Anggota:
1. Amirudin : (2022B1C005)
2. Dede Arya Harisandi : (2022B1C041)
3. Mussaiyad : (2022B1C025)
STRATIFIKASI
SOSIAL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan social yang di alami masyarakat jaman perbudakan sampai revolusi industry hingga sekarang
secara mendasar dan menyelurh telah memperlihatkan pembagian kerja dalam masyarakat .
• Printim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).
• Max Waber mendefinisikanstratifikasi sosial sebagai penggolong orang-orang yang termasuk dalam
suatu system sosial tertendu dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan,
previllage,dan prastise
• Cuber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari
hak-hak yang berbeda.
Secara prinsipil bentuk-bentuk tersebut dapat di klarifikasikan kedalam tiga macam yaitu yang
ekonomis, politis, dan yang berdasarkan kepada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat.
2. Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial
A. Berdasarkan Kriteria Ekonomi B. Berdasarkan Kriteria Sosial
• Kelas sosial atas, yaitu kelompok orang Adalah pembedaan anggota masyarakat
yang memiliki kekayaan banyak, yang dapat kedalam kelompok tingkat sosial berdasarkan
memenuhi segala kebutuhan hidup bahkan status sosialnya. Contoh seorang tokoh agama
berlebihan. atau tokoh masyarakat akan menempati posisi
tinggi dalam pelapisan sosial.
• Kelas sosial menengah, yaitu kelompok
orang yang berkecukupan yang sudah dapat
memenuhi kebutuhan pokok (primer),
misalnya sandang, pangan, dan papan.
Antara kelas sosial dan Pendidikan saling 1. Golongan wong baku (cikal bekal), yaitu
mempengaruhi. Karena untuk mencapai orang-orang keturunan para pendiri desa.
Pendidikan yang tinggi memerlukan uang yang
cukup banyak, di oerlukan juga motivasi, 2. Golongan kuli gondok (lindung), yaitu
kecerdasan, dan ketekunan. orang-orang yang mempunyai rumah
sendiri, tetapi tidak mempunyai hak pakai
atas tanah desa.
Unsur baku dalam Stratifikasi sosial adalah kedudukan (social status) yaitu tempat atau posisi
seseorang secara umum dalam masyarakat sehingga dengan orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisennya, dan hak serta kewajibannya.
5. Dampak Stratifikasi Sosial
Pada dasarnya manusia itu sama kedudukannya dan derajatnya tetapi pada realitasnya lapisan-lapisan
masyarakat adalah sesuatu yang benar-benar ada dan nyata. Yang paling penting adalah individu-individu
tersebut mendapat hak-hak, yang merupakan himpunan kewenang-wenangan untuk melakukan tindakan-
Tindakan atau tidak berbuat sesuatu. Karena gejala tersebut sekaligus memecahkan persoalan yang
dihadapi masyarakat; yaitu menematkan individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosisal
dan mendorong agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta perannya.
2. Ukuran kekuasaan. Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar,
menempati lapisan atasan.
4. Ukuran ilmu pengetahuan. Dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi
kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negative. Karena pengetahuan yang demikian
memacu segala macam usaha untuk mendapat gelar, walau tidak halal.
7. Perbedaan Stratifikasi Soial Dengan Status Sosial
status atau kedudukan, yaitu posisi seseorang di dalam masyarakat yang didasarkan pda hak-hak dan
kewajian tertentu. Unsur dalam system pelapisan masyarakat adalah status (kedudukan) dan role (peranan).
2. Senioritas, dapat berarti senioritas, usia maupun generasi. Karena orang yang lebih tua memiliki
kedudukan yang lebih tinggi.
3. Keturunan, keturunan bangsawan dianggap lebih tinggi daripada keturunan rakyat jelata.
5. Kekuasaan, dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi. Seorang yang memiliki kekuasaan besar akan
menempati lapisan atas,dan lebih dihargai dan sebaliknya akan menempati lapisan bawah.
6. Keturunan, yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan bangsawan, seperti raden
dimasyarakat jawa,dan Tengku di masyarakat acaeh.
10. Sifat Sistem lapisan Masyarakat
Sifat system didalam suatu masyarakat dengan bersifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka
(open social stratification). Sistem lapisan yang bersifat tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang
dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Sebaliknya di dalam system terbuka, setiap anggota masyarakat
mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecapan sendiri untuk naik lapisan. Pada umumnya system
terbuka ini memberi peluang lebih besar kepaad setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan
pembangunan masyarakat daripada system yang tertutup.
3. Kelanggengan
6. Antagonisme tertentu
12. Mobilitas Social
Dalam sosiologi mobilitas sosial berarti pepindahan status dalam stratifikasi sosial. Mobilitas sosial suatu
kelompok terjadi manakala suatu monoritas etnik atau kaum perempuan mengalami monilitas, misalnya
mengalami peningkatan dalam penghasilan rata-rata bila di bandingkan dengan kelompok mayoritas.
Suatu bahan pokok yang banyak mendapat perhatian ahli sosiologi adalah masalah mobilitas intragenerasi
dan mobilitas antargenerasi. Mobilitas intragenerasi mengacu pada mobilitas sosial yang dialami seseorang
dalam masa hidupnya, sedangkan mobilitas antargenerasi dipihak lain mengacu pada perbedaan status yang
dicapu seseorang denfan orang tuanya.
2. Metode subyektif, daapat dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat yang menilai dirinya dalam
hierarki kedudukan dalam masyarakat.
2. Teori Surplus Lenski, mengemukakan bahwa makhluk yang mementingkan diri sendiri
dan selalu berusaha untuk menyejahterakan dirinya.
3. Teori Kelangkaan, beranggaoan bahwa penyebab utama timbul dan semakin intensnya
stratifikasi disebabkan oleh tekanan jumlah penduduk.
2. Kelompok kekuasaan ditempati olehanggota masyarakat yang memiliki pengaruh atau wewenang seperti: ketua RT,
ketua pemuda.
3. Berdasrkan prestise (kehormatan) yaitu pawang karena di anggap mempunyai kemampuan atau pengalaman dalam
kegiatan melaut.
6.3 Saran
4. Bagi masyarakat nelayan agar lebih dewasa menyikapi adanya stratifikasi sosial karena di perlukan dalam
lingkungan masyarakat dan berperan dalam memenuhi kebutuhan.
5. Bagi pemerintah mempunayi andil dalam kemajuan kehidupan masyarakat nelayan diharpkan memberikan
bantuan perahu,jarring dan modal melalui PNPM atau kredit.
6. Umtuk peneliti lainnya dapat dijadikan sebagai rujukan maupun kajian lanjutan yang berkaitan dengan
permasalahan yang sama sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian.