Anda di halaman 1dari 8

LANDASAN PEMBELAJARAN

PENGKAJIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN PADA


KURIKULUM 2013 TERHADAP STANDAR PROSES
PEMBELAJARAN MATEMATIKA OLEH NCTM

Oleh :
Ni Putu Ayu Dias Pratiwi
Ni Made Dwijayani
L. Virginayoga Hignasari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2013
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 adalah pendekatan
ilmiah (scientific approach), walaupun sebenarnya bukan hal yang baru, karena
pendekatan ilmiah pada KBK sudah ada, namun istilahnya saja yang berbeda. Adapun
ciri-ciri umum pada pembelajaran KBK adalah kegiatan pembelajaran yang
mengedepankan kegiatan-kegiatan proses yaitu : mengamati, menanya, mencoba,
menyimpulkan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut :
 Ranah sikap meliputi transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu mengapa.”
 Ranah keterampilan meliputi transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu bagaimana”.
 Ranah pengetahuan meliputi transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu apa.”
 Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi
aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah


(scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati,
menanya, menalar, mencoba, membentuk hubungan untuk semua mata pelajaran.
Pembelajaran scientific merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
scientist dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan
untuk belajar, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu
diperoleh peserta didik.
Pembelajaran scientific tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
pembelajaran scientific menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara
terpadu. Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer
pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang
membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta
didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para
ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah, dengan demikian peserta
didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan
nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran
diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan,
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan.
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur
dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana
mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian peserta didik
lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu
informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan
fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap
ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains
pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu
kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam
mengembangkan diri
Standar Proses pembelajaran Matematika menurut Permendiknas No 81 A tahun
2013 yaitu:

1. Mengamati
Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks
situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau
fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau
menyimak.

2. Menanya
Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan
siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir
metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
(critical thinking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan
melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi
kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa
sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

3. Mengumpukan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi bermanfaat untuk meningkatkan
keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur
dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja
ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan
eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber
belajar termasuk teknologi sangat disarankan.

4. Mengasosiasi
Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan
hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi
yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain
menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan
memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik.
Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat
tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.

5. Mengkomunikasikan
Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik.
Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat
laporan, dan/ atau unjuk karya.

Standar proses pembelajaran Matematika oleh NCTM yaitu :

1. Penalaran
Penalaran adalah konsep berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan yang
diketahui menuju kesimpulan. Kesimpulan yang bersifat umum dapat ditarik dari kasus-
kasus yang bersifat individual disebut penalaran induktif. Tetapi dapat pula sebaliknya,
dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual, penalaran seperti
itu disebut penalaran deduktif. Penalaran matematis penting untuk mengetahui dan
mengerjakan matematika. Kemampuan untuk bernalar menjadikan siswa dapat
memecahkan masalah dalam kehidupannya, di dalam dan di luar sekolah. Adapun
aktivitas yang tercakup di dalam kegiatan penalaran matematik meliputi: menarik
kesimpulan logis; menggunakan penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-
sifat, dan hubungan; memperkirakan jawaban dan proses solusi.

2. Pemecahan Masalah
Dalam pemecahan masalah siswa diharapkan menerapkan berbagai strategi
untuk memecahkan masalah dengan menggunakan konsep matematika dan mampu
membangun pengetahuan matematika yang baru untuk dapat memecahkan masalah
matematika baik dalam bidang matematika, bidang yang lain ataupun dalam kehidupan
siswa.
3. Koneksi
Dalam koneksi siswa diharapkan dapat mengubungkan antar konsep matematika
ataupun dapat menggunakan konsep matematika dalam kehidupan siswa dan memahami
bagaimana konsep matematika saling berhubungan satu dengan yang lain untuk
membuat suatu konsep matematika yang lainnya.

4. Komunikasi
Kemampuan berkomunikasi dalam matematika merupakan kemampuan yang
dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam
bentuk:
mereflesikan benda-benda nyata, gambar, atau ide-ide matematika, membuat model
situasi atau persoalan menggunakan metode oral, tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar,
menggunakan keahlian membaca, menulis, dan menelaah, untuk menginterpretasikan
dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta informasi matematika, merespon suatu
pernyataan/persoalan dalam bentuk argument yang meyakinkan.
5. Representasi
Kemampuan representasi matematis adalah salah satu standar proses yang perlu
ditumbuhkan dan dimiliki siswa. Standar proses ini hendaknya disampaikan selama
proses belajar matematika agar siswa mampu menciptakan dan menggunakan
representasi. Kemampuan representasi adalah kemampuan untuk menuangkan
ungkapan-ungkapan dari ide matematika yang ditampilkan siswa sebagai model atau
bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi
dari masalah yang sedang dihadapinya sebagai hasil dari interpretasi pikirannya. Suatu
masalah dapat direpresentasikan melalui gambar, kata-kata (verbal), tabel, benda
konkrit, atau simbol matematika. Dengan representasi matematik, siswa diajak untuk
menggambarkan, menerjemahkan, mengungkapkan sampai membuat model dari ide-ide
atau konsep-konsep matematika dan hubungan diantaranya kedalam bentuk matematika
baru yang beragam.
Berdasarkan standar proses pembelajaran matematika, perbandingan antara
standar proses oleh NCTM dan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :

1. Mengamati
Pada proses mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan
konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati
fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan
menyimak. Proses ini memuat aspek representasi pada standar proses matematika
menurut NCTM yaitu siswa dapat merepresentasikan permasalahan dari informasi dan
fakta-fakta yang diperoleh.

2. Menanya
Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan
siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir
metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
(critical thinking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses ini memuat aspek
penalaran pada standar proses matematika menurut NCTM yang akan membuat siswa
dapat menarik kesimpulan logis; menggunakan penjelasan dengan menggunakan model,
fakta, sifat-sifat, dan hubungan melalui proses menanya.

3. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi bermanfaat untuk meningkatkan
keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur
dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja
ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan
eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Proses ini memuat
aspek pemecahan masalah dan representasi pada standar proses matematika menurut
NCTM yaitu dengan proses mengumpulkan informasi siswa mampu membuat strategi-
strategi dan mampu merepresentasikan melalui model-model matematika untuk
memecahkan permasalahan matematika yang diberikan melalui diskusi.

4. Mengasosiasi
Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan
hubungan-hubungan yang spesifik. Proses ini memuat aspek koneksi pada standar
proses matematika menurut NCTM yaitu melalui kegiatan mengasosiasi siswa dapat
mengubungkan antar konsep matematika ataupun dapat menggunakan konsep
matematika dalam kehidupan siswa dan memahami bagaimana konsep matematika
saling berhubungan satu dengan yang lain untuk membuat suatu konsep matematika
yang lainnya.

5. Mengkomunikasi
Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik.
Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuannya. Proses
ini memuat aspek komunikasi pada standar proses matematika menurut NCTM.

Anda mungkin juga menyukai