LAMPIRAN
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya membangun bangsa Indonesia yang berdaulat, berkarakter,
dan sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia, Presiden Joko Widodo-
Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menetapkan visi: Jalan Perubahan untuk
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian. Untuk
mewujudkan visi tersebut Jokowi-JK menetapkan tujuh misi dan
Nawacita yang semuanya terkait dengan peningkatan mutu pendidikan
menuju terbentuknya manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, adil, makmur, aman,
damai, sentosa, sejahtera, dan madani.
Dalam konteks itu, pewujudan visi, misi, dan Nawacita Jokowi
menyiratkan mengenai arti pentingnya pendidikan yang dapat mendorong
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang kompeten,
profesional, sejahtera, dan bermartabat. SDM Indonesia yang berdaya
saing tinggi, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. SDM
Indonesia yang mampu mendorong terwujudnya generasi muda Indonesia
yang berkarakter, berbudi pekerti luhur, dan siap mengawal
pembangunan negara dan bangsa Indonesia di masa mendatang. Hal ini
menegaskan pentingnya peran guru dalam pembangunan sumber daya
manusia di Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013 (K-13) pasal 4 menyebutkan bahwa: Satuan pendidikan
dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun
-2-
2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini
berarti bahwa seluruh sekolah diharapkan mampu mengimplementasikan
K-13 secara menyeluruh selambat-lambatnya pada Juli 2019.
K-13 telah diimplementasikan secara bertahap di seluruh Indonesia sejak
tahun pelajaran 2013/2014. Pada tahun pelajaran 2017/2018 ditargetkan
60% sekolah telah menerapkan K-13 dan selanjutnya pada tahun
pelajaran 2018/2019 diharapkan 100% sekolah menerapkan K-13.
Dengan demikian, pencapaian target 100% implementasi K-13 dapat
dipercepat dari rencana sebelumnya.
Pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(Ditjen GTK) memberikan fasilitasi pelatihan kurikulum bagi guru dan
tenaga kependidikan di 78.891 sekolah sasaran yang akan
mengimplementasikan K-13 pada tahun pelajaran 2018/2019.
Pelaksanaan pelatihan K-13 diselenggarakan secara terkoordinasi antara
Ditjen GTK, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen
Dikdasmen), LPMP, Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Ditjen GTK, dan
Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota.
Pedoman ini disusun agar menjadi acuan bagi para pemangku
kepentingan pendidikan di dalam penyelenggaraan pelatihan K-13 sesuai
dengan tugas dan kewenangannya masing-masing.
B. Tujuan
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi para pemangku kepentingan
pendidikan yang terlibat di dalam penyelenggaraan pelatihan K-13 kepada
guru dan tenaga kependidikan di sekolah sasaran pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
C. Sasaran
Sasaran Pedoman Pelatihan K-13 bagi guru dan tenaga kependidikan,
yaitu:
1. Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar;
2. Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah;
3. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
4. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK);
5. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
-3-
BAB II
PROGRAM PELATIHAN K-13
3. Profesional
Semua pihak memiliki kompetensi yang memadai dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam menyelenggarakan pelatihan K-13.
4. Sikap Percaya
Memiliki sikap saling percaya, bahwa narasumber/fasilitator
memberikan informasi, saran, solusi, dan contoh yang sesuai dengan
implementasi K-13 dan peserta sasaran memiliki kemauan kuat
untuk memahami dan akan melaksanakan K-13 dengan baik.
5. Berdasarkan Kebutuhan
Materi pelatihan K-13 adalah materi relevan yang sesuai dengan
konsep K-13 dan diberikan sesuai dengan kebutuhan guru dan
tenaga kependidikan di sekolah.
6. Berkelanjutan
Pelatihan K-13 diimplementasikan oleh guru dan tenaga
kependidikan di sekolahnya masing-masing dan terus dikembangkan
penguasaannya secara berkelanjutan melalui kelompok kerja, forum
Komite Sekolah, dan forum lainnya yang relevan.
7. Taat Azas
Pelatihan K-13 dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku
dan dapat dipertanggungjawabkan oleh penyelenggara pelatihan.
8. Berbasis Kompetensi
Pelatihan K-13 merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan
komptensi guru dan tenaga kependidikan dalam pemahaman dan
implementasi K-13 yang nantinya akan meningkatkan mutu
pendidikan, oleh karenanya program ini berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang mendukung.
9. Terstandar
Pelatihan K-13 harus memenuhi standar program pelatihan yang
ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
10. Transparan
Proses perencanaan dan pelaksanaan mulai dari persiapan,
pelaksanaan sampai dengan pelaporan dilakukan secara terbuka dan
transparan serta dapat diketahui semua pihak yang berkepentingan.
11. Akuntabel
Proses dan hasil pelatihan K-13 dapat dipertanggungjawabkan
kepada para pemangku kepentingan pendidikan secara administratif,
-6-
pelatihan K-13.
j. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelatihan K-13.
3. Direktorat Teknis
Direktorat teknis, yaitu Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan
Dasar, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, dan
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan
Menengah, mempunyai tugas-tugas sebagai berikut.
a. Bekerjasama dengan unit terkait dalam penyiapan bahan
pelatihan K-13.
b. Berkooordinasi dengan dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota yang menjadi sasaran pelatihan K-13.
c. Berkooordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis dan sekolah
penyelenggara pelatihan K-13.
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelatihan K-13.
e. Menetapkan sekolah penyelenggara pelatihan K-13 yang
memenuhi persyaratan sesuai kewenangannya masing-masing
atas usulan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota.
4. Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Ditjen GTK
Unit Pelaksana Teknis, yaitu PPPPTK dam LPPPTK KPTK adalah
penyelenggara pelatihan K-13 dengan tugas-tugas sebagai berikut.
a. Bekerjasama dengan unit terkait dalam penyiapan bahan
Pelatihan K-13.
b. Menetapkan mekanisme pelaksanaan Pelatihan K-13.
c. Melaksanakan Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional
(jika masih dibutuhkan).
d. Menetapkan nama-nama Instruktur kurikulum.
e. Melaksanakan pelatihan K-13.
f. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelatihan K-13.
5. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota
a. Mengkoordinasikan persiapan dan pelaksanaan pelatihan K-13
di Dinas Pendidikan sesuai kewenangannya.
b. Mengusulkan sekolah penyelenggara pelatihan K-13 yang
memenuhi persyaratan sesuai kewenangannya masing-masing.
c. Mengijinkan dan menugaskan guru dan tenaga kependidikan
untuk menjadi narasumber/instruktur kurikulum sesuai
kewenangannya masing-masing.
d. Mengijinkan dan menugaskan guru dan tenaga kependidikan
-8-
BAB III
PELAKSANAAN PELATIHAN K-13
A. Tujuan Pelatihan
Pelatihan K-13 secara umum bertujuan untuk memberikan pengetahuan
dan keterampilan kepada guru dan tenaga kependidikan di sekolah
sasaran dalam mengimplementasikan K-13.
Secara khusus bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala
sekolah dan guru dalam mempelajari hal-hal sebagai berikut.
1. Dinamika perkembangan kurikulum.
2. Penguatan pendidikan karakter dan literasi dalam pembelajaran.
3. Peningkatan Kompetensi, penguatan Materi, proses Pembelajaran,
dan Penilaian (untuk Jenjang SMK ditambah dengan spektrum SMK
Terbaru).
4. Menganalisis kompetensi, materi pembelajaran, dan penilaian
diantaranya:
a. analisis dokumen SKL, KI-KD, Silabus, dan Pedoman Mata
pelajaran;
b. analisis materi dalam buku teks pelajaran;
c. analisis penerapan model pembelajaran dengan melaksanakan
pembelajaran antara lain dengan pendekatan saintifik, problem-
based learning, project-based learning, dan discovery learning
dengan integrasi penguatan pendidikan karakter;
d. analisis penilaian hasil belajar.
5. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan muatan
keterampilan abad 21 (critical thinking, creativity, communication,
collaboration), penguatan pendidikan karakter dan literasi dalam
pembelajaran.
6. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam praktik
pembelajaran, melaksanakan penilaian dengan kemampuan berpikir
tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan mereviu
hasil praktik pembelajaran.
7. Mengelola hasil penilaian (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar.
- 10 -
B. Sasaran Pelatihan
Jumlah sasaran pelatihan K-13 tahun 2018 yang dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan adalah sebanyak
78.891 sekolah di seluruh Indonesia dengan rincian sebagai berikut.
Guru dan tenaga kependidikan sasaran yang dilatih K-13 adalah dengan
rincian sebagai berikut.
No Instansi/Unit Kerja SD SMP SMA SMK Jumlah
A Ditjen GTK
Direktorat Pembinaan
1. 53.803 1.947 55.750
Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Pembinaan
2. Guru Pendidikan 283 292 575
Menengah
Direktorat Pembinaan
56.325
Tenaga Kependidikan 53.803 1.947 283 292
3. 22.566
Pendidikan Dasar dan
78.891
Menengah
UPT di Lingkungan
B 2.081 12.909 4.060 3.516 22.566
Ditjen GTK
1. PPPPTK BBL 157 788 327 417 1.689
2. PPPPTK Bahasa 128 543 202 118 991
3. PPPPTK Penjas BK 251 885 308 204 1.648
PPPPTK Bisnis dan
4. 110 1.160 493 507 2.270
Pariwisata
5. PPPPTK IPA 119 811 235 116 1.281
6. PPPPTK BMTI 358 976 314 256 1.904
7. PPPPTK TK dan PLB 334 456 145 91 1.026
8. PPPPTK Pertanian 128 2.186 698 238 3.250
9. PPPPTK Matematika 79 305 159 114 657
10. PPPPTK Seni Budaya 102 1.344 233 93 1.772
11. PPPPTK PKn dan IPS 68 690 158 229 1.145
12. PPPPTK BOE 81 1.521 369 779 2.750
13. LPPPTK KPTK 109 747 222 208 1.286
14. LPPKS 57 497 197 146 897
Jumlah Total 55.884 14.856 4.343 3.808 78.891
Tenaga kependidikan yang akan dilatih kemampuannya dalam
melaksanakan K-13 adalah kepala sekolah pada jenjang SD, SMP, SMA
dan SMK serta pengawas sekolah. Kepala sekolah dilatih oleh Direktorat
Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah dan
UPT di lingkungan Ditjen GTK. Sedangkan pengawas sekolah, sejumlah
- 12 -
2. Struktur Program
a. Struktur Program Pelatihan K-13 bagi Guru
JP Narasumber/
No Materi
@ 45’ Fasilitator
A. Materi Umum (8 Jam)
Kebijakan dan Dinamika
1. 2 NS/IN/IP/IK
Perkembangan Kurikulum
2. Penguatan Pendidikan Karakter 2 IP/IK
Penerapan Literasi Dalam
3. 2 IP/IK
Pembelajaran
Penyelenggaraan Pelatihan dan
4. Pendampingan 2 Disdik/UPT
JP Narasumber/
No Materi
@ 45’ Fasilitator
2. Tes Awal 1 Panitia
3. Tes Akhir 1 Panitia
Penutupan : Review dan Evaluasi
4. 1 Disdik/UPT
Pelatihan
Jumlah 52 JP
Keterangan
NS : Narasumber
IN : Instruktur Nasional
IP : Instruktur Provinsi
IK : Instruktur Kabupaten
JP : Jam Pelajaran
2. Analisis Kompetensi,
Pembelajaran, dan
Penilaian
a. Analisis Dokumen :
SKL, KI -KD, Silabus, 3 1 JP
dan Pedoman Mapel
b. Analisis Materi
Dalam Buku Teks 3 1 JP
Pelajaran
c. Analisis Penerapan
3
Model Pembelajaran
d. Analisis Penilaian
3 1 JP
Hasil Belajar
3. Perancangan Rencana
Pelaksanaan 6 1 JP
Pembelajaran (RPP)
4. Praktik Pembelajaran
dan Penilaian
a. Praktik Pembelajaran
12 1 JP
dan Penilaian
b. Review Hasil Praktik 2 1 JP
5. Praktik Pengolahan
dan Pelaporan 5 1 JP
Penilaian Hasil Belajar
No Materi JP @45’
A. Materi Umum 8
2 Kecakapan Abad 21
H. Penilaian Peserta
Penilaian peserta pelatihan K-13, baik di sekolah penyelenggara pelatihan
K-13 maupun UPT penyelenggara pelatihan K-13 bertujuan untuk
memberikan gambaran yang obyektif tentang pencapaian hasil belajar
peserta diklat.
Hasil penilaian tersebut untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan
diklat dalam mencapai tujuan dan sasarannya, serta sebagai tindak
lanjut penyempurnaan pelatihan selanjutnya.
Penilaian peserta pada pelatihan K-13 terdiri dari komponen-komponen
berikut:
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta pada
aspek kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Sikap-sikap
tersebut dapat diamati pada saat menerima materi, melaksanakan
tugas individu dan kelompok, mengemukakan pendapat dan bertanya
jawab, serta saat berinteraksi dengan fasilitator dan peserta lain.
Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan
secara terus menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi.
Namun, untuk nilai akhir aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau
menjelang kegiatan berakhir yang merupakan kesimpulan fasilitator
terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal sampai akhir
berlangsung. Hasil penilaian sikap dituangkan dalam format Lembar
Penilaian Sikap.
2. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
peserta dalam mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan
pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang mendukung
kompetensi dan indikator. Penilaian keterampilan menggunakan
pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan nontest.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran
melalui penugasan individu dan/atau kelompok oleh fasilitator.
Komponen yang dinilai dapat berupa hasil Lembar Kerja dan/atau
hasil praktik sesuai dengan kebutuhan. Hasil penilaian keterampilan
dituangkan dalam format Lembar Penilaian Keterampilan.
3. Tes Akhir (TA)
Tes akhir dilakukan oleh peserta pada akhir kegiatan moda tatap
muka. Peserta yang dapat mengikuti tes akhir adalah peserta yang
- 28 -
BAB IV
PENJAMINAN MUTU
D. Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelatihan K-13 dilakukan oleh sekolah, UPT, dan
direktorat teknis penyelenggara pelatihan K-13, yang mencakup Laporan
kegiatan pelatihan K-13 secara menyeluruh dilengkapi dokumen
pendukung.
BAB V
STANDAR PENYELENGGARAAN
A. Standar Penyelenggara
Penyelenggara Program Pelatihan K-13 adalah Sekolah Penyelenggara
Pelatihan K-13 yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan sesuai
kewenangannya melalui fasilitasi Direktorat Pembinaan Guru Dikdas,
Direktorat Pembinaan Guru Dikmen dan Direktorat Pembinaan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah, serta UPT di lingkungan
Ditjen GTK, yaitu PPPPTK dan LPPPTK KPTK.
B. Standar Fasilitator
Fasilitator pelatihan K-13 terdiri dari Narasumber Nasional (NN),
Instruktur Provinsi (IN), dan Instruktur Kab/Kota (IK).
1. Narasumber Nasional (NN) adalah Instruktur K-13 tingkat pusat,
provinsi, tim manajemen Direktorat PSD/PSMP/PSMA/PSMK,
Puskurbuk, Puspendik, LPTK, PPPPTK, LPPPTK-KPTK, dan LPMP
yang sudah mengikuti Bimtek Penyegaran Narasumber Nasional pada
tahun 2017 serta widyaiswara yang sudah mengikuti Penyegaran K-
13 pada tahun 2018.
2. Instruktur Provinsi (IP) adalah widyaiswara PPPPTK, LPPPTK-KPTK,
dan widyaiswara LPMP, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang
sudah mengikuti Bimtek Penyegaran Instruktur Provinsi pada tahun
2017.
3. Instruktur Kabupaten/Kota (IK) adalah widyaiswara PPPPTK,
LPPPTK-KPTK, widyaiswara LPMP, pengawas, kepalas sekolah, dan
guru yang sudah mengikuti Bimtek Penyegaran Instruktur
Kabupaten/Kota pada tahun 2017.
Secara khusus Fasilitator pelatihan K-13 untuk Kepala Sekolah terdiri
dari Tim Pengembang K-13, Narasumber Nasional dan Instruktur.
1. Tim Pengembang K-13 bagi Kepala Sekolah tahun 2018 adalah tim
penyusun bahan pelatihan K-13 bagi Kepala Sekolah.
2. Narasumber Nasional adalah widyaiswara PPPPTK dan LPMP yang
sudah mengikuti ToT Narasumber Nasional K-13 bagi Kepala Sekolah
Tahun 2018 dan dilatih oleh Tim Pengembang K-13 bagi Kepala
Sekolah.
3. Instruktur:
a. Instruktur yang berasal dari unsur Kepala Sekolah dan
-32-
C. Standar Pengelolaan/Pelaksanaan
Pengaturan kelas/rombongan belajar pelatihan K-13 diatur sebagai
berikut.
a. Jumlah Peserta : maksimal 40 orang per kelas
b. Jumlah Fasilitator : 2 orang instruktur kurikulum per kelas*)
team teaching
c. Jumlah Panitia : 2 orang per kelas
d. Materi Ajar : Modul cetak, lembar kerja, softcopy bahan
tayang
e. Alat Pembelajaran : Laptop, LCD, Audio system
f. Bahan pembelajaran : sesuai dengan kebutuhan dan/atau
skenario yang ditetapkan
*) Keterangan:
Penetapan jumlah fasilitator sebanyak 2 (dua) orang secara team
teaching dilandasi oleh pertimbangan sebagai berikut:
a. Karakteristik pendidikan orang dewasa (andragogi) pada
prinsipnya diarahkan pada pengembangan pemahaman,
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peserta sehingga
pola pembelajaran dirancang melalui berbagai aktivitas diskusi,
kerja kelompok, dan presentasi, dan tidak didominasi oleh
pemberian ceramah dan informasi.
b. Mengingat kegiatan diskusi dan terutama kerja kelompok
dilakukan secara bersamaan (paralel) maka fasilitasi dari
fasilitator juga dilakukan secara paralel. Oleh karenanya,
kehadiran 2 (dua) orang fasilitator dalam satu kelas sangat
diperlukan.
-33-
E. Standar Penilaian
Untuk menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan, akan dilakukan
penilaian kepada semua peserta pelatihan K-13. Standar penilaian
meliputi jenis dan instrumen penilaian, serta predikat nilai akhir yang
mengacu pada penilaian peserta yang tertuang dalam Bab III.
F. Standar Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pelatihan K-13 bagi guru dan tenaga kependidikan adalah
menggunakan pola 52 JP @45 menit, yang dilaksanakan selama lima (5)
atau enam (6) hari, atau menggunakan sistem block atau pertemuan
mingguan sesuai dengan kebutuhan.
G. Standar Sertifikat
Peserta yang telah mengikuti Pelatihan K-13 akan mendapatkan sertifikat.
Sertifikat Pelatihan K-13 bagi guru dan tenaga kependidikan yang
diselenggarakan oleh sekolah penyelenggara/inti ditandatangani oleh
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya. Sedangkan pelatihan K-13 bagi guru dan tenaga
kependidikan yang diselenggarakan oleh UPT di lingkungan Ditjen GTK,
sertifikat ditandatangani oleh Kepala PPPPTK/LPPPTK KPTK.
SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
DIDIK SUHARDI
TTD.
Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001