Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH

KARAKTER BANGSA DAN BELA NEGARA

MATERI “NASIONALISME DAN PATRIOTISME”

Oleh:

KELOMPOK 06

Asril Arifin 120170404001(TDG)

Deri Novita 120170302005 (KM)

M. Asrullah 120170302010 (KM)

Pemateri:

Laksda TNI Dr. A. Octavian M. Sc., D.E.S.D

PROGRAM STUDI KEAMANAN MARITIM DAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAYA GERAK

UNIVERSITAS PERTAHANAN

2017
Sikap Ekslusif Terhadap Nasionalisme dan Patriotisme

I. Pendahuluan

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang terluas di dunia. Jumlah


pulaunya lebih dari 17.000, etnisitas, sub-kultur, dan bahasa lokalnya yang berjumlah
ratusan. Bahkan, sebagai contoh di Papua tidak kurang 252 suku dengan bahasa
khasnya. Dari keberagaman budaya (pluralisme) saja, Indonesia bisa bertahan. Oleh
karena itu, politik identitas yang muncul ke permukaan sejarah modern Indonesia
hendaknya ditangani secara bijak melalui nalar historis yang cerdas dan benar. Saat
proklamasi digaungkan, jumlah penduduk Indonesia sekitar 70 juta, sementara sekarang
ini sudah bertambah secara fantastis menjadi tiga kali lipat menjadi 235 juta.
Di Indonesia, politik identitas sangat kental dengan nuansa etnisitas, agama,
ideologi, dan kepentingan-kepentingan lokal yang diwarnai oleh para aktor seperti elit.
Bukti nyata yang dapat dilihat dari peristiwa sejarah atas nuansa politik identitas ini
adalah kegelisahan-kegelisahan yang muncul dalam bentuk gerakan sosial seperti
Gerakan DI (Darul Islam), GPM (Gerakan Papua Merdeka), GAM (Gerakan Aceh
Merdeka), dan masih banyak lainnya. Beberapa gerakan ini menunjukkan keanti-annya
terhadap demokrasi, pluralisme, dan nasionalisme terutama yang secara jelas dapat
dlihat dalam gerakan-gerakan sosial keagamaan yang dipengaruhi oleh gerakan Islamis.
Gerakan-gerakan ini menggambarkan bagaimana dinamika identitas keagamaan yang
sangat ingin ditonjolkan oleh masing-masing kelompok untuk menyatakan identitas
agamanya. 1
Agama adalah bagian dari identitas yang seringkali menjadi alat utama dalam
menjalankan politik identitas. Sebagaimana ditegaskan oleh Huntington, bahwa identitas-
identitas primordial memang menjadi faktor utama dalam gesekan-gesekan
antarperadaban. Penting untuk diingat sebagai suatu keniscayaan bahwa perbedaan
merupakan sesuatu yang melekat pada masyarakat seperti bangsa Indonesia ini.
Kesatuan dan ketunggalan tidak dapat dijadikan sebagai hal yang mutlak, bahwa
perbedaan menjadi pemersatu identitas-identitas yang begitu beragam sehingga tidak
ada masyarakat tanpa pluralitas, tidak terkecuali dalam ranah agama dengan kelompok

1 Konferensi nasional sosiologi https://www.scribd.com/doc/251802980/PROCEEDING-KNS-III-UGM-YK-pdf


mayoritas dan minoritasnya. Adanya kelompok eksklusifisme agama yang menjadikan
kelompoknya-lah yang paling baik dibandingkan dengan kelompok lainnya, hal ini jelas
menciderai keBhinnekaan dan Nasionalisme bangsa dan negara Indonesia.

II. Permasalahan dan Faktor Penyebab

Pada dasarnya, agama mengajarkan kebaikan bagi umat manusia. Tapi pada
kenyataannya yang ada disekitar kita malah sebaliknya. Masing masing umat beragama
merasa bahwa ajaran agamanyalah yang paling benar. Setiap orang harus meyakini
bahwa ajaran agamanya yang paling benar, karena jika tidak seperti itu maka tidak ada
yang bisa diharapkan dari agama sehingga para penganutnya akan kehilangan jati
dirinya. Masalah timbul ketika seseorang beragama merendahkan agama lain,
menghakimi, serta menganggap agama lain itu sesat. Siapapun yang tidak sepemikiran
dengannya maka dianggap sesat dan salah. Sikap tersebut merupakan sikap
eksklusivisme.
Sikap eksklusivisme merupakan suatu keadaan dimana seseorang menganggap
dirinya yang paling benar dari yang lain2. Sikap eksklusif yang merasa selalu paling benar
tidak memberikan ruang untuk berjumpa dengan orang lain yang berbeda. Sikap eksklusif
ketika melihat agama yang bukan agamanya, agama agama lain adalah jalan yang salah,
dan menyesatkan bagi pemeluknya. Pemikiran ini merupakan pandangan yang dominan
dari zaman ke zaman dan terus dianut hingga saat ini. Tuntutan kebenaran yang
dipeluknya mempunyai ikatan langsung dengan tuntutan eksklusivitas. Dimana ketika
suatu pernyataan dinyatakan, maka pernyataan lain yang berlawanan tidak akan pernah
benar. 3
Sikap eksklusif juga merupakan sikap memisahkan diri dari orang lain atau dari
kelompok kelompok lain. Sikap ini cenderung membuat seseorang menjauhkan diri dari
oranglain dan tidak mau mengambil bagian dalam kegiatan yang melibatkan kelompok
lain. Sikap ini kurang baik jika dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Generasi muda harus dilatih untuk terbiasa memandang dan

2 Gpibsmaria-banten.org/index.php/artikel/104-mendobrak-eksklusivisme-beragama diakses 14 Desember 2017


3 Uinsgd.ac.id /front/detail/karya_ilmiah/artikel-dosen/tipologi-sikap-beragama diakses 14 Desember 2017
menyelesaikan suatu permasalahan dengan jernih dan spesifik, serta tidak mencampur
adukkan dengan hal hal yang tidak relevan.4

III. Pembahasan
a. Pengertian Ekslusivisme
Pengertian ekslusif dalam sosiologi berarti seseorang yang berperilaku sosial
hanya pada golongan orang-orang tertentu saja, seperti etnis, tingkatan materi, hingga
jabatan. Sehingga sebagian besar masyarakat yang merasa dirinya special, misalnya
dari sisi materi akan mencari lingkungan orang-orang yang sepadan karena dianggap
lebih cocok dari segi pemikiran hingga pandangan hidup.5 Namun demikian, tidak semua
orang yang sikapnya ekslusif dalam kehidupan sosialnya akan seperti demikian, karena
masih ada sebagian masyarakat yang bersifat fleksibel dan dapat menyatu dengan
kehidupan masyarakat dalam lingkungannya yang berada dalam derajat yang berbeda
serta secara materi berbeda.
Saat ini, seringkali orang menganggap bahwa penilaian ekslusif seseorang dalam
kehidupan social memang identik dengan materi yang dimilikinya hingga tingkatan
jabatan yang dijabatnya. Hal ini disebabkan pandangan kesuksesan seseorang adalah
dari apa saja yang sudah dimilikinya hingga saat ini. Pandangan dimaksud memang tidak
sepenuhnya salah, namun memang tercipta dengan sendirinya melalui ikatan orang yang
kebutuhan sudah mapan secara materi. Contoh lainnya seperti masyarakat yang tinggal
di sebuah perumahaan cluster yang identik dengan ekslusifnya. Jika seseorang mau
masuk kedalam perumahan tersebut diwajibkan melapor ke bagian keamanan
perumahan. Bahkan orang-orang yang sekedar menjajakan makanan kecil pun juga
harus ikut melapor.

Selain dari kehidupan di lingkungan perumahan , aktifitas lainnya yang sedang


menunjukkan ekslusifnya seseorang adalah dalam menjalani rutinitas pekerjaannya
dengan naik kendaraan pribadi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa penyebab utam
kemacetan di Jakarta saat ini adalah banyaknya orang yang menggunakan mobil pribadi

4
Materi kuliah KBBN Universitas Pertahanan
5
Definisimenurutparaahli.com/pengertian-eksklusif-dalam-sosiologi/ diakses 14 Desember 2017
padahal penumpangnya hanya satu orang. Bisa dibayangkan bila seseorang
menganggap dirinya ekslusif seperti itu, maka akan terdapat orang yang akan
menyebabkan kemacetan hingga beberapa panjang di jalan.

b. Mengatasi Sikap Eksklusivisme

Nasionalisme secara sederhana adalah semangat kebangsaan, perasaan cinta


terhadap tanah air melebihi apapun juga. Secara umum, nasionalisme adalah paham
yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara yang memiliki tujuan
atau cita cita bersama untuk kepentingan nasional. nasionalisme adalah gerakan yang
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan ataupun kebebasan.6

Sifat nasionalisme harus ada pada jiwa suatu bangsa, karena jika tidak ada, maka
akan terjadi perang saudara dalam bangsa tersebut. Sangat penting untuk terus menjaga
rasa nasionalisme didalam diri agar terhindar dari berbagai hal yang tidak diinginkan.
Sikap eksklusivisme juga akan muncul jika tidak adanya rasa nasionalisme. Sikap
nasionalisme ini juga akan menjauhkan seseorang dari sikap mementingkan dirinya
sendiri. Sebab jika Nasionalisme sudah tertanam pada diri suatu bangsa, maka akan
muncul rasa cinta kepada tanah air dan tentunya juga akan meningkatkan rasa cinta
terhadap sekitar untuk menjaga ketenteraman bersama.

Patroitisme merupakan salah satu sikap bela negara dan juga sikap nasionalis.
Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi
bangsa dan negara.7 Jika seseorang memiliki sikap patriotisme, maka mereka akan
mampu mencintai bangsa dan negaranya tanpa menjadikan negara tersebut sebagai
tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri. Patriotisme menciptakan soidaritas untuk
mencapai kesejahteraan bangsa.

