Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Epilepsi adalah kejang yang menyerang seseorang yang tampak sehat atau
sebagai suatu ekserbasi dalam kondisi sakit kronis sebagai akibat oleh disfungsi
otak sesaat dimanifestasikan sebagai fenomena motorik, sensorik, otonomik atau
psikis yang abnormal. Epilepsi merupakan akibat dari gangguan otak kronis
dengan serangan kejang spontan yang berulang (Satyanegara, 2010 dalam
Nurarif & Kusuma, 2016).
B. Pathway (dibuat mulai etiologi, proses perjalanan penyakit sampai muncul tanda
dan gejala, kemungkinan komplikasi, diagnosa keperawatan NANDA, label
Nursing Outcome Clasificatio NOC dan label Nursing intervension
Clasification).

Idiopatik, herediter,
trauma kelahiran,
infeksi perinatal,
meningitis, dll

C. Pemeriksaaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Nilai normal Manfaat
CT scan Untuk mendeteksi lesi pada otak fokal
abnormal, serebrovaskuler abnormal,
gagguan degenerative serebral.
Elektroensefalgram (EEG) Untuk mengklasifikasi tipe kejang,
waktu serangan
Magnetic resonance imaging Untuk mendeteksi kelaian organ di
(IMR) dalam tubuh dengan menggunakan
medan magnet dan gelombang frekuensi
radio tanpa radiasi sinaar X.
Kimia darah Untuk mengetahui hipoglikemia,
mengkatnya BUM, kadar alkohol darah

D. Penatalaksanaan
Tujuan utama dari terapi adalah tercapainya kualitas hidup penderita yang
optimal. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut antara lain
menghentikan bangkitan, mengurangi frekuensi bangkitan tanpa efek samping
ataupun dengan efek samping seminimal mungkin serta menurunkan angka
kesakitan dan kematian.
1. Non farmakologi
a. Amati faktor pemicu
b. Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, OR, konsumsi
kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan dan lain-lain
2. Farmokologi
Dalam farmakoterapi, terdapat prinsip-prinsip penatalaksanaan untuk epilepsi
yakni :
a. Obat anti epilepsi (OAE) mulai diberikan apabila diagnosis epilepsi sudah
dipastikan, terdapat minimum 2 kali bangkitan dalam setahun. Selain itu
pasien dan keluarganya harus terlebih dahulu diberi penjelasan mengenai
tujuan pengobatan dan efek samping dari pengobatan tersebut
b. Terapi dimulai dengan monoterapi
c. Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan secara bertahap
sampai dengan dosis efektif tercapai atau timbul efek samping obat
d. Apabila dengan penggunaan OAE dosis maksimum tidak dapat
mengontrol bangkitan, maka ditambahkan OAE kedua dimana bila sudah
mencapai dosis terapi, maka OAE pertama dosiskan diturunkan secara
perlahan.
e. Adapun penambahan OAE ketiga baru diberikan setelah terbukti
bangkitan tidak terkontrol dengan pemberian OAE pertama dan kedua.

E. Daftar Pustaka
Copel, L.C. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta: EGC.

Nurarif, A.H., & Kusuma, H., 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan: Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction.

Pinzon, Rizaldy. 2007. Dampak Epilepsi Pada Aspek Kehidupan


Penyandangnya. SMF Saraf RSUD Dr. M. Haulussy, Ambon, Indonesia.

Sri D, Bambang. 2007. Epilepsi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Syaraf PSIK
UNSOED.

Wilkison, J.,M. & Ahern N.,R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai