EKONOMI MANAJERIAL
Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa memahami Pengertian dan ruang lingkup ekonomi manajerial
2. Mahasiswa memahami Teori Perusahaan
3. Mahasiswa memahami Konsep Laba
1. Ekonomi :
Ilmu Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan masalah kebutuhan dan
pemuas kebutuhan manusia (Albert L Mayer).
Ekonomi Mikro : ilmu yang mempelajari tingkah laku ekonomi secara individual
sebagai unit pengambil keputusan.
2. Manajerial
Manajemen : Ilmu/ seni untuk mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.
3. Ekonomi Manajerial :
Ilmu bagaimana memimpin pengelolaan tujuan dengan berhasil dengan sumberdaya
yang terbatas secara efesien (Michael R . Baye).
B. Teori Perusahaan
Macam-macam perusahaan :
- Perorangan : perusahaan yang dimiliki oleh seorang individu.
- Persekutuan/ firma : perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih.
- Perseroan Terbatas/ korporasi : perusahaan yang dimiliki pemilik saham.
Nilai perusahaan : sebagai nilai sekarang (Present Value) dari aliran kas suatu
perusahaan yang diharapkan akan diterima pada masa yang akan datang.
Rumus Nilai Perusahaan :
1 2 n
PV ................... .......................................(1)
(1 r ) (1 r )
1 2
(1 r ) n
n
t
PV .....................................................................................(2)
t 1 (1 r )t
Dimana :
PV : Nilai Sekarang
πn/ FV : Nilai Kemudian
n/ t : Jumlah Periode Waktu
i/ r : Tingkat Suku Bunga
Karena laba sama dengan penerimaan total (TR) dikurangi biaya total (TC) maka
persamaan diatas dapat ditulis kembali:
n
TRt TCt
Nilai Perusahaan
t 1 (1 r )t
C. Konsep Laba
1. Laba Bisnis : Laba yang diterima setelah dikurangi dengan biaya eksplisit.
2. Laba Ekonomi : laba yang diterima perusahaan setelah dikurangi biaya eksplisit dan
implisit
Biaya implisit : Pengeluaran yang bukan tunai yang dapat berupa pengorbanan
waktu kerja atau usaha yang biasanya dinilai sesuai dengan harga
pasar.
ex : sebagai menejer di perusahaan lain
Laba Ekonomi dibagi atas 4 teori :
1. Teori Laba Friksional
2. Teori Laba Monopoli
3. Teori Laba Inovasi
4. Teori Laba Kompensasi
e. Pengambilan keputusan
2. Tentukan satu investasi proyek dari dua investasi yang harus dipilih oleh seorang
manajer bila tingkat diskonto perusahaan 10%. Proyek pertama menjanjikan laba
$100.000 setiap tahun selama empat tahun, sedangkan proyek kedua menjanjikan
keuntungan $80.000 setiap tahunya selama enam tahun.
3. Ali dihadapkan pada dua alternatif apakah akan menerima Rp 40.000.000 saat ini
atau Rp 67.000.000 pada akhir tahun ke sepuluh. Jika ia memilih untuk menerima
Rp 40.000.000 saat ini maka ia dapat mendepositokan uangnya di bank.
Pertanyaan:
a. Jika bunga bank yang berlaku sebesar 5% alternatif mana yang lebih baik bagi
ali?
b. Alternatif mana yang lebih baik jika bunga bank adalah sebesar 6,25%?
4. Diketahui seorang manajer memiliki data aliran kas sebagai berikut (dalam $);
Investasi Aliran Kas Masuk Pengeluaran
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Awal
A 40.000 60.000 40.000 110.000
B 30.000 80.000 50.000 104.000
Pertanyaan:
a. Hitunglah NPV masing-masing jenis investasi dengan tingkat bunga bebas
resiko/risk free 8%.
b. Jenis investasi mana yang akan dipilih jika terdapat resiko tambahan (risk
premium) 2% untuk Investasi A dan 6% untuk investasi B
II. OPTIMASI EKONOMI
Learning Outcome:
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa Memahami Model Hubungan Ekonomi
2. Mahasiswa memahami Kalkulus Diferensial: Derivatif dan Aturan Diferensial
3. Mahasiswa mampu menggunakan tehnik optimasi atau metode untuk
memaksimasi atau meminimasi fungsi tujuan dari sebuah perusahaan.
Misal harga adalah konstan pada Rp 150 tanpa memperhatikan jumlah unit yang terjual
maka hubungan jumlah unit yang terjual dengan penerimaan total adalah :
TR = 150 x Q
Tabel 1
Skedul Hubungan Antara TR
Dengan Jumlah Unit Yang Terjual (Q)
TR = 150 x Q
Jumlah Unit Yang Terjual Total Revenue (TR )
1 150
2 300
3 450
4 600
5 750
6 900
Grafik hubungan antara TR dengan Q
TR = 150 x Q
1000
900 900
800
750
700
Penerimaan
600 600
500 Series1
450
400
300 300
200
150
100
0
1 2 3 4 5 6
jumlah yang terjual (Q)
Hubungan Marginal : Merupakan perubahan variabel dependent dari suatu fungsi yang
disebabkan oleh perubahan salah satu variabel independen sebesar satu unit.
TC
AC
Q
TC
MC
Q
Tabel 2:
Skedul Perubahan Biaya Rata-rata dan Marjinal
Q TC AC MC
($) ($) ($)
0 20 - -
1 140 140 120
2 160 80 20
3 180 60 20
4 240 60 60
5 480 96 240
KURVA BIAYA TOTAL
600
500 480
400
TC
300 Series1
240
200 180
140 160
100
0 20
0 1 2 3 4 5 6
Q
300
250 240
200
MC,AC
AC
150 140
120 MC
100 96
80
50 60 60
20 20
0
0 1 2 3 4 5 6
Q
Apabila fungsi tersebut menunjukkan Total Cost (TC), maka derivasi dari TC adalah:
dTC TC
Lim MC
dQ Q 0 Q
Differensiasi merupakan proses penentuan derivatif dari sebuah fungsi. berikut ini
menampilkan aturan dari differensiasi:
DY
----- = 0
DX Contoh : Y= 2 , DY
----- = 0
DX
U = g(X) = 2X2
V = h(X) = -X3 = Y = 2X2 -X3, maka DY/DX = 4X - 3X2
Contoh 1:
Misal U = 2X-3 dan V = 6X²,
2X-3
maka : Y = U/V= Y=
6X 2
sehingga :
dU dV
V. U.
dY dX dX
dX V2
6X 2 .2 (2X-3)12X
=
36X 4
12X 2 24X 2 36X
=
36X 4
36X-12X 2
=
36X 4
12X(3-X)
=
12X(3X 3 )
3-X
=
3X 3
6. Aturan rantai
Turunan dari Y terhadap X adalah sama dengan turunan dari Y terhadap U dikali
dengan turunan U terhadap X, jadi ; Y= f (U) dan U= g (X). Maka
dY dY dU
dX dU dX
Contoh:
Y=U 3 10 dan U=2X 2
Maka
dY dU
3U 2 dan 4X
dU dX
Oleh karena itu
dY dY dU
x
dX dU dX
(3U ) 4X
2
C. Otimasi Ekonomi
1. Optimasi Multivariat
Dalam sub bab ini kita akan menentukan titik maksimum dan minimum suatu fungsi
yang mempunyai lebih dari dua variabel.
Untuk melakukan hal ini kita menggunakan konsep turunan parsial dan kemudian
kita menggunakan konsep ini untuk mempelajari proses memaksimumkan fungsi dengan
banyak variabel. Turunan parsial dilambangkan ∂
contoh, misalkan fungsi laba total (π) suatu perusahaan tergantung pada penjualan
komoditi X dan Y sebagai berikut :
π = f (X,Y) = 80X-2X²-XY-3Y²+100Y
Hal ini mengisolasi dampak marjinal terhadap π karena adanya perubahan jumlah
komoditi X saja sedangkan jumlah komoditi Y dianggap tetap. Suku keempat dan kelima
dari fungsi π di buang dari turunan parsial karena suku-suku tersebut tidak mengandung
variabel X.
Contoh 1 :
Berikut ini dalah Fungsi Laba Total Perusahaan : π = f (X,Y) = 80X-2X²-XY-3Y²+100Y
Pertannyaan
a. Tentukan tingkat output masing-masing komuditas ketika perusahaan akan
memaksimumkan laba totalnya (Komoditas X dan Komoditas Y)
b. Tentukan Jumlah maksimal dari dari laba total perusahaan
80 4 X Y 0
X
X 6Y 100 0
Y
kalikan persamaan di atas dengan -6
kemudian jumlahkan persamaan tersebut ;
80 4 X Y 0..................( 6)
X 6Y 100 0
sehingga
-480 + 24X + 6Y = 0
100 - X - 6Y = 0
380 + 23X = 0
380
X =
23
=16,52
Subtitusikan X = 16,52 kedalam persamaan pertama dari turunan parsial, maka :
80 – 4X –Y = 0, => 80 – 4 (16,52) – Y = 0 => 80 – 66,08 –Y = 0 => Y = 80 – 66,08
Y = 13,92
Jadi perusahaan memaksimumkan π pada saat menjual 16,52 unit komoditi X dan 13,92
unit komoditi Y. subtitusikan nilai-nilai ini kedalam fungsi π, kita memperoleh laba total
maksimum perusahaan sebesar :
π = 80(16,52) – 2(16,52)² - (16,52)(13,92) – 3(13,92)² + 100(13,92)
= $ 1.356,52
Q 0 1 2 3 4
TC 1 12 14 15 20
Pertannyaan
a. buatlah skedul biaya rata-rata dan marginal
b. buatlah kurva TC, AC dan MC
3. Selesaikanlah;
a. U = g(X)= 2X² , V = h(X)= -X³, maka Y = U+V ?
b. Y = 2X²(3-2X) U = ? , V = ?, maka Y = U .V ?
Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pendekatan Teori Permintaan
2. Mampu mengidentifikasi kekuatan yang mempengaruhi permintaan produk
perusahaan
3. Mampu menggunakan konsep elastisitas dalam pengambilan keputusan
perusahaan.
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh para
pelanggan selama periode tertentu berdasarkan sekelompok kondisi tertentu.
INDIVIDU 1
Series1 Series2
2.5
2 1
PASAR
HARGA
1.5
1 3
0.5 4.5 Series1
0
0 1 2 3 4 5 2.5
KUANTITAS
2 2
HARGA
1.5
INDIVIDU 2 1 5
Series1 0.5 8
0
2.5
2 1
0 2 4 6 8 10
HARGA
1.5 KUANTITAS
1 2
0.5 3.5
0
0 1 2 3 4
KUANTITAS
Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan menunjukan hubungan antara faktor yang mempengaruhi
permintaan (variabel bebas) dengan jumlah produk yang diminta (variabel tidak
bebas).
Q x f ( PX , AX , DX , OX , IC , TC , EC , PY , AY , DY , OY , C, G, N ,W )
Variabel Px, Ax,Dx,Ox merupakan variabel strategis dan merupakan variabel yang
dapat dikontrol oleh perusahaan (controllable variables), sedangkan variabel lainnya
merupakan variabel yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan (un controllable
variables)
Q x a b1PX b2 PY b3 AX b4 AY b5 I C
Dimana a adalah konstanta dan b1,b2,b3,b4,b5 adalah parameter.Setelah dilakukan
analisa regresi diperoleh nilai konstanta dan parameter Sebagai berikut:
Maka:
Kurva Permintaan
Kurva permintaan adalah bagian dari fungsi permintaan yang menyatakan hubungan
antara harga yang dikenakan untuk sebuah produk dengan jumlah produk yang
diminta dengan asumsi ceteris paribus (variabel yang lain tetap)
Dengan asumsi Pr,Ax,Ar, Ic tetap, kita dapat mengespresikan hubungan antara harga
produk X (Px) dengan jumlah produk X (Qx) yang diminta sebagai berikut :
Px Kurva Permintaan
53.328,7 -3.806,2 Px
15 14,011
53.328,7 -3.806,2 Px
10
53.328,7
0
20 40 60 Qx
Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan
Pergerakan di sepanjang kurva permintaan terjadi karena perubahan dalam harga yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah produk yang diminta.
P1 A
P2 B
0 Q1 Q2 Q
P1
0 Q1 Q2 Q
Penawaran adalah jumlah suatu produk yang ingin dan dapat ditawarkan oleh pihak
penjual atau produsen pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi faktor lain tidak
berubah (ceteris paribus)
Hukum Penawaran
“semakin rendah harga suatu produk, semakin sedikit jumlah produk tersebut akan
ditawarkan oleh pihak penjual kepada konsumen, dan sebaliknya”
9000
S
8000
7000
5000
0 5 10 Q
Pergerakan Disepanjang Kurva Penawaran
Pergerakan disepanjang kurva penawaran terjadi akibat perubahan dalam harga suatu
produk yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah produk tersebut yang
ditawarkan
9000
S
8000
7000
0 5 10 Q
Harga yang terbentuk pada kondisi keseimbangan pasar disebut sebagai harga
keseimbangan (equilibrium price) sedangkan kuantitas produk pada kondisi
keseimbangan pasar disebut kuantitas keseimbangan (equilibrium quantiti)
P
S
Pe
0 Qe Q
Keseimbangan Pasar Secara Matematis
Misalkan fungsi permintaan untuk sebuah produk adalah :
Qd 45.000.000 2500 P
sedangkan fungsi penawarannya adalah :
Qs 14.000.000 2000 P
Pertanyaan:
Carilah harga keseimbangan dan jumlah kuantitas keseimbangannya
Jawab
keseimbangan pasar terjadi apabila:
Qd Qs, maka
45.000.000 2500 P 14.000.000 2000 P
4500 P 59.000.000
P 13.111
jadi harga keseimbangannya adalah 13.111, sedangkan kuantitasnya :
Qd Qs 14.000.000 2000 P
14.000.000 2000(13.111)
12.222.000
jadi kuantitas keseimbangannya adalah 12.222.000 unit
Nilai koefisien elastisitas harga permintaan dari suatu produk sangat penting bagi
seorang manajer untuk mengetahui bagaimana pengaruh seorang manajer menaikan
atau menurunkan harga produk terhadap jumlah produk yang dijualnya
Disamping itu nilai koefisien EHP juga dapat digunakan untuk menganalisa apakah
kenaikan harga produk akan menaikan pendapatan atau malah menurunkan
pendapatan perusahaan, sebaliknya penurunan harga akan menyebabkan kenaikan
pendapatan ataukah malahan menurunkan pendapatan perusahaan.
