Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 2

Anggota:
1. Amirudin : (2022B1C005)
2. Dede Arya Harisandi : (2022B1C041)
3. Mussaiyad : (2022B1C025)
STRATIFIKASI
SOSIAL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perubahan social yang di alami masyarakat jaman perbudakan sampai revolusi industry hingga sekarang
secara mendasar dan menyelurh telah memperlihatkan pembagian kerja dalam masyarakat .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari stratifikasi social (pelapisan masyarakat)?

2. Apa saja bentuk stratifikasi social itu?

3. Apa factor-factor pembentuk stratifiksi social?

4. Bagaimana kaitan antara stratifikasi social dengan interaksi social?

5. Bagaimana dampalk dari adanya stratifikasi sosial?


1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari stratifikasi sosial (pelampiasan masyarakat).

2. Untuk mengetahui factor-factor pembentuk stratifiksai sosial.

3. Untuk mengetahui apa saja bentuk stratifikasi sosial.

4. Untuk mengetahui kaitan antra stratifikasi sosial dengan interaksi sosial.

5. Untuk mengetahui dampak dar adanya stratifikasi sosial.


BAB 2
ISI PEMBAHASAN
1. Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial (social stratification) berasal dari kata basaha latin “stratum” (tinggal) atau “stra”
(jamak) yang berarti berlapis-lapis.

Beberapa definisi stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:

• Printim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).

• Max Waber mendefinisikanstratifikasi sosial sebagai penggolong orang-orang yang termasuk dalam
suatu system sosial tertendu dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan,
previllage,dan prastise

• Cuber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari
hak-hak yang berbeda.

Secara prinsipil bentuk-bentuk tersebut dapat di klarifikasikan kedalam tiga macam yaitu yang
ekonomis, politis, dan yang berdasarkan kepada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat.
2. Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial
A. Berdasarkan Kriteria Ekonomi B. Berdasarkan Kriteria Sosial

• Kelas sosial atas, yaitu kelompok orang Adalah pembedaan anggota masyarakat
yang memiliki kekayaan banyak, yang dapat kedalam kelompok tingkat sosial berdasarkan
memenuhi segala kebutuhan hidup bahkan status sosialnya. Contoh seorang tokoh agama
berlebihan. atau tokoh masyarakat akan menempati posisi
tinggi dalam pelapisan sosial.
• Kelas sosial menengah, yaitu kelompok
orang yang berkecukupan yang sudah dapat
memenuhi kebutuhan pokok (primer),
misalnya sandang, pangan, dan papan.

• Kelas sosial bawah, yaitu kelompok orang


miskin yang belum dapat memnuhi
kebutuhan primer.
C. Berdasrkan Kriteria Politik D. Berdasarkan Kriteria Pekerjaan
Dalam stratifikasi sosial, media politik juga • elite yaitu orang kaya yang menempati
dapat dijakian salah satu kriteria kedudukan atau pekrjaan yang di nilai tinggi
penggilongan. Stratifikasi sosial berdasarkan masyarakat.
kriteria politik menjadikan masyarakat terbagi
dua kelompok besar. Kelompok lapisan atas • Profesional yaitu orang yang berijazah dan
yaitu elite kekuasaan di sebut juga kelompok bergelas kesarjaan.
dominan (menguasai) sedangkan kelompok
lapisan bawah, yaiyu orang atau kelompok • Semiprofesional adalah para pegawai kantor,
masyarakat yang di kusai di sebut massa atau teknisi yang berpendidikan menengah dan
kelompok terdominasi (terkuasai). mereka yang tidak berhasil mencapai gelar.

• Tenaga terampil adalah orang-orang yang


mempunyai keterampilan teknik mekanik
seperti pemotong rambut,pekerja pabrik,
sekertaris dll.

• Tenaga tidak terdidik, misalnya pembantu


rumah tangga dan tukang kebun.
F. Berdasrkan Kriteria Budaya Suku
E. Berdasarkan Kriteria Pendidikan
Bangsa

Antara kelas sosial dan Pendidikan saling 1. Golongan wong baku (cikal bekal), yaitu
mempengaruhi. Karena untuk mencapai orang-orang keturunan para pendiri desa.
Pendidikan yang tinggi memerlukan uang yang
cukup banyak, di oerlukan juga motivasi, 2. Golongan kuli gondok (lindung), yaitu
kecerdasan, dan ketekunan. orang-orang yang mempunyai rumah
sendiri, tetapi tidak mempunyai hak pakai
atas tanah desa.

3. Golongan mondok emplok, yaitu orang-


orang yang mempunayi rumah sendiri pada
tanah pekarangan orang lain.

4. Golongan rangkepan, yaitu orang-orang


yang sudah berumah tangga, getapi belum
mempunyai rumah dan pekarangan sendiri.

5. Golongan sinoman, yaitu orang-orang


muda yang belum menikah dan masih
tinggal Bersama dengan orang tuanya.
3. Faktor-factor Pembentu Startifikasi Sosial
Penghargaan terhadap jasa atau pengabdian seseorang bisa pula menempatkan pada posisi
tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu dls. Alsan terbentuknya lapiasan masyarakat yang terjadi
dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkay umur (yang senior), sifat keasliaan keanggotaan
kerabat seorang dari seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.

4. Kaitan Interaksi Sosial dan Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial merupakan konsep yang berkaitan dengan adanya perbedaan dalam
masyarakat. Perbedaan itu muncul akibat adanya ketimpangan distribusi ekonomi, Pendidikan,
kekuasan dan sebagainya. Dengan demikian yang di maksud dengan stratifikasi sosial adalah
perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam masyarakat secara hirarkhis (Sorokin, 1959:11).
Structure and terms of social mobility in western society (1857), mengemjukakan eman dimensi dari
pelapisan sosoal. Pertama adalah perestise jabatan atau jabatan (occouptional prestige). Kedua,
rangking dalam wewenang dan kekuasaan (authority and power rangking). Ketiga, poendapatan dan
kekayaan (income of wealth). Keempat, Pendidikan atau pengetahuan (education or knowledge).
Kelima, sufian/ketaatan beragama atau pimpinan keagamaan (religios or ritual purity). dan keenam
adalah kedudukan dalam kekerabatan atau kedudukan dalam suku-suku bangsa (kinship and ethnic
grup rangking).

Unsur baku dalam Stratifikasi sosial adalah kedudukan (social status) yaitu tempat atau posisi
seseorang secara umum dalam masyarakat sehingga dengan orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisennya, dan hak serta kewajibannya.
5. Dampak Stratifikasi Sosial
Pada dasarnya manusia itu sama kedudukannya dan derajatnya tetapi pada realitasnya lapisan-lapisan
masyarakat adalah sesuatu yang benar-benar ada dan nyata. Yang paling penting adalah individu-individu
tersebut mendapat hak-hak, yang merupakan himpunan kewenang-wenangan untuk melakukan tindakan-
Tindakan atau tidak berbuat sesuatu. Karena gejala tersebut sekaligus memecahkan persoalan yang
dihadapi masyarakat; yaitu menematkan individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosisal
dan mendorong agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta perannya.

6. Ukuran Stratifikasi Sosial


1. Ukuran kekayaan. Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan paling
atas.

2. Ukuran kekuasaan. Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar,
menempati lapisan atasan.

3. Ukuran kehormatan. Mungkin terlepas dari ukuran-ukran kekayaan dan/atau kekuasaan.

4. Ukuran ilmu pengetahuan. Dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi
kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negative. Karena pengetahuan yang demikian
memacu segala macam usaha untuk mendapat gelar, walau tidak halal.
7. Perbedaan Stratifikasi Soial Dengan Status Sosial
status atau kedudukan, yaitu posisi seseorang di dalam masyarakat yang didasarkan pda hak-hak dan
kewajian tertentu. Unsur dalam system pelapisan masyarakat adalah status (kedudukan) dan role (peranan).

8. Tiga Lapisan Dengan Dasar Kualisat Pribadi


1. Jenis kelamin, di indonesi kedudukan laki-laki lebih tinggi dari perempuan karena laki-laki menjadi kepala
keluarga/rumah tangga yang harus di hormati oleh anak istri mereka.

2. Senioritas, dapat berarti senioritas, usia maupun generasi. Karena orang yang lebih tua memiliki
kedudukan yang lebih tinggi.

3. Keturunan, keturunan bangsawan dianggap lebih tinggi daripada keturunan rakyat jelata.

9. Kriteria Dasar Penentuan Stratifikasi Sosial


4. Kekayaan, sering di sebut dengan ukuran ekonomi. Orang yang memiliki harta benda berlimah akan lebih di
hargai dan di hormati.

5. Kekuasaan, dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi. Seorang yang memiliki kekuasaan besar akan
menempati lapisan atas,dan lebih dihargai dan sebaliknya akan menempati lapisan bawah.

6. Keturunan, yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan bangsawan, seperti raden
dimasyarakat jawa,dan Tengku di masyarakat acaeh.
10. Sifat Sistem lapisan Masyarakat
Sifat system didalam suatu masyarakat dengan bersifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka
(open social stratification). Sistem lapisan yang bersifat tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang
dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Sebaliknya di dalam system terbuka, setiap anggota masyarakat
mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecapan sendiri untuk naik lapisan. Pada umumnya system
terbuka ini memberi peluang lebih besar kepaad setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan
pembangunan masyarakat daripada system yang tertutup.

11. Kelas-Kelas Dalam Mayarakat (Social Classes)


Max Waber mengadakan pembedaan antara dasar ekonomis dengan dasar keduduakan sosial, tetapi tetap
mempergunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Joshep Schumpeter mengatakan bahwa kelas-kelas dalam
masyarakat terbentuk karena diperlukan untuk menyesusaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang
nyata. Apabila pengertian kelas di tinjau secara mendalam, maka akan di jumpai beberapa kriteria yang
tradisional, yaitu;

1. Besar jumlah anggota-anggotannya

2. Kebudayaan yang sama

3. Kelanggengan

4. Tanda/lambing-lambing yang merypakan ciri khas

5. Batas-batas yang tegas

6. Antagonisme tertentu
12. Mobilitas Social
Dalam sosiologi mobilitas sosial berarti pepindahan status dalam stratifikasi sosial. Mobilitas sosial suatu
kelompok terjadi manakala suatu monoritas etnik atau kaum perempuan mengalami monilitas, misalnya
mengalami peningkatan dalam penghasilan rata-rata bila di bandingkan dengan kelompok mayoritas.

Suatu bahan pokok yang banyak mendapat perhatian ahli sosiologi adalah masalah mobilitas intragenerasi
dan mobilitas antargenerasi. Mobilitas intragenerasi mengacu pada mobilitas sosial yang dialami seseorang
dalam masa hidupnya, sedangkan mobilitas antargenerasi dipihak lain mengacu pada perbedaan status yang
dicapu seseorang denfan orang tuanya.

13. Perdekatan Dalam Stratifikasi Sosial


1. Metode obyektif, yaitu suatu penilaian obyektif pada orang lain dengan melihat dari sisi pendapatannya.

2. Metode subyektif, daapat dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat yang menilai dirinya dalam
hierarki kedudukan dalam masyarakat.

3. Metode reputasi, dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing


dalam stratifikasi masyarakat itu.
14. Teori-teori Stratifikasi Sosial
1. Teori Evolusioner-Fungsional, dikemukakan oleh ilmuan sosial yaitu Talcott parsons.
Dia menganggap bahwa evolusi sosial secara umum terjadi karena sifat kecendrungan
masyarakat berkembang (kapilatis adaptif).

2. Teori Surplus Lenski, mengemukakan bahwa makhluk yang mementingkan diri sendiri
dan selalu berusaha untuk menyejahterakan dirinya.

3. Teori Kelangkaan, beranggaoan bahwa penyebab utama timbul dan semakin intensnya
stratifikasi disebabkan oleh tekanan jumlah penduduk.

4. Teori Marxian, menakankan pemilikan kekayaan pribadi sebagai penentru struktur


stratifikasi.

5. Teori Weberian, menekankan pentingnya dimensi stratifikasi tidak berlandaskan dalam


hubungan pemilikan modal.
PENUTUP
KESIMPULAN:
1. Berdasarkan kepemilikan anggota masyarakat yang menempati kelas atas adalah (induk semang: mempunyai kapal
lebih dari 1, tenaga kerja, memiliki tanah, rumah permanen secara pribadi dan penghasilan RP.250.000-300.000
anggota masyarakat yang menempati kelas bawah yaitu anak pukek mengoperasionalkan alat tangkapan ikan orang
lain, rumah papan, mengontrakkan rumah orang lain, tidak mempunyai tanah penghasilan RP.20.000-50.000).

2. Kelompok kekuasaan ditempati olehanggota masyarakat yang memiliki pengaruh atau wewenang seperti: ketua RT,
ketua pemuda.

3. Berdasrkan prestise (kehormatan) yaitu pawang karena di anggap mempunyai kemampuan atau pengalaman dalam
kegiatan melaut.

6.3 Saran
4. Bagi masyarakat nelayan agar lebih dewasa menyikapi adanya stratifikasi sosial karena di perlukan dalam
lingkungan masyarakat dan berperan dalam memenuhi kebutuhan.

5. Bagi pemerintah mempunayi andil dalam kemajuan kehidupan masyarakat nelayan diharpkan memberikan
bantuan perahu,jarring dan modal melalui PNPM atau kredit.

6. Umtuk peneliti lainnya dapat dijadikan sebagai rujukan maupun kajian lanjutan yang berkaitan dengan
permasalahan yang sama sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai