PPN atas pemberian cuma-cuma dan pemakaian sendiri adalah "koreksi" atas
pajak masukan yang pernah di"geser". Awalnya dia berposisi non-end-user,
sehingga pajak masukan boleh dikreditkan. Tetapi kemudian berubah jadi end-
user, sehingga atas pajak masukkan yang pernah dikreditkan harus dibayar lagi
dengan dikenakan PPN. Berapa DPP-nya? Sebesar cost atau harga pokok yang
dibebankan. Asumsi yg digunakan adalah jumlah biaya sama dengan pembelian
yang pajak masukkanya dikreditkan. Walaupun hasilnya sama, tetapi istilah yang
digunakan oleh KEP-87/PJ/2002 bukan cost tetapi harga jual dikurangi laba
kotor.
Saya dulu tidak mengerti kenapa PPN atas jasa boleh dikreditkan. Padahal yang
namanya jasa tidak bisa digeser. Berbeda dengan barang yang atas
"kepemilikan" barang tersebut bisa berpindah-pindah atau bergeser dari
produsen ke konsumen. Harusnya jasa itu melekat kepada yang penerima
manfaat, sehingga atas PPN-nya tidak boleh dikreditkan karena perusahaan
penerima manfaat sebagai end-user. Sampai ada salah satu dosen yang
menjawab bahwa end-user itu sektor rumah tangga atau orang pribadi yang
membeli barang tidak untuk memproduksi barang.
salam