Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi Bentuk Bentuk Stratifikasi dan Pengaruhnya dalam Masyarakat

Pengertian Stratifikasi Sosial


Dalam masyarakat manapun bisa kita temui berbagai golongan masyarakat yang pada praktiknya
terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan yang lainya. Adanya golongan
yang berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial. Oleh karena itu dalam ilmu
sosiologi dibahas mengenai lapisan-lapisan masyarakat atau yang biasa disebut dengan
stratifikasi sosial.
Istilah stratifikasi (stratification) berasal dari kata strata dan stratum yang berarti lapisan. Karena
itu stratifikasi sosial (social stratification) sering diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat.
Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran
masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan (stratum). Stratifikasi sosial adalah sistem
pembedaan individu atau kelompok dalam masyarakat, yang menempatkannya pada kelas-kelas
sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-
beda pula antara individu pada suatu lapisan dengan lapisan lainnya.
Pitirin A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk kedalam
kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkhis). Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi
dan kelas-kelas yang lebih rendah. Menurut Sorokin, dasar dan inti dari lapisan-lapisan dalam
masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-
kewajiban, dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengarahanya diantara anggota masyarakat.
Pandangan tentang stratifikasi sosial yang di dalammnya membahas terkait pembagian hak-hak
dan kewajiban yang dikemukan oleh Pitrin A. Sorokin juga mempunyai pandangan yang berbeda
dengan para ahli yang lain sehingga beberapa ahli dapat mengemlompokan atau
mengklasifikasikan stratifikasi sosial menjadi 3 kriteria yaitu berdasarkan kriteria ekonomi
menurut Aristoteles dan Kark Max, kriteria sosial, dan kriteria politik
1. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
a. Menurut Aristoteles

 Golongan Sangat Kaya, kelompok terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari pengusaha
besar dan bangsawan.
 Golongan Kaya, merupakan golongan yang cukup banyak yang anggotanya adalah
pedagang, pengacara, dokter, dll.
 Golongan Miskin, merupakan golongan yang jumlah paling banyak secara internasional,
hal ini cukup masuk akal karena kemiskinan masih merupakan masalah utama di banyak
negara.
b. Menurut Karl Marx
Golongan Kapitalis atau borjuis, kelompok yang menguasai tanah dan alat produksi.
Golongan Menengah, kelompok yang biasanya dapat menggunakan suatu tanah atau alat
produksi tetapi bukan merupakan pemiliknya, contohya adalah pegawai pemerintah. Pada
dasarnya kelompok menengah ini merupakan pembela golongan kapitalis sehingga mereka
sering dimasukkan ke golongan tersebut.
Golongan Protelar, kelompok yang tidak memiliki tanah dan alat produksi.

2. Stratifikasi Sosial Berdasrkan Kriteria Sosial

Stratifikasi sosial disini akan lebih mudah untuk dipahami dengan mengelompokkannya lagi
dalam bidang – bidang yang lebih khusus. Berikut adalah pengelompokkan tersebut :
a. Berdasarkan Tingkat Pendidikannya

 Pendidikan Sangat Tinggi, Contohnya Doktor dan Profesor


 Pendidikan Tinggi, Contohnya sarjana dan mahasiswa
 Pendidikan Menengah, contohnya adalah tamtan SMA
 Pendidikan Rendah, mereka yang mengenyam pendidikan sampai tingkat SD dan SMP
 Tidak berpendidikan (Buta Huruf)
b. Berdasarkan Keahlian atau Pekerjaannya

 Elit, kelompok yang sangat berhasil dalam bidangnya, dikenal secara luas dan sangat
dihargai dalam suatu kelompok masyarakat.
 Profesional, kelompok yang memiliki gelar di dunia pendidikan dan berhasil dalam
bidang yang digeluti.
 Semi Profesional, Seperti pegawai kantor, teknisi berpendidikan menengah, dan mereka
yang memiliki kemampuan tetapi tidak berhasil mencapai gelar.
 Tenaga Terampil, Orang orang yang memiliki kemampuan mekanik yang baik, contohnya
adalah penjahit, buruh pabrik dan tukang pangkas rambut.
 Tenaga Semi Terampil, kelompok dengan pekerjaan pabrik atau perusahaan yang tidak
memerlukan keahlian khusus, contohnya pelayan restoran.
 Tenaga Tidak Terlatih atau tidak terdidik, misalnya pekerja seperti pembantu rumah
tangga, penyapu jalan, tukang kebun.
c. Pelapisan sosial di pedesaan

 Elit Desa, contohnya seperti lurah, pegawai, guru, tokoh politik, tokoh agama, dll.
 Massa, contohnya seperti petani menengah, buruh tani, pedagang kecil, dll.
3. Stratifikasi Sosial Berdasrkan Kriteria Politik
Stratifikasi sosial dalam bidang politik berhubungan erat dengan kekuasaan yang dimiliki oleh
anggota masyarakat. Ada pihak yang menjadi penguasa dan ada pihak lain yang dikuasi. Bentuk
kekuasan pada suatu masyarakat dapat berbeda-beda dengan polanya masing masing. Bentuk dan
sistem kekuasaan biasanya akan seseuai dengan adat istiadat, perilaku dan kebiasaaan yang
berlaku dalam lingkuangan tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa pelapisan sosial dapat mempengaruhi
kehidupan masyarakat, seperti adanya perbedaan gaya hidup dan perlakuan dari masyarakat
terhadap orang-orang yang menduduki pelapisan tertentu. Stratifikasi sosial juga menyebabkan
adanya perbedaan sikap dari orang-orang yang berada dalam strata sosial tertentu berdasarkan
kekuasaan, privilese dan prestise. Dalam lingkungan masyarakat dapat terlihat perbedaan antara
individu, atau satu keluarga lain, yang dapat didasarkan pada ukuran kekayaan yang dimiliki.
Yang kaya ditempatkan pada lapisan atas, dan miskin pada lapisan bawah. Atau mereka yang
berpendidikan tinggi berada di lapisan atas sedangkan yang tidak sekolah pada lapisan bawah.
Dari perbedaan lapisan sosial ini terlihat adanya kesenjangan sosial. Hal ini tentu merupakan
masalah sosial dalam masyarakat. Perbedaan sikap tersebut tercermin dari gaya hidup seseorang
sesuai dengan strata sosialnya. Pola gaya hidup tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian,
tempat tinggal, cara berbicara, pemilihan tempat pendidikan, hobi dan tempat rekreasi.
Cara Berpakaian
Seseorang yang tergolong dalam strata sosial atas dapat dilihat dari gaya busananya.Biasanya
orang-orang kelas atas menggunakan busana dan aksesoris lain, seperti sepatu,tas, jam tangan
yang bermerek dan dari luar negeri. Sedangkan mereka yang termasuk strata sosial menengah ke
bawah, lebih memilih menggunakan barang-barang produksi dalam negeri.
· Tempat Tinggal
Pada umumya masyarakat kelas atas akan membangun rumah yang besar dan mewah dengan
gaya arsitektur yang indah. Masyarakat kelas atas lebih menyukai tinggal di kawasan elite dan
apartemen mewah yang dilengkapi dengan fasilitas modern. Sedangkan masyarakat yang
tergolong strata menengah lebih memilih bentuk dan tipe rumah yang sederhana bahkan ada juga
yang tinggal di rumah susun.
· Cara Berbicara
Cara berbicara orang-orang yang tergolong strata atas akan berbeda dengan orang-orang yang
berada dalam strata bawah. Mereka yang termasuk dalam golongan strata atas memiliki gaya
berbicara yang beradaptasi dengan istilah-istilah asing serta penuh dengan kesopanan.
Sedangkan orang-orang yang berada dalam strata bawah terkadang suka berbicara yang tidak
terlalu memperhatikan etika.
· Pendidikan
Pendidikan menjadi faktor yang paling penting bagi setiap masyarakat. Umumnya masyarakat
strata atas memilih memasukkan anak-anak mereka pada sekolah-sekolah ataupun universitas-
universitas yang berkualitas tinggi termasuk sekolah di luar negeri. Sedangkan bagi masyarakat
yang menduduki pelapisan bawah lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah
dalam negeri.
· Hobi dan rekreasi
Menyalurkan hobi serta berekreasi merupakan hal-hal yang diperhatikan oleh masyarakat yang
berada dalam pelapisan atas. Biasanya orang-orang yang berada dalam strata atas memilih
olahraga yang ekslusif seperti golf, balap mobil, serta menyalurkan hobi, seperti main piano,
main biola, menonton orkestra, mengoleksi lukisan-lukisan mahal dan sebagainya. Begitu pula
berekreasi, mereka lebih memilih berekreasi ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri.
Sedangkan, bagi masyarakat yang tergolong strata bawah, lebih memilih hobi dan berekreasi
yang tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya, seperti bermain sepak bola, dan berekreasi ke
tempat yang dekat dengan tempat tinggal merek
Sumber :

8 Karsidi Ravik, Sosiologi Pendidikan, (Semarang: UNS Press, 1998), hal. 175.

9 Indianto Muin, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 48.

13 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 220.

Suharto, Stratifikasi Sosial, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2011), hal. 23.

Anda mungkin juga menyukai