Perbandingan Informasi Anatomis Antara Teknik Potongan Talairach Line Dengan Corpus Dan T2 Flair
Perbandingan Informasi Anatomis Antara Teknik Potongan Talairach Line Dengan Corpus Dan T2 Flair
Proposal Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana
Terapan Teknik Radiologi
Diajukan oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jumlah nukleus dan pada tingkat di mana nukleus ini pulih dari rangsangan
Bontrager, 2014).
karakteristik yang khas pada T1 dan T2, sehingga bila ada perbedaan
intensitas dari jaringan normal, mudah diketahui bahwa hal tersebut adalah
Salah satu pemeriksaan MRl Brain rutin adalah pada kasus tumor.
Tumor otak adalah suatu lesi ekpansif yang bersifat jinak (benigna)
Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer
maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu
1
sendiri disebut tumor otak primer dan berasal dari organ-organ lain seperti
kanker paru, payudara, prostase, ginjal dan lain-lain disebut tumor otak
Suddarti,2002). Tumor otak adalah neoplasma yang berasal dari sel saraf,
(Donna L wong,2002).
nampak jelas sehingga akan lebih mudah untuk dievaluasi, oleh sebaba itu
anatomi baik pre maupun post kontras. Pada Sekuen T1-Weighted Image
tidak seperti semua kelainan atau lesi dapat dideteksi dengan T2-Weighted
2
dikembangkan suatu teknik dari Inversion Recovery yang disebut dengan
patokan atau teknik mengiris yang berbeda. Cara mengiris pada beberapa
otak terutama pada bentuk anatomis otak sendiri. Pada saat ini telah
Menurut Moeller (2003) sudut potongan axial pada MRI Otak sejajar
dengan margin dari Corpus Callosum dan telah digunakan sebagai garis
disebutkan bahwa pencitraan otak masih banyak varian hasil citra anatomi.
standart untuk membuat potongan Axial pada MRI Otak. Talairach Line
adalah garis yang melewati tepi superior anterior komisura dan inferior
referensi Talairach adalah pilihan yang jelas dan telah menjadi standar de
facto untuk neurostereotaxis dan studi pencitraan fungsional otak selain itu,
3
dan konsisten daripada yang biasanya diperoleh dengan potongan aksial
konvensional.
bidang aksial magnet. Hal ini dapat menambah tekanan pada sistem
gradien, dan orientasi miring tiga kali mungkin tidak sesuai dengan semua
urutan pulsa.
potongan Talairach Line dan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Ken Saras
4
Teknik Potongan Talairach Line Dengan Corpus Callosum Line Pada MRI
B. Rumusan Masalah
Corpus Callosum Line dan Talairach Line pada pemeriksaan MRI otak
C. Tujuan Penelitian
MRI otak dengan kasus Brain Tumor pada potongan axial T2 Flair
MRI otak dengan kasus Brain tumor pada potongan axial T2 Flair
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Bagi Pembaca
5
Corpus Callosum Line dan Talairach Line pemeriksaan MRI Brain
berguna bagi rumah sakit, dalam hal ini instalasi Radiologi pada
c. Bagi Akademi
2. Manfaat Praktis
Talairach Line dan Corpus Callosum Line pada pemeriksaan MRI Otak
umumnya.
6
E. Keaslian Penelitian
Commissure Revisited”.
diteliti hanya khusus pada daerah anterior dan posterior comisurre saja
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Magnet Utama
1) Permanent Magnet
8
Permanen magnet dibuat dari bahan-bahan ferromagnetic
2) Resistive Magnet
Tesla.
9
3) Super Conducting Magnet
resolution.
b. Koil Gradien
menghasilkan gema
10
kekuatan di seluruh volume pencitraan dalam directon
elektromagnet
menerima sinyal semakin baik. Receive Only Coils, koil jenis ini
rectum, atau uterus. Koil jenis ini disebut juga local coil. Beberapa
11
1) Koil Volume.
3) Koil Linier
4) Koil Kuadrat
diletakkan berdekatan.
12
d. Sistem Komputer
Atom terdiri atas inti atom dan orbit elektron. Inti atom terdiri atas proton
proton di dalam inti dan massa atom menunjukkan jumlah proton : dan
13
a. Spinning
momen dipol magnetic yang disebut juga dengan spin. Inti yang
yang besar dan kekuatan yang kuat per inti. Hal inilah yang
(1000x lebih besar dari atom lain daripada yang lainnya), sehingga
b. Presesi
pada atom dimana satu putaran dari suatu titik dan kembali ke titik
14
Jika Spinning proton diletakkan dalam medan magnet luar
frekuensi larmor.
c. Resonansi.
transversal.
precessi ketika berada pada medan magnet luar yang sangat kuat.
15
Syarat untuk menimbulkan fenomena resonance magnetic ini
oleh proton atom hidrogen tubuh yang kemudian ditangkap oleh coil
berikut:
16
magnetic resonance (MR), dimana besarnya RF yang akan
tersebut (Westbrook,2011).
(Woodward,2001)
c. Sinyal FlD
d. Parameter MRI
1) Time Repetition(TR).
17
berkisar 200 ms hingga lebih dari 2000 ms tergantung
2) Time Echo(TE).
18
Exitation (NEX) adalah cara yang umum digunakan dalam
4) Slice Thickness.
5) Slice interval.
19
7) Flip angle (FA).
20
faktor TR harus dipertimbangkan. Jika TR pendek ( :10
8) Matriks.
9) Bandwith.
21
kekuatan sinyal, tetapi berhubungan erat dengan banyaknya
Waktu relaksasi T1 lemak lebih pendek (180 ms) dari pada waktu
relaksasi T1 air (2500 ms), maka recovery lemak akan lebih cepat dan“
dan tampak terang pada kontras citra T1. Sebaliknya air akan tampak
lebih dengan intensitas sinyal rendah dan akan tampak gelap pada
kontras T1. Citra demikian itu (lemak tampak terang dan air tampak
22
(Time Inversion) antara 1800 sampai 2500 dan TE yang panjang.
kontras antara gray matter dan white matter. Sementara FLAIR waktu
2006 ).
7. Kualitas Gambar
gambar, yaitu:
23
a. Signal to Noise Ratio (SNR)
dipengaruhi oleh :
obyek
yang patologis daerah yang sehat. Dalam hal ini, CNR dapat
24
3) Memilih magnetization transfer
c. Spatial Resolution
SNR akan berkurang. Hal ini karena besarnya sinyal yang sama
25
Dengan zoom pencitraan FOV berkurang sehingga volume
yang Iebih baik dan dapat mencakup suatu volume jaringan yang
1) TR sependek mungkin
26
3) NEX sekecil mungkin
8. Anatomi Otak
a. Anatomi Otak
1) Durameter
otak.
2) Arakhnoid
27
3) Piameter
dengan cerebellum
yag dibungkus oleh selaput otak yang kuat . Secara garis besar
28
3) Trunkus cerebri( Batang Otak)
29
Gambar 2.4. Anatomi otak potongan Axial (n30.com, 2016)
Keterangan :
1. Dura 13. Superior Sagital Sinus
2. Skull 14. Grey Matter
3. Corpus Callosum 15. Gyri
4. Caudate Nucleus 16. Sulci
5. Interior Capsule 17. Thalamus
6. Temporalis Muscle 18. Globus Pallidus
7. Claustrum 19. Putamen
8. External Capsule 20. Column of Formix
9. Third Capsule 21. Lateral Ventricle
10. Caudate Nucleus 22. Septum Pellucidum
11. Lateral Ventricle 23. Falx Cerebri
12. White Matter
yang ada di daerah superior cavities, yaitu right dan left lateral
Kemudian ada dua buah ventrikel lagi yaitu third ventricles dan
30
Ventrikel ketiga dihubungkan oleh aquaductus Sylvius dengan
ventrikel keempat.
Keterangan :
1. Thalamus 7. Pons
2. Grey Matter 8. Hipothalamus
3. Splenium Corpus Callosum 9. Genu Corpus Callosum
4. Cerebellum 10. Caudate Nucleus
5. Fourth Ventricle 11. Lateral Ventricle
6. Cerebral Arthery 12. Body Corpus Callosum
Keterangan :
31
1. Grey Matter 10. Superior Sagital Sinus
2. Frontal Horn Lateral Ventricle 11. Falx Cerebri
3. Putamen 12. White Matter
4. Thalamus 13. Chorodial Vessel
5. Internal Cerebral Veins 14. Internal Cerebral Vein
6. Choloroid Plexus 15. Caudate Nucleus Head
7. Occipital Horn Lateral Ventricle 16. Corpus Callosum
8. Splenium of Corpus Callosum 17. Frontal Sinus
9. Straight Sinus
tebal
32
b. Talairach Line (Weiss dkk, 2003)
a. Persiapan Pasien
33
3) Memberikan penyumbat telinga pasien atau pelindung telinga
multiple sclerosis)
b. Positioning Pasien
ada rotasi dan ushakan pasien tetap rileks serta dibantu dengan
34
7) Pintu ditutup rapat agar terhindar dari interfensi RF
image localizer.
dengan kiri
11) Sekuens 4b dibuat irisan axial PDWI slices diatur paraiei dengan
a. White matter
35
lateral ventricle. Sedangkan pada irisan coronal, tampak jalur
dikelilingi oleh basal ganglia dan thalamus dari gray matter. Corpus
matter dalam mid otak dan otak stem, tampak sangat baik dalam
b. Gray Matter
dapat dilihat dengan MRI dari berbagai irisan. Dalam bagian tengah
jalur white matter. Gray matter tersusun dari (80%), Protein (10%)
yang lebih sedikit maka waktu relaksasi T1 dan T2 akan lebih cepat
Sedangkan pada T2WI gray matter tampak lebih terang dari white
matter.
36
B. KERANGKA TEORI
T1WI T2 FLAIR
C. HIPOTESIS
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rencana Penelitan
1. Jenis Penelitian
Line pada pemeriksaan MRI Brain Tumor potongan axial T1WI dan T2
FLAIR.
2. Tempat Penelitian
3. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah dua orang Dokter Ahli Radiologi yang
38
B. Kerangka Penelitian
Variable Kontrol
a. FOV
b. Time Repetition
c. Slice Thickness
d. Interval Gap
e. Matrix
f. NEX
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
3. Variabel kontrol
a. FOV
b. Time Repetition
c. Slice Thickness
d. Interval Gap
e. Matrix
f. NEX
39
D. Populasi dan Sample
a. Populasi
Januari-Maret.
b. Sample
E. Definisi Operasional
2. Corpus Callosum
bundel terbesar serat saraf yang menghubungkan belahan otak kiri dan
40
kanan, seperti jembatan. Arus lalu lintas di kedua arah, tetapi
3. Informasi citra
dengan arti “Tidak Jelas” bila informasi citra kurang jelas atau bahkan
diamati.
4. Field or View(FOV)
5. Time Repelition(TR)
41
menentukan banyak sedikitnya relaksasi yang terjadi antara aplikasi
selama akuisisi dengan amplitudo dan fase enkoding yang sama. NEX
space data tersebut terdiri dari sinyal dan derau (noise). K space
berasal dari Pasien akan disimpan. NSA yang digunakan dalam MRl
Otak adalah 4
baik, namun pada besar FOV yang sama akan membutuhkan waktu
akuisisi data yang lebih lama. Slice Thickness yang digunakan dalam
8. Matriks
(held of view). Ukuran matriks ditentukan oleh dua sisi gambar, yaitu
42
sisi yang berhubungan dengan jumlah sampelf rekuensi yang diambil,
Misalnya matrik 256 x 192, ini berarti bahwa ada 256 sampel frekuensi
yang diambil selama read out dan sebanyak 192 fase enkoding yang
dalam FOV, sedangkan matriks halus berarti banyak piksel dalam FOV.
9. lnterval Gap
lnterval gap adalah Jarak antara irisan satu dengan irisan yang
lainya yang digunakan dalam pemeriksaan MRI Otak lnterval Gap yang
1. Alat
b. Head Coil
d. Ear Plug
e. Selimut
g. Printer
h. Alat Tulis
i. Kuisioner
43
2. Bahan
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
suara bising, dan tidak boleh bergerak khususnya pada organ yang
2. Prosedur Pemeriksaan
a. Persiapan Pemeriksaan
44
5) Memberikan penjelasan kepada Pasien bahwa Pemeriksaan
b. Registrasi Pasien
c. Positioning Pasien
nasal
pergerakan.
d. Tahap Pelaksanaan
line.
T1 WI
45
4) Setelah proses scanning selesai, pada hasil citra axial T1 WI
kepada responden
bergantian.
disediakan.
yaitu:
terdapat artefact.
46
b) Nilai 2 berarti ”cukup jelas” diberikan apabila citra
artefact.
47
Tabel 3.1 Nilai informasi citra anatomis MRI Otak
Berilah penilaian hasil MRI Otak Potongan Axial T1 WI dan T2
FLAIRdi bawah ini dengan mengisi angka pada kolom kolom
dibawah ini
Sample
1/2/3/4/5/6/7/8/9/10/11/12
T2 T2
No Kriteria Anatomi dan Patologis T1 WI T1 WI
FLAIR FLAIR
A B A B A B A B
1 Sulcus
2 Gyrus
3 Cisterna
4 Falx Cerebri
5 Vascular
6 Tumor
Keterangan :
A. Perlakuan A yaitu teknik potongan corpus callosum line
B. Perlakuan B yaitu teknik potongan talairach line pada sekuens
48
H. Pengolahan dan analisis data
1. Pengolahan Data
Otak axial T1WI dan T2 FLAIR dengan teknik corpus callosum dan
2. Analisis Data
49
value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada
optimal.
50
DAFTAR PUSTAKA
Weiss, Kenneth L, Hai Pan, Judd Storrs, William Strub, Jane L. Weiss, Li Jia and
Peter Eldevik, 2003, Clinical Brain MR Imaging Prescriptions in Talairach
Space : Technologist-and Computer-Driven Methods Volume 24:922-929,
AJNR Am J Neuroradiol.
Hashemi, H. Ray and Bradley, G. William, 1997, MRI The Basics, Williams &
Wikins Company, USA .
Westbrook, Catherine, Kaut, Carolyne and John Talbot, 2011, MRI in Practice,
Fourth Edition, Blackwell Science Ltd, United Kingdom.
Woodward, Peggy, and Freimarck, Roger, 1995, MRI fro Technologists, McGraw
Hill, Inc, New York, USA.
51