Anda di halaman 1dari 22

ABSORBSI BETA(𝛃)

JURNAL PRAKTIKUM PERCOBAAN III

FERNANDA
130801027

LABORATORIUM FISIKA INTI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elemen radioaktif dipancarkan dua jenis radiasi. Salah satu tidak dapat menetrasi suatu
potongan kertas; ini disebut radiasi alpa (α), setelah huruf pertama dalam abjad Yunani. Yang
lain dapat melewati semester udara atau lempengan logam tipis; ini dinamakan radiasi beta
(β), setelah huruf kedua dalam abjad Yunani.Pada tahun 1900 banyak eksperimentalis
menunjukkan bahwa radiasi beta dapat dibelokkan oleh medan magnetik, memperlihatkan
bahwa itu merupakan suatu muatan partikel phenomenon. Partikel ini mempunyai muatan
negative dan muatan yang sama dibanding massa sebagai penemuan elektron secara terbaru .
Kemudian ini disimpulkan bahwa partikel beta ini, dalam faktanya, elektron dipancarkan oleh
inti. Jenis radiasi yang ketiga ditemukan pada tahun 1900.
Tabung GM berbentuk silinder yang diisi gas dan mempunyai dua elektroda.
Masuknya radiasi ke dalam tabung detektor menyebabkan terbentuknya pasangan ion. Ion
positif akan tertarik ke katoda dan ion negatif tertarik ke anoda. Karena menarik ion-ion yang
berlawanan, maka akan terjadi pengurangan muatan listrik pada masing-masing elektroda.
Dalam kegunaannya sebagai tabung GM bekerja dengan mendeteksi sinar alpa dan beta.
Sehingga memmpelajari bagaimana sifat absorbsi beta dalam gejala deteksi radioaktif.
Adapun dalam percobaan absorbsi beta ini, kita akan menggunakan tabung Geiger
Muler (GM) dimana sumber cahaya yang digunakan adalah Sr-90. Dari hasil percobaan
tersebut nanti kita akan melihat sifat-sifat dari radiasi beta, mengetahui hubungan laju
pencacahan yang timbul dari sinar beta terhadap ketebalan absorber, mengetahui konsep
peluruhan β+ dan β-, dan menentukan koefisien absorber dari aluminium, flexi glass, dan
kertas karton.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan laju pencacahan yang timbul dari sinar beta terhadap
ketebalan absorber.
2. Untuk mengetahui koefisien absorber dari aluminium, flexi glass, dan kertas karton.
3. Untuk mengetahui konsep peluruhan β+ dan β- .
4. Untuk mengetahui karakteristik dari radiasi beta.
BAB II
LANDASAN TEORI

Sangat sering, inti yang mengalami peluruhan radioaktif yang tersisa dalam energi tereksitasi.
Inti kemudian dapat menjalani peluruhan kedua ke keadaan energi yang lebih rendah,
mungkin ke keadaan dasar, dengan memancarkan foton energi tinggi:
A ∗
ZX → AZX + γ (2.1)
Dimana X ∗ menunjukkan inti dalam keadaan terkesitasi. Waktu paruh inti dalam keadaan
tereksitasi adalah sekitar 10−10 s. Foton yang dipancarkan dalam suatu proses eksitasi disebut
sinar gamma. Foton tersebut memiliki energi yang sangat tinggi(1 MeV sampai 1 GeV) relatif
terhadap energi cahaya tampak(sekitar 1 eV). Energi dari foton yang dipancarkan atau diserap
oleh atom sama dengan perbedaan energi antara kedua elektronik yang terlibat dalam transisi.
Dengan demikian, sinar gamma memiliki energi foton yang sama dengan energi hf yang
memiliki perbedaan energi ∆E diantara dua energi nuklir.
Ketika inti meluruh dengan memancarkan sinar gamma, satu-satunya perubahan inti adalah
berakhir dalam keadaan energi yang lebih rendah. Tidak ada perubahan di Z,N,atau A pada
saat peluruhan sinar gamma.
Sebuah inti dapat mencapai keadaan tereksitasi sebagai hasil dari tumbukan dengan partikel
yang lain. Lebih umum, untuk suatu inti yang mengalami keadaan tereksitasi setelah
mengalami peluruhan alpha atau beta. Urutan peristiwa berikut merupakan keadaan peluruhan
gamma terjadi:
12 12 ∗
5B → 6C + e− + v̅ (2.2)
12 ∗ 12
6C → 6C +γ (2.3)
12
Telah ditunjukkan dalam skema peluruhan bahwa 5B mengalami peluruhan beta untuk salah
12 12
satu dari dua tingkat 6C . Ini dapat terjadi (1) peluruhan langsung ke keadaan dasar dari 6C

dengan memancarkan elektron 13.4-MeV atau (2) menjalani peluruhan beta untuk keadaan
tereksitasi dari 126C∗ diikuti oleh peluruhan gamma ke keadaan dasar. Hasil proses terakhir
dalam emisi elektron 9,0 MeV dan foton 4,4 MeV. (Raymond A.Serway, 2006)
Seperti yang telah kita lihat, ketika sebuah inti berat hancur dengan memancarkan partikel α
atau partikel β, anak inti dapat dibiarkan dalam melakukan eksitasi. Jika eksitasi inti tidak
dapat memancarkan partikel lain, maka inti dapat tereksitasi kembali ke keadaan dasar dengan
memancarkan foton energi tinggi atau peluruhan gamma(γ). Jarak karakteristik tingkat energi
nuklir sekitar 50keV, dan energi inti dari sinar gamma(γ) dapat berkisar dari fraksi ke MeV.
Karena jenis eksitasi elektromagnetik, waktu untuk proses tersebut sekitar 10−16sec. Seperti
dalam transisi atom, foton membawa satu unit momentum sudut (foton, yang telah dijelaskan
oleh vektor elektromagnetik, memiliki sudut putar momentum ħ).
Pembahasan mengenai emisi dan absorbsi dari inti sinar γ, membentuk bagian penting
dalam pengembangan spektroskopi inti. Subjek memiliki paralel langsung dalam studi
spektroskopi atom, namun ada perbedaan penting. Misal, sistem awal dalam keadaan enerhi
𝐸𝑖 membuat transisi ke keadaan dengan energi 𝐸𝑓 melalui penyerapan atau emisi atom dengan
frekuensi v. Dalam proses tersebut, kita dapat menentukan apa yang disebut resonansi:
hv = ∓(Ef − Ei ) (2.4)
dimana " − " sesuai dengan penyerapan dan " + " untuk emisi. Dengan demikian, pada
prinsipnya menentukan tingkat jarak dengan menentukan v. Akan tetapi, dalam menyerap
atau memancarkan foton, sistem apapun harus pada kenyataannya , mundur untuk menghemat
momentum. Jika M adalah massa akhir benda dan v adalah besarnya kecepatan yang mundur,
maka berikut konseravsi momentum bahwa:
hv
= Mv (2.5)
c

Akibatnya, konservasi energi untuk menghasilkan versi modifikasi dapat dilihat dari
persamaan(2.1)
1
Ei − Ef = ±hv + 2 Mv 2 , (2.6)
1 hv 2
Ei − Ef = ±hv + 2M ( c ) , (2.7)
h2 v2
Atau hv = ± (Ei − Ef − 2Mc2 ) = ∓(Ei − Ef − ∆ER ) (2.8)

Dimana ∆ER menunjukkan energi kinetik. (T.Ferbel, 2003)


Masa hidup τ inti β-stabil bervariasi antara beberapa ms dan 1.016 tahun. Mereka sangat
tergantung pada kedua energi E yang dirilis (1 / τ α E5) dan pada sifat nuklir inti dan anak
inti. Peluruhan neutron bebas menjadi proton, elektron dan antineutrino melepaskan 0,78
MeV dan partikel ini memiliki masa τ = 886,7 ± 1.9s. Tidak ada dua isobar beredekatan yang
dikenal sebagai stabil-β .1 Sebuah contoh yang terkenal dari β-emitor bertahan lama adalah 40
K nuklida. Ini berubah menjadi isobar lain dengan baik β-- dan β + - peluruhan.
Penangkapan elektron di 40K juga bersaing di sini dengan peluruhan β + -. Inti stabil
adalah 40 Ar dan 40 Ca masing-masing, yang merupakan kasus dua inti yang stabil memiliki
sama massa jumlah A . 40 K nuklida dipilih di sini karena itu berkontribusi cukup untuk
paparan radiasi manusia dan sistem biologi lainnya. Kalium merupakan elemen penting:
misalnya, transmisi dalam fungsi sistem saraf sinyal oleh pertukaran ion kalium. Fraksi 40K
radioaktif kalium alami adalah 0,01%, dan pembusukan 40K dalam tubuh manusia
menyumbang sekitar 16% dari total radiasi alam yang kita terkena.
Bahkan isobar nomor massa terbentuk, seperti yang kita dijelaskan di atas, dua
terpisah (satu untuk inti dalam dan satu untuk inti luar) parabola yang dibagi dengan jumlah
yang sama dengan dua kali energi pasangan. Seringkali ada lebih dari satu β-stabil isobar,
terutama di kisaran A> 70.
Mari kita mempertimbangkan contoh dari nuklida dengan A = 106 Bahkan 106 46 Pd
dan 106 48 isobar Cd berada di parabola yang lebih rendah, dan 106 46 Pd adalah stabil
tersebut. 106 48Cd adalah β-stabil, karena dua berdekatan berbeda baik tidak sama di atas itu.
Konversi 106 48Cd demikian hanya mungkin melalui peluruhan ganda β- ke dalam 106 46Pd:
106 48Cd → 106 46Pd + 2e + + 2νe. Probabilitas untuk proses tersebut sangat kecil sehingga
106 48Cd dapat dianggap sebagai nuklida stabil.
Satu-satunya pengecualian untuk aturan ini adalah inti sangat ringan 2 1H, 6 3li, 10 5B
and14 7N, yang stabil untuk peluruhan beta, karena peningkatan dari dalam energi simetri
akan melebihi penurunan energi pasangan.
Beberapa inti berbeda bisa menjalani keduanya Peluruhan β – dan Peluruhan β +.
Contoh terkenal dari ini adalah 40 19K dan 64 29Cu. Proses peluruhan lain yang mungkin
adalah penangkapan elektron dari awan yang mengelilingi atom. Ada kemungkinan terbatas
menemukan elektron tersebut dalam nukleus. Dalam keadaan seperti itu dapat
menggabungkan dengan proton untuk membentuk neutron dan neutrino. (Povh,2008)
Reaksi inti atau reaksi nuklir adalah proses tumbukan dua inti atau dua partikel inti yang
menghasilkan inti atau partikel inti yang berbeda dari asalnya. Pada dasarnya, tumbukan
partikel dapat saja terjadi dengan melibatkan tiga partikel atau lebih, tetapi karena sangat sulit
menemui kasus dimana tiga atau lebih partikel yang berada dalam satu tempat dan satu lokasi
yang sama, maka propabilitas proses tumbukan seperti itu sangat kecil dan jarang terjadi.
Sebuah partikel dapat menyebabkan reaksi nuklir spontan yang menghasilkan proses
yang memancarkan sinar radioaktif atau disebut peluruhan radioaktif. Partikel inti dapat saja
bertumbukan tanpa mengalami perubahan. Proses ini tidak dapat dikatagorikan sebagai reaksi
nuklir, melainkan hanya disebut sebagai tumbukan elastik partikel inti.
Reaksi inti atau reaksi nuklir sangat berbeda dengan reaksi kimia. Reaksi kimia tidak
mengubah struktur dan susunan inti atom, sedangkan reaksi nuklir terkait dengan perubahan
struktur inti atom. Reaksi kimia pada dasarnya hanya menyentuh struktur atom bagian luar,
yaitu pada tingkatan elektron saja.
Oleh karena itu, energi yang dihasilkan (jika reaksi nuklirnya eksotermis) atau yang
diserap (jika reaksi nuklirnya endotermis) dalam reaksi nuklir jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan reaksi kimia. Orde energi yang dihasilkan atau diserap dalam reaksi
kimia hanya pada tingkat ukuran elektron volt (eV), dan untuk reaksi nuklir ukuran energinya
bisa mencapai mega elektron volt (MeV).
Dua partikel inti yang saling bertumbukan akan menghasilkan beberapa kemungkinan.
Bila dua partikel inti yang bertumbukan berukuran lebih kurang sama ringan, maka kedua
partikel dapat bergabung menjadi inti yang lebih berat, reaksi seperti ini disebut reaksi fusi
atau reaksi penggabungan.
Dalam suatu kasus, dapat saja kedua partikel inti mempunyai perbedaan berat yang
sangat signifikan, dalam tumbukan partikel inti berat akan terpecah menjadi beberapa bagian,
reaksi ini disebut reaksi fisi, atau reaksi pembelahan. Dalam kasus ini, dapat terjadi reaksi
lain, yaitu partikel inti berat yang ditumbuk oleh partikel inti ringan tidak terbelah hanya
menangkap partikel inti ringan yang menumbuknya dan kemudian terjadi perubahan struktur
dalam inti atom sehingga terjadi perubahan atom menjadi unsur lain.
Reaksi nuklir ini disebut reaksi transmutasi inti. Beragam reaksi nuklir telah berhasil
diamati oleh para ilmuwan, tetapi secara umum dapat digolongkan menjadi empat tipe saja
yaitu, reaksi fisi, reaksi fusi, peluruhan radioaktif dan transmutasi inti (atau transmutasi
nuklir).
Satu inti atom yang tidak stabil (radioisotop atau inti radioaktif) secara spontan akan
berubah menjadi inti atom lain yang lebih stabil sambil memancarkan energi radiasi. Radiasi
yang dipancarkan tersebut dapat berupa partikel alpha(α), partikel beta(β), atau sinar
gamma(γ).
Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam peluruhan ini
akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negatif (β-) atau bermuatan positif
(β+). Partikel β-identik dengan elektron sedangkan partikel β+ identik dengan elektron yang
bermuatan positif atau positron. Dalam proses peluruhan β- terjadi perubahan neutron menjadi
proton di dalam inti atom. Proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti
berikut.
90Th
234
=> 91Pa234+ -1e0 atau 90Th
234
=> 91Pa234+ β
Sedangkan dalam proses peluruhan β+ terjadi perubahan proton menjadi neutron di dalam inti
atom. proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut
8O
15
=> 7N15 + +1e0 atau 8O15 => 7N15 + β
Neutrino ( ν ) dan antineutrino ( ν ) adalah “partikel” yg tidak bermassa tetapi berenergi yang
selalu mengiringi peluruhan β.
Sifat Radiasi Beta:
 Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel α
 Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel α, dapat menembus beberapa cm di
udara.
 Kecepatan partikel β berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan cahaya.
 Karena sangat ringan, maka partikel β mudah sekali dihamburkan jika melewati
medium. Partikel β akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
(Zubaidah Alatas.2011)
Detektor Geiger Muller merupakan salah satu detektor isian gas, bila dikenai radiasi yang
mempunyai energi lebih besar daripada energi ikat elektron maka di dalam detektor isian gas
akan terjadi proses ionisasi, yaitu proses pembentukan ion positif dan ion negatif dari suatu
atom yang netral.
Hal ini karena sejumlah elektron dari atom pengisi detektor akan lepas menjadi ion
negatif sedangkan sisa atom yang ditinggalkan elektron akan bermuatan positif (ion positif).
Dengan adanya medan listrik, ionion tersebut akan diarahkan sehingga bergerak menuju dua
elektroda yang berbeda, elektron menuju anoda sedangkan ion positif menuju katoda.
Terkumpulnya ion-ion pada dua elektroda tersebut akan menghasilkan sinyal listrik yang
mempunyai tinggi sebanding dengan energi radiasi yang datang.
E
N= w (2.9)

N : jumlah ion (elektron)


E : energi setiap radiasi yang datang
w : energi ikat elektron (untuk gas ± 34 eV)
Karena bahan detektor yang digunakan berbentuk gas maka detektor ini mempunyai efisiensi
yang sangat rendah untuk radiasi gamma.
Sebagai detektor radiasi gamma, digunakan detektor NaI(Tl) yang merupakan detektor
sintilasi. Detektor sintilasi terdiri dari bahan sintilator dan tabung photomultiplier. Bahan
sintilator berfungsi untuk menangkap radiasi dan mengubah energinya menjadi percikan
cahaya tampak, sedangkan photomultiplier berfungsi untuk mengubah percikan cahaya yang
dihasilkan bahan sintilator menjadi pulsa listrik. Di dalam photomultiplier terdapat
photokatoda yang akan melepaskan elektron bila dikenai percikan cahaya (efek fotolistrik)
Bila di antara photokatoda dan beberapa dinoda diberi beda potensial secara
bertingkat, maka elektron yang dilepaskan oleh photokatoda akan dipercepat menuju ke
dinoda pertama sehingga ketika elektron yang berenergi tersebut menubruknya maka akan
dilepaskan beberapa elektron demikian seterusnya sampai beberapa buah dinoda. Pada dinoda
terakhir akan terkumpul elektron dengan jumlah yang sangat banyak. Kumpulan elektron
tersebut dapat diukur sebagai tegangan (pulsa) ataupun arus listrik. (Teguh H Wibawa.2009)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan Dan Bahan


3.1.1 Peralatan
1. Tabung Geiger-Muller
Fungsi: Sebagai alat deteksi untuk mengukur radiasi berdasarkan pembentukan-
pembentukan pasangan ion dalam tabung gas
2. Rak GM
Fungsi: Sebagai tempat meletakkan atau menyangga tabung Geiger Muller
3. Scalar (ratemeter)
Fungsi: Sebagai alat untuk mengukur atau menghitung laju aliran cacah
4. Absorber aluminium
Fungsi: Sebagai bahan penyerap radiasi beta (β) dari Sr 90
5. Absorber karton
Fungsi: Sebagai bahan penyerap radiasi beta (β) dari Sr 90
6. Absorber flexi glass
Fungsi: Sebagai bahan penyerap radiasi beta (β) dari Sr 90
7. Stopwatch
Fungsi: Sebagai alat untuk mengukur kecepatan waktu dalam praktikum
8. Kabel coaxial
Fungsi: Sebagai kabel penghubung tabung GM dengan scalar (ratemeter)
9. Penjepit (Pinset)
Fungsi: Sebagai alat untuk mengambil bahan radioaktif untuk menghindari kontak
fisik dengan tangan
10. Serbet
Fungsi: Untuk menutup kaleng tempat unsur radioaktif dan membersihkan
peralatan
11. Sarung tangan
Fungsi: Untuk melindungi tangan dari radiasi agar tidak kontak langsung dengan
sumber radiasi
12. Masker
Fungsi: Sebagai alat penutup hidung agar tidak terkena radiasi
3.1.2 Bahan
1. Sr-90
Fungsi: sebagai sumber radiasi β yang dipakai dalam percobaan

