makrosomia).
- Kala I dan/atau II persalinan yang memanjang.
- Persalinan cepat.
- Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosyn (augmentasi)
- Infeksi intra partum
- Multiparitas tinggi atau grandemultipara.
ü Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada atonia uteri adalah kekurangan volume cairan tubuh,
gangguan perfusi jaringan, ancietas, resiko terjadi Infeksi, nyeri, dan kurangnya pengetahuan.
III.2 Saran
Semoga makalah ini memberikan wawasan kepada kita tentang atonia uteri sebagai salah
satu penyebab utama perdarahan post partum yang juga sebagai penyebab tersering kematian
pada ibu setelah melahirkan. Dan kepada ibu dosen pembimbing mata kuliah ini kiranya dapat
memberikan masukan, kritik dan saran guna melengkapi pengetahuan tentang atonia uteri
terutama yang berkaitan dengan asuhan keperawatan secara umum, dan secara lebih khusus pada
ibu yang mengalami atonia uteri.
DAFTAR PUSTAKA