Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA

Jl. Trans Atadei – Kelurahan Lewoleba Barat


Kabupaten Lembata – Nusa Tenggara Timur
No. Telp./Fax.(0383)2343062 Email : rsbukitlewoleba@yahoo.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA

NOMOR : 109/RSB/SK-DIR/V/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN UNIT FARMASI


RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA

DIREKTUR RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA :

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah


Sakit Bukit Lewoleba, maka diperlukan penyelenggaraan
Pelayanan Unit Farmasi
2. Bahwa agar pelayanan Unit Farmasi Rumah Sakit Bukit
Lewoleba dapat terlaksana dengan baik, maka perlu adanya
Pedoman Pelayanan Unit Farmasi Rumah Sakit Bukit Lewoleba
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Unit Farmasi
Rumah Sakit Bukit Lewoleba
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
a dan b, maka perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Bukit Lewoleba

Menimbang : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUKIT


LEWOLEBA TENTANG PEDOMAN PELAYANAN UNIT
FARMASI RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA

PERTAMA : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Unit Farmasi Rumah Sakit


Bukit Lewoleba
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Utama tentang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Bukit
Lewoleba yang dimaksud dengan:
1. Kebijakan yang dimaksud dalam Peraturan ini adalah Kebijakan Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit Bukit Lewoleba berdasarkan Standar Akreditasi
2. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
3. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker,
baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
4. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
5. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
6. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
7. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan
sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
8. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini.
9. Unit Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
10. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
11. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya
Farmasi, , dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
Pasal 2
Penetapan Kebijakan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Bukit Lewoleba bertujuan
untuk:
a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Pasal 3
(1) Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
b. Pelayanan farmasi klinik.
(2) Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. Pemilihan;
b. Perencanaan kebutuhan;
c. Pengadaan;
d. Penerimaan;
e. Penyimpanan;
f. Persiapan dan penyaluran (dispensing);
g. pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai;
h. Pengendalian;
i. Pngawasan penggunaan dan pengamanan obat;
j. Administrasi; dan
k. Supervisi pelayanan farmasi.
(3) Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. Pengkajian dan pelayanan Resep;
b. Penelusuran riwayat penggunaan Obat;
c. Rekonsiliasi Obat;
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
e. Konseling;
f. Visite;
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO); dan
i. Dispensing sediaan steril;
Pasal 4
(1) Penyelenggaraan Kebijakan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit didukung oleh
ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi kepada
keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional.
(2) Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Sumber daya manusia; dan
b. Sarana dan peralatan.
(3) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggambarkan uraian tugas,
fungsi, dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar
Pelayanan Kefarmasian yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Bukit Lewoleba.
(4) Standar prosedur operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Bukit Lewoleba.
Pasal 5
Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, harus dilakukan
Pengendalian Mutu Pelayananan Kefarmasian yang meliputi:
a. Monitoring; dan
b. Evaluasi.
Pasal 6
(1) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus menjamin
ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.
(2) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan di Unit Farmasi Rumah Sakit melalui sistem satu pintu Unit
Farmasi Rumah Sakit Bukit Lewoleba.
(3) Unit Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Apoteker
sebagai Kepala Unit Farmasi yang bertanggung jawab jawab terhadap seluruh
pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Bukit Lewoleba.
(4) Dalam penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dapat dibentuk
satelit farmasi sesuai dengan kebutuhan yang merupakan bagian dari Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Bukit Lewoleba.
Pasal 7
Setiap Tenaga Kefarmasian yang menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit Bukit Lewoleba wajib mengikuti Kebijakan Pelayanan Farmasi.
Pasal 8
Mengirimkan laporan Pelayanan Kefarmasian secara berjenjang kepada Direktur dan
kepada Yayasan Papa Miskin Keuskupan Sufragan Larantuka sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 9
Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Farmasi ini
dilakukan oleh Direktur , Komite Medik dan Keperawatan, Kepala Bidang Penunjang
Medik sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diubah dan
diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam isi penetapannya

Ditetapkan di : Lewoleba
Pada tanggal : 259 Mei 2017
RS. Bukit Lewoleba
Direktur

dr. Kukuh Prasetyo

Anda mungkin juga menyukai