Disusun Oleh :
Prieza Noor Amalia
1102009217
Pembimbing :
Dr. Sofie Minawati, Sp.S
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Karang Pawitan
Tanggal masuk : 06 Januari 2014
No CM : 01676558
II. SUBYEKTIF
Autoanamnesis tanggal 07 Januari 2014
Keluhan Utama
Kepala pusing berputar
Status Interna
Jantung
Paru
Abdomen
1. Status Psikis
2. Status Neurologis
A. Kepala
Bentuk : normocephalus
Nyeri tekan : tidak ada
Simetris : (+)
Pulsasi : (-)
B. Leher
C. Nervus kranialis
N. I (olfaktorius)
Subyektif : tidak dilakukan
Dengan bahan : tidak dilakukan
N. II (optikus)
Tajam penglihatan : baik
Lapang peglihatan : baik
Melihat warna & fundus okuli : tidak dilakukan
N. III (oculomotor)
Sela mata : simetri kanan kiri sama
Pergerakan bulbus : baik ke segala arah
Strabismus : (-)
Nistagmus : (+/+) horizontal
Eksopftalmus : (-)
Pupil
Besar : ± 3 mm
Bentuk : simetris bulat isokor
Refleks cahaya : (+/+)
Refleks konsensual : (+/+)
Refleks konvergensi : tidak dilakukan
Melihat kembar : tidak dilakukan
N. IV (trochlearis)
Perasaan lidah
(1/3 bagian belakang) : tidak dilakukan
Sensibilitas faring : tidak dilakukan
N.X (vagus)
Menengok : baik
Mengangkat bahu : baik
N.XII (hipoglosus)
D. Fungsi luhur
Baik
1. Badan
Respirasi : torako abdominal
Bentuk kolumna vetebralis : dalam batas normal
Pergerakan kolumna vetebralis : dalam batas normal
Refleks kulit perut atas : tidak dilakukan
Refleks kulit perut tengah : tidak dilakukan
Refleks kulit perut bawah : tidak dilakukan
2. Anggota gerak atas
Motorik : 5/5
Pergerakan : +/+
Kekuatan : 5/5
Tonus : baik
Atropi : (-)
Refleks
Biceps : +/+
Trisep : +/+
Brakio Radialis : +/+
Radius : +/+
Hoffman/trommer : tidak dilakukan
Sensibilitas : baik
Taktil : baik
Nyeri : baik
Suhu : 36,7
Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan
Lokalis : tidak dilakukan
Getar : tidak dilakukan
3. Anggota gerak bawah
Motorik : +/+
Pergerakan : +/+
Kekuatan : 5/5
Tonus : baik
Atropi : (-)
Sensibilitas
Taktil : baik
Nyeri : baik
Suhu : baik
Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan
Lokalis : tidak dilakukan
Getar : tidak dilakukan
Refleks fisiologis
Patella : +/+
Achilles : +/+
Refleks patologis
Babinsky : (-/-)
Chaddock : (-/-)
Openhaeim : (-/-)
Gordon : (-/-)
Schaefer : (-/-)
Mendel Bechtrew : tidak dilakukan
Rosolimo : tidak dilakukan
Klonus paha : (-/-)
Klonus kaki : (-/-)
Test Laseque : (-)
Test brudzinsky I/II/III : (-)
Test kernig : (-)
Meningial Sign : kaku kuduk (-)
Patrick : tidak dilakukan
Kontra patrick : tidak dilakukan
Tremor : (-)
Athetosis : (-)
Mioklonik : (-)
Khorea : (-)
H. Fungsi vegetatif
Miksi : lancar
Defekasi : lancar
IV. Ringkasan
Subyektif
- Pasien mengalami pusing berputar kurang lebih 3 hari SMRS
- Pusing dirasakan selama kurang lebih 20 detik
- Pusing dirasakan mendadak dan hilang timbul
- Mual dan muntah pada saat sedang pusing
- Lebih nyaman memejamkan mata atau memandang lurus kedepan
- Tidak ada telinga berdengung dan infeksi telinga
- Tidak ada gangguan penglihatan
- Trauma tidak ada
Obyektif
Status Presens
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 (E4.M6.V5)
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Respirasi : 20 x/ menit
Suhu : 36,7 oC
Jantung : dalam batas normal
Paru dan abdomen : dalam batas normal
Status Psikis
Tidak dapat dinilai
Status Neurologis
Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (-)
Saraf Otak : Pupil bulat isokor, RC +/+
Motorik : baik, tidak ada parese
Sensorik : baik ,tidak ada hemihipestesia
Fungsi Luhur : baik
Fungsi vegetatif : BAK BAB normal lancar
Refleks fisiologis : (+ / + )
Refleks patologis : Refleks patologis Babinsky (-/-), test
lasegue (-), Test kernig (-), Brudzinsky I/II/III(-)
V. Diagnosis
Benign Paroxysmal Positional Vertigo
VII.Rencana edukasi
Minum obat sesuai anjuran
Istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas yang dapat
menimbulkan keluhan tersebut di atas
Menerapkan pola hidup sehat (makan makanan yang bergizi, tidur
cukup, dan olahraga teratur)
VIII. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Haemoglobin : 14.1 gr/dl
Hematokrit : 40%
Leukosit : 9.800 mm3
Trombosit : 288.000 /mm3
Eritrosit : 4.50 juta/mm3
Kimia Klinik
SGOT : 16 U/L
SGPT : 15 U/L
Kolestrol Total : 209 mg/dL
Kolestrol HDL : 71 mg/dL
Kolestrol LDL : 123 mg/dL
Trigliserida : 73 mg/dL
Ureum : 31 mg/dL
Kreatinin : 0.8 mg/dL
Glukosa Darah Puasa : 90 mg/dL
Elektrolit
Natrium : 144 mEq/L
Kalium(K) : 3.8 mEq/L
Klorida(Cl) : 116 mEq/L
Kalsium (Ca.Bebas) : 4.7 mg/dL
RINGKASAN
Pasien perempuan berumur 53 tahun, mengeluh pusing berputar sejak 3
hari SMRS. Keluhan dirasakan selama kurang lebih 20 detik dan hilang timbul.
Keluhan disertai dengan mual dan muntah ketika pasien merasa pusing. Pasien
akan merasa pusing ketika pasien duduk dan merubah posisi tidurnya.
Pemeriksaan fisik :
Jantung dan paru dalam keadaan normal.
Lab :
Hematokrit : 40%
FOLLOW UP
10-01-
Keluhan saat KU : SS BPPV D/
2014 ini : KS : CM
(V) -pusing T : 100/70 T/
berkurang mmHg Infus RL +
N : 74 x/menit cernevit 1 vial 15
R : 20 x/menit gtt/m
S : 36,5 Inj.Vomseran
Paru : VBS 3x4mg iv
ka=ki, Inj.Pranza
Wh -/- Rh -/- 1x40mg iv
Cor : BJ I-II Inj. Neurotam 2x
regular, m(-) 3gr iv
g(-) Inj.Neurilon
SN 3x12mg iv
Mata
:nistagmus(-)
GBM :baik E/
kesegala arah Istirahat cukup
N.7&12:baik dan kurangi
Motorik aktivitas
:baik,kekuatan
5
Sensorik :baik
F.L : baik
F.V: baik
R.F : baik
R.P : baik
1. DEFINISI
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah salah satu jenis
vertigo vestibular tipe perifer yang paling sering dijumpai dalam praktek sehari-
hari, ditandai dengan serangan-serangan yang menghilang spontan. Benign
Paroxysmal Positional Vetigo didefinisikan sebagai kelainan pada telinga bagian
dalam yang mana ada pengulangan episodic dari vertigo posisional. BPPV juga
sering dikenal dengan kelainan pada bagian vestibular.1,2
BPPV bukan suatu penyakit, melainkan suatu sindroma sebagai gejala sisa
dari penyakit pada telinga dalam.3
Penelitian Baloh mendapatkan usia rata-rata penderita BPPV adalah 54
tahun, dengan rentang usia 11-84 tahun. Wanita : pria 1.6 : 1.0, sedangkan pada
yang idiopatik 2:1. Insidensi dari BPPV berkisar 10.7-64 per 100.000 orang dan
meningkat 38% setiap dekadenya.1,4
2. ETIOLOGI
a. Idiopatik
Sekitar 50% penderita BPPV tidak diketahui penyebabnya.4
b. Simtomatik
Pasca trauma, pasca-labirinitis virus, insufisiensi vertebrobasilaris,
Meniere, pasca-operasi, ototoksisitas, mastoiditis kronik.5
Pada orang tua, penyebab paling umum adalah degenerasi dari sistem
vestibular dari telinga bagian dalam.6
3. PATOFISIOLOGI
Hipotesa Kanalitiasis
Menurut hipotesa ini debris otokonia tidak melekat pada kupula,
melainkan mengambang di dalam endolimfe kanalisis posterior. Pada perubahan
posisi kepala debris tersebut akan bergerak ke posisi paling bawah, endolimfe
bergerak menjauhi ampula dan merangsang nervus ampularis. Bila kepala
digerakkan tertentu debris akan ke luar dari kanalis posterior ke dalam krus
komunis, lalu masuk ke dalam vestibulum, dan vertigo/nistagmus menghilang.
4. MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum yang didapatkan yaitu pusing biasanya muncul setelah
beberapa gerakan kepala, bermasalah dengan keseimbangan, dan rasa ingin
muntah (mual).8
Vertigo muncul mendadak pada perubahan posisi, misalnya miring ke satu
sisi pada waktu berbaring, bangkit dari tidur, membungkuk atau waktu
menegakkan kembali badan, menunduk atau menengadah. Serangan berlangsung
dalam waktu singkat, biasanya kurang dari 30 detik.4
Vertigo pada BPPV dirasakan berputar, bisa disertai rasa mual, kadang-
kadang muntah. Setelah rasa berputar menghilang pasien bisa merasa
melayang.9,10
Umumnya BPPV menghilang sendiri dalam beberapa hari sampai minggu
dan kadang-kadang bisa kambuh lagi.10
5. DIAGNOSIS
Diagnosis BPPV ditegakkan secara klinis berdasarkan:4,10
a. Anamnesis
Adanya vertigo yang terasa berputar, timbul mendadak pada
perubahan posisi kepala atau badan, lamanya kurang dari 30 detik, bisa
disertai oleh rasa mual, kadang-kadang muntah.
b. Pemeriksaan fisik
Pada yang idiopatik tidak ditemukan kelainan. Pada yang
sistomatik bisa ditemukan kelainan neurologic fokal, atau kelainan
sistemik.
1. Tes Dix Hallpike
Tes ini dilakukan sebagai berikut:2,4
a. Sebelumnya pasien diberi penjelasan dulu mengenai prosedur
pemeriksaan supaya tidak tegang.
b. Pasien duduk dekat bagian ujung pemeriksa.
c. Dengan mata terbuka dan berkedip sedikit mungkin selama
pemeriksaan, pada posisi duduk kepala menengok ke kiri atau ke
kanan, lalu dengan cepat badan pasien dibaringkan sehingga kepala
tergantung pada ujung meja pemeriksa, lalu dilihat adanya
nistagmus dan keluhan vertigo, pertahankan posisi tersebut selama
10 sampai 15 detik, setelah itu pasien dengan cepat didudukkan
kembali. Berikutnya maneuver tersebut diulang dengan kepala
menunjuk kesisi lain. Untuk melihat adanya fatigue maneuver ini
diulang 2-3 kali.
Interpretasi Tes Dix Hallpike11,12
a. Normal : tidak timbul vertigo dan nistagmus dengan mata
terbuka. Kadang-kadang dengan mata tertutup bisa terekam
dengan elektronistagmografi adanya beberapa detak nistagmus.
b. Abnormal : timbulnya nistagmus posisional yang pada BPPV
mempunyai 4 ciri, yaitu: ada masa laten, lamanya kurang dari
30 detk, disertai vertigo yang lamanya sama dengan nistagmus,
dan adanya fatigue, yaitu nistagmus dan vertigo yang makin
berkurang setiap kali manuver diulang
Gambar 1. Tes Dix Hallpike bagian I.
6. PENATALAKSANAAN
Komunikasi dan Informasi
Oleh karena BPPV menimbulkan vertigo yang hebat, pasien
menjadi cemas dan khawatir akan adanya penyakit berat seperti stroke
atau tumor otak. Maka itu perlu diberikan penjelasan bahwa BPPV bukan
sesuatu yang berbahaya dan prognosisnya baik, dapat hilang spontan
setelah beberapa waktu, walaupun kadang-kadang berlangsung lama dan
sewaktu-waktu bisa kambuh lagi.4
Medikamentosa
Beberapa kategori dari medikasi vestibular suppresan yang biasa
digunakan yaitu benzodiazepine dan antihistamine. Benzodiazepine
seperti diazepam dan clonazepam yang memiliki efek anxiolitik, sedatif,
muscle relaksan, anti konvulsi derivate dari efek inhibitor potensial
sistem asam gamma-amino butirat. Dalam mengatasi dizziness, medikasi
ini bisa mengurangi sensasi rasa berputar, tetapi juga dengan kompensasi
pada kondisi vestibular perifer. Antihistamin, di sisi lain untuk menekan
rasa mual dan muntah. Contoh antihistamin yaitu meclizine dan
diphenhydramine. Akan tetapi belum ada bukti dari literature yang
menyarankan medikasi vestibular suppresan efektif sebagai pengobatan
primer dari BPPV atau subsitusi dari manuver reposisi.
Obat-obatan anti vertigo seringkali tidak dibutuhkan, oleh karena vertigo-
nya berlangsung sebentar saja. Lagipula serangan akut vertigonya tidak
dapat sepenuhnya ditekan dengan obat antivertigo.9
Latihan
a. Metoda Brandt Daroff
Pasien duduk tegak ditepi tempat tidur dengan kedua tungkai
tergantung. Lalu dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh
dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan selama 30 detik, setelah
itu duduk tegak kembali. Setelah 30 detik baringkan dengan cepat ke
sisi lain, perahankan selama 30 detik, lalu duduk tegak kembali.
Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi hari sebelum bangun tidur, dan
3 kali pada malam hari sebelum tidur, sampai 2 hari berturut-turut
tidak timbul vertigo.1,10,13
b. Vibrasi
Metoda ini diperkenalkan oleh Epley dan disebut Canalith
Repositioning Procedure.
Caranya L vibrator diletakkan pada daerah mastoid telinga
yang diduga ada kelainan. Pasien berbaring terlentang dengan kepala
agak hiperektensi, lalu kepala diputar ke arah telinga tersebut sampai
muka menghadap ke lantai dengan sudut 45o, pertahankan posisi
tersebut selama 15 detik atau sampai nistagmus menghilang.
Kemudian kepala dan badan diputar kea rah berlawanan sampai
muka menghadap ke lantai dengan sudut 45o, pertahankan selama 15
detik. Selanjutnya pasien duduk dengan kepala menunduk selama
15-30 detik, sementara itu vibrasi dilakukan terus pada mastoid.
Prosedur ini menyebabkan debris terlepas dari kupula dan
masuk ke dalam endolimfe. Setelah 1 minggu bila vertigo timbul lagi
bisa dilakukan vibrasi ulang.
Komplikasi dari prosedur ini termasuk konversi dari canalith
menjadi canal yang berbeda pada alterasi dari tipe nistagmus dan
atau arah nistagmus. Komplikasi ini dapat dicegah dengan manuver
tambahan selama duduk, Komplikasi lain termasuk yang dilaporkan
yaitu rasa nyeri, berkeringat, demam, dan hipotensi selama manuver
tadi.1,2,4,13
Manuver ini efektif dalam 80% pasien dengan BPPV. Jika manuver
ini bekerja dengan baik tetapi gejala muncul atau berespon parsial,
manuver lain disarankan dilakukan.2,13
Terapi Bedah
Pada sebagian kecil penderita BPPV yang berkepanjangan dan tidak
sembuh dengan terapi konservatif bisa dilakukan operasi neurektomi
atau cannal plugging. Akan tetapi tindakan operatif tersebut bisa
menimbulakn komplikasi berupa tuli sensorineural pada 10% kasus.10
Hanya sekitar 1 / 200 BPPV kami pasien akhirnya memiliki prosedur
ini dilakukan. Operasi tidak harus dipertimbangkan sampai ketiga
manuver / latihan (manuver epley, semont, dan brandt daroff) telah
dicoba dan gagal.
Pengobatan bedah BPPV tidak mudah - dokter THT Anda mungkin
akan tidak memiliki pengalaman sama sekali dengan operasi ini. Tentu
saja, selalu dianjurkan saat merencanakan operasi untuk memilih ahli
bedah yang telah selebar pengalaman mungkin. Komplikasi jarang
terjadi, namun demikian kita masih harus berpikir hati-hati tentang
menjalani prosedur yang memiliki resiko 3% dari kehilangan
pendengaran unilateral.10,13
BAB III
PEMBAHASAN
Etiologi
Etiologi dan gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:
1. Trauma Kepala - Tidak terdapat riwayat trauma kepala.
- Terdapat riwayat trauma
kepala sebelumnya
2. Infeksi Telinga Tengah - Tidak terdapat riwayat keluar cairan
- Terdapat riwayat keluar cairan
berbau dari telinga.
berbau dari telinga - Tidak terdapat riwayat rasa penuh
- Terdapat riwayat rasa penuh
dalam telinga.
dalam telinga.
3. Idiopatik - Tidak terdapat riwayat trauma kepala.
- Tidak terdapat riwayat trauma - Tidak terdapat riwayat keluar cairan
kepala berbau dari telinga dan rasa penuh
- Tidak terdapat riwayat keluar
dalam telinga.
cairan berbau dari telinga dan - Terjadi tanpa diketahui penyebabnya.
rasa penuh dalam telinga.
- Terjadi tanpa diketahui
penyebabnya.
Jadi kemungkinan etiologi trauma kepala dan infeksi telinga tengah dapat
disingkirkan,
Kemungkinan etiologi idiopatik belum dapat disingkirkan.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
merasa melayang.
3.2 Saran
11. Imbaud Genieys S. Vertigo, dizziness and falls in the elderly. Annales d
Oto-Laryngologie et de Chirurgie Cervico-Faciale 2007;124:189–96.