Pengujian akustik
Berisi tentang uji insulasi bunyi komponen partisi bangunan gedung.
Sound Transmission Class (atau STC) adalah suatu rating integer (bilangan bulat)
terkait seberapa bagus suatu partisi bangunan mengatenuasi penyebaran suara atau
bunti di udara. Dipergunakan untuk merating susunan partisi interior, langit-langit/lantai,
pintu, jendela, dan dinding luar.
Standar: ASTM International Classification E413 and E90, ISO - 140 series.
Angka penilaian STC mencerminkan pengurangan noise dalam desibel yang dapat
disediakan oleh partisi.
Jenis baja tulangan : Baja Tulangan Beton Polos (BjTP) dan Baja Tulangan Beton Sirip
(BjTS)
Panjang baja tulangan beton ditetapkan 10 meter dan 12 meter
Toleransi panjang baja beton tulangan minimum 0 mm dan maksimum 70 mm
Proses Instalasi Pengolahan Air Minum Jika Ditinjau dari perlu atau tidaknya
pengolahan :
Air yang tidak membutuhkan pengolahan
Air yang memerlukan proses desinfeksi saja
Air yang memerlukan penyaringan pasir cepat
Air yang membutuhkan pengolahan lengkap
Beberapa hal yang merupakan komponen dari jaminan mutu hasil uji adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan Bahan Acuan Standar untuk Menguji Akurasi Hasil Pengujian.
Bahan acuan merupakan bahan atau zat yang telah diuji sifat dan konsentrasinya melalui
suatu proses yang dilakukan secara akurat. Bahan Acuan Bersertifikat (CRM) merupakan
bahan acuan yang sifat dan konsentrasinya telah diuji dan diberi sertifikat dengan prosedur
teknis yang telah baku dan dapat tertelusur ke dalam Satuan Internasional (SI) atau
dokumen yang diterbitkan oleh badan tersertifikasi.
Kegunaan bahan acuan adalah untuk pengujian akurasi. Pengujian akurasi dilakukan untuk
mengukur kemampuan suatu metode analisa dalam memperoleh nilai yang sebenarnya
(ketepatan pengukuran). Akurasi dinyatakan sebagai prosentase (%) perolehan kembali
(recovery).
2. Pengujian Ulang untuk Menguji Presisi Hasil Pengujian.
Pengujian ulang dari suatu pengujian dilakukan untuk mengukur kemampuan suatu metode
pengujian untuk menunjukkan kedekatan atau presisi dari suatu seri pengukuran yang
diperoleh dari contoh uji yang homogen. Nilai presisi untuk dua kali pengulangan
dinyatakan dalam RPD ( Relative Percent Difference)
3. Pengujian Blanko.
Blanko merupakan air destilasi bebas analit yang digunakan untuk kontrol kontaminasi
mulai dari saat pengambilan contoh di lapangan, preparasi di laboratorium sampai pada
saat pengukuran. Air destilasi yang digunakan harus memiliki nilai konduktifitas (DHL)
kurang dari 2 µS/Cm. Blanko terdiri dari blanko sampling (blanko wadah, blanko alat,
blanko lapangan, blanko perjalanan) dan blanko laboratorium.
Konsentrasi analit di dalam larutan blanko harusnya lebih kecil dari batas deteksi metode
(MDL). Seandainya analit di dalam larutan blanko lebih besar dari MDL maka
kemungkinan-kemungkinan yang menjadi sumber kontaminasi harus ditemukan dan
ditindaklanjuti.
4. Kartu kendali (control chart) merupakan suatu metode statistik untuk memantau
performance alat, metode dan analis selama pengujian secara berkelanjutan.
5. Keikutsertaan dalam Kegiatan Uji Banding / Uji Profisiensi.
Uji banding antar laboratorium merupakan pengelolaan, unjuk kerja dan evaluasi pengujian
atas bahan yang sama atau serupa oleh dua atau lebih laboratorium yang berbeda sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan terlebih dahulu. Uji Profisiensi merupakan salah satu
cara untuk mengetahui unjuk kerja laboratorium pengujian dengan cara uji banding antar
laboratorium.
Secara umum uji banding antar laboratorium atau uji profisiensi dilakukan oleh laboratorium
minimal sekali dalam setahun untuk semua parameter sesuai ruang lingkup pengujian, bila
memungkinkan. Apabila hasil uji banding kurang memuaskan, maka laboratorium
melakukan investigasi untuk mengevaluasi seluruh sumber daya termasuk penerapan
sistem manajemen mutu laboratorium. (blh-tari)