3.2 Prosedur Percobaan


1. Disiapkan peralatan dan bahan yang digunakan
2. Dihubungkan Tabung G.M dengan menggunakan kabel coaxial pada scalar meter
3. Dihubungkan scalar meter pada arus PLN
4. Setelah dihubungkan, diukur cacah latar belakang (back ground), tanpa absorber
sebanyak tiga kali setiap satu menit
5. Diletakkan sumber unsur radioaktif Sr-90 dengan menggunakan penjepit ke rak tabung
G.M
6. Diukur cacah tanpa absorber sebanyak tiga kali setiap satu menit sekali
7. Dipasang absorber Aluminium murni lalu diukur cacahnya selama satu menit sebanyak
tiga kali
8. Kemudian dipasang absorber kedua yaitu kertas karton, diukur cacahnya selama satu
menit
9. Dipasang absorber ketiga yaitu flexiglass kemudian diukur selama satu menit
10. Kemudian dicatat hasilnya pada tabel data
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

4.1 Data Percobaan


(terlampir)

4.2 Analisa Data


1. Dari data yang diperoleh, Range beta (R) dari unsur radioaktif yaitu :
R (mg/cm2) = 530 x E – 106 ; E = 5,4 MeV
R (mg/cm2) = 530 x 5,4 – 106
R = 2756 (mg/cm2)
R = 2,756 (gr/cm2)

2. Membuat grafik Cpm-Vs-ketebalan untuk masing absorber


(Terlampir)

3. Menentukan koefisien dari masing-masing absorber yang digunakan.


(𝑔𝑟)
𝑅
(𝑐𝑚2 )
µ=
ρ
a. Untuk absorber Aluminium
ρ Al = 2,7 (gr/cm3)
µ = 2,756 (gr/cm2) / 2,7 (gr/cm3)
= 1,0207 cm-1
b. Untuk absorber flexiglass
ρ flexiglass = 1,18 (gr/cm3)
µ = 2,756 (gr/cm2) / 1,18 (gr/cm3)
= 2,336 cm-1
c. Untuk absorber kertas karton
ρ kertas karton = 0,0087 (gr/cm3)
µ = 2,756 (gr/cm2) / 0,0087 (gr/cm3)
= 316,78 cm-1
4. Inti Sr-90 memancarkan partikel beta dengan energi 0,54 MeV. Tentukan range Al
yang diperlukan untuk menahan semua radiasi beta, jika bahan yang digunakan
aluminium (ρ Al = 2,7 gr/cm2)
𝑚𝑔
𝑅 ( 2 ) = 412 𝐸1,265−0,0954 ln 𝐸
𝑐𝑚
= 412 (0,54)1,265−0,0954 ln(0,54)
= 412 (0,54)1,3238
ln 𝑅 = ln 412 + 1,3238 ln 0,54
= ln 412 − 0,8157
= 6,02 − 0,8157
= 5,23
𝑅 = 5,23 𝑚𝑔/𝑐𝑚2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan data yang diperoleh, hubungan laju pencacahan dengan yang timbul dari
sinar beta terhadap ketebalan adalah berbanding terbalik. Semakin besar laju
pencacahan maka nilai ketebalan akan semakin kecil, dan sebaliknya jika laju
pencacahan kecil maka nilai ketebalan akan semakin besar.
2. Koefisien dari masing-masing absorber yaitu :
a. Untuk absorber Aluminium ρAl = 2,7 (gr/cm3 )
𝑔𝑟
2,756( ⁄ 2 )
𝑐𝑚
𝜇= 𝑔𝑟 = 1,0207 𝑐𝑚−1
2,7 ( ⁄ 3 )
𝑐𝑚

b. Untuk absorber flexiglass ρflexiglass = 1,18 (gr/cm3)


𝑔𝑟
2,756( ⁄ 2 )
𝑐𝑚
𝜇= 𝑔𝑟 = 2,336 𝑐𝑚−1
1,18 ( ⁄ 3 )
𝑐𝑚

c. Untuk absorber kertas karton ρkertas karton = 0,0087 (gr/cm3)


𝑔𝑟
2,756( ⁄ 2)
𝑐𝑚
𝜇= 𝑔𝑟 = 316,78 𝑐𝑚−1
0,0087 ( ⁄ 3 )
𝑐𝑚

3. Dalam Proses peluruhan β merupakan peluruhan radioaktif yang memancarkan


partikel beta (elektron atau positron). Peluruhan beta terjadi karena konversi sebuah
quark bawah menjadi sebuah quark atas oleh pemancaran sebuah boson W Pada kasus
pemancaran sebuah elektron, peluruhan ini disebut sebagai peluruhan beta negative
sementara pada pemancaran positron disebut sebagai peluruhan beta positif (β+).
Peluruhan beta adalah peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta (electron
atau positron).Pada kasus pemancaran sebuah electron , peluruhan ini disebut sebagai
peluruhan beta minus (β-). Pada peluruhan (β-), interaksi lemah mengubah sebuah
netron menjadi sebuah proton ketika sebuah elektron dan sebuah anti neutrino
dipancarkan, maka dapat dituliskan:
(β-) 1
0𝑛 → 11𝑝 + −10𝑒 + 𝑣̅
Sementara pada pemancaran positron disebut sebagai peluruhan beta plus (β+) . Dalam
peluruhan (β+), sebuah proton dikonversi menjadi sebuah netron, sebuah positron dan
sebuah neutrino, maka dapat dituliskan:
(β+) p → 𝑛 + +10𝑒 + v
4. Sifat-sifat dari radiasi beta adalah sebagai berikut :
a. Bermuatan listrik negatif
b. Dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub positif
c. Massanya sangat kecil sehingga di abaikan
d. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali partikel alfa
e. Jarak tembusnya hanya berapa cm di udara
f. Kecepatan partikelnya hanya 1/100 – 99/100 kecepatan cahaya
g. Partikelnya mudah dibelokkan jika melewati medium karena massanya yang
sangat kecil.
h. Sinar beta dihasilkan oleh pancaran partikel-partikel beta
i. Sinar beta tidak lain adalah elektron bermuatan tinggi dengan muatan -1 e
j. Jejak partikel beta dalam bahan berbelok – belok
k. Daya tembus sinar beta lebih besar dari sinar alfa tetapi lebih kecil dari sinar
gamma.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnya memahami cara kerja tabung G-M
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya menggunakan masker dan sarung tangan pada saat
melakukan percobaan
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya tidak terlalu lama membuka kotak Sr-90 agar
radiasinya tidak menyebar terlalu besar.
4. Sebaiknya praktikan selanjutnya langsung membuang sarung tangan dan masker
yang sudah berinteraksi dengan unsur radioaktif.
DAFTAR PUSTAKA

Ferbel,T. 2003. “INTRODUCTION TO NUCLEAR AND PARTICLE PHYSICS”. Second

Edition. Singapore: World Scientific Publishing Co.Pte.Ltd.

Pages : 100-102

Serway A. Raymond. 2006. “PHYSICS FOR SCIENTISTS AND ENGINEERS WITH

MODERN PHYSICS”. 7th Edition. Pomona: California State Polytechnic University.

Page : 1317

Alatas, Z. 2011. “BUKU PINTAR NUKLIR”. Jakarta : BATAN.


Hal : 18-23.
Povh, B.2008. “PARTICLES AND NUCLEI AN INTRODUCTION TO THE PHYSICAL
CONCEPT 6TH EDITION”. Berlin : Springer.
Hal : 25-30
Wibawa, Teguh . “EVALUASI PENGGUNAAN PENCACAH BETA DAN GAMMA
PADA PENENTUAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 188/186RE-CTMP , BATAN”.
LAMPIRAN

1. Grafik CPM-vs-Ketebalan untuk Absorber Aluminium

Grafik Hubungan CPM-Vs-Ketebalan Absorber


18000
16000
14000
12000
10000
CPM

8000
6000
4000
2000
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Ketebalan Absorber

2. Grafik CPM-Vs-Ketebalan untuk Absorber Flexiglass

Grafik Hubungan CPM-Vs-Ketebalan Absorber


6000

5000

4000
CPM

3000

2000

1000

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Ketebalan Absorber
3. Grafik CPM-Vs-Ketebalan untuk Absorber Kertas Karton

Grafik Hubungan CPM-Vs-Ketebalan Absorber


2500

2000

1500
CPM

1000

500

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14
Ketebalan Absorber
TUGAS PERSIAPAN

1. Jelaskan tentang peluruhan β− dan β+


Jawab :
Peluruhan beta adalah peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel
beta(elektron atau positron). Pada kasus pemancaran sebuah elektron, peluruhan ini
disebut sebagai peluruhan beta minus (β-).Sementara pada pemancaran positron disebut
sebagai peluruhan beta plus (ß+) . Konsep peluruhan β- dan β+ adalah sebagai berikut:
a. Pada peluruhan beta minus (ß-) interaksi melemah mengubah sebuah netron
menjadi sebuah proton ketika sebuah elektron dan sebuah anti-neutrino
dipancarkan:
A
ZX ‘n A ′
Z+1X + e- + ̅̅̅
Ve
Elektron yang dipancarkan bukanlah elektron orbital dan juga bukan elektron
yang semula berada di dalam inti atom. Melainkan elektron yang diciptakan oleh
inti atom dari energi yang ada. Sebagai contoh: 14
6C ‘n 147N+ e- + ̅̅̅
Ve
b. Pada peluruhan beta plus (ß+) sebuah proton dikonversi menjadi netron, sebuah
positron dan sebuah neutrino:
A
ZX ‘n A
Z−1X′ + e+ + ̅̅̅
Ve .
Jadi, tidak seperti peluruhan beta minus, peluruhan beta plus tidak dapat terjadi
dalam isolasi, sebab harus ada suplai energi dalam proses penciptaan massa.
Sebagai contoh: 23
12Mg ‘n 23 + ̅̅̅
11Na+ e + Ve

2. Inti Sr-90 memancarkan partikel beta dengan energi 0,017 MeV. Tentukan range yang
diperlukan untuk menahan semua radiasi (𝜌 𝐴𝑙 = 2,7 𝑔𝑟/𝑐𝑚)
Jawab :

𝑚𝑔
𝑅( ) = 412 𝐸1,265−0,0954 ln 𝐸
𝑐𝑚2
= 412 (0,017)1,265−0,0954 ln(0,017)
= 412 (0,017)1,6537
ln 𝑅 = ln 412 + 1,6537 ln 0,017
= ln 412 − 6,738
= 6,02 − 6,738
= −0,358
𝑅 = −0,358 𝑚𝑔/𝑐𝑚2

3. Sebutkan bahan radioaktif yang berada dalam tubuhmu, hitung nilai aktivitasnya
Jawab :
a. Karbon (C)
𝑚 = 1,5 𝑔𝑟
𝑀𝑟 = 14 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
𝑁𝑎 = 6,023 × 1023 𝑚𝑜𝑙 −1
𝑡 = 2015 − 1975 = 40 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑇 1/2 = 5730 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑚
𝑁0 = × 𝑁𝑎
𝑀𝑟
1,5
= × 6,023 × 1023
14

= 0,645 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚


𝑡
1 1/2
𝑁𝑡 = ( 2 )𝑇 × 𝑁0
40
1 5730
= (2) × 0,645 × 1023

= 0,995 × 0,645 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚


= 0,642 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚
ln (2) 0,693 0,693
𝜆= = = = 3,835 × 10−10 𝑠 −1
𝑇 1/2 5730 × (3,1536 × 107 ) 1,807 × 1011
Jadi, 𝐴 = 𝜆 . 𝑁𝑡
= 3,835 × 10−12 𝑠 −1 × 0,642 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚
= 2,462 × 1011 𝐵𝑞

b. Rubidium (Rb)
𝑚 = 1,5 𝑔𝑟
𝑀𝑟 = 87 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
𝑁𝑎 = 6,023 × 1023 𝑚𝑜𝑙 −1
𝑡 = 2015 − 1975 = 40 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑇 1/2 = 4,88 × 1010 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑚
𝑁0 = × 𝑁𝑎
𝑀𝑟
1,5
= × 6,023 × 1023
87

= 0,1038 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚


𝑡
1 1/2
𝑁𝑡 = ( 2 )𝑇 × 𝑁0
40
1 10
= ( 2 )4,88×10 × 0,1038 × 1023
= 0,999 × 0,1038 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚
= 0,1037 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚
ln (2) 0,693 0,693
𝜆= = = = 4,5 × 10−19 𝑠 −1
𝑇 1/2 4,88 × 10 × (3,1536 × 10 ) 1,54 × 1018
10 7

Jadi, 𝐴 = 𝜆 . 𝑁𝑡
= 4,5 × 10−19 𝑠 −1 × 0,1037 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚
= 4666,5 𝐵𝑞

c. Kalium (K)
𝑚 = 1,5 𝑔𝑟
𝑀𝑟 = 40 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
𝑁𝑎 = 6,023 × 1023 𝑚𝑜𝑙 −1
𝑡 = 2015 − 1975 = 40 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑇 1/2 = 1,277 × 109 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑚
𝑁0 = × 𝑁𝑎
𝑀𝑟
1,5
= × 6,023 × 1023
40

= 0,226 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚


𝑡
1 1/2
𝑁𝑡 = ( 2 )𝑇 × 𝑁0
40
1 9
= ( 2 )1,277×10 × 0,226 × 1023

= 0,999 × 0,226 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚


= 0,257 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚
ln (2) 0,693 0,693
𝜆= = = = 1,72 × 10−17 𝑠 −1
𝑇 1/2 1,277 × 109 × (3,1536 × 107 ) 4,027 × 1016
Jadi, 𝐴 = 𝜆 . 𝑁𝑡
= 1,72 × 10−17 𝑠 −1 × 0,257 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚
= 442040 𝐵𝑞
RESPONSI

1. Tuliskan karakteristik sinar beta minimal 5


Jawab :
l. Bermuatan listrik negatif
m. Dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub positif
n. Massanya sangat kecil sehingga di abaikan
o. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali partikel alfa
p. Jarak tembusnya hanya berapa cm di udara
q. Kecepatan partikelnya hanya 1/100 – 99/100 kecepatan cahaya
r. Partikelnya mudah dibelokkan jika melewati medium karena massanya yang
sangat kecil.
s. Sinar beta dihasilkan oleh pancaran partikel-partikel beta
t. Sinar beta tidak lain adalah elektron bermuatan tinggi dengan muatan -1 e
u. Jejak partikel beta dalam bahan berbelok – belok
v. Daya tembus sinar beta lebih besar dari sinar alfa tetapi lebih kecil dari sinar
gamma.

2. Jelaskan proses peluruhan β− dan β+


Jawab :
Peluruhan beta adalah peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel
beta(elektron atau positron). Pada kasus pemancaran sebuah elektron, peluruhan ini
disebut sebagai peluruhan beta minus (β-).Sementara pada pemancaran positron disebut
sebagai peluruhan beta plus (ß+) . Konsep peluruhan β- dan β+ adalah sebagai berikut:
c. Pada peluruhan beta minus (ß-) interaksi melemah mengubah sebuah netron
menjadi sebuah proton ketika sebuah elektron dan sebuah anti-neutrino
dipancarkan:
A
ZX ‘n A ′
Z+1X + e- + ̅̅̅
Ve
Elektron yang dipancarkan bukanlah elektron orbital dan juga bukan elektron
yang semula berada di dalam inti atom. Melainkan elektron yang diciptakan oleh
inti atom dari energi yang ada. Sebagai contoh: 14
6C ‘n 147N+ e- + ̅̅̅
Ve
d. Pada peluruhan beta plus (ß+) sebuah proton dikonversi menjadi netron, sebuah
positron dan sebuah neutrino:
A
ZX ‘n A
Z−1X′ + e+ + ̅̅̅
Ve .
Jadi, tidak seperti peluruhan beta minus, peluruhan beta plus tidak dapat terjadi
dalam isolasi, sebab harus ada suplai energi dalam proses penciptaan massa.
Sebagai contoh: 23
12Mg ‘n 23 + ̅̅̅
11Na+ e + Ve

3. Inti Sr-90 memancarkan partikel beta dengan energi 0,54 MeV. Tentukan range yang
diperlukan untuk menahan semua radiasi beta
Jawab :

𝑚𝑔
𝑅( ) = 412 𝐸1,265−0,0954 ln 𝐸
𝑐𝑚2
= 412 (0,54)1,265−0,0954 ln(0,54)
= 412 (0,54)1,3238
ln 𝑅 = ln 412 + 1,3238 ln 0,54
= ln 412 − 0,8157
= 6,02 − 0,8157
= 5,23
𝑅 = 5,23 𝑚𝑔/𝑐𝑚2

4. Tuliskan prinsip kerja tabung GM


Jawab :
Prinsip kerja tabung Geiger Muller (GM) yaitu bekerja untuk mendeteksi radiasi
unsur radioaktif. Tabung GM terdiri dari kawat logam yaitu anoda dan dinding tabung
sebagai katoda. Bahan radioaktif diletakkan tepat dibawah tabung pada rak tabung GM.
Unsur radioaktif memancarkan radiasi pengion dan masuk ke tabung GM, kemudian
berinteraksi dengan gas isian (biasanya He, Ne, atau Ar) maka terjadilah ionisasi primer.
Setelah berinteraksi, radiasi pengion tersebut akan mengionisasi gas sehingga
terbentuklah pasangan-pasangan ion yaitu ion-ion positif dan ion-ion negatif (elektron).
Kemudian, ion-ion positif akan tertarik ke katoda (dinding tabung) dan elektron akan
tertarik ke anoda (bagian tengah tabung). Elektron yang tertarik ke anoda tadi, akan
berinteraksi dengan gas isian lainnya, sehingga terjadi lucutan (pulsa listrik) proses ini
merupakan proses ionisasi sekunder. Kemudian, hasil lucutan tersebut ditampilkan pada
scaler. Scaler adalah alat untuk membaca hasil laju pencacahan dari unsur radioaktif.
Elektron akan terus menumbuk gas isian hingga mengalami keadaan jenuh (avalance).

5. Tuliskan peralatan dan fungsi


Jawab :
Peralatan dan Fungsi
1. Tabung GM
Fungsi: Sebagai alat deteksi untuk mengukur radiasi berdasarkan pembentukan
pembentukan pasangan ion dalam tabung gas
2. Rak Tabung GM
Fungsi : Sebagai tempat meletakkan atau menyangga tabung Geiger Muller
3. Skalar dan Ratemeter
Fungsi : Sebagai alat untuk mengukur atau menghitung laju aliran cacah
4. Absorber Flexiglass
Fungsi : Sebagai bahan penyerap radiasi beta dari Sr-90
5. Absorber Aluminium
Fungsi : Sebagai bahan penyerap radiasi beta dari Sr-90
6. Absorber Kertas Karton
Fungsi : Sebagai bahan penyerap radiasi beta dari Sr-90
7. Stopwatch
Fungsi : Sebagai alat mengukur kecepatan waktu dalam praktikum
8. Kabel koaksial
Fungsi : Sebagai kabel penghubung tabung GM dengan Scallar
9. Penjepit (Pinset)
Fungsi : Sebagai alat untuk mengambil bahan radioaktif untuk menghindari
kontak fisik dengan tangan.
10. Masker
Fungsi : Sebagai alat penutup hidung agar tidak terkena radiasi
11. Sarung Tangan
Fungsi : Sebagai alat penutup tangan agar tidak terkena Tabung Geiger Muller
12. Serbet dan Tissue
Fungsi : Untuk menutup kotak tempat unsur radioaktif agar radiasinya tidak
membahayakan praktikan dan untuk membersihkan tangan setelah kontak
langsung dengan bahan radioaktif

Anda mungkin juga menyukai