Q P
2. Perhitungan secara kalkulus: Elastisitas harga p
P Q
Dimana: Q
= Turunan parsial dari fungsi permintaan pada P
P
P = Harga
Q = Kuantitas
Artinya;
1% kenaikan (harga menjadi) Rp 9 Jt mengakibatkan penurunan kuantitas yang
diminta sebesar 3,17%, tetapi pada tingkat harga Rp 9,5 jt atau 1% kenaikan harga
mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta sebesar 4,07%,
Perhatikan bahwa nilai elastisitas harga ini adalah negatif. Nilai negatif tersebut
terjadi karena jumlah yang diminta (hampir) semua macam barang dan jasa
berhubungan terbalik dengan harganya.
3. Perhitungan secara elastisitas busur
Q2 -Q1 P2 +P1
Elastisitas harga (busur) = E P =
P2 -P 1 Q2 +Q1
Rumus ini secara khusus menganalisis derajat kepekaan rata-rata permintaan terhadap
perubahan pada suatu kisaran yang cukup besar.
Contoh :
Hitung p pada dua titik kurva permintaan jika :
1. P1 = Rp 9 Jt dan Q1 = 8.504.500 unit
2. P2 = Rp 9,5 Jt dan Q2 = 7.004.500 unit
Hitung p pada dua titik kurva permintaan :
Q 2 -Q1 P2 +P1
EP =
P2 -P 1 Q 2 +Q1
7.004.500 - 8.504.500 9.500.000 + 9.000.000
=
9.500.000 - 9.000.000 7.004.500 + 8.504.500
- 1.500.000 18.500.000
=
500.000 15.509.000
= -3,58
Berarti secara- rata-rata, 1% perubahan harga akan menyebabkan perubahan kuantitas
yang diminta sebesar 3,58% pada tingkat harga antara Rp 9 Jt sampai Rp 9,5 Jt
b. Unitari elastis, yaitu apabila nilai absolut koefisien sama dengan satu
( E) = 1
Apabila elastisitas harga suatu produk unitari elastis maka kenaikan ataupun
penurunan harga tidak akan merubah TR
c. Elastis, yaitu apabila nilai absolut koefisien elastisitas harga lebih besar dari satu
(E)>1
misalkan nilai E=-2 maka nilai absoludnya adalah +2. nilai + lebih besar dari 1
Apabila elastisitas harga suatu produk elastis maka kenaikan harga produk
tersebut akan menurunkan TR dan sebaliknya penurunan harga akan menaikan TR
Contoh Hubungan antara P, Q, TR, MR dan Elastisitas
TR
P ($) Q TR MR EP KET
Q
6 0 - - - -
5 100 500 5 -5 Elastis
4 200 800 3 -2 Elastis
3 300 900 1 -1 Unitari
2 400 800 -1 -0.5 Inelastis
1 500 500 -3 -0,2 Inelastis
0 600 - -5 0 -
8 1000
Total Revenue
6 800
Price
600
4
400
2 200
0 0
0 100 200 300 400 500 600 700 0 100 200 300 400 500 600 700
Quantity Quantity
Series1 Series1
Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan menunjukan persentase perubahan didalam jumlah suatu
produk yang diminta dibagi dengan persentase perubahan pendapatan konsumen.
Tanda dari koefisien pendapatan adalah positif.
ΔQ M ΔQ M
EM = X = X
ΔM ΔM ΔM Q
- Bila koefisien Elastisitas Pendapatan bernilai negatif, maka barang yang dianalisa
dikatakan barang bermutu rendah (inferior goods).
- Bila koefisien Elastisitas Pendapatan bernilai positif, maka barang yang dianalisa
dikatakan barang normal.
- Bila koefisien Elastisitas Pendapatan bernilai lebih besar dari satu ( > 1), maka
barang yang dianalisa dikatakan barang mewah (luxury goods)
- Bila koefisien Elastisitas Pendapatan bernilai lebih kecil dari 1 ( < 1), maka
barang yang dianalisa dikatakan barang yang sebaiknya dibeli (necessity googs)
Contoh:
Diketahui Fungsi permintaan suatu barang X adalah:
Qx = 50 – 2Px + 1,5Py – 0,8 Pz + 0,05 (M)
Px = 10
Py = 8
Pz = 6
M = 56 (Pendapatan)
Tentukan:
a. Besarnya jumlah barang X yang diminta
b. Elastisitas Harga barang X
c. Elastisitas Silang antara barang X dan Y
d. Elastisitas silang barang X dan Z
e. Elastisitas pendapatan barang X
Solusi;
a. Qx = 50 – 2Px + 1,5Py – 0,8 Pz + 0,05 M
Qx = 50 – 2 (10) + 1,5 (8) – 0,8 (6) + 0,05 (56)
Qx= 40
b. Ex = ΔQx/ΔPx . Px/Qx = -2 x 10/40 = -0,5
Harga Barang X bersifat inelastis
c. Exy = ΔQy/ΔPy . Py/Qy = 1,5 x 8/40 = 0,3
Barang X dan Y adalah brg. substitusi
d. Exz=ΔQx/ΔPz . Pz/Px =-0,8 x 6/40 = -0,12
Barang X dan Z adalah brg. Komplementer
e. EM = ΔQx/ΔM . M/Qx = 0,05 x 56/40= 0,07
X adalah barang Normal
Soal Latihan:
Pertanyaan:
- Tentukan tingkat harga dan jumlah produk ekuilibrium
3. Apabila diketahui pada tahun 2005 harga produk x perunit Rp 10.000 dan jumlah
produk yang diminta berjumlah 500.000 unit. Pada tahun 2006 harga dinaikan
menjadi 12.000 per unit dan jumlah produk yang diminta 480.000 unit.
Berdasarkan data diatas;
- Hitunglah berapa elastisitas harga permintaan dengan menggunakan
perhitungan elastisitas busur?
IV. ESTIMASI PERMINTAAN
Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan pendekatan riset pasar dalam
estimasi permintaan
2. Mampu menjelaskan dan menerapkan pendekatan analisis regresi dalam estimasi
permintaan
S4
P4 E4
D4 S3
P3 E3 S2
D3
P2 E2
S1
E2’
P1 E1 D2
D1
0 Q1 Q2 Q3 Q4
Titik E1, E2, E3, E4 hasil data harga-kuantitas yang terobservasi, dari perpotongan
kurva permintaan dan penawaran yang takterobservasi D1 dan S1, D2 dan S2, D3 dan S3, D4
dan S4.Oleh karenanya garis putus yang menghubungkan Titik E1, E2, E3, E4 bukan kurva
permintaan untuk komoditi. Oleh sebab itu untuk menentukan kurva permintaan
sebenarnya kita gunakan analisis regresi.
1. Metode langsung
2. Metode tidak langsung
1. Metode langsung
Metode Langsung adalah metode yang langsung melibatkan konsumen misal melalui
wawancara dan survey, pasar simulasi dan eksperimen pasar terkendali.
Wawancara :
Proses penggalian informasi melalui tanya jawab antara pewawancara
(interviewer) dengan narasumber (interviewee).
Survei :
suatu kegiatan pengumpulan informasi dari sejumlah responden dengan
menggunakan berbagai teknik/ metoda/ cara, misal menggunakan kuesioner.
Contoh survey :
Perusahaan sepatu VANIA ingin memperkenalkan suatu sandal baru dan ingin
menaksirkan permintaan untuk sandal baru itu. Para staf departemen riset pasar
telah membuat survey dengan kuesioner seribu orang yang diwawancarai
sedang berbelanja barang yang bersifat sama.
Orang –orang yang diwawancarai masing-masing diminta untuk memilih salah
satu dari enam jawaban apakah mereka ingin membeli sandal baru itu pada 5
tingkatan harga. Jawaban-jawabannya adalah:
a) Sama sekali tidak
b) Nampaknya tidak
c) Barangkali/ Mungkin
d) Nampak suka
e) Sangat suka
f) Pasti ya
Q = 500(0,0) + 300 (0,2) + 125 (0,4) + 50 (0,6) + 25 (0,8) + 0 (1,0) = 160 unit
pasar simulasi dilakukan dengan cara memberikan sejumlah uang kepada para
partisipan dan meminta untuk membelanjakannya didalam sebuah toko simulasi dan
melihat bagai mana mereka memberikan reaksi terhadap perubahan dalam harga,
pengemasan produk, pemajangan, harga produk pesaing atau faktor lainnya yang
mempengaruhi permintaan.
Contoh :
perusahaan melakukan pemotongan harga produk sebesar 10% kemudian bandingkan
reaksi penjualan pada pasar tersebut dengan pasar regional atau pasar pada
suatu negara.
Metode Tidak Langsung adalah Metode yang dilakukan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan dan kemudian dilakukan upaya-upaya untuk menemukan hubungan-
hubungan statistik antara variabel dependent dan independen, misal melalui analisis
regresi.
Analisa regresi adalah : Sebuah teknik statistik yang digunakan untuk menemukan
derajat ketergantungan suatu variabel terhadap satu variabel lainnya atau lebih.
Contoh :
Pengeluaran Iklan Dan Penerimaan Penjualan Suatu Perusahaan
(jutaan Dolar)
Tahun (t) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Y = estimasi dari penerimaan penjualan perusahaan
Garis Regresinya:
Y a b X t Dimana;
a = estimasi dari parameter a
b = estimasi dari parameter b
X t = tingkat pengeluaran iklan pada tahun t
X = nilai rata-rata dari X t
Y = nilai rata-rata dari Yt
nilai b diberikan oleh
n
( X t X )(Yt Y )
b t 1
n
( X t X )2
t 1
nilai a dihasilkan dari
a Y b X
(X t - X)(Yt Y)
b t 1
n
(X
t 1
t - X) 2
106
=
30
= 3,533
Lalu dengan mensubtitusikan nilai b yang diperoleh diatas
dan nilai dan kedalam persamaan, kita memperoleh nilai: a Y bX
Y X
= 50 - 3,533 (12)
= 7,60
Persamaan Regresi:
Sehingga persamaan garis regresinya adalah : Y a b Xt
= 7,60 + 3,53Xt
Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi R² adalah angka yang menunjukan proporsi 35ariable
dependen yang dijelaskan oleh variasi 35ariable independent. Artinya R² menunjukan
seberapa jauh kesesuaian persamaan regresi tersebut dengan data.
R2
(Yt Y )2
(Yt Y )2
Tahun Yt Yt Y (Yt Y ) 2
t Yt Yt Y (Yt Y ) 2
Contoh Y1 = 7,60 + 3,53 (X1) = 7,60 + 3,53 (10) = 7,60 + 35,3 = 42,90 DSt....
Maka koefisien determinasi untuk problem iklan-penjualan adalah :
R2
(Yt Y )2
(Yt Y )2
373,84
=
440
= 0,85
Ini berarti bahwa 85% dari penjualan perusahaan dipengaruhi oleh pengeluaran iklan
perusahaan.
Soal Latihan:
Estimasikanlah secara manual persamaan regresi dari penerimaan penjualan suatu
perusahaan (Y) terhadap pengeluaran untuk pengendalian mutunya (Z) dari data
berikut ini :
Pengeluaran tahunan untuk pengendalian mutu
dan penjualan perusahaan
Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Teori Konsumen dengan pendekatan Utilitas
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Teori Konsumen dengan Pendekatan Kurva
Indiferens
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Teori Konsumen dengan Pendekatan Atribut
1. Pendekatan Utilitas
Pendekatan Utility Menganggap bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari
pengkonsumsian barang-barang dan jasa dapat diukur dengan cara yang sama
(seperti untuk berat atau tinggi badan seseorang)
Marginal utility (MU) dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan
menurun. MU adalah perubahan Total Utiliti (TU) yang disebabkan oleh tambahan
satu unit barang yang dikonsumsi, ceteris paribus.
Misal : berat badan 100 kg memiliki berat badan 2 kali lebih berat badan 50 kg,
demikian juga dengan tingkat utilitas 200 dikatakan 2 kali lebih besar lebih besar
dari pada 100. ( pengukuran kardinal)
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan teori utilitas yaitu:
1. Utilitas dapat diukur secara kardinal
2. Utilitas dapat diukur secara ordinal
Keseimbangan Konsumen
Maksimal utility adalah tujuan dari seseorang mengkomsumsi suatu produk,
tujuan ini dicapai bila konsumen menggunakan pendapatan dengan cara
sedemikian rupa sehingga utility dari penggunaan rupiah terakhir yang
dibelanjakan pada berbagai barang adalah sama.
Maka,
MUx MUy
= dengan kendala I = Px . X + Py. Y
Px Py
TU = MUx.X + MUy, Y
Selera terhadap suatau barang, TUx dan MUx tercermin dari data berikut
Qx TUx MUx
0 0
1 10 10
2 18 8
3 24 6
4 28 4
5 30 2
6 30 0
7 28 (2)
Titik Jenuh 10
30
8
20 6
4
10
2 Titik Jenuh
5
1 2 3 4 5 6 7 Qx
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Qx
-2 MUx
2. Pendekatan Ordinal Utility
Y1 A
Y2 B U3
C U2
Y3
U1
0 X
X1 X2 X3
Keterangan gambar :
Contoh
Tabel Kepuasan Dari
Makan Bakso Dan Makan Sate
Makan Makan Nilai
Bakso Sate Kepuasan
25 kali 4 porsi 100
20 kali 5 porsi 100
10 kali 10 porsi 100
5 kali 20 porsi 100
4 kali 25 porsi 100
Gambar Kurva Indiferen
Makan
Bakso
25
20
15
10 U=X,Y
5
4 U=100
0 4 5 10 15 20 25 Makan
Sate
Garis Anggaran
Garis anggaran adalah garis yang menunjukan jumlah barang yang dapat dibeli
dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu.
CONTOH :
Jika anggaran (I) sebesar Rp 100.000, harga barang X =
5.000 dan Y = 10.000 maka garis anggarannya adalah?
Qy
15
I/Py
10
Garis Anggaran
5 Daerah
Anggaran I/Px
Qx
5 10 15 20
20 B1
15
10 B
B B1
Qx
10 20 30 40
Qy
20
15
10 B
B B1
Qx
10 20 30 40
Keseimbangan Konsumen
2. Pendekatan atribut
menganggap bahwa yang diperhatikan konsumen bukanlah produk secara fisik, tetapi
atribut yang terkandung dalam produk tersebut. Atribut sebuah mobil antara lain
meliputi jasa pengangkutan, prestise, privaci, keamanan, kenyamanan, dsb.
Contoh : seorang konsumen yang biasa makan diluar rumah di enam restoran.
Atribut Dan Harga Makanan Di 6 Restoran
Rasio
Harga per Derajat Atribut Makan
Nyaman
Restoran makanan Per
/
($) Nyaman Lezat $ 100
Lezat
A 22,22 89 22 4,04 4,50
B 25,00 94 50 1,88 4,00
C 27,30 76 86 0,88 3,66
D 26,47 57 90 0,63 3,78
E 18,95 18 72 0,25 5,28
F 19,74 10 77 0,13 5,07
Garis batas efesiensi ; batas luar dan merupakan kombinasi atribut yang dapat dicapai
konsumen dengan batas anggaran tertentu
.
Batas Efesiensi
Kenyamanan
400
A
350 B
300 C
250 D
200
150
100 E
50 F
Kele
50 100 150 200 250 300 350 400 zatan
Contoh :
1. Seorang Konsumen berpenghasilan Rp 20.000/bulan, ia membutuhkan barang x dan y .
Harga x Rp 2000/unit dan harga y juga Rp 2000/unit. Selera terhadap barang x dan y
tercermin dari data berikut
Qx MUx MUy
1 16 15
2 14 13
3 12 12
4 10 8
5 9 6
6 8 5
7 7 4
8 6 3
9 5 2
10 3 1
Pertanyaan:
a. Supaya kepuasanya maksimal berapa barang x dan y yang harus dibeli?
b. Berapa tingkat kepuasan total (TU) pada tingkat konsumsi tersebut?
c. Apabila harga x turun 50%, (cateris paribus) maka agar kepuasan total
maksimum, berapa barang x yang harus dibeli?
d. Pada tingkat konsumsi tersebut (soal c) berapa besarnya kepuasan total
konsumen
e. Apabila diketahui fungsi permintaan konsumen terhadap barang x linier,
tentukan fungsi permintaan konsumen terhadap barang x tersebut.
Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mampu memahami dan menjelaskan dalam penentuan banyaknya barang
dan jasa harus dihasilkan
2. Mampu memahami dan menjelaskan dalam penentuan banyaknya input
harus digunakan untuk menghasilkan otput secara efisien
A. TEORI PRODUKSI
1. Organisasi Produksi
2. Fungsi Produksi
Fungsi Produksi:
- Fungsi produksi menjelaskan tingkat output maksimum yang dapat diproduksi
dengan sejumlah input tertentu.
- Fungsi produksi adalah suatu persamaan matematis (fungsi) yang menjelaskan
hubungan antara tingkat kombinasi in put (faktor produksi) dengan tingkat produk
(out put) yang dimungkinkan untuk diproduksi.
Produksi dalam Jangka Pendek adalah produksi dalam jangka waktu dimana
perusahaan untuk merubah output nya (produk) hanya merubah salah satu faktor
produksinya (yang lain konstan).
Q = F (L, k)
Q = Out Put
L = Tenaga Kerja
k = Modal (Konstan)
Di mana:
TP TP
MPL dan APL
L L
Gambar 6.2
Skedul TP, APL, dan MPL
TP
14 * *
13 TP
12 * *
11
10 Tahap I Tahap 2 Tahap 3
9
8 *
7
6
5
4
3 *
2
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Tenaga Kerja
5 *
4 * *
*
3 * *
2 APL
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Tenaga Kerja
-1
-2
MPL
4. Produksi dalam Jangka Panjang
Produksi dalam Jangka Panjang adalah produksi yang dalam jangka waktu untuk
seluruh faktor produksinya akan bersifat variabel
Q = F (L, K)
Q = Out Put
L = Tenaga Kerja
K = Modal/Capital
a. Isoquant
Isoquant memperlihatkan berbagai kombinasi dua input (Misal: Tenaga
kerja dan kapital) yang dapat digunakan perusahaan untuk menghasilkan
tingkat output tertentu.
Contoh:
Dalam bentuk persamaan : Q = f (L,K)
Tabel 6.1
Fungsi Produksi Dalam Bentuk Tabel
Capital (K)
6 10 24 31 36 40 39
5 12 28 36 40 42 40
4 12 28 36 40 40 36
3 10 23 33 36 36 33
2 7 18 28 30 30 28
1 3 8 12 14 14 12
Labor (L)
1 2 3 4 5 6
Bentuk Isoquant
Kapital
6 *
5 * * * * 40Q
4 * * * *
2 * * 28Q
1 * * 12Q
0 1 2 3 4 5 6 Tenaga Kerja
Daerah Produksi yang Ekonomis.
Daerah Produksi yang Ekonomis ditunjukkan oleh garis pembatas yang memisahkan
bagian yang relevan dan tidakrelevan dari isokuan, hal ini ditunjukkan oleh pembatas
ABCD dalam gambar berikut ini:
Gambar 6.4
Kapital
6 *
5 * * * * 40Q
A B
4 * * * *D
2 * * 28Q
1 * * 12Q
C
0 Tenaga Kerja
1 2 3 4 5 6
b. Isocost
Isocost menunjukkan berbagai alternatif kombinasi dari faktor produksi Modal (K)
dan Tenaga Kerja (L) yang dapat digunakan perusahaan untuk memproduksi out
put tertentu dengan sejumlah anggaran biaya yang tersedia.
C = Pl. L + Pk. K
C = Biaya yang tersedia
Pl = Harga faktor produksi L (Tenaga Kerja)
Pk = Harga faktor produksi K (Kapital)
Sedang bila ada kenaikan dalam C, misalnya sebesar $140, maka garis isocostnya
menjadi:
140 = 10L + 10K atau K 14 L
Garis tersebut dapat kita gambarkan seperti dalam gambar 6.7 garis BB’.
Sedang bila ada penurunan C menjadi $80, maka garis isocostnya menjadi:
80 = 10L + 10K atau K = 8 - L
Garis tersebut dapat kita gambarkan seperti dalam gambar 6.7 garis CC’.
Sekarang dengan C = $100, Pl = $5, dan Pk = $10 maka garis isocostnya menjadi:
1. 100 = 5L + 10K atau K = 10 – 0,5 L
Gambar 6.7
Garis Isocost
Kapital
16
14 B
12
10 A
8 C
C’ A’ B’ D’
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Gambar 6-8
Kombinasi Input yang Optimal
Kapital
14 B
12 Garis Ekspansi
10 A
8 C
4 14Q
8Q 10Q
2
C’ A’ B’
0 2 4 6 8 10 12 14 16 Labor
Terlihat dalam gambar 6-8 kombinasi input yang optimal untuk menghasilkan output
8 unit adalah dengan menarik 4 unit capital dan 4 unit L. Sedang untuk menghasilkan
output 10 unit, kombinasi input yang optimal adalah 5 unit K dan 5 unit L.
Return to Scale
Return to scale menunjuk pada tingkat dengan mana output berubah sebagai hasil
dari sebuah perubahan dalam kuantitas tertentu dari semua input yang digunakan
dalam produksi. Ada tiga jenis return to scale:
a. Constant Return to Scale yaitu bila kuantitas semua input yang digunakan dalam
produksi ditingkatkan dengan proporsi tertentu akan mengakibatkan output
meningkat dalam proporsi yang sama (gambar 6.9. a )
b. Increasing Return to Scale yaitu bila kuantitas semua input yang digunakan dalam
produksi ditingkatkan dengan proporsi tertentu akan mengakibatkan output
meningkat dalam proporsi yang lebih besar (gambar 6.9. b )
a. Decreasing Return to Scale yaitu bila kuantitas semua input yang digunakan dalam
produksi ditingkatkan dengan proporsi tertentu akan mengakibatkan output
meningkat dalam proporsi yang lebih kecil (gambar 6.9. c )
Gambar 6.9
Return to Scale
6 6 6
200 Q 300 Q 150Q
3 3 3
100 Q 100 Q 100 Q
3 6 L 3 6 3 6
Metode Langgrange
Metode ini merupakan salah satu cara menentukan titik maksimum dan minimum suatu
fungsi yang diiringi dengan persyaratan atau kendala yang harus dipenuhi.
Metode ini banyak digunakan dalam berbagai masalah terapan di dunia nyata, terutama
di bidang ekonomi. Sebagai contoh, seorang pengusaha ingin mencapai tingkat produksi
yang optimum, tapi dibatasi oleh ketersediaan anggaran, tenaga kerja, bahan dsb.
Contoh Kasus:
Fungsi produksi suatu perusahaan digambarkan dengan Qx = 12. K.L
Perusahaan menganggarkan $ 96.000 untuk memproduksi barang X. Harga yang harus
dibayar perunit untuk Modal (K) = $ 4000 dan Tenaga Kerja (L)= $ 3000.
- Berapa input K dan L yang harus digunakan untuk memperoleh produksi yang
optimum
- Berapa unit output yang dihasilkan dari kombinasi dua input tsb
Persoalan seperti ini bisa diselesaikan dengan metode Langgrange (λ)
Penyelesaian:
Diket: Q = 12. K. L
Batasan : $ 96.000 = 4000 K + 3000.L
= 96.000 – 4000 K -3000 L = 0
= 96 – 4K – 3L = 0
Persamaan yang diperoleh dengan menggunakan metode Langrange
Q = 12.K.L + λ (96 – 4K -3L)
Q = 12.K.L + 96λ – 4Kλ -3Lλ
Latihan:
1. Tabel berikut ini menggambarkan tingkat output dari sebuah fungsi produksi yang
dapat dihasilkan dengan menggunakan berbagai kombinasi kapital (K) dan tenaga
kerja (L):
K Output (Q)
6 4 8 14 16 13 11
5 6 12 16 18 15 14
4 7 13 16 20 18 16
3 8 12 14 16 16 14
2 4 7 12 13 12 8
1 1 3 8 7 6 5
0 1 2 3 4 5 6 L
Contoh :
Tabel Biaya Produksi Jangka Pendek
Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC
0 50 0 50 0 0 0 0
1 50 25 75 50 25 75 25
2 50 35 85 25 17,5 42,5 10
3 50 40 90 16,67 13,33 30 5
4 50 50 100 12,5 12,5 25 10
5 50 60 110 10 12 22 10
TFC TVC TC
120
110
100 100
TC,TFC,TVC
85 90
80 75
60 60
50 50 50 50 50 50
40 35 40
20 25
0 0
0 1 2 3 4 5 6
OUTPUT
AFC AVC AC MC
80
BIAYA PERUNIT
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6
OUTPUT
Contoh 2
Tabel Biaya Produksi Jangka Pendek
Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC
Kuantitas Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
output Tetap Variabel Total Tetap variabel total Marginal
Total Total Rata2 Rata2 Rata2
0 60 0 60 - - - -
1 60 20 80 60 20 80 20
2 60 30 90 30 15 45 10
3 60 45 105 20 15 35 15
4 60 80 140 15 20 35 35
55
5 60 135 195 12 27 39
TC 7.200 60Q 0, 2Q 2
maka
TFC 7.200
TVC 60Q 0, 2Q 2
7.200
AFC
Q
60Q 0, 2Q 2
AVC 60 0, 2Q
Q
7.200 60Q 0, 2Q 2
AC
Q
MC 60 0, 4Q
Dalam jangka panjang semua input adalah variabel sehingga hanya terdapat satu kurva biaya
total yang disebut dengan biaya total jangka panjang. (LRTC=long-run total Cost)
LRTC
LRTC
Demikian juga dengan kurva biaya rata-ratanya yaitu biaya rata-rata jangka panjang
(LRAC= long-run average cost) dan biaya marjinal jangka panjang (LMC= long-run
marginal cost) dimana : LRAC= LTC/Q
LRAC
LRMC
LRMC
LRAC
5. Maksimasi Laba
a. Pendekatan Totalitas
b. Pendekatan Rata – rata
c. Pendekatan Marjinal
π = TR – TC
BEP ------- TR = TC
P.Q = TFC + TVC
P.Q = TFC + (AVC x Q)
P.Q – (AVC x Q) = TFC
Q (P – AVC) = TFC
Q = TFC/P - AVC
Maka:
π = TR – TC = ∂π/∂Q = ∂TR/∂Q - ∂TC/∂Q
MR – MC = 0
MR = MC
Soal Latihan:
Latihan:
a. Turunkanlah skedul biaya tetap total dan biaya variabel dari perusahaan
b. Dari sana turunkan skedul biaya tetap rata-rata, biaya variabel rata-
rata, biaya total rata-rata dan biaya marginal perusahaan
c. Gambarkan dalam bentuk Kurva TC, TFC, TVC dan kurva AC, AFC, AVC
dan MC
Pertanyaan:
a. Berapa tingkat out put agar tercapai laba maksimum dan berapa laba
maksimumnya?
b. Berapa tingkat out put agar penerimaan maksimum?
c. Tentukan Q, P, TR, TC, MR dan π dengan tabulasi.
VII. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN
Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa mampu memahami tentang pengambilan keputusan dan
resikonya
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis berdasarkan teknik pengambilan
keputusan dan resikonya
A. Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif yang ada. Sedangkan
pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif yang ada yang dilakukan secara sistematis untuk ditindaklanjuti atau
digunakan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
Contoh 1
Perusahaan X dalam tahun 2008 diperkirakan akan memperoleh tiga
kemungkinan laba dengan probabilitas sebagai berikut :
- Kemungkinan laba $ 50.000 dengan probabilitas 0,20
- Kemungkinan laba $100.000 dengan probabilitas 0,50
- Kemungkinan laba $150.000 dengan probabilitas 0,30
1,00 $ 105.000
Contoh 2:
Seseorang harus memilih menginvestasikan uangnya apakah dalam bentuk
obligasi atau saham. Keuntungan yang akan diperoleh dalam jangka panjang
akan sangat tergantung pada laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan
ekonomi tinggi memiliki probabilitas 0,35 dan laju pertumbuhan ekonomi
rendah memiliki probabilitas 0,65. jika dipilih obligasi keuntungan Rp 300 jt
apabila pertumbuhan ekonomi tinggi dan Rp 200 juta bila pertumbuhan
ekonomi rendah. Apabila dipilih saham, keuntungan Rp 350 juta bila laju
pertumbuhan ekonomi tinggi dan Rp 150 juta jika laju pertumbuhan ekonomi
rendah.
Dengan menggunakan nilai harapan keputusan mana yang harus dipilih?
Tabel Nilai Yang Diharapkan dari Investasi Obligasi
Kemungkinan Laba Probabilitas Nilai Yang
Pertumbuhan Ekonomi Diharapkan
1,00 235.000.000
Dari hasil perhitungan, nilai yang diharapkan dari investasi dalam bentuk obligasi
sebesar Rp 235 juta dan dari investasi dalam bentuk saham Rp 220 juta. Oleh
karena itu harus diputuskan untuk melakukan investasi dalam bentuk obligasi
Contoh
Suatu perusahaan merencanakan suatu investasi dengan memperluas pabrik.
Analisa yang dilakukan mempertimbangkan 2 alternatif kebijakan yang harus
dipilih. Kebijakan A membuat pabrik besar dan kebijakan B membuat pabrik
kecil. Dalam pembuatan pabrik besar biaya awal diperkirakan $5 Jt dan pabrik
kecil $ 2 Jt. Kondisi pasar yang dihadapi ada 3 kemungkinan dengan probabilitas
sebagai berikut
Untuk pabrik besar :
Permintaan tinggi probabilitasnya 0,50
Permintaan sedang probabilitasnya 0,30
Permintaan rendah probabilitasnya 0,20
Untuk pabrik kecil :
Permintaan tinggi probabilitasnya 0,50
Permintaan sedang probabilitasnya 0,40
Permintaan rendah probabilitasnya 0,10
Present value dari cash flow pada permintaan tinggi, sedang dan rendah untuk
pabrik besar adalah $8,8 juta, $3,5 juta, $,1,4 juta dan untuk pabrik kecil adalah
$2,6 juta, $2,4 juta, $,1,4 juta.
Pertanyaan :
Lakukanlah analisis pohon keputusan dan tentukan kebijakan mana yang harus
diambil perusahaan?
Kondisi dari 2 alternatif kebijakan dalam tabel digambarkan dalam bentuk pohon
keputusan seperti berikut :
Tabel Pohon Keputusan Untuk Kebijakan A Dan B
Dari pohon keputusan terlihat bahwa NPV yang diharapkan (expected NPV) dari
alternatif A (pabrik besar) adalah $0,73 juta, sedangkan alternatif B (pabrik kecil)
sebesar $0,40 juta. Maka didasarkan dari hasil perhitungan NPV yang diharapkan,
perusahaan harus memilih alternatif A atau membuka pabrik besar, karena
menghasilkan NPV yang lebih besar.
C. Pengambilan Keputusan Dengan Ketidakpastian
Contoh:
Seorang investor menghadapi 2 alternatif penanaman modal. Alternatif pertama
adalah eksplorasi tambang emas dengan dengan 3 kemungkinan kejadian yaitu sangat
mujur, agak mujur dan kurang mujur. Alternatif kedua adalah mengespor hasil
kerajinan industri kecil dengan 3 kemungkinan yaitu, boom, normal dan resesi. NPV
dari kedua alternatif tersebut terlihat dalam table.
Sangat Mujur $8 Jt 0
Agak Mujur $4 Jt $4 Jt
Kurang Mujur $1,5 Jt $6,5 Jt
- Boom $6 Jt 0
- Normal $3 Jt $3 Jt
- Resesi $1 Jt $5 Jt
Dari tabel kita temukan bahwa alternatif kedua yang memiliki kemungkinan
kekecewaan yang terkecil yaitu senilai NPV $3 jt sedangkan pada alternatif yang
pertama kita mendapatkan kekecewaan yang lebih besar yaitu $4 jt. Jadi berdasarkan
kriteria minimaks kekecewaan kita harus memilih alternatif kedua.
VIII. STRUKTUR PASAR
Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian Pasar dan Struktur Pasar
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Pasar Persainagn Sempurna
3. Mahasiswa mampu mendesripsikan tentang Pasar Monopoli
4. Mahasiswa mampu memahami tentang Penentuan Harga dan Jumlah Produksi
pada Pasar Monopoli
5. Mahasiswa mampu memahami tentang Pengenaan pajak terhadap Pasar
Monopoli
6. Mahasiswa Mampu Memahami Tentang Penentuan Harga maksimal oleh
pemerintah
7. Mahasiwa mampu mendeskripsikan Pasar Oligopoli
8. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Pasar Monopolistik
P P
E D
0 Q 0 Q
Ex : misalkan persamaan bagi kurva permintaan dan penawaran pasar bagi produk
adalah:
QD= 625 – 5P
QS= 175 + 5P
Dengan meletakan QD sama dengan QS, kemudian mencari solusi untuk P, kita
memperoleh:
QD=QS
625-5P =175+5P
450 =10P
P = 45
Dengan mensubtitusikan P=45 kedalam fungsi permintaan atau penawaran kita
memperoleh :
QD = 625 - 5P = 625 – 5(45) = 400, Dan QS = 175 + 5P= 625 + 5 (45) = 400
55 S
45 P=45
35
25
15 D
MC
AC
P1 F P1 =d1 =MR1
H G
0 Q
Q1
Perusahaan memaksimumkan laba apabila :
Harga (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC)
Laba terjadi pada tingkat output dimana MC=MR1. Karena di dalam pasar
persaingan sempurna MR sama dengan P, maka MC=MR1=P1=d1, yaitu pada
titik F dan tingkat output yang memaksimumkan laba adalah Q1, laba perusahaan
akan sebesar segi empat P1FGH.
MC AC
I J
P2 K AVC P2=d2=MR2
M L
0 Q
Q1
Keputusan Manejerial
Berproduksi pada MR=MC
Contoh:
Sebuah perusahaan dalam pasar persaingan sempurna menghasilkan produk A. Harga
pasar dari produk tersebu Rp.20 per unit. Perkiraan biaya total perusahaan dengan
menggunakan model fungsi biaya diperoleh hasil sebagai berikut :
Hitunglah ;
a. Tingkat output dimana AVC mencapai minimum
b. Tingkat output yang memaksimumkan laba bagi perusahaan
c. Besarnya laba maksimum bagi perusahaan
20 3Q 0, 25Q 2 20 6Q 0, 75Q 2
0,50Q 2 3Q 0
Q 2 6Q 0
Q6 0
Q6
AVC mencapai minimum pada tingkat output = 6000 unit produk A.
AVCminimum 20 3Q 0, 25Q 2
20 3(6) 0, 25(6) 2
11 (dalam satuan Rp per unit)
P1
P2
MR
0 Q1 Q2 Q
Hubungan antara Q, P, MR secara sederhana digambarkan dalam tabel.
Tabel Hubungan Antara Q, P dan MR
P Q TR MR
8 0 0 -
7 1 7 7
6 2 12 5
5 3 15 3
4 4 16 1
3 5 15 -1
2 6 12 -3
1 7 7 -5
0 8 0 -7
p TR
16
MR D
0 4 8 Q 0 4 8 Q
E. Pasar Oligopoli
Akibat asumsi ini kurva permintaan untuk perusahaan oligopolis akan belekuk
seperti terlihat pada gambar
A
B
6
MC
G
E D
H
0 J C Q
40
MR
Kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang oligopolis adalah D atau ABC dan
memiliki patahan pada titik B (pada tingkat harga $6 dan jumlah output 60). AB
adalah kurva permintaan apabila perusahaan menaikan harga, dan BC adalah kurva
permintaan apabila perusahaan menurunkan harga. Kurva MR adalah AGEHJ.
Tingkat output terbaik bagi oligopolis adalah 40 unit.
Contoh soal secara aljabar. Fungsi permintaan perusahaan apabila menaikan harga :
Q1 280 40 P1 P1 7 0, 025Q1
dTR
MR1 7 0, 05Q1
Q
TR 2 PQ
(10 0,1Q 2 )(Q)
10Q 0,1Q 2 2
dTR
MR 2 10 0, 2Q 2
Q
dTC
MC= 2 0, 05Q
Q
dan
P1 7 0,025Q1
7 0,025(40)
6
batas atas dan bawah dari terputusnya MR adalah :
MR 1 7 0, 05Q1
7 0, 05(40)
72
5
MR 2 10 0, 2Q2
10 0, 2(40)
10 8
2
karena
MC 2 0, 05Q
MC 2 0, 05Q
2 0, 05(40)
22
4
maka kurva MC akan memotong
kurva MR diantara 5 dan 2
TC=2Q+0,025Q 2
=2(40)+0,025(40) 2
=80+40
=120
P P
P1 P1
P2
P2
D
D MR
MR
0 Q
Q1 Q2 Q1 Q2
Monopolistic Persaingan Sempurna
Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa memahami konsep diskriminasi harga dan melakukan analisa
penetapan diskriminasi harga dalam praktek.
2. Mahasiswa mampu menbedakan dan menjelaskan jenis-jenis diskriminasi
harga dan diskriminasi harga internasional
3. Mahasiswa mampu memahami cara-cara penetapan harga produk baru dan
penetapan harga pada pasar yang telah mapan
1. Diskriminasi Harga
Dengan diskriminasi harga tingkat ketiga maka untuk memaksimumkan laba Kondisi
yang harus dipenuhi adalah : MR1 MR2 MR MC
dTC
MC 2
dQ
MR1 MC
12 - 0, 2Q1 2
0, 2Q1 10
Q1 50
Harga yang harus dibebankan perusahaan untuk produk disetiap pasar adalah:
P1 12 0,1Q1 P2 6 0, 05Q2
12 0,1(50) 6 0, 05(40)
12 5 62
7 4
sehingga
TR2 P2Q2
TR1 PQ
1 1
(4)(40)
(7)(50)
350 160
dan
TR TR1 TR2
350 160
510
biaya total adalah
TC 90 2Q
90 2(Q1 Q2 )
90 2(50 40)
90 2(90)
90 180
270
Q Q1 Q2
120 10 P1 120 20 P2
120 10 P 120 20 P
240 30 P
sehingga
30 P 240 Q
P 8 0, 0333Q
TR PQ
(8 0, 0333Q)Q
8Q 0, 0333Q 2
dTR
MR 8 0, 0667Q
Q
Untuk memaksimumkan laba syaratnya MR=MC, sehingga;
8 0, 0667Q 2 sehingga
0, 0667Q 6 TR PQ
Q 89, 955 90
(5)(90)
450
pada Q=90 maka
TC 90 2Q
P 8 0, 0667Q
8 0, 0667(90) 90 2(90)
8 2, 997 90 180
5 270
Maka laba maksimum perusahaan apabila tidak melakukan diskriminasi harga adalah
$180
Presistent dumping, yaitu penetapan harga yang lebih murah diluar negeri
dibanding dalam negeri untuk produk yang sama akibat adanya persaingan
dari produsen negara lain di pasar luar negeri.
a) Price Skimming (penyaringan harga). Price skimming adalah pemilihan harga yang
relatif tinggi untuk produk baru pada saat diperkenalkan pertama kali dengan
maksud memperoleh sebanyak mungkin laba. Hal yang memungkinkan dilakukannya
price skimming :
- Perusahaan monopoli, karena pada saat produk pertama kali diperkenalkan
tidak terdapat produk serupa di pasar.
- Kapasitas out put pada saat pertama kali produk diperkenalkan umumnya
relatif kecil dibandingkan permintaan pasar.
b) Penetration Pricing (harga penetrasi)
Penetration Pricing adalah praktek penetapan harga yang lebih rendah pada saat
produk baru pertama kali diperkenalkan dengan tujuan memperoleh market share
yang lebih besar di masa yang akan dating.
c) Penyesuaian Harga Setiap Saat
Perusahaan inovator akan menentukan harga awal didasarkan pada estimasi yang
terbaik mengenai situasi permintaan pasar, probabilitas dari masuknya pesaing di
masa yang akan datang dan struktur biaya perusahaan.