Patriotisme mampu melihat kekuatan dan kelemahan bangsa. Dengan modal nilai
nilai budaya bangsa, maka para patriot akan berjuang untuk mencapai cita cita bangsa.
Selanjutnya jiwa patriotisme akan mempunyai identitas diri. Patriotisme adalah sikap mau
melihat, menerima, serta mau mengembangkan kepribadian dan watak bangsa.

6
Genggaminternet.com
7
Yukisinau.id/patriotisme-pengertian
Patriotisme bersifat terbuka, dimana melihat bangsanya dalam konteks hidup dunia, dan
bersedia terlibat didalamnya dan mau belajar dari bangsa lain demi kemajuan bangsa.
Selain itu sikap patriotisme juga mengajari kita tentang toleransi antar umat beragama,
suku, dan juga ras. Sehingga sikap ini dapat menghindarkan kita dari adanya sikap
eksklusifisme yang tidak ingin berinteraksi dengan orang atau kelompok yang dirasa
berbeda dengannya.

Untuk menghindari adanya sikap eksklusivisme, contohnya dalam beragama,


maka perlu adanya toleransi. Toleransi mengajarkan kita untuk memahami dan
menghargai orang lain. Walaupun terdapat perbedaan, namun bukan berarti orang
tersebut dianggap salah. Selanjutnya juga ada sikap inklusif, dimana sikap inklusif ini
merujuk kepada sikap dan pandangan seseorang bahwa diluar keyakinan yang
dimilikinya, juga terdapat kebenaran. Walaupun tidak seutuh dan sesempurna
kepercayaannya, kebenaran tetaplah kebenaran.

Sikap inklusivisme memuat kualitas keluhuran budi dan kemuliaan tertentu. Dalam
sikap ini, kita dapat mengikuti jalan sendiri tanpa memandang rendah dan mengutuk yang
lain. Pandangan dalam sikap inklusivisme ini adalah universal. Namun dalam sikap
inklusivisme ini terdapat bahaya kesombongan, karena disini hanya kitalah yang memiki
penglihatan yang mencakup semua sikap dan toleransi. Selanjutnya adalah
menyebabkan kebenaran yang tidak memiliki isi intelektual yang inependen karena
berbeda dan berlainan dengan orang lain.

Selain dari sikap sikap diatas, sikap lain yang dapat menghindarkan diri dari sikap
eksklusivisme adalah pluralisme atau paralelisme. Pluralisme adalah kepercayaan
kepercayaan bahwa setiap ajaran agama mengajarkan kebenaran dengan melalui jalan
yang baik untuk mencapai kebenaran yang sama.8 Sikap inipun mengajarkan manusia
untuk tidak memisahkan diri dari orang lain dengan tidak mengecap orang lain dari ras
dan agamanya sebagai sesuatu yang salah. Sikap pluralisme ini memberikan
keuntungan yang positif, yakni toleran dan hormat terhadap yang lain dan tidak mengadili
mereka, selain itu juga menjaga batas batas tetap jelas.

8
Uinsgd.ac.id
IV. Kesimpulan

Untuk menghindarkan diri dari sikap eksklusivisme, yang memisahkan diri dari
orang lain dan kelompok lain, maka perlu adanya sikap nasionalisme dan juga
patriotisme dalam diri seseorang. Sehingga dalam menjalankan kehidupannya,
seseorang harus bekerjasama dengan orang lain yang berbeda baik ras,suku, dan
juga agama. Sikap eksklusivisme dapat menjauhkan diri kita dari masyarakat dan
akan menyulitkan dalam berbangsa dan bernegara. Sikap ekslusivisme ini akan
menghambat adanya interaksi dengan orang lain. Terutama untuk generasi muda
zaman sekarang, mereka harus dilatih untuk terbiasa memandang dan
menyelesaikan suatu permasalahan dengan jernih dan spesifik, serta agar tidak
mencampur adukkan suatu permasalahan dengan hal hal yang tidak relevan.

Sikap eksklusivisme adalah suatu sikap yang buruk karena hanya memandang
bahwa diri sendiri dan kepercayaan sendirilah yang benar, sehingga seringkali
mengabaikan kepercayaan yang lain yang dianggap berbeda dari kepercayaannya.
Suatu kebenaran adalah kebenaran walaupun dikeluarkan dari persspektif yang
berbeda. Untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, maka sikap
eksklusivisme harus dihindari dan dihilangkan, agar tercipta masyarakat dan bangsa
yang rukun.

V. Saran

Untuk menghindari diri dari sikap eksklusivisme, maka sebaiknya kita


meningkatkan sikap patriotisme dan nasionalisme yang ada pada diri kita. Sehingga
kita dapat membangun bangsa dan negara yang rukun. Selanjutnya kita dapat
merubah pandangan dengan sikap pluralisme, dimana disini kita diajarkan untuk
memandang suatu kepercayaan atau agama lain sebagai jalan yang sama untuk
mencapai kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai