Anda di halaman 1dari 86

lMPLEMENTASI PENDEKATAN SAN:TASITOTAL BERBASiS MASYARAKAT

, MENU」 U DESA BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANG


Eko Prabowo,Anis Yuliastutik

PENGARUH TERAPI CREATiVE WR:T!NG HUMORS TERHADAP PENURUNAN STRES PADA


ORANG DENGAN HIV/AIDS(ODHA)D:LSM SADAR HATI MALANG
Setyoadi,Bingar Nuru‖ ah

DAUN KEMANGl(OC:MUM BAS:LICUM)SEBAGA‖ NSEKTISiDATERHADAP NYAMUKAEDES


AEGYPTl(PENDEKATAN TEORI FLORENCE NIGHTINGALE)
Heri Kristiantoり Lingga Aris Sandy

PERBANDINGAN PENCUCIAN MENGGUNAKAN DAUN SIRIH DENGAN LARUTAN NACL O,9%


丁ERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PASiEN DM GANGGREN
Nuh Huda,Hendro Joko

HUBUNCAN MOTIVAS:KERJA PERAVVAT DENGAN KEPATUHAN


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAllVATAN
Diyah Arlni,Qo『 ila S,Nur Hayati Ningsih
:・

GAMBARAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA PEKERJA SEKS KOMERS:AL


Ana Aldilah istiqfara,R.Khairiyatul Afiyah

ASIEKSKLUSiF BERPENGARUH PADA TINGKAT KEKEBALAN TUBUH


PADA BAYI USiA 6… 12 BULAN D:SIDOARJO
Mery Risky,Wesiana

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAVVAT DENGAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASi


Dya Sustrami,Diah Ayu Saputri





鍬︱




1 0


S == = = 7


0 皿




JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN

Diterbitkan oleh STIKES Hang Tuah Surabaya bekerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional
lndonesia (PPNI) Propinsi Jawa Timur dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan
-\IPTINAKES) wilayah Jawa Timur.

Pelindung
Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep.
Penanggung Jawab
Puji Hastuti, M.Kep.,Ns
Pemimpin Redaksi
Nuh Huda, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB
Sekretaris Redaksi
Meiana Harfika, S.KM
Bendahara
NenyAndriani, SE
Anggota Redaksi
Ns. Setiadi, M.Kep
Ns. DiyahArini, M.Kep.
Ns. Dhian Satya Rahmawati, M.Kep
Ns. Dya Sustrami, M.Kes.
Ns. Qori'ila Saidah, M.Kep.,Sp.Ank
Ns. Astrida Budiarti, M.Kep.,Sp.Mat
Ceria Nurhayat,S.Kep.,Ns
Promosi dan Distribusi
Nisha Dharmayati Rinafio, S,Kep.,Ns
Yoga Kertapati, S.Kep.,Ns
Priyo Sembodo

Jadual Penerbitan
Terbit tiga kali dalam setahun

Penyerahan Naskah
\-askah merupakan hasil penelitian dan kajian pustaka Ilmu Keperawatan yang belum pernah
Jipublikasikan/diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun terakhir. Naskah dapatdikirim melaluii-mail
:tau diserahkan langsung ke Redaksi dalam bentuk rekaman Compact Disk (CD) dan print-out 2
:ksemplar, ditulis dalam MS Word atau dengan program pengolahan data yang kompetibel. Gambar,
llustrasi, dan foto dimasukan dalam file naskah.

Penerbitan Naskah
\askah yanglayakterbit ditentukan oleh Dewan Redaksi setelah mendapat rekomendasi dari Mitra
Bestari. Perbaikan naskah menjadi tanggung jawab penulis dan naskah yang tidak layakditerbitkan
:kan dikembalikan kepada penulis.

-{lamatRedaksi
STIKES Hang Tuah Surabaya
J a Rumkital Dr. Ramelan Surabaya Jl. Gadung No. 1 Surabaya
Telp. (03 1 ) 84 1 17 21, 8404248,F ax. (03 l) 84117 2L
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Jurnal llmiah Keperawatan
STIKES Hang Tuah Surabaya yang memuat hasil penelitian-penelitian dalam bidang keperawatan
telah selesaidicetak.
Kita sadari bersama bahwa perkembangan ilmu pengetahuan pada masa sekarang initelah
berkembang sangat cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi khususnya dalam bidang
keperawatan sangat ditentukan oleh hasil kajian dan penelitian secara ilmiah. Penelitian dalam bidang
keperawatan yang dilakukan dengan baik, cermat dan akurat dimana kemudian hasilnya disusun
dengan sistematika yang benar dan disebarluaskan tentunya menjadi stimulus terhadap
perkembangan ilmu keperawatan itu sendiri.
Bertolak dari pandangan diatas maka STIKES Hang Tuah Surabaya merasa perlu
memberikan wadah bagi para dosenipeneliti dalam bidang keperawatan daik dari STIKES Hang Tuah
Surabaya maupun dari luar untuk menyebarluaskan hasil penelitiannya. Diharapkan Jurnal llmiah
Keperawatan yang diterbitkan oleh STIKES Hang Tuah ini mampu menambah khasanah ilmu
pengetahuan dalam bidang keperawatan dan menambah motivasi bagi para dosen-dosen yang lain
agar melakukan penelitian.
Atas nama CivitasAkademika STIKES Hang Tuah Surabaya saya mengucapkan selamat atas
terbitnya Jurnal llmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, semoga Jurnal ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Oktober 2014
Tttah Su麹 毎轟y毒

Laut(KⅣ りNRP.9355,甲
DAFTAR ISI

Jurnal Ilmiah Keperawatan ..'.....'....

Kata Pengantar ..........

Isi............. iv
Daftar

IMPLEMENTASI PENDEK,AITAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


MENUru DESABEBAS BUANGAIR BESAR SEMBARANG
Eko Prabowo , Anis Yuliastutik """""""""' 574
PENGAR(]H TERAPI CREATIVE WRITING HUMORS TERHADAP PENURUNAN
STRES PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA)
Setyoadi, BingarNurullah """" 586

DAI.IN KEMANGI (OCIMUM BASILICUM) SEBAGAI INSEKTISIDA TERHADAP


NYAMUK AEDES AEGYPTI (PE}IDEKATAN TEORI FLORENCE NIGHTINGALE)
Heri Kristianto, LinggaAris Sandy """"""' 598
PERBANDINGAN PENCUCIAN MENGGIINAKAN DALIN SIRIH DENGAN
LARUTAN NACL 0,9% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA
PADAPASIEN DM GANGGREN
Nuh Huda,Hendro Joko ....'.... "" 608

HUBTTNGAN MOTIVASI KEzuA PERAV/AT DENGAN KEPATUHAN


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
OlyatrArini, Qori'ila S, Nur HayatiNingsih """"""""' 620

GAMBARAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA PEKERJA


SEKS KOMERSIAL
AnaAtdilah Istiqfara, R. KhairiyatulAfiyah """""""" 629

PADA
ASI EKSKLUSIF BERPENGARUH PADA TINGKAT KEKEBALAN TUBUH
BAYI USIA 6-12 BULAN
M.ry Risky, Wesiana '............:.... """"""""' 636
PRE
HUBLINGAN PERILAKU CARING PERAV/AT DENGAN KECEMASAN PASIEN
OPERASI
Dya Sustrarni, DiahAyu Saputri """"""""' 647

lV
UCAPAN TERIMA KASIⅡ DAN PENGⅡARGAAN
KEPADA:
Pro■ DL可 .RIka Soebarniati,dr9 S.KDI
Guru Bcsar FakultaS ILmu Keschatan Masyarakat Universitas Airlangga
Ketua Umum Assosiasi lnstitusi Pendidikan■ nggi Tenaga Kesehttan(AIPTINAKES)
Jawa Timur

Dr. Nursalam, M.Nurs. (Hons)


Staf Pengajar Fakutas Ilmu KeperawatanUniversitas Airlangga
Manajer Rumah Sakit pendidikan Universitas Airlangga

Starpengaj ar dan""r#ru,1T,l?L?#Sf,?i*"Sl?.jr#;tJrsnis rurusan Statistika


Fakultas MIPA Institut Teknologi Surabaya

Ah.Yusut S.KP,M.Kes
Ketua PPNI Provinsi Jawa Tilnllr
StafPcngttarFakuhasKcperawatanUniversitasAirlangga

Selaku penelaahO〔 itta Bebcstari)dari JumaHlmiah Keperawatan


STIKES IIang Tuah Sllrabaya
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT MENUJU DESA BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANG
DI KABUPATEN BANYUWANGI

Eko Prabowo ¹, Anis Yuliastutik ²


¹ ² Akademi Keperawatan Rustida
Email : prabowo_e@yahoo.com

Abstract : Community-Led Total Sanitasi main goal is to open defecation free village is a community-led
movement, using the method of triggering. In Community Based Total Sanitation, total sanitation in question is
related community-led. That is, all components of society are involved in every stage of activities, ranging from
planning, implementation, monitoring and evaluation to so as to reduce morbidity due to water desease
transmission as a result of unhealthy behaviors and can improve the health status of the community. This study
used a research method kualitatitif with a single fixed case study approach. The purpose of this study is to
investigate the implementation of a community-based approach towards Sanitatsi total open defecation free village
in Banyuwangi. Informants in this study are from the Health Department elements, and community health centers.
The results of this study are the Community-Led Total Sanitation implemented in the village open defecation free
potential was good with a good family latrine access criteria is supported by a commitment from the District, the
village and all the community leaders and citizens in general. The results achieved are most residents already
have their own latrines, progress significant increase prior to the increase in latrine ownership between open
defecation open defecation free and for free. For those who are less able to make their own latrines, latrines with
the system they create a social gathering and sharing with family or nearby neighbors. Obstacles that appear at
the beginning is quite difficult to collect the citizens, but can be tricked by timed events with regular citizens. In
addition to the ability of the economy in terms of the perceived lack, so some people still find it difficult to make
the toilet independently. In order to maintain the achievements of the village open defecation free, hence the need
for regular monitoring and the need for support from the Government through the Department of Health and
District Health Center. Meanwhile, in addition to triggering conducted in adults, triggers in children of school
(elementary school) are able to provide tremendous leverage in order to achieve open defecation free village

Keywords : Community-Led Total Sanitation, open defecation free, Qualitative, case studies, water transmission
deseas

Abstrak : STBM dengan goal utama adalah Desa BBABS merupakan gerakan yang dipimpin oleh masyarakat,
menggunakan metode pemicuan. Di STBM, sanitasi total yang dimaksud adalah terkait community-led. Artinya,
semua komponen masyarakat terlibat dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
sampai dengan monitoring dan evaluasi sehingga dapat menurunkan angka morbiditas akibat water transmission
desease sebagai dampak dari perilaku yang kurang sehat dan dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatitif dengan pendekatan studi kasus terpancang tunggal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendekatan Sanitatsi total berbasis masyarakat
menuju Desa Bebas Buang Air Besar Sembarang di Kabupaten Banyuwangi. Informan dalam penelitian ini
adalah dari unsure Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah STBM di
implementasikan pada desa yang potensi BBABSnya bagus dengan criteria akses jamban keluarga baik didukung
dengan komitmen dari Kecamatan, desa dan segenap tokoh masyarakat dan warga pada umumnya. Hasil yang
dicapai adalah sebagian besar warga sudah memiliki jamban sendiri, progress peningkatan yang signifikan
peningkatan kepemilikan jamban antara sebelum BBABS dan selama BBABS. Bagi yang kurang mampu untuk
membuat jamban sendiri, mereka membuat jamban dengan system arisan dan sharing dengan keluarga atau
tetangga terdekat. Hambatan yang muncul adalah di awal cukup sulit untuk mengumpulkan warga, akan tetapi
bisa disiasati dengan dibarengkan bersama acara-acara rutin warga. Selain kemampuan dari segi ekonomi yang
dirasakan kurang, sehingga sebagian masyarakat masih kesulitan untuk membuat jamban secara mandiri. Demi
mempertahankan capaian desa BBABS, maka perlu adanya monitoring secara rutin dan perlu adanya dukungan
baik dari Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Sementara itu untuk pemicuan selain
dilakukan pada orang dewasa, pemicuan pada anak sekolah (Sekolah Dasar) mampu memberikan daya ungkit
yang luar biasa dalam rangka mencapai desa BBABS.

Kata kunci : STBM, BBABS, Kualitatif, Studi kasus, water transmission desease

574
Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menuju Desa Bebas Buang Air Besar
Sembarang (Eko Prabowo , Anis Yuliastutik )

Latar Belakang desa ODF. Desa-desa tersebut adalah


desa Bulusari Kecamatan Kalipuro,
Kondisi Kesehatan Indonesia Desa Sidodadi Kecamatan Wongsorejo
masih didominasi oleh penyakit dan 3 Desa di Kecamatan Srono yakni
berbasis lingkungan khususnya Desa Wonosobo, Rejoagung dan
penyakit yang dibawa oleh air (water Bagorejo) atau sekitar 2% dari
borne diseases). Penyebab utama keseluruhan desa dan kelurahan di
tingginya penyakit-penyakit tersebut Kabupaten Banyuwangi (Sumber:
adalah perilaku hidup yang belum banyuwangikab.go.id, tanggal 2 bulan 4
bersih dan sehat, terutama masih tahun 2012).
banyak masyarakat yang buang air Upaya-upaya peningkatan
besar di tempat terbuka (open cakupan jamban yang telah dilakukan
defecation), seperti di kebun, sungai, bertahun-tahun melalui berbagai proyek
dan sebagainya (Maryati, 2012; 1). dan pendekatan, tetapi belum
Perubahan perilaku secara memberikan hasil yang signifikan
bertahap dengan menggunakan tangga dengan besarnya biaya yang telah
sanitasi yang diawali perubahan dikeluarkan.Tolok ukur yang digunakan
perilaku masyarakat dari open dalam pelaksanaan program-program
defecation (Buang Air Besar adalah peningkatan jumlah jamban yang
Sembarang) ke tahap open defecation dibangun.Namun demikian, pada
free (Bebas Buang Air Besar kenyataannya belum mampu
Sembarang) dengan kriteria tidak ada menurunkan prevalensi penyakit
masyarakat yang buang air besar di berbasis lingkungan, karena banyak
sembarang tempat. Proses ini masyarakat yang tetap buang air besar
menggunakan metoda Community-Led di tempat terbuka.
Total Sanitation (Sanitasi Total Kementrian Kesehatan khususnya
Berbasis Masyarakat) dengan Direktorat Penyehatan Lingkungan
mendahulukan pada perubahan perilaku bersama Pokja WASPOLA
masyarakat secara kolektif untuk tidak mengembangkan teknik pendekatan
buang air besar sembarangan. Hal ini perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu
melalui proses pembangunan sosial dengan pendekatan Sanitasi Total
yang dilakukan oleh fasilitator dari Berbasis Masyarakat (STBM).
dalam maupun luar komunitas. Pendekatan STBM ini menitikberatkan
Sementara itu data yang dilansir kepada fasilitasi atas suatu proses untuk
oleh Tim Koordinasi Penanggulangan menyemangati serta memberdayakan
Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi masyarakat setempat untuk tidak buang
sampai dengan tahun 2012 dari total air besar di tempat terbuka serta
207232 Keluarga berdasarkan fasilitas membangun dan menggunakan jamban
tempat buang air besar dan tempat atas kemauan sendiri tanpa subsidi dari
pembuangan tinja terdapat 108761 luar. Melalui pendekatan STBM,
(52,48%) tidak memiliki jamban. anggota masyarakat diajak menganalisis
Sementara itu untuk tempat masalah sekaligus mencari solusinya
pembuangan tinja masih terdapat sendiri.Sementara itu asaran STBM
142130 (68.58%) (Sumber: hanya satu yaitu Bebas Buang Air Besar
tkpk.banyuwangikab.go.id, tanggal 14 Sembarang (Maryati, 2012; 1).
Mei 2013, Data diolah) Sementara itu Pemerintah
Menurut Plt. Kepala Dinas Kabupaten Banyuwangi dalam Action
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Plan Bidang Kesehatan Kabupaten
sampai akhir 2012 masih terdapat 5 Banyuwangi 2013-2015 menargetkan
desa yang mendeklarasikan diri sebagai tercapainya Desa Bebas Buang Air

575
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Besar Sembarang melalui kegiatan ontoligis. Data yang


pemberdayaan masyarakat untuk dikumpulkan terutama berupa kata-kata,
mandiri hidup sehat melalui: kalimat atau gambar yang memiliki arti
peningkatan upaya PHBS (Perilaku lebih bermakna dan mampu memacu
Hidup Bersih dan Sehat) melalui timbulnya pemahaman yang lebih nyata
kampanye berbasis sekolah, Desa Bebas daripada sekedar sajian
Buang Air Besar Sembarang sebesar angka/frekuensi. Pendekatan yang di
5%, dan kampanye anti HIV/AIDS gunakan adalah studi kasus terpancang
dengan melibatkan pondok pesantren tunggal. Penelitian ini dilaksanakan di
(Action Plan Bidang Kesehatan wilayah Kabupaten Banyuwangi yang
Kabupaten Banyuwangi 2013-2015). meliputi Dinas Kesehatan Banyuwangi,
STBM dengan goal utama adalah Puskesmas Kalipuro, Puskesmas
Desa Bebas Buang Air Besar Wongsorejo, Puskesmas Srono.
Sembarang merupakan gerakan yang Sementara itu untuk desanya adalah
dipimpin oleh masyarakat, Desa Bulusari, Sidodadi, Wonosobo,
menggunakan metode pemicuan. Di Rejoagung dan Bagorejo.
STBM, sanitasi total yang dimaksud
adalah terkait community-led. Artinya, Subyek Penelitian
semua komponen masyarakat terlibat Yang bertindak sebagai subyek
dalam setiap tahapan kegiatan, mulai penelitian ini adalah Pelaksana program
dari perencanaan, pelaksanaan, sampai Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi
dengan monitoring dan evaluasi (1 orang), Pemegang program sanitasi
sehingga dapat menurunkan angka Dinas Kesehatan Kabupaten
morbiditas akibat perilaku yang kurang Banyuwangi (3 orang) Kepala
sehat dan dapat meningkatkan status Puskesmas (3 orang), Penangung Jawab
kesehatan masyarakat (Kementrian Bidang Sanitasi (3 orang), Kepala Desa
Kesehatan, RI, 2011; 2). (5 orang), dan Tokoh Masyarakat (50
Dari paparan kondisi tersebut orang).
diatas maka peneliti berupaya meneliti
tentang implementasi pendekatan Data dan Sumber Data
STBM menuju Desa Bebas Buang Air Jenis sumber data penelitian ini adalah:
Besar Sembarang di Kabupaten Nara Sumber (Informan)
Banyuwangi. Rumusan masalah dalam Informan yang dipilih adalah Kepala
penelitian ini adalah bagaimana Dinas Kesehatan Banyuwangi,
Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Pemegang Program Sanitasi Dinas
Berbasis Masyarakat (STBM) Menuju Kesehatan, Kepala Puskesmas, Bagian
Desa Bebas Buang Air Besar penanggung jawab program STBM,
Sembarang di Kabupaten Banyuwangi Tokoh masyarakat desa
Tahun 2013 dan tujuannya adalah
mengetahui implementasi pendekatan Observasi
STBM menuju Desa Bebas Buang Air Peneliti mengamati program STBM
Besar Sembarang di Kabupaten yang telah dilaksanakan, mengamati
Banyuwangi. karakteristik masyarakat, kondisi sosial
ekonomi masyarakat, dan kondisi sosial
budaya masyarakat Kabupaten
Metode Penelitian Banyuwangi.

Jenis, Strategi dan Lokasi Penelitian Dokumentasi


Penelitian ini merupakan Dokumen yang dipakai sebagai sumber
penelitian kualitatif yang melibatkan data diantaranya adalah data Desa dan

576
Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menuju Desa Bebas Buang Air Besar
Sembarang (Eko Prabowo , Anis Yuliastutik )

Kelurahan Banyuwangi, prilaku bagi para penanggung jawab kesehatan


masyarakat desa, data sosial ekomoni, lingkungan Puskesmas dan kader-kader
data pendidikan masyarakat desa, data kesehatan yang ada di desa.
tempat pembuangan tinja masyarakat, Dalam rangka pembenahan
data fasilitas buang air besar terhadap lingkungan, pemerintah
masyarakat mencanangkan strategi nasional
Sanitasi total Berbasis Masyarakat, atau
Teknik Sampling yang lebih dikenal dengan nama STBM.
Dalam penelitian ini Pendekatan yang dilakukan dalam
menggunakan teknik Purposive STBM menyerang/menimbulkan rasa
Sampling. ngeri dan malu kepada masyarakat
tentang kondisi lingkungannya. Melalui
Teknik Pengumpulan, Validitas dan pendekatan ini kesadaran akan kondisi
Analisa data yang sangat tidak bersih dan tidak
Teknik pengumpulan data nyaman di timbulkan (Sitanggang,
digunakan metode interaktif meliputi 2012)
wawancara mendalam, observasi Harapan dari implementasi
berperan dalam berbagai tingkatan dan program STBM adalah adanya suatu
focus group discussion (FGD). perubahan perilaku. Perilaku adalah
Sedangkan metode non interaktif tindakan atau aktivitas dari manusia itu
meliputi kuesioner, mencatat dokumen sendiri yang mempunyai bentangan
atau arsip (content analysis) dan juga yang sangat luas antara lain : berjalan,
observasi tak berperan. Pemeriksaan berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
keabsahan data dilakukan dengan cara: kuliah, menulis, membaca, dan
perpanjangan keikutsertaan, ketekunan sebagainya. Dari uraian ini dapat
atau keajegan pengamatan, trianggulasi, disimpulkan bahwa yang dimaksud
pemeriksaan sejawat, uraian rinci. perilaku manusia adalah semua kegiatan
Analisa data dilakukan dengan cara atau aktivitas manusia, baik yang
klasifikasi, kategorisasi, komparasi dan diamati langsung, maupun yang tidak
kausalitas. dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2003).
Hasil Penelitian Menurut Skinner, seperti yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
Implemtasi Program STBM merumuskan bahwa perilaku
Perencanaan merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari
Dari hasil penelitian diperoleh luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
data bahwa tidak ada criteria khusus melalui proses adanya stimulus
bagi Desa yang akan dilakukan terhadap organisme, dan kemudian
pemicuan STBM dalam mencapai desa organisme tersebut merespons, maka
Bebas Buang Air Besar Sembarang. teori Skinner ini disebut teori “S-O-R”
Akan tetapi mereka (Warga desa, tokoh atau Stimulus – Organisme – Respon.
masyarakat dan perangkat desa) Strategi Nasional STBM
ditawari program tersebut. STBM memiliki indikator outcome yaitu
sendiri merupakan program dari Dinas menurunnya kejadian penyakit diare
Kesehatan yang merupakan dan penyakit berbasis lingkungan
perpanjangan dari Program Nasional. lainnya yang berkaitan dengan sanitasi
Sementara itu sebelum melakukan dan perilaku. Sedangkan indikator
proses pemicuan, Dinas Kesehatan output-nya adalah setiap individu dan
melakukan pelatihan terlebih dahulu komunitas mempunyai akses terhadap

577
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

sarana sanitasi dasar sehingga dapat psikologi pendidikan membagi perilaku


mewujudkan komunitas yang bebas dari ke dalam tiga domain atau
buang air di sembarang tempat (ODF), ranah/kawasan yaitu ranah kognitif
setiap rumahtangga telah menerapkan (cognitive domain), ranah afektif
pengelolaan air minum dan makanan (affective domain) dan ranah
yang aman di rumah tangga, setiap psikomotor (psychomotor domain),
rumah tangga dan sarana pelayanan meskipun kawasan-kawasan tersebut
umum dalam suatu komunitas (seperti tidak mempunyai batasan yang jelas
sekolah, kantor, rumah makan, dan tegas.
puskesmas, pasar, terminal) tersedia Sementara itu pendapat Skinner
fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana (1938) dalam Notoatmodjo (2007),
cuci tangan), sehingga semua orang seorang ahli psikologi merumuskan
mencuci tangan dengan benar, setiap bahwa perilaku merupakan respon atau
rumah tangga mengelola limbahnya reaksi seseorang terhadap stimulus
dengan benar, dan setiap rumah tangga (rangsangan dari luar). Menurut
mengelola sampahnya dengan benar. Notoadmojo dalam Sunaryo (2004; 14),
menyatakan bahwa perilaku merupakan
Implementasi program STBM intereaksi antara perangsang dan
tanggapan. Operant response
STBM diimplementasikan merupakan bagian terbesar dari perilaku
dengan menggunakan strategi manusia yang memungkinkan
pemicuan. Masyarakat akan disentuh dimodifikasi tidak terbatas. Untuk
hatinya melalui rasa jijik, malu, berdosa membentuk jenis tanggapan atau
dan bersalah. Program pemicuan ini perilaku perlu diciptakan kondisi
adalah program untuk merubah perilaku tertentu yang disebut operant
masyarakat untuk tidak buang air besar conditioning.
sembarang tanpa memberikan subsidi Sementara itu Malulana (2009)
kepada masyarakat. Jadi masyarakat menyatakan bahwa determinan prilaku
diharapkan bisa mandiri dalam dapat dibedakan menjadi menjadi 2
mengatasi masalah kesehatanya. Proses macam, yaitu factor internal dan factor
pemicuan sendiri mengacu pada buku eksternal. Determinan atau factor
pedoman pemicuan yang telah ada. internal merupakan karakteristik dari
Pemicuan juga melibatkan kerjasama orang yang bersangkutan yang bersifat
berbagai fihak, misalnya dari berbagai bawaan (given) seperti ras, sifat fisik,
institusi pendidikan kesehatan. sifat kepribadian (pemalu, pemarah dan
Sementara itu dukungan Tokoh penakut), bakat bawaan, tingkat
Masyarakat, tokoh agama dan segenap kecerdasan, dan jenis kelamin.
Perangkat desa menjadi sesuatu yang Determinan atau factor eksternal
sangat vital dalam proses pemicuan. meliputi lingkungan fisik, social,
Selain itu pemicuan juga budaya, ekonomi, dan politik. Factor
dilakukan pada tingkat Sekolah Dasar, lingkungan juga sering merupakan
TK dan PAUD. Pada tingkat Sekolah factor dominan terhadap perilaku
Dasar dibentuklah satu program yang seseorang. Hal tersebut menunjukkan
disebut dengan program kali bersih bahwa perilaku manusia sangat
(PROKASIH). kompleks dan unik. Perilaku merupakan
Perilaku manusia sebagai hasil bersama atau resultan antara factor
dampak dari stimulus ekternal sangat internal dan eksternal.
kompleks dan mempunyai ruang Dalam pembentukan dan
lingkup yang sangat luas. Bloom (1908) perubahan perilaku dapat disebabkan
dalam Notoatmodjo (2007) seorang ahli oleh situasi interaksi kelompok dan

578
Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menuju Desa Bebas Buang Air Besar
Sembarang (Eko Prabowo , Anis Yuliastutik )

situasi komunikasi media. Terdapat dalam pencapaian MDG’s tahun 2015.


beberapa cara pembentukan dan Program nasional STBM ini
perubahan perilaku individu dikhususkan untuk perubahan perilaku
diantaranya; masyarakat dengan metode pemicuan,
sehingga program ini adalah program
Adopsi yang berbasis masyarakat, yang tidak
memberikan subsidi bagi rumah tangga.
Adopsi adalah suatu cara Pemicuan ini dilakukan dengan
pembentukan dan perubahan perilaku pendekatan partisipatif dan analisa
melalui kegiatan yang berulang dan secara parsitipatif yang bebas dan jujur.
terus menerus sehingga lama kelamaan
secara bertahap akan diserap oleh Hasil yang Dicapai
iondividu Hasil yang dicapai dari
implementasi STBM, ditinjau dari segi
Diferensiasi buang air besar dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa keseluruhan warga
Terbentuk dan berubahan sudah buang air besar di jamban. Akan
perilaku karena individu telah memiliki tetapi data menunjukkan masih ada
pengetahuan, pengalaman, intelegensi, beberapa warga yang belum memiliki
dan bertambahnya umur jamban, mereka buang air besar tetap
dijamban dengan system sharing. Untuk
Intergrasi ketersediaan jumlah jamban, baik itu
JSP maupun JSSP, terjadi peningkatan
Perilaku terbentuk secara yang sangat signifikan. Dan apabila
bertahap. Diawali dari pengetahuan dan dihitung nilai investasi masyarakat
pengalaman terhadap objek sikap sebagai dampak dari proses pemicuan
tertentu. menunjukkan hasil yang sangat luar
biasa. Sedangkan dari sisi
Trauma keterjangkitan penyakit karena Water
Born Desease, ada kecenderungan
Pembentukan dan perubahan terjadi penurunan, walaupun tidak
perilaku terjadi melalui kejadian yang terlalu signifikan.
tiba tiba dan mengejutkan sehingga Selain itu telah terbentuk
menimbulkan kesan mendalam Program Prokasih untuk tingkat siswa
sekolah dasar. Pada program
Generalisasi PROKASIH ditunjuklah 5 orang siswa
sebagai duta prokasih. Duta prokasih
Perilaku terbentuk dan berubah adalah mereka-mereka yang masih aktif
karena pengalaman traumatic pada buang air besar disungai. Tujuan
individu terhadap hal tertentu dapat ditunjuknya duta prokasih adalah agar
menimbulkan sikap tertentu (positif mereka mempengaruhi teman dan
atau negatif) terhadap semua hal keluarga mereka untuk tidak buang air
(Maulana, 2009). besar disungai.
STBM memiliki tujuan untuk Perubahan perilaku manusia
mencegah penyakit berbasis terbentuk karena adanya kebutuhan.
lingkungan, memberdayakan hidup Menurut Maslow apa bila dihubungkan
bersih dan sehat, meningkatkan dengan perubahan perilaku masyarakat
kemampuan masyarakat, serta untuk tidak buang air besar sembarang
meningkatkan akses air minum dan adalah dalam rangka pemenuhan
sanitasi dasar yang berkesinambungan kebutuhan dasar fisiologis diantaranya

579
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

adalah cairan dan elektrolit, air dan Masyarakat desa bulusari


lain-lain serta kebutuhan rasa aman merupakan masyarakat dengan ras
misalnya terhindar dari sakit dan mongoloid. Sehingga mereka dalam
penyakit. Selain itu pemicuan sebagai menyelesaikan permasalahan dengan
suatu sarana memberikan informasi gotong royong. Selain itu masyarakat
merupakan factor perangsang dan bulusari sebagian besar adalah lulusan
penguat terjadinya perubahan perilaku. SD, sehingga dari sisi pengetahuan
(Sunaryo, 2004; 6-8). tentang kesehatan dirasakan kurang.
STBM mampu memutuskan mata Dari sisi kepercayaan, masyarakat desa
rantai penyakit yang berhubungan bulusari masih patuh dengan pemuka
dengan air. Penyakit-penyakit yang agama dan tokoh masyarakat, sehingga
berhubungan dengan air (Water borne ketika ada dukungan dari pemuka
desease), dapat dibagi menjadi empat agama dan tokoh masyarakat,
kelompok menurut cara penularanya. masyarakat dengan sendirinya mau
Kelopok-kelompok tersebut adalah melakukan perubahan perilaku.
water borne mechanism, water washed
mechanism, water based mechanism Hambatan dalam implementasi
dan water related insect vector. Selain STBM
itu sanitation barrier juga dianggap 1. Hambatan dalam implementasi
cukup ampuh untuk memutuskan STBM
penyakit infeksi saluran pencernakan Dari hasil penelitian ditemukan
yaitu dengan meyediakan air bersih, beberapa hambatan dalam
menutup makanan agar tidak implementasi STBM. Hambatan-
terkontaminasi dengan debu dan lalat, hambatan tersebut adalah:
buang air besar dan membuang sampah a) Sulitnya merubah kebiasaan
tidak disembarang tempat (Chandra, warga untuk pindah dari buang
2009; 26). air besar sembarang menjadi
buang air besar di jamban
Karakteristik Desa b) Masih jarang masyarakat yang
Desa yang telah memiliki jamban, baik JSP
mendeklarasikan diri sebagai desa maupun JSSP
BABS mayoritas warganya adalah c) Rendahnya kemampuan warga
bekerja sebagai petani. Penduduk secara ekonomi untuk
terbagi menjadi dua yaitu dari suku membuat jamban secara
Madura dan Suku Osing. Dari sisi mandiri
pendidikan, mayoritas warga adalah d) Kurangnya tenaga khususnya
lulusan SD. untuk kesehatan lingkungan di
Ada beberapa factor yang dapat beberapa Puskesmas di
mempengaruhi perilaku seseorang. wilayah Kabupaten
Salah satu factor endogen dalam diri Banyuwangi
individu yang dapat mempengaruhi 2. Rencana tindak lanjut
perilaku adalah jenis ras. Ras kulit Dari data hasil penelitian
kuning atau mongoloid memiliki ditemukan beberapa rencana tindak
perilaku yang dominan adalah keramah lanjut:
tamahan, suka gotong royong, tertutup, a) Untuk mempertahankan
suka upacara ritual. Selain itu factor redikat desa Bebas Buang Air
eksternal juga mempengaruhi perilaku Besar Sembarang dimasyarakat
diantaranya adalah factor lingkungan, telah membuat suatu
pendidikan, agama, social ekonomi, dan kesepakatan untuk saling
kebudayaan (Sunaryo, 2004; 8-11). mengingatkan diantara mereka

580
Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menuju Desa Bebas Buang Air Besar
Sembarang (Eko Prabowo , Anis Yuliastutik )

apabila ada yang buang air menuju desa Bebas Buang


besar sembarang. Air Besar Sembarang,
b) Monitoring melalui Ketua RT sehingga bisa menjadi
untuk setiap awal dan akhir pilihan pendamping bagi
bulan. pemicuan pada orang
c) Pemantauan melalui program dewasa.
Prokasih dengan melibatkan 3) Rekomendasi untuk
sekolah dan siswa. Pemerintah Desa
3. Rekomendasi a) Buat satu perda untuk
Rekomendasi berbagai strategi mengatur tentang BAB
yang bisa diterapkan pada b) Lanjutkan program arisan
pendekatan STBM menuju Desa jamban keluarga
Bebas Buang Air Besar Sembarang c) Lakukan pemantauan rutin
sesuai dengan karakteristik pada tempat-tempat yang
penduduk dan wilayah di biasa digunakan untuk BAB
Kabupaten Banyuwangi.
1) Rekomendasi untuk
Pemerintah Kabupaten Simpulan
Banyuwangi/Dinas Kesehatan
a) Memetakan potensi desa Implemtasi Program STBM
Bebas Buang Air Besar a. Perencanaan
Sembarang diwilayah Dari hasil penelitian diperoleh data
Kabupaten Banyuwangi bahwa telah dilakukan mapping
berdasarkan criteria potensi dari seluruh desa di Kabupaten
desa menjadi Bebas Buang Banyuwangi dan inventarisasi
Air Besar Sembarang jumlah KK yang belum dan telah
dengan kategori Mudah, memiliki jamban. Dari data
Sulit dan Sangat Sulit tersebut kemudian dilakukan
b) Membuat satu Blue Print percepatan pencapaian Desa Bebas
perencanaan desa Bebas Buang Air Besar Sembarang. Dan
Buang Air Besar percepatan itu sama sekali tidak
Sembarang hanya tergantung pada prosentase
c) Membuat suatu pilot awal masyarakat atau KK yang
project Desa Bebas Buang punya jamban, akan tetapi beberapa
Air Besar Sembarang dari hal lain yang bisa dijadikan
desa dengan kategori pertimbangan yaitu kominten dari
tertinggal dan Potensi Kecamatan, Kepala Desa dan tokoh
Bebas Buang Air Besar masyarakat, perangkat desa dan
Sembarang Sangat Sulit. masyarakat umum. Kemudian
2) Rekomendasi untuk Puskesmas dalam penentuan desa untuk di
a) Lakukan pemicuan pada BBABS-kan, dari hasil mapping
malam hari atau bersamaan yang telah dilakukan diserahkan
dengan acara rutin kepada pihak Puskesmas selaku
keagamaan. pelaksana, desa mana yang akan di
b) Bentuk duta-duta Prokasih BBABS-kan terlebih dahulu.
untuk tingkat SD
c) Pemicuan melalui siswa b. Implementasi program STBM
sekolah, terutama sekolah STBM diimplementasikan dengan
dasar sangat efektif dalam menggunakan strategi pemicuan.
implementasi STBM Masyarakat akan disentuh hatinya

581
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

melalui rasa jijik, malu, berdosa dari suku Madura dan Suku Osing. Dari
dan bersalah. Program pemicuan sisi pendidikan, mayoritas warga adalah
ini adalah program untuk merubah lulusan SD.
perilaku masyarakat untuk tidak
buang air besar sembarang tanpa Hambatan dalam implementasi
memberikan subsidi kepada STBM
masyarakat. Keterlibatan Tokoh a. Hambatan dalam implementasi
masyarakat dan perangkat desa STBM
adalah hal yang sangat penting. 1) Sulitnya merubah kebiasaan
Dalam proses pemicuan dapat warga untuk pindah dari buang
dilakukan dengan bergabung dalam air besar sembarang menjadi
program-program yang sudah ada buang air besar di jamban
di masyarakat, misalnya pengajian, 2) Masih jarang masyarakat yang
pertemuan rutin perangkat desa dan memiliki jamban, baik JSP
lain-lain. Selain itu pemicuan juga maupun JSSP
dilakukan pada tingkat sekolah 3) Rendahnya kemampuan warga
(Sekolah Dasar, TK dan PAUD). secara ekonomi untuk
membuat jamban secara
Hasil yang Dicapai mandiri
Hasil yang dicapai dari 4) Kurangnya tenaga khususnya
implementasi STBM, menunjukkan untuk kesehatan lingkungan di
bahwa keseluruhan warga sudah buang beberapa Puskesmas di
air besar di jamban. Akan tetapi masih wilayah Kabupaten
ada beberapa warga yang belum Banyuwangi
memiliki jamban, mereka buang air b. Rencana tindak lanjut
besar tetap dijamban dengan system Dari data hasil penelitian
sharing. Untuk ketersediaan jumlah ditemukan beberapa rencana tindak
jamban, baik itu JSP maupun JSSP, lanjut:
terjadi peningkatan yang sangat 1) Untuk mempertahankan
signifikan. Dan apabila dihitung nilai redikat desa Bebas Buang Air
investasi masyarakat sebagai dampak Besar Sembarang dimasyarakat
dari proses pemicuan menunjukkan telah membuat suatu
hasil yang sangat luar biasa. Selain itu kesepakatan untuk saling
pada tingkat Pendidikan Dasar (SD) mengingatkan diantara mereka
telah terbentuk Program Kali Bersih apabila ada yang buang air
(PROKASIH) dan ditunjuk 5 duta besar sembarang.
PROKASIH untuk tiap-tiap sekolah. 2) Monitoring melalui Ketua RT
Sedangkan dari sisi keterjangkitan untuk setiap awal dan akhir
penyakit karena Water Born Desease, bulan.
ada kecenderungan terjadi penurunan, 3) Pemantauan melalui program
walaupun tidak terlalu signifikan. Prokasih dengan melibatkan
sekolah dan siswa.
Karakteristik Desa c. Rekomendasi
Desa yang telah mendeklarasikan Rekomendasi berbagai strategi
diri sebagai desa BABS secara Geografi yang bisa diterapkan pada
adalah daerah pedesaan yang relative pendekatan STBM menuju Desa
jauh dari aliran sungai besar. Mayoritas Bebas Buang Air Besar Sembarang
warganya adalah bekerja sebagai petani, sesuai dengan karakteristik
buruh tani, wiraswasta, nelayan. penduduk dan wilayah di
Penduduk terbagi menjadi dua yaitu Kabupaten Banyuwangi.

582
Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menuju Desa Bebas Buang Air Besar
Sembarang (Eko Prabowo , Anis Yuliastutik )

1) Rekomendasi untuk DAFTAR PUSTAKA


Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi/Dinas Kesehatan Argadinata. U. 2011, Community Lead
a) Memetakan potensi desa Total Sanitation (CLTS),
Bebas Buang Air Besar http://ukey-
Sembarang diwilayah ph.blogspot.com/2011/09/com
Kabupaten Banyuwangi munity-lead-total-sanitation-
berdasarkan criteria potensi clts.html, Di akses tanggal 03
desa menjadi Bebas Buang Mei 2013
Air Besar Sembarang
dengan kategori Mudah, Depkes RI. 2008. Pedoman Strategi
Sulit dan Sangat Sulit Nasional Sanitasi Total
b) Membuat satu Blue Print Berbasis
perencanaan desa Bebas Masyarakat.http://www.depkes
Buang Air Besar .go.id/downloads/pedoman_stb
Sembarang m.pdf, Di akses tanggal 03 Mei
c) Membuat suatu pilot 2013
project Desa Bebas Buang
Air Besar Sembarang dari Fajar N.A, dkk, 2010, Pengaruh Metode
desa dengan kategori Pemicuan Terhadap Perubahan
tertinggal dan Potensi Perilaku StopBabs Di Desa
Bebas Buang Air Besar Senuro Timur Kabupaten Ogan
Sembarang Sangat Sulit. Ilir, Prosiding Seminar
2) Rekomendasi untuk Puskesmas Nasional, 13-14 Desember
a) Lakukan pemicuan pada 2010, ISBN 978-602-98295-0-
malam hari atau bersamaan 1
dengan acara rutin
keagamaan. Fieldbook, 2010, Strategi Dan Langkah
b) Bentuk duta-duta Prokasih Pemicuan Masyarakat Dalam
untuk tingkat SD Program Pamsimas
c) Pemicuan melalui siswa
sekolah, terutama sekolah Juniar. M. 2013, dengan judul Studi
dasar sangat efektif dalam tentang Implementasi Sanitasi
implementasi STBM Total dan pemasaran Sanitasi
menuju desa Bebas Buang (SToPS) dalam perspektif
Air Besar Sembarang, deliberatif di Desa
sehingga bisa menjadi Ngampungan Kecamatan
pilihan pendamping bagi Bareng Kabupaten Jombang,
pemicuan pada orang Jurnal Kebijakan dan
dewasa. Menejemen Publik Volume 1
3) Rekomendasi untuk Nomor 1 tahun 2013, ISSN
Pemerintah Desa 2303-341X
a) Buat satu perda untuk
mengatur tentang BAB Kementrian Kesehatan RI, 2011, Dasar
b) Lanjutkan program arisan Konsep, http://stbm-
jamban keluarga indonesia.org/dkfaq.php, Di
c) Lakukan pemantauan rutin akses tanggal 03 Mei 2013
pada tempat-tempat yang
biasa digunakan untuk B Maryati. Y, 2012, Perkembangan
Sanitasi Total Berbasis

583
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Masyarakat (STBM) Di
Provinsi Kepulauan RiauTahun Wiji Lestariono, 2012,
2011 – 2012, banyuwangikab.go.id, tanggal
http://www.dinkesprovkepri.or 2 bulan 4 tahun 2012
g/component/content/article/2-
berita/67-perkembangan- _______, 2012, Action Plan Bidang
sanitasi-total-berbasis- Kesehatan Kabupaten
masyarakat-stbm-di-provinsi- Banyuwangi 2013-2015
kepulauan-riau-tahun-2011-
2012, Di akses tanggal 03 Mei Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
2013 Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sudardjo, 2012. Catatan Kecil
Pembelajaran Pelaksanaan ________.2007. Kesehatan Masyarakat
Metoda Clts Di Indonesia, Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
http://sudardjofx.blogspot.com/ Cipta.
2012/08/pembelajaran-
pelaksanaan-metoda-clts- ________. 2007. Promosi Kesehatan
di_5.html, Di akses tanggal 03 dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Mei 2013 Rineka Cipta.

Supracayaningsih. 2010, Implementasi ________. 2003, Pendidikan dan


Program Sanitasi Total Perilaku Kesehatan, PT.
Berbasis dan Pemasaran Rineka Cipta, Jakarta
Sanitasi (SToPS)
DalamPembuatan Jamban di Sunaryo. 2004. Psikologi untuk
Desa Sembung Kecamatan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Perak Kabupaten Jombang,
Tesis tidak dipublikasikan
Sutopo. HB, 2006, Metodologi TKPK, Tim Koordinasi
Penelitian Kualitatif, Penanggulangan Kemiskinan
Surakarta, Universitas Sebelas Kabupaten Banyuwangi,
Maret www.tkpk.banyuwangikab.go.i
d, Diakses tanggal 14 Mei
2012

584
PENGARUH TERAPI CREATIVE WRITING HUMORS TERHADAP
PENURUNAN STRES PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI LSM
SADAR HATI MALANG

Setyoadi ¹, Bingar Nurullah ²


¹ ² Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Email : setyoadi@Ub.ac.id

Abstract : The population people living with HIV/AID (PLWHA) in Indonesia especially in Malang is
still high. ODHA is one of groups that susceptible having stress. Therefore, researcher offer creative
writing humors therapy as alternatif coping. This therapy has many benefits, among others to increase
mood, to explore our emotion and feelling, and can be ourself refllection. The main aim of this
research is to know the effect of creative writing humors therapy for reduce stress in PLWHA at LSM
Sadar Hati Malang. Design that used in this research is quasy experiment with approximation method
one group pretest posttest design. Total sampel who participated in this research is 17 samples and
Sampling technic that used in this research is purposive sampling. The procedur of creative writing
humors therapy are First, researcher measure score stress with Depression Anxiety Stress Scales
(DASS), after that samples start writing humors based on their experiences in 2 weeks. After 2 weeks,
the researcher measure score stress for knowing the effect of this therapy. The result of this research
show, the signification value (p) (0,053) > (0,05). In conclusion, Creative writing humors is not
effective for reduce stress in ODHA. The suggestion for next research this therapy need some fix in a
procedure, examples creative writing humors therapy will be effective if did with grouping method,
because with grouping method ODHA can get a feedback from others and related conditions of the
samples need to be fixed again especially for criteria of inclusion and exclusion, that are the samples
who will join in this therapy must be capable for writing, still have sense of humor, and not in crisis
conditions.

Keywords : ODHA, stress, Creative Writing Humors

Abstrak : Populasi orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia khususnya di
Malang masih cukup tinggi. ODHA merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah
psikologi, terutama stres. Maka dari itu peneliti menawarkan alternatif koping untuk menurunkan stres
pada ODHA, yaitu dengan terapi creative writing humors. Terapi creative writing humors mempunyai
manfaat dapat meningkatkan mood, sebagai bahan refleksi diri, dapat mengeksplor perasaan dan
emosi seseorang. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari terapi
creative writing humors terhadap penurunan stres ODHA di LSM Sadar Hati Malang. Penelitian ini
menggunakan Desain penelitian quasy experiment dengan pendekatan metode satu kelompok pre test-
post testdesign. Total sampel yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 17 sampel dengan
menggunakan teknik samplingpurposive sampling. Prosedur terapi ini, yaitu pertama, peneliti
mengukur skor stres dengan Depression Anxiety Stress Scales (DASS), setelah itu mulai sampel
menulis humor berdasarkan pengalaman mereka dalam dua Minggu dan membagi cerita tersebut
kepada orang terdekatnya. Kedua, setelah dua minggu, peneliti mengukur skor stres untuk mengetahui
efek dari terapi ini. Hasil dari penelitian ini menunjukan, nilai pvalue (0,053) > (0,05).
Kesimpulannya, terapi creative writing humors tidak efektif untuk mengurangi stres pada ODHA.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mengembangkan prosedur terapi, yaitu dengan
melakukannya secara berkelompok sesuai penelitian sebelumnya, karena dengan metode kelompok
ODHA akan mendapat timbal balik dari teman yang lain dan terkait kondisi sampel yang akan ikut
terapi creative writing humorsperlu diperbaiki lagi terkait kriteria inklusi dan eksklusi. ODHA yang
akan berpartisipasi dalam terapi ini sebaiknya harus mampu, terampil dalam menulis dan masih
memiliki sense of humor.

Kata kunci : Creative writing humors, stres, ODHA

585
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Latar Belakang masalah psikologis, terutama


kecemasan, depresi, rasa bersalah,
AIDS adalah singkatan marah, dan rasa dorongan untuk bunuh
dariAcquired Immune Deficiency diri (Hutapea, 2003). Stresor pada
Syndrome diartikan sebagai bentuk ODHA meliputi, diagnosis HIV
paling berat, dari keadaan sakit terus- positif, kurangnya dukungan sosial,
menerus yang berkaitan dengan virus stigma masyarakat, kematian, isolasi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) sosial, dan masalah kerahasiaan atas
(Smeltzer et al., 2003). Menurut IAVI statusnya (Montauk dan Gebhardt,
(International Aids Vaccine 1997; Esperanza dalam Natalya, 2006).
Initiative)(2011), perkembangan Upaya yang dilakukan untuk
jumlah orang yang terinfeksi HIV di mengatasi stres pada ODHA saat ini
dunia meningkat padatahun 2011, yaitu adalah berupa kelompok dukungan
mencapai 6, 6 juta orang, untuk daerah sebaya (KDS) yang kegiatannya
Malang jumlah ODHA masih cukup berupa, konseling, berbagi
tinggi yaitu sebanyak 1.875 kasus pada pengalaman, dan kekuatan. Kegiatan
bulan september 2011, padahal bulan dari KDS bisa dimodifikasi atau
sebelumnya sekitar 1.600 kasus disisipkan kegiatan baru agar tidak
(Sukarelawati, 2011). mengalami kejenuhan (Kementrian
HIV merupakan virus yang Hukum dan HAM RI, 2011). Maka
menyerang sel darah putih, yaitu pada dari itu, peneliti ingin menawarkan
T-lymphocyt dan CD4+. Di mana T- terapi untuk menurunkan stres pada
lymphocyt merupakan bagian yang ODHA yang dapat dijadikan kegiatan
sangat krusial dari tubuh kita untuk baru bagi kegiatan KDS, yaitu melalui
melawan penyakit-penyakit, jika ini kegiatan CreativeWritingdan Humors.
sampai rusak maka sesorang akan
terkena penyakit dan tidak kunjung
Creative writing dapat
sembuh. Kondisi imun (CD4+ dan T-
meningkatkan harga diri seorang
lymphocyt) yang menurun
remaja dan juga dapat meningkatkan
menyebabkan ODHA berisiko tinggi
sense of well-being, karena dengan
terkena infeksi
menulis tersebut seseorang dapat
zoportunistik, seperti tuberculosis
berbagi pengalaman tentang hidup
(TBC), kandidiasis, herpes simplek,
yang pernah dialami dengan teman
dan kaposi’s sarcoma (Smeltzeret al.,
sebayanya. Humor dan tertawa juga
2010). Menurut Iris & Rita (2007),
dapat mengatasi masalah psikologi,
timbulnya infeksi opportunistik tidak
misalnya menurunkan tingkat stres,
hanya menyebabkan masalah fisik,
mampu menciptakan koping yang
tetapi juga masalah pada keadaan
efektif, meningkatkan mood, dan harga
psikologis ODHA.
diri (Cousins dalam Macdonald,2004)
ODHA merupakan kelompok
yang sering mengalami masalah –
Pengaruh humor terhadap penurunan dari itu, peneliti menawarkan terapi
tingkat stres yaitu dengan memblok creative writing humors untuk
produksi dari hormon pemicu stres, menurunkan stres pada ODHA yang
salah satunya kortisol. Tidak hanya dapat dijadikan koping efektif dan
menurunkan produksi dari kortisol, kegiatan atau terapi komplementer
humor juga dapat meningkatkan sistem dalam kelompok dukungan sosial
imun sesorang dengan meningkatnya (KDS).
pelepasan beta-endorpin (MacHovec &
Sullivan dalam Bennett, 2003). Maka

586
Pengaruh Terapi Creative Writing Humors Terhadap Penurunan Stres Pada Orang Dengan
HIV/AIDS (odha) (Setyoadi, Bingar Nurullah)

Metodologi Penelitian minggu.Pertemuanpertama, kita akan


mengenalkan ODHA tentang creative
Penelitian ini mengunakan writing humors, setelah itu kita
quasy experiment designdengan meminta ODHA untuk membuat cerita
pendekatan one group pre test-post di rumah tentang masalahnya,
testdesign. Rancangan tersebut baik pengalaman lucu, atau aneh,
digunakan untuk mengevaluasi hasil (semuanya bersifat humoris) yang
intervensi kesehatan di lapangan sekiranya nanti bisa dibagi ke orang
(Notoatmodjo, 2010).Populasi dalam lain (teman, adik, kakak, atau orang
penelitian ini adalah kelompok tua). Pertemuan kedua, kita akan
dukungan yang berada di LSM Sadar mengevaluasi cerita yang dibuat
Hati Malang. Responden yang ODHA di rumah selama dua minggu.
berpartisipasi dalam penelitian ini Proses menulis di rumah harus
adalah 17 responden. Teknik sampling dilakukan setiap hari. Jika semua
yang digunakan adalah purposive program terapi selesai, peneliti
sampling, yaitu mengambil seluruh mengukur tingkat stres ODHA.
anggota populasi yang sesuai dengan Kemudian jika semua data sudah
kriteria inklusi untuk menjadi anggota terkumpul, peneliti menganalisis hasil
sampel. pre test dan post test. Data yang
terkumpul dianalisis dan
Kriteria Inklusi diinterpretasikan lebih lanjut secara
a. ODHA yang mampu membaca dan univariat dan bivariat menggunakan
terampil menulis program SPSS 16 for windows.
b. ODHA yang kooperatif dengan Sebelumnya dilakukan uji
orang lain asumsi statistik dengan cara uji
c. ODHA yang masih memiliki rasa normalitas dan homogenitas sebagai
humor atau menyukai humor syarat sebelum melakukan uji
dependen T-test. Apabila telah
Kriteria Eksklusi terpenuhi kedua uji tersebut, maka
a. ODHA yang bersifat amuk dilakukan uji dependen T-test untuk
b. Pecandu yang masih menggunakan mengetahui apakah terdapat perbedaan
obat psikotropika yang signifikan antara skor stres pre
c. Tidak bersedia menjadi sampel post dan post test, untuk melihat
penelitian perbedaan yang signifikan pada hasil
d. ODHA yang sedang dalam kondisi perhitungan statistik digunakan batas
kritis (Kritis dari segi psikologi kemaknaan 0,05. Terapi creative
maupun fisik) writing humors dikatakan menerima
Instrumen penelitian adalah alat H1 jika nilai p ≤ 0,05.
atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data Hasil Penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Alat-alat yang
digunakan dalam penelitian ini berupa, Karakteristik Sampel
buku tulis bergaris, bolpoin, referensi Proses pengambilan data pada
cerita humor, lembar checklist terapi, penelitian terapi creative writing
lembar demografi, dan alat ukur humors dilakukan pada bulan Februari
Depression Anxiety Stress Scales - Juni 2012 di LSM Sadar Hati
(DASS). Kueisoner ini terdiri dari 14 Malang. Jumlah responden yang
pernyataan. berpartisipasi sebanyak 17 responden
Program terapi ini dilakukan (ODHA). Data yang diambil berupa
selama dua data demografi, data terkait tentang

587
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

tulisan atau cerita, data skor stres c. Pendidikan


sebelum dan sesudah terapi, dan hasil
dari uji statistik Pendidikan
2, 12%
1, 6%
a. Usia 3, 17% SD atau
Sederajat
Usia SMA atau
11, 65% Sederajat
29%
20-29
71% Gambar 5.3 Grafik Distribusi
29-39 Responden Berdasarkan
Pendidikan,bulan Juli 2013 di LSM
Sadar Hati

Gambar 5.1 Grafik Distribusi Presentase tingkat pendidikan


Responden Berdasarkan Usia, bulan responden dari penelitian terapi
Juli 2013 di LSM Sadar Hati creative writing humors. Respoden
yang bertingkat pendidikan SMA atau
Hasil penelitian menunjukan sederajat sebanyak 11 orang (75%),
usia yang berpartisipasi dalam terapi perguruan tinggi sebanyak 3 orang
creative writing humors adalah usia (17%), SMP atau sederajat sebanyak 2
dengan rentang antara 20-29 tahun orang (12%), dan SD atau sederajat
sebanyak 5 orang (29%) dan yang sebanyak 1 orang (6%)
berusia 30-39 tahun sebanyak 12 orang
(71%).

e. Pekerjaan
b. Jenis Kelamin
Pekerjaan
Jenis Kelamin 12% Wiraswasta
23%
Laki-Laki 65%
47% 53% Ibu Rumah
Perempuan Tangga

Gambar 5.4 Grafik Distribusi


Responden berdasarkan
Pekerjaan,bulan Juli 2013 di LSM
Gambar 5.2 Grafik Distribusi
Sadar Hati
Responden berdasarkan jenis kelamin,
bulan Juli 2013 di LSM Sadar Hati
Mayoritas pekerjaan dari
responden yang ikut dalam penelitian
Jumlah responden yang ikut
ini adalah wiraswasta, yaitu sebanyak
dalam penelitian ini adalah 17 orang.
11 orang (65%). Adapun pekerjaan
Jumlah responden laki-laki
lain seperti, Ibu rumah tangga
mendominiasi dalam penelitian ini
sebanyak 4 orang (23%), pelajar
yaitu berjumlah 9 orang atau 53% dari
sebanyak 2 orang (12%).
seluruh jumlah responden dan
perempuan sebanyak 8 orang atau 47%
dari seluruh jumlah responden.

588
Pengaruh Terapi Creative Writing Humors Terhadap Penurunan Stres Pada Orang Dengan
HIV/AIDS (odha) (Setyoadi, Bingar Nurullah)

e. Penghasilan g. Hobi Menulis

Penghasilan Hobi Menulis


24% 24%
<
Rp.1.000.000 Iya
Rp.1.000.000- 76%
Rp.3.000.000 Tidak
76%

Gambar 5.5 Grafik Distribusi Gambar 5.7 Grafik Distribusi


Responden berdasarkan Responden berdasarkan Hobi Menulis,
Penghasilan,bulan Juli 2013 di LSM bulan Juli 2013 di LSM Sadar Hati
Sadar Hati
Data penelitian diatas
Pendapatan dari responden menunjukan, bahwa masih jarang
yang mengikuti penelitian ini adalah ODHA yang mempunyai kebiasaan
sebanyak 76% atau 13 orang menulis, hal tersebut ditunjukan
berpenghasilan < Rp. 1.000.000 dan dengan sebanyak 4 orang (24%) hobi
sebanyak 24% atau 4 orang menulis dan sebanyak 13 orang
berpenghasilan Rp. 1.000.000- (76%)tidak hobi menulis.
Rp.3.000.000.
Tema dan Frekuensi Tulisan
f. Diagnosa Positif
Frekuensi
Lama Diagnosa 20
6 bulan-1 10
tahun yang lalu Frekuensi
41% 30%
1-5 tahun yang 0
29% lalu 1 4 7 10 13 16
> 5 tahun yang
lalu
Gambar 5.9 Grafik Distribusi
Responden berdasarkan Jumlah dan
Gambar 5.6 Grafik Distribusi Frekuensi Tulisan, bulan Juli 2013 di
Responden Berdasarkan Lama LSM Sadar Hati
Diagnosa, bulan Juli 2013 di LSM
Sadar Hati Tabel 5.1. Tema Tulisan
NO Tema Tulisan jumlah
Responden (ODHA) yang 1 Pengalaman masa muda 11
didiagnosa positif >5 tahun sebesar dan masa kecil
41% atau sebanyak 7 orang, lalu 1-5 2 Tentang Cinta 7
tahun sebesar 30% atau sebanyak 5 3 Status ODHA dan 14
orang, dan yang didiagnosa positif 6 Berbagai Masalah
bulan-1 tahun sebsar 29% atau 4 Kelucuan Bersama 38
sebanyak 5 orang. Teman
5 Keluarga 12
6 Pengalaman yang Aneh 33

589
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

artinya p > 0,05, ini menandakan


Frekuensi menulis tertinggi bahwa hipotesis nol gagal ditolak,
yang pernah dilakukan responden berarti tidak ada pengaruh terapi
adalah menulis sebanyak 15 kali, dan creative writing humors terhadap
yang tergolong terendah adalah penurunan skor stres pada ODHA di
menulis sebanyak satu kali. Cerita LSM Sadar Hati Malang.
yang paling sering dibuat adalah cerita
yang bertemakan tentang “Kelucuan Pembahasan
bersama teman”.
Kemampuan Creative Writing
Analisa Data Humors
Berdasarkan hasil penelitian,
Perbedaan Skor Stres pada ODHA rata-rata frekuensi menulis yang
Sebelum dan Sesudah Terapi Creative dilakukan oleh responden yang
Writing Humors di LSM Sadar Hati berpartisipasi dalam penelitian ini
Malang tergolong rendah, yaitu sebanyak enam
Perlak N Mea SD Normal kali selama dua minggu. Frekuensi
uan n itas yang tergolong rendah tersebut
Skor 1 15.17 4.419 0,913 disebabkan, karena kebanyakan
Stres 7 65 21 responden mengalami kendala dalam
Pre menulis di antaranya, tidak ada waktu
Test untuk menulis, merasa sulit atau malas
Skor 1 12.29 5.520 0,821 untuk mulai menulis, belum terbiasa,
Stres 7 41 02 dan ada gangguan dari eksternal (salah
Post satu anggota keluarga sakit,
Test meninggal). Kemampuan menulis
dipengaruhi beberapa hal, meliputi
Berdasarkan hasil uji paired t- kemampuan kognitif dan kondisi
test pada tabel 5.2 menunjukan, rata- kesehatan (Jose et al., 2007; Swann,
rata skor stres sebelum terapi adalah 2009).
15.1765  4.41921 dan skor stres Kemampuan kognitif
sesudah terapi adalah 12.2941  dipengaruhi juga oleh tingkat
5.52002. Dapat disimpulkan dari data pendidikan seseorang, di mana dalam
diatas bahwa skor stres antara sebelum penelitian ini sebanyak 65% tingkat
dan sesudah mengalami penurunan pendidikan responden adalah SMA
dengan rata-rata penurunan sebesar atau sederajat. Menurut Cahyani
2.88. (2005) di dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa, kemampuan
Pengaruh Creative Writing Humors ketrampilan menulis anak SMA masih
terhadap Skor Stres pada ODHA di rendah. Hasil penelitian tersebut
LSM Sadar Hati Malang berbanding lurus dengan hasil pada
penelitian ini, yaitu rata-rata frekuensi
Perlakuan N Nilai
responden dalam menulis selama dua
P
minggu adalah sebanyak enam kali,
Skor Stres Pre Test 17 0.053
apalagi creative writing dalam
dan Post Test
penelitian ini bertemakan humor.
Humor dapat diciptakan dari
Berdasarkan uji statistik dengan pengalaman yang telah dialami dan
uji paired t-test pada tabel 5.3 dapat diciptakan dari pandangan
menunjukan bahwa, nilai perspektif yang berbeda terhadap suatu
signifikasinya (p) adalah 0,053, yang

590
Pengaruh Terapi Creative Writing Humors Terhadap Penurunan Stres Pada Orang Dengan
HIV/AIDS (odha) (Setyoadi, Bingar Nurullah)

yang telah dialami (Jose et al., 2007), ODHA adalah data terkait penghasilan
maka dari itu dituntut suatu penggalian dan pekerjaan. Sebesar 76%
ide yang lebih jika membuatnya. penghasilan ODHA kurang dari satu
Kondisi kesehatan responden juta rupiah dan sebesar 65% pekerjaan
dalam penelitian ini cukup berisiko ODHA adalah wiraswasta. Penghasilan
untuk terserang penyakit, karena tersebut cukup tergolong rendah
disebabkan kondisi sistem imun yang dengan kebutuhan pengobatan yang
kurang stabil. Sebanyak 41% harus dijalani oleh ODHA, belum lagi
responden telah didiagnosa positif kebutuhan vitamin, dan kebutuhan
HIV/AIDS lebih dari lima tahun yang nutrisi lainnya. Menurut ILO (2011),
lalu, dan hampir semua responden dampak HIV terhadap sosial ekonomi
menjalani terapi ARV. Efek samping pada tingkat perorangan dan rumah
dari ARV (Zidovudine dan efavirenz) tangga di Indonesia studi di tujuh
ini adalah salah satunya anemia, provinsi pada 2010 didapatkan,
sehingga dapat menyebabkan kehilangan pendapatan di antara rumah
kelelahan pada ODHA (Spiritia, 2012; tangga orang dengan HIV sebagai
Riztriawan dan Ramadian, 2010). akibat dari merawat anggota keluarga
Menurut Swann (2009), kelelahan yang sakit menjadi signifikan. Rumah
merupakan faktor penghambat tangga ODHA menghabiskan biaya
seseorang untuk melakukan creative pengobatan lima kali lebih besar dan
writing, apalagi ditambah dengan tingkat partisipasi kerja yang
pekerjaan responden sebesar 65% lebihrendah, dibandingkan dengan
adalah wiraswasta. Beberapa rumah tangga lainnya. 45% rumah
responden mengatakan bisa tangga ODHA menganggur. Kondisi
meluangkan waktu menulis ketika ekonomi yang kurang ini akan
pulang kerja, tetapi biasanya responden berpengaruh terhadap kurangnya
tidak bisa berkonsentrasi untuk kemauan ODHA untuk mencari
menulis, karena kelelahan. informasi terkait HIV/AIDS, dimana
informasi ini dapat dijadikan koping
Stres Sebelum Terapi Creative efektif (NYSDOH, 2007).
Writing Humors ODHA yang berpatisipasi
Berdasarkan data yang telah dalam penelitian ini mayoritas telah
dikumpulkan, rata-rata tingkat skor didiagnosa positif lebih dari lima tahun
stres responden adalah 15,17 di mana yang lalu (41%). Menurut Granich &
itu merupakan rentang stres ringan. Mermin (2003) seseorang yang baru
Tingkat stres ODHA dipengaruhi oleh pertama kali didiagnosa positif akan
banyaknya stresor. Stresor dibagi mengalami penyangkalan, bersikukuh
menjadi dua, yaitu stresor eksternal bahwa mereka negatif, marah, merasa
dan stressor internal. Stresor eksternal bersalah, dan putus asa. Lamanya
meliputi faktor ekonomi, kurangnya diagnosa juga merujuk dengan teori
dukungan sosial, kurangnya adaptasi, dengan berlalunya waktu,
pengetahuan atau informasi, dan ODHA mulai beradaptasi dengan
stigma masyarakat. Stresor internal stresor (Rice, 2011). Kemampuan
meliputi, proses perjalanan penyakit, adaptasi stresor pada ODHA juga
diagnosa HIV, dan gangguan dipengaruhi oleh hal lain , seperti
terpenuhinya kebutuhan dasar, seperti dukungan sosial dan pandangan
nutrisi dan seksual (Esperanza dalam mereka terhadap stres (Koopman et al.,
Natalya, 2006; NYSDOH, 2007) 2000).
Salah satu data yang didapat
peneliti yang terkait dengan stresor

591
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Stres Setelah Terapi Creative Writing humor juga dapat dijadikan altertanif
Humors koping efektif.
Menurut Cousins dalam
Berdasarkan hasil post test
Macdonald (2004), tertawa dapat
yang dilakukan setelah ODHA
mengatasi masalah psikologi, misalnya
menjalani terapi selama dua minggu
menurunkan tingkat stres, mampu
didapatkan, rata-rata skor post test
menciptakan koping yang efektif,
adalah 12.29 yaitu tergolong stres
meningkatkan mood, dan harga diri
normal, yang diketahui skor pre test
(Cousins dalam Macdonald, 2004).
adalah 15,17 (Stres ringan). Hasil
Penelitian lain yang dilakukan oleh
tersebut menandakan, bahwa ada
Martin & Gobbin (1988) tentang
penurunan skor stres setelah dilakukan
hubungan antara sense of humor
terapi.
dengan tingkat stres dan tingkat IgA.
Terapi creative writing humors
Penelitian tersebut menghasilkan,
ini meminta responden untuk
bahwa seseorang dengan sense of
menceritakan pengalaman lucu, aneh,
humor yang rendah cenderung
atau menggelitik yang pernah dialami,
memberikan efek negatif terhadap
sehingga dapat menimbulkan tawa atau
tingkat stres dan kadar IgA.
perasaan gembira saat menulis. Peneliti
Responden dalam penelitian
juga meminta responden untuk
ini, tidak semuanya menunjukan
mencurahkan perasaannya ketika
penurunan stres, sebanyak 21%
menulis, jadi ketika membaca cerita
mengalami kenaikan dan 6% memiliki
yang telah dibuat, cerita tersebut dapat
skor stres yang tetap. Berdasarkan
dijadikan bahan refleksi diri bahwa dia
identifikasi saat penelitian, beberapa
masih berharga, masih punya teman,
keadaan menyebabkan naiknya skor
dan pengalaman yang tidak terlupakan.
atau tingkat stres seseorang, seperti
Selain menulis, responden diminta
meninggalnya salah satu anggota
untuk membagikan cerita tersebut
keluarga, lalu kondisi kesehatan anak
kepada orang terdekatnya atau disebut
menurun terpaksa harus dirawat inap,
berbagi cerita. Sesi berbagi cerita
dan ada masalah dengan keluarga,
diharapkan dapat meningkatkan
sehingga keadaan tersebut
komunikasi responden dengan orang
menyebabkan responden tidak bisa
lain khususnya keluarga. Sesi berbagi
menulis dengan teratur. Selain
cerita diharapkan menambah dukungan
masalah-masalah tersebut, skor stres
orang lain terhadap responden,
juga berkaitan dengan jenis kelamin,
sehingga dapat meningkatkan harga
usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,
diri dan sense of well being. Prosedur
penghasilan, dan lamanya diagnosa.
tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Chandler (1999), di
mana para remaja menceritakan Pengaruh Terapi Creative Writing
pengalaman yang pernah dialami, Humors terhadap Penurunan Stres
senang, lucu, marah, dan sedih, lalu ODHA
setelah itu cerita tersebut dibagi ke
Hasil uji statistik menunjukan,
teman lainnya. Penelitian ini
bahwa p value (0,053) > 0,05,
menghasilkan, beberapa remaja
walaupun ada penurunan skor stres
tersebut mengalami perasaan yang
dengan rata-rata 2,88, tetapi pengaruh
lebih baik dan peningkatan harga diri
dari terapi creative writing humors
dari sebelumnya. Menurut penelitian
terhadap penurunan skor stres ODHA
Nemeth et al (2009) membangun harga
kurang signifikan, hal tersebut
diri pada remaja dapat meningkatkan
ditunjukan dengan p value> 0,05.
koping efektif. Sedangkan efek humor,

592
Pengaruh Terapi Creative Writing Humors Terhadap Penurunan Stres Pada Orang Dengan
HIV/AIDS (odha) (Setyoadi, Bingar Nurullah)

Menurut teori, pengaruh menulis dan kegiatan ini, peneliti hanya


humor dapat menurunkan tingkat stres menyediakan paraf untuk pendamping
dan memblok hormon stres, hal terapi, yaitu orang terdekat di mana
tersebut dikemukakan beberapa responden membagi cerita-cerita yang
peneliti, diantaranya oleh Progroff telah dibuat. Menurut penelitian yang
dalam Synder 2010, bahwa dengan dilakukan Chandler (1999) tentang
journaling (menulis) orang dapat pengaruh creative writing untuk
mengembangkan kekuatan dalam meningkatkan harga diri pada seorang
dirinya untuk menghadapi masalah remaja, beberapa remaja melakukan
seperti, stres maupun penyakit yang creative writing, setelah itu cerita yang
sedang dialami. Journaling (menulis) telah dibuat diceritakan pada kelompok
adalah terapi yang bersifat holistik, dan mendapatkan timbal balik dari
karena melibatkan fisik (pergerakan teman-teman tentang cerita tersebut.
otot), mental (thought process), Menurut Swann (2009), pelaksanaan
emotional (eksplorasi perasaan), dan creative writing juga disarankan dalam
spiritual (finding meaning) dan dari bentuk kelompok, karena sesi berbagi
segi humor, pengaruh humor terhadap cerita akan lebih efektif jika
penurunan tingkat stres yaitu dengan dilaksanakan dalam bentuk
memblok produksi dari hormon berkelompok, sehingga cerita yang
pemicu stres, salah satunya kortisol, telah dibuat mendapat timbal balik dari
tidak hanya menurunkan produksi dari teman yang lain
kortisol, humor juga dapat Penyebab ketiga, masih
meningkatkan sistem imun sesorang tergolong rendahnya frekuensi menulis
dengan meningkatnya pelepasan beta- ODHA, mungkin dikarenakan
endorpin (MacHovec dan Sullivan kelalahan atau belum terbiasa dengan
dalam Bennett, 2003). menulis humor. Menurut Pennebaker
Kurang signifikannya & Jeane dalam jurnal clinical
penelitian ini mungkin dikarenakan physcology melaporkan, bahwa orang
dari prosedur penelitian, di dalam yang memiliki kebiasaan menulis
penelitian ini responden melaksanakan umumnya memiliki kondisi mental
terapi creative writing humors selama lebih sehat dari mereka yang tidak
dua minggu dan dilakukan di rumah. memiliki kebiasaan tersebut (Sembel,
Cerita yang dibuat beberapa responden 2007)
ada yang mengambil dari internet, jadi
tidak ada eksplorasi perasaan yang Keterbatasan Penelitian
terjadi ketika saat menulis. Menurut Peneliti menyadari bahwa pelaksanaan
Sembel (2007), tulisan dapat penelitian ini masih banyak
digunakan untuk menyalurkan isi kekurangan, hal ini disebabkan karena
perasaan dan pikiran, jika perasaan :
atau pikiran tersebut dipendam dapat 1. Jumlah responden yang masih
memberikan dampak negatif bagi kurang, sehingga kurang bisa
tubuh, baik secara fisik maupun mewakili populasi, agar dapat
mental. memperoleh responden yang
Penyebab kedua, yaitu kualitas memadai, kita perlu bekerja sama
berbagi cerita. berbagi cerita yang dengan LSM lain dan mencari
dilakukan responden juga dilakukan di sponsor atau bekerjasama dengan
rumah dengan orang terdekat, misalnya teman, karena menurut
teman, orang tua, atau anggota pengalaman peneliti, penelitian ini
keluarga yang lain. Peneliti tentu tidak membutuhkan dana yang cukup
bisa mengawasi dan mengontrol banyak.

593
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

2. Prosedur penelitian yang masih creative writing humors, seperti


kurang baik. Menurut penelitian dimungkinkan adanya aktivitas
sebelumnya, sebaiknya dilakukan hormon endorphin karena efek dari
dengan berkelompok, sehingga humor, lalu adanya pengungkapan
ODHA dapat berbagipengalaman, perasaan yang dituangkan dalam
selain itu teman yang lain dapat bentuk tulisan sehingga dapat
memberi timbal balik. dijadikan bahan refleksi diri.
3. Kurangnya kontrol terhadap terapi 3. Hasil uji statistik menunjukan,
ini, terkait sesi berbagi cerita bahwa p value (0,053) > 0,05,
dengan orang terdekat dan peneliti walaupun ada penurunan skor stres
hanya bertemu dengan responden dengan rata-rata 2,88, tetapi
hanya saat pre test dan post test pengaruh dari terapi creative writing
saja, untuk melakukan follow up, humors terhadap penurunan skor
penelitihanya melakukannya lewat stres ODHA kurang signifikan , hal
sms. tersebut menandakan bahwa H0
4. Kriteria inklusi dan eksklusi gagal ditolak. Kurang signifikannya
sampel yang kurang spesifik, hal penelitian ini seteah dianalisis
ini yang diidentifikasi menjadi disebabkan karena beberapa faktor,
penyebab kurang berhasilnya meliputi beberapa ODHA
terapi ini, sehingga gagal menolak mengambil cerita dari internet,
H0. kurangnya frekuensi menulis, dan
kemungkinan kurangnya kualitas
Simpulan berbagi cerita dengan orang terdekat.

Dari penelitian tentang Saran


pengaruh terapi creative writing
humors terhadap penurunan skor stres Bagi Akademik
pada ODHA di LSM Sadar Hati Terapi creative writing humors
Malang, dapat disimpulkan bahwa dapat dijadikan koping efektif bagi
1. Rata-rata hasil pengukuran skor stres ODHA, diharapkan akademisi
sebelum dilakukan terapi creative keperawatan atau mahasiswa dapat
writing humors adalah 15.1765  mengembangkan lebih lanjut prosedur
4.41921, skor tersebut tergolong dari terapi ini agar lebih aplikatif
dalam stres ringan. Skor stres digunakan oleh masyarakat umum.
ODHA dalam penelitian ini banyak Terapi ini akan lebih efektif jika
dipengaruhi oleh faktor internal dilakukan secara berkelompok,
maupun eksternal, seperti tingkat sehingga ODHA akan mendapat
pendidikan, sosial ekonomi, lamanya manfaat dari berbagi cerita dan
diagnosa, dan proses penyakit. mendapat timbal balik dari teman atau
2. Rata-rata hasil pengukuran skor stres ODHA yang lain atas cerita yang telah
setelah dilakukan terapi creative dibuat. Praktisi kesehatan harus
writing humors adalah 12.2941  memandang kesehatan ODHA tidak
5.52002, skor tersebut tergolong hanya dari fisik saja, tetapi juga mental
dalam stres normal, Jadi skor stres
sebelum terapi dan skor stres
sesudah terapi menyatakan, bahwa Bagi Lembaga Masyarakat
terjadi penurunan antara sebelum LSMdapat menggunakan terapi
dan sesudah terapi. Skor stres creative writing humors dalam
setelah terapi ini juga dipengaruhi kegiatan kelompok dukungan,
beberapa faktor terkait manfaat dari ditujukan agar kegiatan dalam

594
Pengaruh Terapi Creative Writing Humors Terhadap Penurunan Stres Pada Orang Dengan
HIV/AIDS (odha) (Setyoadi, Bingar Nurullah)

kelompok dukungan lebih variatif Gebhardt, B., & Montauk, S. (1997).


sehingga tidak terjadi kejenuhan. LSM Opportunistic Infections and
diharapkan dapat memodifikasi terapi Psychosocial Stress in HIV.
ini sesuai kondisi di lapangan. Manajer American Family Physician 56,
kasus diharapkan dapat menentukan p. 87-96.
kriteria ODHA yang ikut terapi
creative writing humors, seperti Granich, R., dan Mermin, J. 2003.
ODHA tersebut mampu, mau, dan Ancaman JIV dan Kesehatan
terampil untuk menulis, memiliki Masyarakat, Insist Press,
ketertarikan dengan humor, berniat Yogyakarta.
untuk melepaskan ketegangan dan
stres dengan humor, ingin membagi Hutapea. (2003). Aids dan Pms dan
cerita hidup dengan teman yang lain, Perkosaan, Rineka Cipta,
tidak sedang mengalami krisis yang Jakarta.Iris, & Rita, d. (2007).
berat, dan kooperatif. Meeting Psychosocial Needs of
HIV Patients,
Bagi ODHA 5,(Online),(http://www.info.go
Terapi creative writing humors v.hk/aids/pdf/g190htm/05.htm),
dapat dilakukan sehari-hari ketika diakses 17 November 2012.
waktu luang, diharapkan terapi ini
dapat dijadikan koping yang efektif. IAVI. (2010). The Pandemic
Terapi ini juga dapat meningkatkan HIV/AIDS, (Online),
komunikasi ODHA sehari-hari secara (http://www.iavi.org/why-a-
tidak langsung, asalkan dilakukan vaccine/Pages/the-
secara rutin dan terbiasa. pandemic.aspx), diakses pada
tanggal 20 September 2011.
DAFTAR PUSTAKA
José, H., Parreira, P., Thorson, J. A., &
Bennett, H. J. (2003). Humor in Allwardt, D. (2007). A Factor-
medicine. Departemen of Analytic Study of the
Pediatrics, 96, p. 1257-1261. Multidimensional Sense of
Humor Scale with a Portuguese
Cahyani, I. (2005). Pengembangan Sample. North American
Model Pembelajaran Menulis Journal of Psychology, 9, 595-
Bermuatan Kecakapan Hidup, 610.
(Online), from
http://file.upi.edu/Direktori/FP Kementrian Hukum dan HAM & RI.
BS/JUR._PEND._BHS._DAN_ (2011). Buku Saku Dukungan
SASTRA_INDONESIA/19640 Sebaya Di Lapas dan Rutan.
7071989012ISAH_CAHYANI/ Ditjen Pemasyarakatan dan
16._ABSTRAK_MALAYSIA. HCPI..
pdf, diakses 20 Juli 2013.
MacDonald, M.C. (2004). A chuckle a
Chandler, G. (1999). A Creative day keeps the doctor away:
Writing Program to Enhance therapeutic humor & laughter.
Self Esteem and Self-Efficiacy Journal of Psychosocial
in Adolescents. Child and Nursing 42, p. 19-25.
Adolescent Psychiatric
Nursing, 12, p. 70-78. Natalya, W. (2006). Mekanisme dan
Strategi Koping dengan Orang

595
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

HIV/ AIDS(ODHA). Jakarta: Nursing, Springer Publishing


Perpustakan Pusat FKIP UI. Company, New York.

Natalya, W. (2006). Mekanisme dan Smith, K. L. 2010. Complementary &


Strategi Koping dengan Orang Alternative Therapies in
HIV/ AIDS(ODHA). Jakarta: Nursing, Springer Publishing
Perpustakan Pusat FKIP UI. Company, New York.

Rice, V. H. (2011). Handbook of Spiritia. (2012). Efek Samping obat,


Stress, Coping, and Health: (Online),
Implications for Nursing (http://spiritia.or.id/li/bacali.ph
Research, Theory, and p?lino=550), diakses 11 Juli
Practice, SAGE Publications, 2012.
Detroit.
Sukarelawati. 2011. Jumlah ODHA
Sembel, R. 2007. Energize Your Life, Kota Malang Capai 1.875
Elex Media Komputindo, Orang, (Online),
Jakarta. (http://jatim.antaranews.com/li
hat/berita/77689/jumlah-odha-
Smeltzer, S. C. and Bare, B. G. 2003 kota-malang-capai-1875-
Keperawatan Medikal Bedah, orang), diakses pada tanggal 30
EGC, Jakarta. Oktober 2012.

Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. Swann. (2009). Creative Writing:


L., & Cheever, K. H. (2010). Practical Problems, Practical
Acquired Immune Deficiency Solutions. Nursing &
Syndrome. 12 th Ed., Lippincott Residential Care, 11.
Wiliams & Willkins,
Philadelphia. Synder, M. 2010. Complementary &
Alternative Therapies in
Smith, K. L. 2010. Complementary & Nursing, Springer Publishing
Alternative Therapies in Company, New York

596
DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum) SEBAGAI INSEKTISIDA
TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti
(Pendekatan Teori Florence Nightingale)

Heri Kristianto 1, Lingga Aris Sandy 2


12
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Email : Keperawatan.fk @ub.ac.id

Abstract : Aedes aegypti acts as the vector of Dengue Fever, Filariasis, and Yellow Fever. A
safer natural substance is needed to be developed, one of which is basil leaves. The
component of basil leaves are saponin and flavonoid. The aim of this experiment was to
investigate the insecticide effectivity of basil leaves extract against Aedes aegypti mosquito.
This experiment was true experiment-post test only control group design and was repeated
four times. There are 5 groups consists of negatif control (aquadest), positive control (d-
alethrin), and 3 dosages of ethanol extract of basil leaves used were 20%, 25%, and 30%.
Each experiment was obseved in one hour interval, 1st, 2nd, 3rd, 4th, 5th, 6th, and 24th
respectively. Ethanol extract solution of basil leaves dissolved into a mat and it was heated
using a mat vaporizer then placed into plastic chamber that already filled by 25 Aedes
aegypti mosquitoes. There were significant differences on control group and three treatment
groups (One Way ANOVA, p=0.000). Pearson test shows that there is a correlation between
mosquito’s contact time with insecticide’s effectivity insektisida (r=1,000, p=0,000). The
conclusion results higher the concentrate of ethanol extract of basil leaves and longer
mosquito’s contact time, then higher the insecticide effectivity toward mosquitos.

Keywords: Ocimum basilicum, insecticide, Aedes aegypti, electrical method.

Abstrak : Nyamuk Aedes aegypti bertindak sebagai vektor Dengue Fever, Filariasis, dan
Yellow Fever. Perlu adanya insektisida alami yang lebih aman bagi lingkungan, salah
satunya ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum). Kandungan daun kemangi adalah
saponin dan flavonoid yang diduga berperan sebagai insektisida. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas insektisida ekstrak etanol daun kemangi terhadap nyamuk Aedes
aegypti. Penelitian ini menggunakan metode post test only control group design dan
pengulangan penelitian sebanyak 4 kali. Terdapat 5 jenis perlakuan yang terdiri dari kontrol
negatif (larutan aquades steril), kontrol positif (d-alethrin), serta konsentrasi larutan ekstrak
etanol daun kemangi sebesar 20%, 25%, dan 30%. Perlakuan diamati setiap pada jam ke-1,
ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dan jam ke-24. Larutan ekstrak etanol daun kemangi dilarutkan
kedalam gabus dan dipanaskan menggunakan alat pemanas obat nyamuk elektrik kemudian
dimasukkan ke dalam sangkar plastik yang telah berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti. Hasil
penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol dan 3
kelompok perlakuan (One Way ANOVA, p=0.000). Uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa
terdapat korelasi antara lama waktu kontak nyamuk dengan efektivitas insektisida (r=1,000,
p=0,000), sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun
kemangi dan semakin lama waktu kontak nyamuk maka efektivitas insektisida ekstrak etanol
daun kemangi semakin tinggi terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan metode elektrik.

Kata kunci: Ocimum basilicum, insektisida, Aedes aegypti, metode elektrik

597
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Latar Belakang bersifat karsinogenik, merusak sel-sel


liver (hepatotoksik), merusak sistem
Indonesia adalah negara yang saraf dan sistem reproduksi, sukar
berada di daerah tropis, sehingga terurai oleh faktor-faktor lingkungan
merupakan daerah endemik bagi dan bersifat persisten. Dalam beberapa
penyakit-penyakit yang diperantarai laporan disebutkan bahwa malathion
penyebarannya oleh nyamuk seperti yang merupakan bahan aktif racun
demam berdarah, malaria dan organofosfat, dalam jangka panjang
filariasis. Pengendalian nyamuk dapat menyebabkan keracunan, yang
maupun perlindungan terhadap gigitan ditandai dengan sakit dada, batuk dan
nyamuk merupakan usaha untuk sukar bernafas, pengeluaran keringat
mencegah penyebaran penyakit dan air liur yang berlebihan,
tersebut (Kompas, 2007). Demam kelemahan anggota badan, pening dan
berdarah dengue atau Dengue sakit kepala, sakit perut dan pandangan
Hemorrhagic Fever (DHF) adalah menjadi kabur. Adapun tingkat
penyakit virus yang sangat berbahaya keracunan ini tergantung pada jenis,
karena dapat menyebabkan penderita jumlah dan bahan campuran yang
meninggal dalam waktu yang sangat digunakan (Hamdani, 2004).
pendek (beberapa hari). Gigitan Aedes aegypty telah mengalami
nyamuk Aedes aegypti tersebut dapat resistensi terhadap abate di Kuala
mengakibatkan reaksi alergi (urtikaria, Lumpur, Malaysia. Tiga tahun
dermatitis) dan juga merupakan vector kemudian ditemukan resistensi baru
biologis dari beberapa penyakit Aedes aegypti dewasa terhadap
diantaranya adalah dengue malathion. Kedua insektisida
fever/dengue haemorhagic fever, organofosfat tersebut digunakan secara
filariasis, yellow fever, eastern equine luas sejak 1973 di Malaysia. Kejadian
encephalomyelitis, california serupa juga terjadi di Yogyakarta dan
encephalomyelitis dan venezuelan kota lainnya di Jawa. Sejak tahun 1974
equine encephalomyelitis, chikungunya malathion dan temephos digunakan
(Kardinan, 2004). untuk menghentikan penyebaran
Masyarakat menyadari bahwa penyakit demam berdarah dengue
penggunaan insektisida secara (Salmah, 2005). Dalam laporannya
berlebihan mengakibatkan efek negatif dikatakan bahwa di Yogyakarta Aedes
bagi tubuh. Penggunaan tanaman obat aegyti berpotensi untuk menjadi
sering digunakan sebagai alternatif resistensi terhadap insektisida
dalam dunia kesehatan. Keingintahuan organofosfat (Nirmala, 2003). Efek
masyarakat terhadap khasiat dan samping penggunaan insektisida
manfaat tanaman obat semakin sintetis dapat dihindari dengan suatu
berkembang. Saat ini masyarakat mulai usaha guna mendapatkan insektisida
menyadari bahwa pemakaian bahan alternatif yang lebih efektif dalam daya
kimia sering menimbulkan efek rusaknya, cepat dan mudah
samping, sehingga mereka lebih terdegradasi, dan mempunyai dampak
memilih menggunakan bahan alami yang kecil terhadap lingkungan. Salah
yang berasal dari tumbuhan. Senyawa satu insektisida alternatif yang
pestisida jenis organoklorin kini berpotensi dalam mengendalikan
penggunaannya mulai dikurangi dan populasi serangga adalah insektisida
dibatasi. Penghentian pemakaian botani yang berasal dari senyawa kimia
pestisida ini disebabkan oleh efek yang terkandung dalam tumbuhan
samping yang ditimbulkan, antara lain: (Ikawati, 2005).

598
Daun Kemangi (ocimum Basilicum) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti
(Pendekatan Teori Florence Nightingale) (Heri Kristianto, Lingga Aris Sandy)

Kemangi (Ocimum basilicum) kebersihan dan kenyamanan


adalah tumbuhan yang dapat lingkungan untuk pasien. Model ini
digunakan sebagai insektisida memposisikan lingkungan sebagai
alternatif. Daun kemangi merupakan fokus asuhan keperawatan yang terdiri
salah satu tumbuhan alam yang banyak dari lingkungan fisik, lingkungan
tersedia & mudah diperoleh di Asia psikologi, dan lingkungan sosial
seperti di Indonesia. Selain digunakan (Hidayat, 2009). Lingkungan fisik
sebagai lalapan, daun kemangi dapat dimodifikasi agar populasi
digunakan sebagai obat untuk nyamuk Aedes aegypti berkurang dan
bronchitis, asma, malaria, diare, terhindar dari DBD dengan
disentri, penyakit kulit, dan lain-lain. menggunakan ekstrak etanol daun
Pada daun kemangi terdapat beberapa kemangi (Ocimum basilicum) sebagai
kandungan aktif yang diperkirakan insektisida nyamuk Aedes aegypti
memiliki aktivitas sebagai insektisida, dengan menggunakan metode elektrik.
diantaranya monoterpenoid, eugenol,
dan juvocineme I dan II. Senyawa Tujuan dari penelitian ini
monoterpenoid, eugenol, dan adalah membuktikan efektivitas
juvocineme I dan II dapat merusak ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum
mukosa kulit, menyebabkan rasa basilicum) sebagai insektisida nyamuk
terbakar pada kulit dan mengganggu Aedes aegypti dengan metode elektrik.
saluran pernafasan pada nyamuk Aedes
aegypti dewasa (Robinson, 1995). Metode Penelitian

Metode elektrik dengan ekstrak Rancangan ini merupakan penelitian


etanol kemangi adalah salah satu jenis eksperimental laboratoris (true
dari terapi komplementer. Terapi eksperimental-post test only control
komplementer bertujuan untuk group design), untuk mengetahui
mengurangi stress, meningkatkan potensi insektisida ekstrak etanol daun
kesehatan, mencegah penyakit, kemangi (Ocymum basilicum)
menghindari atau meminimalkan efek terhadap nyamuk Aedes aegypti.
samping, gejala-gejala,dan atau Sampel yang digunakan dalam
mengontrol serta menyembuhkan penelitian ini adalah nyamuk Aedes
penyakit (Purnel, 2001). Metode aegypti dewasa yang
elektrik dipilih karena tidak dikembangbiakkan di Laboratorium
menimbulkan asap dan debu serta Parasitologi Fakultas Kedokteran
cepat dinetralisir lingkungan Universitas Brawijaya Malang.
dibandingkan dengan metode semprot. Kriteria inklusi nyamuk yang
Untuk menindaklanjuti informasi digunakan pada penelitian ini adalah
tersebut maka pada penelitian ini akan nyamuk Aedes aegypti dewasa yang
dilakukan pengujian efektivitas ekstrak hidup, dan nyamuk dalam kondisi
etanol daun kemangi terhadap Aedes sehat yang ditandai dengan gerakan
aegypti dengan metode elektrik. yang aktif. Kriteria eksklusi nyamuk
yang digunakan pada penelitian ini
Model konsep dan teori adalah nyamuk Aedes aegypti yang
keperawatan Florence Nightingale mati selama masa percobaan.
menjelaskan bahwa lingkungan
merupakan aspek yang sangat penting Pengulangan yang dilakukan
dalam kesehatan. Menurut Florence dalam penelitian ini minimal adalah 4
Nightingale, perawat harus lebih kali. Tiap perlakuan menggunakan 25
mementingkan aspek lingkungan ekor nyamuk Aedes sp dewasa.
seperti ventilasi udara, sinar matahari, Sehingga jumlah total nyamuk Aedes

599
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

aegypti yang dibutuhkan dalam program SPSS (Statistical Product


penelitian ini adalah 500 nyamuk. Pada Service Solution) Edisi 20.
penelitian ini nyamuk dibagi menjadi 5
kelompok, masing-masing kelompok Hasil Penelitian
terdiri dari 25 nyamuk, yaitu:
kelompok kontrol positif (d-aletrin Dari penelitian uji efektifitas
0.01 lg/), kelompok kontrol negatif ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum
(aquades murni), kelompok yang basilicum) sebagai insektisida terhadap
menggunakan insektisida ekstrak nyamuk Aedes aegypti dengan metode
etanol daun kemangi metode elektrik elektrik ini terdapat tiga macam
dengan konsentrasi 20%, 25%, dan perlakuan yaitu perlakuan dengan
30%. Penelitian ini dilaksanakan di dengan menggunakan konsentrasi
Laboratorium Parasitologi Fakultas ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum
Kedokteran Universitas Brawijaya, basilicum) 20%, 25%, 30%, serta
pada bulan Mei 2013. sebagai kontrol yaitu kontrol positif (d-
alethrin) dan kontrol negatif (aquades).
Kandang 1 menggunakan gabus Penelitian ini diulang sebanyak empat
berisi larutan dan d-aletrin 0.01 lg/l kali. Hasil dari penghitungan jumlah
(kontrol positif), kandang 2 kematian nyamuk setelah dilakukan
menggunakan aquades sebanyak 6 ml penelitian adalah didapatkan jumlah
(kontrol negatif), kandang 3 nyamuk yang mati pada tiap keompok
menggunakan gabus berisi larutan semangkin meningkat seiring dengan
ekstrak etanol daun kemangi 20%, jumlah konsentrasi dan waktu yang
kandang 4 menggunakan gabus berisi meningkat.
larutan ekstrak etanol daun kemangi
25%, kandang 5 menggunakan gabus Grafik 1 Rerata Insektisida
berisi larutan ekstrak etanol daun 120
100
kemangi 30%. Jumlah nyamuk yang 80
mati pada setiap perlakuan dihitung 60 20%
40
setelah jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3, 20
25%
jam ke-4, jam ke-5, jam ke-6, dan jam 0 30%
ke-24. jam jam jam jam jam jam jam k+
ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5 ke 6 ke
24 K-
Data hasil yang telah diperoleh
Waktu Pengamatan
dari pengamatan dimasukkan dalam
tabel dan diklasifikasikan menurut
perlakuan, jumlah nyamuk yang mati Grafik tersebut menunjukkan besarnya
setiap jam, dan waktu pengulangan. pengaruh perlakuan dari variasi
Dari tabel tersebut, hasilnya akan konsentrasi ekstrak etanol daun
dianalisis dan dimasukkan dalam kemangi (Ocimum basilicum) sebagai
perhitungan statistik. Data yang insektisida nyamuk Aedes aegypti pada
diperoleh dari hasil pengamatan adalah setiap waktu pengamatan, dimana
jumlah nyamuk yang mati untuk setiap semakin tinggi konsentrasi yang
perlakuan setelah pengamatan jam. diberikan maka efektivitas
Data kematian nyamuk akan diolah insektisidanya juga akan semakin
dengan menggunakan formula Abbot meninggi. Konsentrasi ekstrak etanol
menjadi data potensi insektisida yang daun kemangi (Ocimum basilicum)
disajikan dalam bentuk tabel. Analisis 30% menunjukkan efek insektisida
data yang digunakan adalah uji yang paling besar terhadap nyamuk
ANOVA dengan menggunakan Aedes aegypti karena pada konsentrasi

600
Daun Kemangi (ocimum Basilicum) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti
(Pendekatan Teori Florence Nightingale) (Heri Kristianto, Lingga Aris Sandy)

tersebut jumlah nyamuk Aedes aegypti Dari uji levene pada lampiran 4
yang mati lebih banyak daripada didapatkan nilai p=0,245 dan lebih
konsentrasi 25% dan konsentrasi 20%. besar dari alpha 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa ragam data
Analisa Data efektifitas ekstrak etanol daun kemangi
masih relatif homogen. sehingga dapat
Hasil penelitian dianalisis dilakukan pengujian dengan ANOVA
dengan software SPSS 20 dengan pada tahap berikutnya karena asumsi
metode Kolmogorov-Smirnov, Levene, homogenitas ragam data telah
One Way Anova, Post Hoc Test (Tukey terpenuhi.
Test), dan uji korelasi.
Analisis dengan uji ANOVA
Tabel 1 Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk membandingkan
mean dari dua kelompok sampel.
(p) Keterangan Berdasarkan analisis diperoleh nilai
Dosis 0,200 Normal signifikansi dari efektifitas ekstrak
20% etanol daun kemangi (Ocimum
Dosis 0,200 Normal basilicum) terhadap nyamuk Aedes
25% aegypti pada waktu pengamatan jam
Dosis 0,200 Normal ke 1, 2, 3, 4, 5, 6, 24 masing masing
30% menunjukkan nilai signifikansi secara
berturut turut sebesar P=0,000
Berdasarkan pengujian (P<0,05, Ho ditolak). Metode post hoc
normalitas data dengan menggunakan test sebagai uji pembandingan
Uji Kolmogorov-Smornov berganda (multiple comparisons)
menunjukkan bahwa hasil penelitian terhadap perbedaan antara variasi
insektisida ekstrak etanol daun konsentrasi ekstrak etanol daun
kemangi (Ocimum basilicum) kemangi (Ocimum basilicum) sebagai
menunjukkan nilai signifikansi sebesar insektisida terhadap nyamuk Aedes
0,200 yang lebih besar dari alpha 0,05, aegypti pada setiap pengamatan
sehingga Ho ditolak dan dapat lamanya waktu pengamatan, dilakukan
disimpulkan bahwa data variabel uji Tukey’s Test diterangkan sebagai
tersebut menyebar mengikuti sebaran berikut : Dari hasil tes post hoc
normal. Dengan demikian dapat menjelaskan bahwa perbandingan
dilakukan pengujian dengan Anova, kontrol positif dengan setiap
karena asumsi kenormalan distribusi konsentrasi ekstrak etanol daun
data telah terpenuhi. kemangi (Ocimum basilicum) saat jam
ke-1 sampai jam ke-24 hasilnya adalah
Tabel 2 Levene berbeda signifikan, kecuali pada jam
ke-6 untuk konsentrasi 30%, pada jam
(p) Keterangan ke 24 antara kontrol positif dengan
Homogeneity 0,245 Ragam data konsentrasi 25% dan 30% hasilnya
of Variance (varians) adalah tidak berbeda signifikan.
homogen

601
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Tabel 3 Kolerasi Pearson

r p Kesimpulan
Efektivitas Insektisida
ekstrak Etanol daun kemangi Ada korelasi yang
1,000 0,000
dengan waktu kontak signifikan (sangat kuat)
nyamuk
Efektivitas Insektisida
Ada korelasi yang
ekstrak Etanol daun kemangi 0,429 0,000
signifikan (sedang)
dengan konsentrasi perlakuan

Berdasarkan analisis pada tabel basilicum) (r=429, P=0,000)


3 diatas dapat diketahui bahwa lama mempunyai hubungan (korelasi) yang
waktu kontak nyamuk (r=1,000, signifikan (p<0,05, Ho ditolak) dengan
p=0,000) dan konsentrasi ekstrak efektivitas insektisida daun kemangi
etanol daun kemangi (Ocimum (Ocimum basilicum), dengan arah
korelasi positif.
Pembahasan

Sebelum dilakukan penelitian, Aedes aegypti yang mati setelah


dilakukan terlebih dahulu penelitian pengamatan 24 jam. sedangkan
pendahuluan untuk mendapatkan perlakuan kontrol positif (d-
konsentrasi ekstrak etanol daun alethrin/HIT) dilakukan dengan
kemangi (Ocimum basilicum) yang dengan tujuan pembanding efektivitas
efektif (larutan dengan konsentrasi dengan konsentrasi ekstrak etanol daun
minimum dengan daya bunuh kemangi (Ocimum basilicum).
maksimum) yaitu dengan cara D-alethrin saat ini masih
menggunakan metode elektrik, dengan banyak digunakan dalam Insektisida
modifikasi gabus yang telah direndam Pengendalian Hama Permukiman
kedalam larutan dengan konsentrasi (PHP), terutama pada insektisida
10%, 20%, 30%, dan 40%. Setelah rumah tangga seperti lingkaran anti
didapatkan konsentrasi ekstrak etanol nyamuk, aerosol dan oil spray. D-
daun kemangi (Ocimum basilicum) alethrin merupakan zat yang tidak larut
yang efektif, yaitu konsentrasi 30% dalam air, tetapi larut dalam alkohol,
kemudian dilakukan step down dari hexane, xylene dan petroleum eter. Zat
konsentrasi tersebut untuk kemudian ini bersifat toksik untuk nyamuk, lalat,
digunakan dalam penelitian sehingga kecoak dan serangga lainnya.
didapatkan konsentrasi 20%, 25%, Mekanisme kerja dari d-alethrin yaitu
30%. Dalam penelitian ini dilakukan bekerja sebagai stimulan susunan saraf
pengamatan sampai jam ke-24 sesuai pusat. Paparan yang berat pada sistem
dengan standar WHO, yaitu mengenai respirasi dapat menyebabkan kematian
standar penelitian pada serangga. pada nyamuk.
Perlakuan kontrol negatif Berdasarkan hasil penelitian,
(aquades) dilakukan dengan tujuan diketahui semakin tinggi konsentrasi
untuk membandingkan efektivitasnya ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum
dengan ekstrak etanol daun kemangi basilicum) yang diberikan, maka
(Ocimum basilicum) . Hasil yang efektivitas insektisida terhadap
didapatkan adalah tidak ada nyamuk nyamuk Aedes aegypti juga akan

602
Daun Kemangi (ocimum Basilicum) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti
(Pendekatan Teori Florence Nightingale) (Heri Kristianto, Lingga Aris Sandy)

semakin meninggi karena jumlah Berdasarkan hasil uji analisis


nyamuk Aedes aegypti yang mati Post Hoc Test diketahui bahwa ekstrak
semakin banyak. Sedangkan etanol daun kemangi (Ocimum
didapatkannya variasi rata-rata basilicum) pada konsentrasi 30% lebih
persentase kematian nyamuk Aedes efektif daripada konsentrasi 25% dan
aegpypti pada masing-masing 20%. Hal ini diduga karena adanya
pengulangan dengan konsentrasi yang perbedaan konsentrasi tersebut yang
sama, kemungkinan disebabkan oleh menyebabkan terjadinya perbedaan
daya sensitivitas dari masing masing pada efek insektisida tiap konsentrasi
nyamuk coba Aedes aegypti yang ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum
berbeda-beda, berkaitan dengan basilicum) yang diujikan terhadap
resistensi nyamuk Aedes aegypti nyamuk Aedes aegypti. Post hoc test
dengan toksikan tertentu. dengan kontrol positif menunjukkan
Metode oneway ANOVA bahwa konsentrasi 20%, 25%, dan
digunakan untuk menganalisis apakah 30% pada jam ke-1 sampai jam ke-5
pemberian ekstrak etanol daun menunjukkan hasil yang berbeda
kemangi (Ocimum basilicum) dapat signifikan, hal ini menunjukkan bahwa
memberikan pengaruh terhadap ketiga konsentrasi tersebut tidak
nyamuk Aedes aegypti dengan melihat menyerupai kontrol positif. Sedangkan
signifikansi yang diperoleh dengan pada konsentrasi 25% pada jam ke-24
membandingkan jumlah kematian menunjukkan hasil yang tidak berbeda
nyamuk Aedes aegypti antara signfikan dan konsentrasi 30% pada
kelompok nyamuk Aedes aegpyti yang jam ke-6 dan jam ke-24 juga
diberi d-alethrin (kontrol +) dan menunjukkan angka yang tidak
kelompok nyamuk Aedes aegypti yang berbeda signifikan pula. Sehingga
mendapat perlakuan dengan ekstrak konsentrasi 25% pada jam ke-24 dan
etanol daun kemangi (Ocimum konsentrasi 30% pada jam ke-6 dan
basilicum) masing masing konsentrasi. jam ke-24 lebih menyerupai kontrol
Pada analisis uji oneway positif.
ANOVA didapatkan nilai p=0,000 Oleh karena itu, ekstrak etanol
(signifikansi p<0,05) sehingga analisis daun kemangi (Ocimum basilicum) ini
awal didapatkan bahwa rata rata memiliki efek sebagai insektisida
persentasi efektifitas insektisida karena efek sebagai insektisida ekstrak
terhadap nyamuk Aedes aegypti antar etanol daun kemangi (Ocimum
dua kelompok atau lebih berbeda basilicum) lebih menyerupai kontrol
secara signifikan. Nilai signifikansi positif. Keefektifan konsentrasi 30%
diatas menunjukkan bahwa ada yang sudah dapat membunuh semua
konsentrasi pada ekstrak etanol daun nyamuk pada jam ke-6 menunjukkan
kemangi (Ocimum basilicum) yang bahwa konsentrasi yang paling efektif
memiliki efek berbeda dengan kontrol dalam membunuh nyamuk dengan
positif. Dengan menggunakan analisis waktu yang singkat adalah konsentrasi
oneway ANOVA hanya dapat 30%. Berdasarkan analisis diatas
menyimpulkan adanya perbedaan penulis menyimpulkan bahwa ekstrak
persentase efektivitas insektisida etanol daun kemangi (Ocimum
terhadap nyamuk Aedes aegypti antar basilicum) memiliki efek sebagai
dua kelompok atau lebih, tetapi tetap insektisida terhadap nyamuk Aedes
tidak diketahui perlakuan mana yang aegypti dan ramah lingkungan.
berbeda antar kelompok satu dengan Lingkungan yang kondusif dapat
kelompok yang lain. Oleh karena itu mempercepat proses penyembuhan
perlu dilakukan uji post hoc test. pasien. Ekstrak etanol daun kemangi

603
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

(Ocimum basilicum) berfungsi untuk kemangi (Ocimum basilicum)


memodifikasi lingkungan fisik untuk (r=0,429, P=0,000) mempunyai
mengurangi jumlah populasi nyamuk hubungan (korelasi) yang signifikan
Aedes aegypti dan juga terhindar dari (p<0,05, Ho ditolak) dengan efektivitas
bahaya demam berdarah. insektisida daun kemangi (Ocimum
Dalam tinjauan pustaka basilicum), dengan arah korelasi
dijelaskan bahwa daun kemangi positif. Artinya adanya peningkatan
mempunyai beberapa kandungan aktif konsentrasi ekstrak etanol daun
yang diperkirakan memiliki aktivitas kemangi (Ocimum basilicum) dan lama
sebagai Insektisida. beberapa senyawa waktu pengamatan akan meningkatkan
dalam daun kemangi yaitu eugenol. efektivitas insektisida dari daun
Dalam eugenol sendiri terdapat kemangi (Ocimum basilicum) terhadap
beberapa senyawa seperti : saponin nyamuk Aedes aegypti. Demikian pula
dan flavonoid (SF ITB, 2007). sebaliknya semakin rendah konsentrasi
Senyawa Saponin dapat merusak ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum
kutikula nyamuk dan mengganggu basilicum) dan cepatnya waktu
sistem pernafasan pada nyamuk, pengamatan akan menurunkan
sedangkan flavonoid menyebabkan efektivitas insektisida terhadap
permeabilitas rongga badan pada nyamuk Aedes aegypti. Efektivitas
nyamuk Aedes aegypti menjadi rusak insektisida dengan konsentrasi
dan hemolimfe tidak dapat didistribusi insektisida memiliki korelasi yang
secara sempurna (Hendrawati, 2009). signifikan (sangat kuat) hal ini terlihat
Menurut teori keperawatan dari nilai r=1,000 dengan kriteria
Florence Nightingale, lingkungan sangat kuat yaitu antara 0,800 sampai
merupakan aspek penting dalam dengan 1,000. Sedangkan pada
penyembuhan pasien. Perawat harus efektivitas insektisida dengan waktu
lebih memperhatikan kondisi pengamatan memiliki korelasi yang
lingkungan baik dari lingkungan fisik, signifikan (sedang) dapat dilihat nilai
lingkungan sosial, maupun lingkungan r=0,429 yaitu tergolong dalam korelasi
psikososial pasien (Hidayat, 2009). sedang yaitu antara rentang 0,400
Oleh karena itu lingkungan fisik perlu sampai dengan 0,599.
dimodifikasi dengan menggunakan
insektisida ekstrak etanol daun Berdasarkan penelitian yang
kemangi (Ocimum basilicum) dengan telah dilakukan terdapat perbedaan
metode elektrik agar lingkungan sifat insektisida antara kontrol positif
adaptif bagi pasien dan terhindar dari dengan bahan yang digunakan. Maka
bahaya Demam Dengue. Demam pada kelompok kontrol positif (d-
Dengue dapat menyebabkan masalah alethrin) terlihat efektif dalam
keperawatan seperti : resiko infeksi, membunuh 100% nyamuk Aedes
hipertermi, kekurangan volume cairan, aegypti dengan cepat. Berdasarkan
diare, dan resiko syok. Dengan adanya hasil data diatas, terdapat beberapa
insektisida ekstrak etanol daun keterbatasan penelitian yang perlu
kemangi ini diharapkan Deman diperhatikan lagi apabila akan
Dengue dapat dicegah melalui dilakukan penelitian yang sejenis.
pencegahan primer dan masalah Keterbatasan tersebut dipengaruhi oleh
keperawatan tersebut dapat dihindari. kondisi nyamuk yang berbeda-beda
Berdasarkan uji korelasi saat dilakukan penelitian dan juga
Pearson dapat diketahui bahwa lama beberapa faktor eksternal lain yang
waktu pengamatan (r=1,000, p=0,000) tidak dapat dikontrol seperti suhu,
dan konsentrasi ekstrak etanol daun kelembaban udara, dan intensitas

604
Daun Kemangi (ocimum Basilicum) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti
(Pendekatan Teori Florence Nightingale) (Heri Kristianto, Lingga Aris Sandy)

cahaya. Akan tetapi penelitian pada basilicum)terhadap nyamuk


tiap pengulangan dibuat pada kondisi Aedes aegypti.
yang relatif sama. Penelitian Uji
efektifitas ekstrak etanol daun kemangi Saran
(Ocimum basilicum) terhadap nyamuk
Aedes aegypti ini dilakukan untuk 1. Mempertimbangkan kondisi
memberikan alternatif pemakaian nyamuk yang digunakan dalam
pemakaian insektisida alami untuk penelitian seperti mengetahui
mengendalikan Aedes aegypti yang umur nyamuk agar hasil
berperan sebagai vektor penyebab penelitian lebih akurat.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) dan 2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk
penyakit lain. Walaupun terdapat mengetahui dosis minimal yang
keterbatasan dalam penelitian ini, dapat membunuh semua nyamuk
diharapkan data hasil penelitian dapat dalam waktu satu jam.
digunakan sebagai acuan bagi 3. Uji toksisitas ekstrak etanol daun
penelitian sejenis dalam bidang kemangi (Ocimum
kesehatan. basilicum)pada hewan coba untuk
mengetahui kadar yang berbahaya
Simpulan dalam penggunaannya pada
manusia.
Berdasarkan hasil pembahasan 4. Memperhatikan kondisi
dalam penelitian ini dapat ditarik lingkungan seperti pengaruh
kesimpulan sebagai berikut : suhu, kelembaban, dan intensitas
Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum cahaya terhadap efektivitasnya
basilicum)yang diberikan melalui sebagai insektisida.
metode elektrik mempunyai efek 5. Penelitian ini perlu diaplikasikan
insektisida terhadap nyamuk Aedes dalam bidang keperawatan
aegypti dimana : sebagai upaya preventif untuk
1. Konsentrasi 25% ekstrak etanol mencegah penularan yang
daun kemangi (Ocimum diperantarai oleh nyamuk Aedes
basilicum) merupakan dosis aegypti dengan menggunakan
minimum yang memiliki daya ekstrak etanol daun
bunuh maksimum terhadap kemangi(Ocimum basilicum)
nyamuk Aedes aegyptipada jam dengan metode elektrik.
ke-6 membunuh 92% dan pada
jam ke-24 membunuh 100% DAFTAR PUSTAKA
nyamuk.
2. Semakin tinggi konsentrasi Hamdani, 2004. Insektisida Alami
ekstrak etanol daun kemangi Ramah Lingkungan :
(Ocimum basilicum)maka Prospek, Peranan, dan
semakin tinggi efektivitas Pemanfaatannya dalam PHT,
insektisida terhadap nyamuk (Online),
Aedes aegypti. (http://www.lampungpost.co
3. Semakin lama waktu kontak m/berita.php?id=2004071201
nyamuk dengan ekstrak etanol 362273, diakses tanggal 18
daun kemangi (Ocimum Maret 2012)
basilicum) maka semakin tinggi
Hidayat, AA, 2009. Pengantar Dasar
efektivitas ekstrak etanoldaun
Konsep Keperawatan,
kemangi (Ocimum
Salemba Medika, Jakarta.

605
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Ikawati, S. 2005. Efek Larvasida Purnel, 2001. Terapi Komplementer,


Ekstrak Ethanol Kulit Jeruk (Online),
Lemon (Citrus limon) (http://nccam.nih.gov/health/c
Terhadap Larva Aedes sp. amcancer/, diakses tanggal 27
Tugas Akhir. Tidak November 2012)
diterbitkan, Fakultas
Kedokteran Universitass Robinson, T. 1995. Kandungan
Brawijaya, Malang. Organik Tumbuhan Tinggi.
Terjemahan oleh Kosasih
Kardinan, A. 2004.Tanaman Pengusir Padmawinata. 1995. Bandung
dan pembasmi Nyamuk. Agro :Penerbit ITB. Hal.191-192.
Media Pustaka, Jakarta, Hal.
1. Salmah, L. 2005. Uji Efek Larvasida
Ekstrak Daun Pandan Wangi
Kompas, 2007. Indonesia dan Nyamuk, (Pandanusamaryllifolius)
(Online), Terhadap Larva Aedes sp.
(http://www.kompas.com/ko Tugas Akhir. Tidak
mpas- diterbitkan, Fakultas
cetak/0207/281iptek/anca22.h Kedokteran Universitass
tm, diakses tanggal 25 Brawijaya, Malang.
desember 2007).
WHO. 1970. Insecticide Resistance
Nirmala, 2003. Pergantian Musim, And Vector Control.
Awas Demam Berdarah, Seventeenth Report Of The
(Online), WHO Expert Committee On
(http://www.cybermed.cbn.ne Insecticides. Geneva : WHO,
t.id/detil.asp?kategori=health Hal.
&news, diakses tanggal 24
juli 2003)

606
PERBANDINGAN PENCUCIAN MENGGUNAKAN DAUN SIRIH DENGAN
LARUTAN NaCl 0,9% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA
PADA PASIEN DM GANGGREN DI RSUD
SOEWANDHIE SURABAYA

Nuh Huda 1, Hendro Joko 2


1
Pengajar Stikes Hang Tuah Surabaya
2
Jurusan Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya
Email : badawiff@gmail.com

Abstract : Along with the change of times community lifestyle becoming a changed, many
people eat fast food and foods that contain lots of glucose. much of the damage arising from
the changing lifestyle of society such as heart disease, diabetes, kolestrol and depression.
Blood sugar levels are tinggipada the disease had a negative impact of DM namely disorders
of carbohydrate metabolism, protein, fats can cause the onset of gangrene and mikroangiopati
wounds, gangrene wounds is very dangerous and can cause infection to death if not handled
properly. Wound care gangrene cost and a long time to see this condition then using
alternative medicine take natural ingredients because it is believed to have no harmful side
effects as well as a more economic price. The design used in this study was an experimental
design pre the pretest-posttest only design. As the population is gangrene patients hospital Dr.
Mohammad Soewandhie Surabaya, 24 respondents using a sampling of saturated and use
statistical tests and Wilcoxon Signed Ranks Test Mann withney. The results showed that the
existence of significant differences between the characteristics of the wound before and after
washing the washing is done with the use of betel leaf against the process of wound healing in
patients hospital Dr. Mohammad ganggrendi DM Soewandhie Surabaya

Key words: washing wound daun sirih, washing wound NaCl 0,9%, the process of wound
healing in patients

Abstrak : Kadar gula darah yang tinggi pada penyakit DM mempunyai dampak yang negatif
yaitu gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak yang bisa menyebabkan
mikroangiopati dan terjadinya luka ganggren, luka gangren sangat berbahaya dan bisa
menyebabkan infeksi sampai kematian bila tidak ditangani secara benar. Perawatan luka
ganggren memerlukan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang lama melihat kondisi ini maka
dicarilah alternatif menggunakan obat yang bahan alam daun sirih yang dapat mempercepat
penyembuhan, tidak mempunyai efek samping serta harga lebih ekonomi.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimental dengan desain the
pretest-posttest only design. Sebagai populasi adalah pasien ganggren RSUD dr Mohammad
Soewandhie Surabaya 24 responden menggunakan sampling jenuh dan menggunakan uji
statistik Wilcoxon Signed Ranks Test dan Mann withney. Penelitian menunjukkan bahwa hasil
uji statistic didapatkan p=0,002, maka dapat diartikan adanya perbedaan sebelum dan
sesudah pencucian luka memnggunakan NaCl 0,9% dan daun sirih. Hasil akhir peneitian
dapat disimpulkan bahwa daun sirih lebih signifikan dibanding NaCl 0,9%. Penggunaan daun
sirih ternyata lebih baik dalam mempercepat proses granulasi pada luka ganggren
dibandingkan dengan NaCl 0,9%.

Kata kunci : daun sirih, NaCl 0,9 %, Luka ganggren.

607
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Latar Belakang

Seiring dengan perubahan jaman Berdasarkan hasil penelitian di RS dr


gaya hidup masyarakat menjadi Mohammad Soewandhie Surabaya,
berubah, banyak masyarakat makan Rumah Sehat BAZNAS
makanan siap saji dan makanan yang PGN/Alcusnaini Sidoarjo dan
banyak mengandung glukosa. Banyak Komunitas jumlah pasien Diabetes
kerugian yang disebabkan dari Melitus dengan ganggren pada bulan
berubahnya gaya hidup masyarakat Oktober 2012 sebanyak 15 orang. Dari
seperti sakit jantung, diabetes, kolestrol penelitian Sari & Isadiartuti (2006) gel
dan depresi (Wilda& Fatimah, 2011). daun sirih mempunyai daya aseptik
Diabetes Melitus (DM) adalah kelainan yakni menurunkan mikroorganisme di
metabolisme yang disebabkan oleh telapak tangan sampai 57%, dari
beberapa faktor, dengan gejala-gejala penelitian Moerfiah & Supomo (2011)
berupa hiperglikemia (peningkatan daun sirih merah menunjukkan bahwa
kadar glukosa darah) dan gangguan ekstrak etanol daun sirih merah
metabolisme pada karbohidrat, lemak memiliki kemampuan menghambat
dan protein (Susilo & Wulandari, 2011). pertumbuhan bakteri pada gigi,
Kadar gula darah yang tinggipada penelitan lain Reveny (2011) daun sirih
penyakit DM mempunyai dampak yang merah menunjukkan bahwa ekstrak
negatif yaitu gangguan metabolisme etanol mempunyai aktifitas antimikroba
karbohidrat, protein, lemak yang bisa dan menghambat pertumbuhan bakteri
menyebabkan mikroangiopati dan Escherichia colli, Staphylococcus
terjadinya luka ganggren, luka gangren aureus dan jamur Candida albicans,
sangat berbahaya dan bisa menyebabkan menurut penelitian Wibawati (2012)
infeksi sampai kematian bila tidak daun sirih mempercepat penyembuhan
ditangani secara benar. Perawatan luka luka pada tikus putih, penelitian terbaru
ganggren memerlukan biaya yang tidak tentang daun sirih oleh Fitriana (2012)
sedikit dan waktu yang lama (Hammad, menunjukkan bahwa daun sirih dapat
2009). Melihat kondisi ini maka membantu penyembuhan luka perineum
dicarilah alternatif menggunakan obat pada pasien post partum. Dari hasil
yang bahan alam karena diyakini tidak penelitian pada bulan januari sampai
mempunyai efek samping yang desember rawat luka menggunakan daun
membahayakan serta harga lebih sirih pada luka ganggren jaringan
ekonomi. nekrotik hilang setelah tindakan ketiga,
Menurut data dari WHO pada warna dasar luka menjadi merah setelah
tahun 2003 penderita dm diperkirakan tindakan kedua dan granulasi mulai
194 juta jiwa (5,1%), pada tahun 2005 timbul setelah tindakan keempat.
meningkat menjadi 333 juta jiwa dan Diabetes Mellitus merupakan
diperkirankan akan meningkat lagi pada penyakit yang mengalami gangguan
tahun 2025. Indonesia menjadi negara metabolisme yang ditandai dengan
peringkat ke empat penderita diabetes menurunnya kemampuan atau hilangnya
melitussekitar 8 juta jiwa dan sama sekali kesanggupan tubuh untuk
diperkirakan akan meningkat lagi tiap memanfaatkan karbohidrat (Hammad,
tahunnya (Wilda & Fatimah, 2011). 2009). Pada pasien diabetes melitus
Komplikasi menahun Diabetes mellitus terjadi penumpukan gula dalam darah,
diIndonesia terdiri atas neuropati 60%, jika hal ini dibiarkan secara terus
penyakit jantung koroner 20,5%, menurus tanpa ada pengobatan bisa
ulkusdiabetika 15%, retinopati 10%, dan menyababkan berbagai komplikasi,
nefropati 7,1% (Hastuti, 2008). komplikasi diabetes militus adalah

608
Perbandingan Pencucian Menggunakan Daun Sirih Dengan Larutan NaCl 0,9% Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Pada Pasien DM Ganggren (Nuh Huda, Hendro Joko)

terjadi makroangiopati dan tetapi juga ada yang hanya memerlukan


mikroangiopati.Terjadinya pengawasan kadar glukosa secara ketat
mikroangiopati bisa menyebabkan luka (Hammad, 2009). Pada pasien yang
ganggren (Dalimartha & Adrian, 2012). mengalami luka ganggren atau luka
Pada pasien Diabetes Mellitus luka atau diabetikum memerlukan perawatan luka
jaringan tubuh yang rusak akan lebih yang benar. Perawatan yang kurang
sulit sembuh karena ketidakseimbangan tepat membuat proses penyembuhan
fungsi organ tubuhnya, yaitu luka terganggu dan biaya perawatan
vaskularisasi (gangguan saraf tepi) dan semakin bertambah, maka perlu dicari
sistem peredaran darah. Luka di tubuh alternatif menggunakan obat yang
pasien menjadi membusuk karena tidak berbahan alami dan diyakini tidak
mendapatkan asupan darah yang cukup mempunyai efek samping yang
(Hammad, 2009). Luka ganggren harus membahayakan serta dapat membantu
di obati secara benar supaya tidak terjadi proses kesembuhan luka.Umumnya
infeksi. Ada beberapa fase masyarakat indonesia mengenal daun
penyembuhan pada luka antara lain fase sirih sebagai tanaman hias. Tetapi
inflamasi,proliferasi dan maturasi. belakangan selain sebagai tanaman hias
Adapun faktor-faktor penghambat daun sirih bisa digunakan sebagai obat
penyembuhan luka salah satunya adalah berbagai penyakit (Moerfiah & Supomo,
terjadi infeksi pada luka, menurut 2011). Selama ini pencucian luka yang
penelitan yang sebelumnya didalam dilakukan di RS menggunakan cairan
daun sirih terkandung beberapa senyawa NaCl 0,9%. Menurut pengalaman
antara lain flavonoid, saponin, alkaloid, peneliti selama melakukan perawatan
ekstrak etanol. Flavoid dimana bersifat luka ganggren peneliti melakukan
sebagai antioksidan, antidiabetik, pencucian luka menggunakan daun sirih
antikanker dan anti bakteri. Saponin terlebih dahulu sebelum merawat luka
berfungsi untuk memacu pembentukan hasil yang didapat lebih cepat sembuh
kolagen dan berperan dalam proses daripada mencuci luka
penyembuhan luka. Senyawa alkaloid dengan larutan NaCl 0,9%. Berdasarkan
yang berperan sebagai antineoplastik uraian di atas peneliti tertarik untuk
yaitu menghambat pertumbuhan sel-sel melakukan penelitian perbandingan
kanker. Senyawa ekstraketanol efektifitas pencucian rawat luka dengan
berfungsi sebagai antimikroba (Reveny, menggunakan daun sirih dengan larutan
2011). Dari uraian diatas daun sirih bisa NaCl 0,9%.
membantu menghambat pertumbuhan Tujuan penelitian ini adalah
bakteri dan membantu mempertahankan untuk mengetahui efektifitas pencucian
proses penyembuhan luka. luka dengan daun sirih dibandingkan
Berbagai macam komplikasi dengan penggunaan NaCl 0,9 % pada
akibat penyakit diabetes mellitus ada luka ganggren.
yang memerlukan tindakan khusus,
intervensi, kemudian dilakuan posttest (
Bahan dan Metode Penelitian pengamatan akhir )
pada bulan Desember sampai Januari
desain penelitian yang digunakan adalah tahun 2011. Sedangkan tempat yang
tipe pre eksperimental dengan desain digunakan untuk melaksanakan
the pretest-posttest only design yaitu penelitian ini adalah RSUD dr
penelitian dilakukan dengan cara Mohammad Soewandhie Surabaya.
memberikan pretest ( pengamatan awal ) Populasi sebanyak 24 responden.
terlebih dahulu sebelum diberikan Dengan tekhnik sampling jenuh.
intervensi, setelah itu diberikan Variabel independen pada penelitian ini

609
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

yaitu teknik pencucian luka dengan daun withney dengan p=1000 pada jaringan
sirih dan pencucian luka dengan NaCL. nekrotik, p=1.000 pada warna dasar luka
Sedangkan Variabel dependen adalah dan p=1.000 pada granulasi, maka dapat
proses penyembuhan luka. instrumen disimpulkan tidak didapatkan perbedaan
yang digunakan adalah lembar antara kondisi luka jaringan nekrotik,
observasi. warnah dasar luka dan granulasi
Data yang diperoleh dari sebelum pencucian luka dengan
observasi luka pada pasien ganggren, menggunakan daun sirih dan kondisi
selanjutnya di observasi luka sebelum luka sebelum pencucian dengan
dilakukan tindakan pencucian mulai dari menggunakan cairan NaCl 0,9%.
ada tidaknya jaringan nekrotik, warnah
dasar luka dan ada tidaknya granulasi, 2. Karakteristik Luka Responden
kemudian dilakukan tindakan pencucian Sebelum dan Sesudah Pencucian
luka dengan daun sirih dan NaCl dan dengan NaCl 0,9%
luka di observasi setelah dua hari
tindakan pencucian dilakukan. Tindakan Tabel 2 Keadaan Luka Responden
ini dilakukan sebelum perawatan luka Sebelum dan Sesudah Pencucian
dimulai 1 kali dalam 2 hari dua minggu. dengan NaCl 0,9% Setelah
Analisa data digunakan uji mann Tindakan ke 4 (hari ke 8).
whitney dan wilcoxon signed rank test.
Sebelum Sesudah P
Pencucian NaCl Pencucian NaCl valve
Hasil Penelitian
Frek Pers Frek Pers
Jaringan
1. Karakteristik Luka Responden Nekrotik : ,001
Sebelum Pencucian dengan Daun Keras 12 100 - -
Lunak - - 12 100
Sirih dan NaCl 0,9%. Tidak ada - - - -
nekrotik
Warna Dasar
Tabel 1 Keadaan Luka Responden Luka : ,001
Sebelum Perawatan Luka Warna Kuning 12 100 - -
Warna Merah - - 12 100
Granulasi :
Sebel Sebel Persen P Tdk ada 12 100 12 100 1,00
um um tase val Granulas 0
Ada Granulas - - - -
DS NaCl ve
Jumlah 12 12 12 12
0,9%
Nekrotik 12 12 100% 1.0
Keras 00 Dari tabel tersebut diatas dapat
Warnah 12 12 100% 1.0 dijelaskan dari 12 responden sebelum
Dasar 00 dilakukan pencucian dan sesudah
Kuning pencucian menggunakan NaCl 0,9% ada
Tidak 12 12 100% 1.0 perbedaan pada warna dasar luka dan
Ada 00 jaringan nekrotiknya ini juga didukung
Granulas oleh hasil uji statistik menggunakan
i Wilcoxon Signed Ranks Test dimana
Jumlah 24 24 p=0,001 pada jaringan nekrotik, p=0,001
pada warna dasar luka, maka dapat
disimpulkan adanya perbedaan sebelum
Dari tabel diatas dapat dijelaskan dan sesudah pencucian luka
didapatkan bahwa responden yang akan memnggunakan NaCl. Akan tetapi tidak
dilakukan penelitian dan ini di dukung ada perbedaan pada garanulasi dari 12
hasil uji statistik menggunakan mann responden yang dilakukan pencucian

610
Perbandingan Pencucian Menggunakan Daun Sirih Dengan Larutan NaCl 0,9% Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Pada Pasien DM Ganggren (Nuh Huda, Hendro Joko)

luka menggunakan NaCl semua 4. Karakteristik Luka Responden


responden belum ada granulasi ini Sesudah Pencucian Menggunakan
didukung uji statistik dengan Daun Sirih dan Sesudah Pencucian
menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Menggunakan NaCl 0,9%
Test p=0,002 pada, maka dapat
disimpulkan adanya perbedaan sebelum Tabel 4 Keadaan Luka Responden
dan sesudah pencucian luka Sesudah Pencucian Menggunakan
memnggunakan NaCl 0,9%. Daun Sirih dan Sesudah Pencucian
Menggunakan NaCl 0,9% Setelah
3. Karakteristik Luka Responden Tindakan ke 4 (hari ke 8)
Sebelum Pencucian dengan Daun Sesudah Sesudah Pencucian P
Sirih dan Sesudah Pencucian Pencucian NaCl valve
Daun Sirih
dengan Daun Sirih Frek Frek
Jaringan
Nekrotik .000
Tabel.3 Keadaan Luka Responden - -
Sebelum dan Sesudah Pencucian Keras 2 12
Lunak 10 -
dengan Daun Sirih Setelah Tindakan Tidak ada
ke 4 (hari ke 8). Warna
Dasar 1.00
Sebelum Sesudah Pencucian P Luka 0
Pencucian Daun Sirih valv Kuning 2 -
Daun Sirih e Merah 10 12
Granulasi :
Tida ada 2 12 .000
frek Persen Frek Persen Ada 10 -
Jaringan Jumlah 12 12
Nekrotik : ,001
Keras 12 100 - -
Lunak - - 2 16,7 Dari tabel tersebut diatas yang
Tidak ada - - 10 83,3
nekrotik didukung oleh hasil uji statistik
Warna Dasar menggunakan Mann-Whitney dengan
Luka : 12 100 2 16,7 ,001
Warna p=0,000 pada jaringan nekrotik, p=1,000
Kuning pada warna dasr luka dan p=0,000 pada
Warna Merah - - 10 83,3
granulasi, dapat dijelaskan dari 12
Granulasi :
Tida ada 12 100 2 16,7 ,002 responden sesudah dilakukan pencucian
Granulasi dengan daun sirih dan sesudah
Ada - - 10 83,3
Granulasi pencucian menggunakan NaCl 0,9% ada
Jumlah 12 12 12 12 perbedaan. Di lihat dari jaringan
nekrotik dimana yang menggunakan
pencucian dengan daun sirih nekrotik
Dari tabel tersebut diatas dapat
lunak hanya terdapat 2responden dan 10
dijelaskan dari 12 responden sebelum
responden lainnnya tidak ada jaringan
dilakukan pencucian dan sesudah
nekrotik, sedangkan yang menggunakan
pencucian menggunakan daun sirih ada
pencucian dengan NaCl 0,9% semua
perbedaan ini juga didukung oleh hasil
responden (12) mengalami nekrotik
uji statistik menggunakan Wilcoxon
lunak. Dari granulasi yang
Signed Ranks Test dimana p=0,001
menggunakan pencucian dengan daun
pada jaringan nekrotik, p=0,001 pada
sirih terdapat 10 responden ada
warna dasar luka dan p=0,002 pada
granulasi dan 2 responden belum ada
granulasi, maka dapat disimpulkan
granulasi, yang menggunakan pencucian
adanya perbedaan sebelum dan
dengan NaCl 0,9% semua responden
sesudah pencucian luka
belum ada granulasi. Akan tetapi dilihat
memnggunakan daun sirih.
dari warna dasar luka tidak ada

611
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

perbedaan antara pencucian luka dengan ada tidaknya granulasi pada luka
daun sirih dan pencucian luka dengan merupakan tolak ukur luka mulai
NaCl 0,9%, meskipun ada 2 responden sembuh.
yang pencucian luka menggunakan daun
sirih masih berwarna kuning tetapi 2. Perbandingan Karakteristik Luka
setelah di ujikan menggunakan Mann- Sebelum dan Sesudah Pencucian
Whitney didapatkan hasil p=1,000 dengan NaCl 0,9%.
dimana yang artinya tidak terdapat Data yang diperolah selama
perbedaan diantara keduanya. penelitian dimana karakteristik luka
sebelum di lakukan pencucian luka
Pembahasan menggunakan NaCl 0,9% dari 12
responden adalah semua responden
1. Perbandingan Luka Sebelum terdapat jaringan nekrotik keras, semua
Pencucian Luka Menggunakan responden warna dasar luka berwarna
Daun Sirih dan NaCl 0,9%. kuning dan semua responden tidak ada
Data yang diperoleh saat granulasi. Sedangkan karakteristik luka
penelitian dan didukung oleh hasil uji sesudah pencucian menggunakan NaCl
statistik menggunakan mann withney 0,9% didapat 12 responden jaringan
dengan p=1000 pada jaringan nekrotik, nekrotiknya lunak, 12 responden warna
p=1.000 pada warna dasar luka dan dasar lukanya merah, 12 responden tidak
p=1.000 pada granulasi, maka dapat ada granulasi. Dari data tersebut dan di
disimpulkan dari 12 responden tidak ada dukung oleh hasil uji statistis
perbedaan karakteristik luka yang dilihat menggunakan uji Wilcoxon Signed
dari jaringan nekrotik, warna dasar luka Ranks Test didapatkan p=0,01 pada
dan adanya granulasi. Adatidaknya jaringan nekrotik, p=0,01 pada warna
jaringan nekrotik mempengaruhi lama dasar luka dan p=1,00 pada granulasi.
atau cepatnya luka untuk sembuh, jika Maka dapat disimpulkan terjadi
terdapat banyak jaringan nekrotik luka perbedaan pada warna dasar dan
itu keras maka akan lebih lama untuk jaringan nekrotik, sedangkan pada
luka memulai fase-fase penyembuhan granulasi tidak terjadi perbedaan.
luka. Nekrotik adalah sejumlah Perbedaan ini disebabkan karena
perubahan morfologi yang sebelum pencucian luka, luka belum
mengindikasikan kematian sel dan dapat mendapatkan pengobatan sedangkan
mempengaruhi sekelompok sel setelah pencucian luka dengan NaCl
sekitarnya untuk meremodeling. 0,9% luka mendapatkan pengobatan.
Jaringan nekrotik merupakan Dalam kesembuhan luka banyak
jaringan mati yang tidak memiliki beberapa faktor salah satunya adalah
pembuluh darah untuk vaskularisasi dan perawatan luka, didalam perawatan luka
sangat mudah untuk media ada langkah – langkah dalam merawat
berkembangnya bakteri (Suriadi, 2007). luka antara lain : pencucian luka
Warna dasar luka sangat mempengaruhi (pembersihan luka), debridement,
kesembuhan luka, jika warna dasar luka pemakaian balutan. Untuk membuat
kuning mungkin terjadi infeksi pada jaringan nekrotik melunak dan merubah
luka tersebut, sehingga bisa warna dasar luka menjadi merah bisa
mengganggu terjadinya granulasi, untuk digunakan debridement autolitik dimana
mempercepat kesembuhan luka dan dalam debridement autolitik yang
timbulnya granulasi maka warna dasar diperlukan adalah mempertahankan
luka harus di buat menjadi merah, kelembabannya. Kegunaan cairan NaCl
sehingga vaskularisasi tidak terganggu. adalah sebagai cairan pencuci , rehidrasi
Granulasi terjadi pada fase proliferasi, karena kehilangan volume cairan

612
Perbandingan Pencucian Menggunakan Daun Sirih Dengan Larutan NaCl 0,9% Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Pada Pasien DM Ganggren (Nuh Huda, Hendro Joko)

(Saputra, 2012). Pencucian luka responden adalah semua responden


bertujuan untuk membuang jaringan terdapat jaringan nekrotik keras, semua
nekrosis, cairan luka yang berlebihan, responden warna dasar luka berwarna
sisa balutan yang digunakan dan sisa kuning dan semua responden tidak ada
metabolisme pada cairan tubuh. granulasi. Sedangkan data yang
Mencuci dapat meningkatkan, diperoleh setelah tindakan ke empat
memperbaiki dan mempercepat proses (hari ke 8) didapatkan karakteristik luka
penyembuhan luka serta menghindari dari 12 responden adalah 2 responden
terjadinya infeksi (Gitarja, 2008). jaringan nekrotik lunak, 10 responden
Pencucian dengan menggunakan NaCl jaringan nekrotiknya hilang. Sedangkan
0,9% yang terjadi adalah menghilangkan di lihat dari warna dasar luka 2
cairan luka yang berlebihan, sisa-sisa responden warna dasar lukanya kuning,
metabolisme pada cairan tubuh sehingga 10 responden warna dasar menjadi
kelembaban luka bisa terjadi. merah dan dilihat dari granulasi yang
Mempertahankan kelembaban pada luka terjadi 10 responden terdapat granulasi,
sangat diperlukan untuk menciptaka 2 responden tidak ada granulasi.
debridement autolitik. Pada granulasi Didukung hasil uji statistik
sebelum dan sesudah dilakukan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks
pencucian luka menggunakan NaCl Test dimana p=0,001 pada jaringan
0,9% tidak ada perbedaan. Fase nekrotik, p=0,001 pada warna dasar luka
proliferasi tujuan yang hendak di capai dan p=0,002 pada granulasi, maka dapat
adalah timbulnya jaringan-jaringan baru disimpulkan adanya perbedaan sebelum
(granulasi), jaringan- jaringan baru bisa dan sesudah pencucian luka
timbul apabila luka bebas dari benda memnggunakan daun sirih.
asing (jaringan nekrotik), infeksi bakteri. Perbandingan keadaan luka
Dalam granulasi luka memerlukan sebelum dan sesudah dilakukan
kolagen dan antibekteri. pencucian dengan daun sirih. Ini di
Kolagen diperlukan untuk karenakan sebelum dilakukan pencucian
membentuk fibroblas dimana fibroblas luka belum pernah dilakukan perawatan,
berfungsi sebagai pembentuk jaringan setelah dilakukan pencucian dengan
baru, sedangkan antibakteri diperlukan daun sirih luka menjadi lebih baik
sebagai penghambat pertumbuhan karena didalam daun sirih terdapat
bakteri dan membunuh bakteri untuk beberapa senyawa antara lain: flavoid,
membentu proses penyembuhan luka alkaloid, saponin dan ekstrak etanol.
bisa terjaga. Cairan NaCl 0,9% Dalam kesembuhan luka ada tiga fase
merupakan cairan isotonik yang yang harus dilalui yaitu fase inflamasi,
didalamnya hanya terkandung natrium fase proliferasi, fase maturasi. Tujuan
clorida. Karena tidak adanya senyawa- fase inflamasi yang hendak dicapai
senyawa tersebut sehingga granulasi adalah menghentikan perdarahan dan
pada luka yang pencuciannya membersihkan luka dari bendah asing,
menggunakan cairan NaCl 0,9% tidak sel-sel mati dan bakteri untuk
terbentuk secara cepat. menyiapkan dimulainya proses
penyembuhan luka (inflamasi). Flavoid
3. Perbandingan Karakteristik Luka yang terkandung dalam daun sirih
Sebelum dan Sesudah Pencucian berfungsi sebagai antibakteri dengan
Luka Menggunakan Daun Sirih. cara membentuk senyawa kompleks
Data yang diperolah selama terhadap protein extraseluler yang
penelitian dimana karakteristik luka mengganggu integritas membran sel
sebelum di lakukan pencucian luka bakteri (Reveny, 2011). Fase proliferasi
menggunakan daun sirih dari 12 peranan fibroblas sangat besar pada

613
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

proses perbaikan yaitu bertanggung didapatkan ada 2 responden jaringan


jawab pada persiapan menghasilkan nekrotiknya masih ada meskipun sudah
produk struktur protein yang akan lunak, 1 responden warna dasar lukanya
digunakan selama proses rekontruksi masih berwarna kuning dan 2
jaringan. responden yang belum mengalami
Alkaloid memiliki kemampuan granulasi dan warna dasar masih kuning,
sebagai antibakteri yang mekanismenya hal ini disebabkan karena gula darah
diduga dengan cara mengganggu responden yang tinggi. gula darah dalam
komponen yang ada dalam tubuh bakteri juga berperan dalam kesembuhan luka
sehingga menyebabkan bakteri mati dikarenakan jika gula darah dalam darah
(Wibawati, 2012). Dihambatnya tinggi maka aliran darah ke perifer
pertumbuhan bakteri dan berkurang, sehingga bisa menyebabkan
menghilangkan benda asing yang ada aliran nutrisi dan O2 ke perifer
diluka maka proses penyembuhan luka berkurang. Gula darah yang tinggi
yang pertama bisa berjalan dengan baik. menyebabkan gangguan atau komplikasi
Uraian diatas daun sirih efektif melalui kerusakan pada pembulu darah
digunakan dalam pencucian rawat luka, diseluruh tubuh di sebut angiopati
hal ini juga didukung oleh hasil diabetik. Penyakit ini berjalan kronis
penelitian Wibawati (2012) dimana hasil dan terbagi menjadi 2 yaitu gangguan
penelitiannya daun sirih efektif dalam pembuluh darah besar (makrovaskuler)
membantu kesembuhan luka pada tikus dan pembuluh darah kecil
putih. Dalam ekstrak daun sirih terdapat (mikrovaskuler). Bila terjadi pada otak
juga senyawa saponin, dimana saponin maka menyebabkan stroke dan lainnya,
merupakan salah satu senyawa yang bila terjadi pada kaki maka luka kaki
memacu pembentukan kolagen akan sukar sembuh (Dalimartha &
(Wibawati, 2012). Kolagen adalah Adrian, 2012).
protein struktur yang berperan dalam Kesembuhan luka juga
proses penyembuhan luka. Senyawa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
saponin juga bersifat sebagai surfactant lain antara lain nutrisi, psikologis, obat,
agent yang kuat seperti sabun dan dapat luas luka, letak luka dan status vaskuler.
menurunkan ketegangan di dalam sel, Nutrisi adalah aspek yang penting dalam
saponin yang di absorbsi pada penyembuhan luka, nutrisi berfungsi
permukaan sel akan menyebabkan untuk penyembuhan dalam seluler,
kerusakan permukaan sel dengan pembentukan imun tubuh. Protein yang
meningkatnya permeabilitas membran ada dalam makanan mempengaruhi
sehingga bahan-bahan esensial yang proses inflamasi dan proliferasi, dalam
dibutuhkan sel untuk hidup menjadi proses inflamasi dan proliferasi luka
hilang dan menyebabkan kematian pada memerlukan banyak protein untuk
sel (Moerfiah & Supomo, 2011). membentuk jaringan-jaringan baru. Ada
Adanya senyawa saponin yang ada beberapa obat yang yang dapat
dalam kandungan ekstrak daun sirih mempengaruhi fungsi metabolik,
maka fase kesembuhan luka bisa menurunkan pergerakan sirkulasi,
dipertahankan, senyawa saponin yang menurunkan kemampuan untuk
menghasilkan kolagen dapat membantu merespon radang. Obat ini seperti :
tumbuhnya jaringan baru (granulasi), sedatif, kortikosteroid, kemoterapi,
saponin juga mengandung antibakteria kemoterapi dapat menyebabkan
yang membunuh bakteri-bakteri yang kerusakan pada siklus sel terutama saat
ada dalam luka sehingga bisa terapi. Stress psikologis dapat
menghilangkan jaringan-jaringan mati mempengaruhi hormon kortisol dalam
yang ada dalam luka. Data yang tubuh, hormon kortisol yang terganggu

614
Perbandingan Pencucian Menggunakan Daun Sirih Dengan Larutan NaCl 0,9% Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Pada Pasien DM Ganggren (Nuh Huda, Hendro Joko)

dapat mempengaruhi kesembuhan luka, terjadi perbedaan. Dalam kesembuhan


penyebab stress juga banyak sekali bisa luka ada tiga fase yang harus dilalui
masalah ekonomi, keluarga, lingkungan. yaitu fase inflamasi, fase proliferasi,
Luas luka dan letak luka juga fase maturasi. Fase inflamasi bertujuan
mempengaruhi tingkat kesembuhan menghentikan perdarahan dan
luka, letak luka yang berada pada membersihkan luka dari bendah asing,
tummpuan tubuh mempengaruhi karena sel-sel mati dan bakteri untuk
akan terjadi penekanan pada luka menyiapkan dimulainya proses
sehingga menekan aliran O2 yang penyembuhan luka (inflamasi).
menuju jaringan tersebut. Status Daun sirih terdapat senyawa
vaskuler juga perlu dikaji karena flavoid, alkaloid,ekstrak etanol, saponin.
berhubungan erat dengan pengangkutan Flavoid yang terkandung dalam daun
atau penyebaran O2 yang adekuat sirih berfungsi sebagai antibakteri
keseluruh lapisan sel yang merupakan dengan cara membentuk senyawa
unsur penting dalam proses kesembuhan kompleks terhadap protein extraseluler
luka. Disini peneliti tidak meneliti satu yang mengganggu integritas membran
persatu. sel bakteri (Reveny, 2011). Alkaloid
memiliki kemampuan sebagai
4. Perbandingan Karakteristik Luka antibakteri yang mekanismenya diduga
Sesudah Pencucian Luka dengan cara mengganggu komponen
Menggunakan Daun Sirih dan yang ada dalam tubuh bakteri sehingga
Sesudah Pencucian Menggunakan menyebabkan bakteri mati (Wibawati,
NaCl 0,9%. 2012). Dihambatnya pertumbuhan
Data yang diperolah selama bakteri dan menghilangkan benda asing
penelitian dimana karakteristik luka yang ada diluka maka proses
setelah pencucian menggunakan daum penyembuhan luka yang pertama bisa
sirih tindakan ke empat (hari ke 8) berjalan dengan baik. Pada fase
didapatkan karakteristik luka dari 12 proliferasi peranan fibroblas sangat
responden adalah 2 responden jaringan besar pada proses perbaikan yaitu
nekrotik lunak, 10 responden jaringan bertanggung jawab pada persiapan
nekrotiknya hilang. Sedangkan di lihat menghasilkan produk struktur protein
dari warna dasar luka 2 responden warna yang akan digunakan selama proses
dasar lukanya kuning, 10 responden rekontruksi jaringan. Dalam ekstrak
warna dasar menjadi merah dan dilihat daun sirih terdapat juga senyawa
dari granulasi yang terjadi 10 responden saponin, dimana saponin merupakan
terdapat granulasi, 2 responden tidak ada salah satu senyawa yang memacu
granulasi. Sedangkan karakteristik luka pembentukan kolagen (Wibawati, 2012).
sesudah pencucian menggunakan NaCl Kolagen adalah protein struktur
0,9% didapat 12 responden jaringan yang berperan dalam proses
nekrotiknya lunak, 12 responden warna penyembuhan luka. Senyawa saponin
dasar lukanya merah, 12 responden tidak juga bersifat sebagai surfactant agent
ada granulasi. Dari data tersebut dan yang kuat seperti sabun dan dapat
didukung oleh hasil uji statistis menurunkan ketegangan di dalam sel,
menggunakan uji man whitney saponin yang di absorbsi pada
didapatkan p=0,01 pada jaringan permukaan sel akan menyebabkan
nekrotik, p=0,01 pada warna dasar luka kerusakan permukaan sel dengan
dan p=1,00 pada granulasi. Maka dapat meningkatnya permeabilitas membran
disimpulkan terjadi perbedaan pada sehingga bahan-bahan esensial yang
granulasi dan jaringan nekrotik, dibutuhkan sel untuk hidup menjadi
sedangkan pada warna dasar luka tidak hilang dan menyebabkan kematian pada

615
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

sel (Moerfiah & Supomo, 2011). kuning dan 2 responden yang belum
Senyawa saponin yang ada dalam mengalami granulasi dan warna dasar
kandungan ekstrak daun sirih maka fase masih kuning, hal ini disebabkan karena
kesembuhan luka bisa dipertahankan, gula darah responden yang tinggi. gula
senyawa saponin yang menghasilkan darah dalam juga berperan dalam
kolagen dapat membantu tumbuhnya kesembuhan luka dikarenakan jika gula
jaringan baru (granulasi), saponin juga darah dalam darah tinggi maka aliran
mengandung antibakteria yang darah ke perifer berkurang, sehingga
membunuh bakteri-bakteri yang ada bisa menyebabkan aliran nutrisi dan O2
dalam luka sehingga bisa ke perifer berkurang. Gula darah yang
menghilangkan jaringan-jaringan mati tinggi mempengaruhi kekentalan darah
yang ada dalam luka. Didalam cairan meningkat, aliran O2 menurun sehingga
NaCl 0,9% hanya mengandung cairan terjadi mikroangiopati dan ulkus
isotonik yang berfungsi sebagai sebagai diabetikum. Penyakit ini berjalan kronis
cairan pencuci , rehidrasi karena dan terbagi menjadi 2 yaitu gangguan
kehilangan volume cairan (Saputra, pembuluh darah besar (makrovaskuler)
2012). dan pembuluh darah kecil
Kesamaan pada warna dasar luka (mikrovaskuler). Bila terjadi pada otak
dikarenakan Pada fase inflamasi tujuan maka menyebabkan stroke dan lainnya,
yang hendak dicapai adalah bila terjadi pada kaki maka luka kaki
menghentikan perdarahan dan akan sukar sembuh (Dalimartha &
membersihkan luka dari bendah asing, Adrian, 2012).
sel-sel mati. Pencucian luka dilakukan Kesembuhan luka juga
untuk mempersiapkan luka sebelum dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dilakukan pearawatan dan berfungsi lain antara lain nutrisi, psikologis, obat,
untuk menyiapkan warnah dasar luka, luas luka, letak luka dan status vaskuler.
pencucian yang benar dan tepat bisa Nutrisi merupakan aspek yang penting
mempercepat pembentukan warna dasar dalam penyembuhan luka, nutrisi
luka. Baik daun sirih dan cairan NaCl mempunyai fungsi untuk penyembuhan
0,9% bisa digunakan dalam pencucian dalam seluler, pembentukan imun tubuh
luka, kesembuhan luka banyak dan pembentukan sel-sel untuk
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah granulasi. Protein yang ada dalam
satunya adalah perawatan luka, didalam makanan mempengaruhi proses
perawatan luka ada langkah – langkah inflamasi dan proliferasi, dalam proses
dalam merawat luka antara lain : inflamasi dan proliferasi luka
pencucian luka (pembersihan luka), memerlukan banyak protein sehingga
debridement, pemakaian balutan. dapat terbentuk jaringan-jaringan baru.
Teknik-teknik yang bisa dilakukan Beberapa obat yang yang dapat
untuk membuat jaringan nekrotik mempengaruhi fungsi metabolik,
melunak dan merubah warna dasar luka menurunkan pergerakan sirkulasi,
menjadi merah adalah debridement menurunkan kemampuan untuk
autolitik, dimana dalam debridement merespon radang. Obat ini seperti :
autolitik yang diperlukan adalah sedatif, kortikosteroid, kemoterapi,
mempertahankan kelembabannya, daun kemoterapi dapat menyebabkan
sirih dan NaCl 0,9% bisa digunakan kerusakan pada siklus sel terutama saat
untuk mempertahankan kelembaban. terapi. Stress psikologis dapat
Data yang didapatkan ada 2 mempengaruhi hormon kortisol dalam
responden jaringan nekrotiknya masih tubuh, hormon kortisol yang terganggu
ada meskipun sudah lunak, 1 responden dapat mempengaruhi kortikosteroid
warna dasar lukanya masih berwarna yang ada dalam tubuh ini bisa

616
Perbandingan Pencucian Menggunakan Daun Sirih Dengan Larutan NaCl 0,9% Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Pada Pasien DM Ganggren (Nuh Huda, Hendro Joko)

mempengaruhi kesembuhan luka, stress Fitriana, Nur (2012). Hubungan Antara


banyak penyebabnya bisa masalah Penggunaan Rebusan Air Daun
ekonomi, keluarga dan lingkungan. Luas Sirih Dengan Proses
luka dan letak luka juga mempengaruhi Penyembuhan Luka Perineum
tingkat kesembuhan luka, letak luka Ibu Nifas Di Desa Sadang
yang berada pada tumpuan tubuh Taman Sidoarjo. www.
menyebabkan penekanan pada luka Kegunaan Daun sirih.Com.
sehingga menekan aliran O2 yang diakses tanggal 15 september
menuju jaringan tersebut. Status 2012
vaskuler juga perlu dikaji karena
berhubungan erat dengan pengangkutan Hammad. (2009). Pengaruh Perawatan
atau penyebaran O2 yang adekuat Luka dengan Madu Terhadap
keseluruh lapisan sel yang merupakan Penyembuhan Luka Diabetikum
unsur penting dalam proses kesembuhan Pada Pasien Diabetes Melitus di
luka, jika vaskularisasi bagus aliran O2 RSUD Ulin Banjarmasin, www.
dan nutrisi yang menuju luka bagus Luka Diabetikum.Com. diakses
tidak akan terjadi kematian jaringan, tanggal 15 september 2012
maka kesembuhan luka bisa menjadi
lebih cepat. Disini peneliti tidak meneliti Hanata, Iputu Yudha & Dietisien, Harry
satu persatu faktor-faktor yang Freitag. (2011). Deteksi Dini
mempengaruhi kesembuhan pada luka. Dan Pencegahan Diabetes
Melitus. Yongyakarta. Media
Simpulan Pressindo

Pencucian luka menggunakan daun sirih Maharani, Putri. (2011). Pengobatan


lebih baik dibandingkan pencucian dengan Herbal dan Pijat Refleksi
dengan menggunakan NaCl 0,9% Cara Mudah Hidup Sehat Alami.
terhadap proses penyembuhan luka pada Surabaya. Bintang Usaha Jaya
pasien DM ganggren di RSUD dr
Mohammad Soewandhie Surabaya Kozier. (2009). Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Jakarta,
DAFTAR PUSTAKA EGC

Alimul H, Azis. (2007). Riset Moerfiah & Fira, Supomo Diah Fitra
Keperawatan & Teknik (2011). Pengaruh Ekstrak Daun
Penulisan Ilmiah. Jakarta : Sirih Merah Terhadap Bakteri
Salemba Medika Penyebab Sakit Gigi. www.
Kegunaan Daun Sirih.Com.
Catto, Graeme R.D & Muirheat, diakses tanggal 16 September
Saputra. (2012). Buku Saku 2012
Keseimbangan Cairan Dan
Elektrolit. Jakarta. Binarupa Nursalam (2008). Konsep dan
Aksara. Penerapan Metodologi Ilmu
Keperawatan, CV. Infomedika
Dalimarta, Setiawan & Adrian Felix.
(2012). Makanan Dari Herbal Nursalam (2003). Konsep dan
Untuk Penderita Diabetes Penerapan Metodologi Ilmu
Melitus. Jakarta. Penebar Keperawatan, CV. Infomedika
Swadaya

617
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Reveny, Julia (2011). Daya Antimikroba diakses tanggal 15 September


Ekstrak Dan Fraksi Daun Sirih 2012.
Merah. www. Penelitian Daun
Sirih.Com. diakses tanggal 15
September 2012

Rizema, Sitiatava Putra. (2012).


Panduan Riset Keperawatan dan
Penlisan Ilmiah. Jogjakarta. D-
Medika

Sari, Retno & Isadiartuti, Dwi (2006).


Studi Efektifitas Sediaan Gel
Antiseptik Tangan daun Sirih.
www. Kegunaan Daun
Sirih.Com. diakses tanggal 15
September 2012

Setiadi, (2013). Konsep dan Praktik


Penlisan Riset Keperawatan
Edisi 2. Yogyakarta. Graha Ilmu

Smeltzer and Bare (2002). Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta. EGC

Susilo, Yekti & Wulandari, Ari. 2011.


Cara Jitu Mengatasi Kencing
Manis. Yogyakarta. C.V. Andi
Offset

Tjokoprawiro, A.(2007).Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam, Surabaya :
University Press

Wilda, Yetty & Fatimah, Siti (2011).


Hubungan Tingkat Stress
Dengan Proses Penyembuhan
Luka Gangren Pada Pasien
Diabetes Melitus di RSUD
Sidoarjo. www. Luka
Gangren.Com. diakses tanggal
16 September 2012

Wibawati (2012). Pengaruh pemberian


ekstrak daun sirih merah
terhadap tingkat kesembuhan
luka pada mencit. www.
Kegunaan Daun Sirih.Com

618
Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Kepatuhan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Diyah Arini 1, Qori’ila S 2, Nur Hayati Ningsih 3
12
Pengajar Stikes Hang Tuah Surabaya
3
Jurusan keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya
Email : diyaharini76@yahoo.co.id

Abstract : Nursing documentation is very important for patients, nurses and hospitals but in
fact charging nursing documentation is still lacking attention that there are still many who do
not complete the nursing documents, one of the factors affecting the completeness of the
documentation is work motivation or willingness of nurses to carry out documentation with
complete, accurate and relevant. The design in this study using a type of observational
analytic study using a cross sectional design. The number of samples in this study is 74
respondents with a non-probability sampling technique mengguankan sampling with
purposive sampling method. Instruments that are used in this study are questionnaires and
observation sheets, and analysis of research data using the Spearman rank statistical test.
The results of this study found that the average respondent has a very high motivation to work
as many as 50 respondents, from the results of 40 respondents have documentation of
compliance with good nursing care, while 10 respondents have documentation of compliance
with nursing care is being proven by the results of statistical tests using the Spearman test
rank is obtained p value of 0.002. Based on the research results, then there is a relationship
between work motivation of nurses with nursing documentation compliance on hospital
nurses in PHC Surabaya, should also be given a reward system for nurses to increase
motivation.

Keywords : Motivation, Compliance documentation

Abstrak : Dokumentasi keperawatan merupakan hal sangat penting untuk pasien, perawat
dan rumah sakit akan tetapi pada kenyataannya pengisian dokumentasi keperawatan masih
kurang perhatian sehingga masih banyak ditemukan dokumen keperawatan yang tidak
lengkap, salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan pendokumentasian adalah
motivasi kerja atau kemauan dari perawat untuk melaksanakan pendokumentasian dengan
lengkap,akurat dan relevan. Kepatuhan perawat dalam dokumentasi keperawatan diartikan
sebagai ketaatan untuk melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai dengan
prosedur tetap (Protap) yang telah ditetapkan. Desain dalam penelitian ini menggunakan
jenis penelitian analitik observasional dan menggunakan rancang bangun cross sectional.
Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 74 responden dengan mengguankan teknik sampling
non probability sampling dengan metode purposive sampling. Instrument yang digunkan
pada penelitian ini yaitu kuesioner dan lembar observasi, serta analisa data penelitian ini
dengan menggunakan uji statistik spearman rank. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
responden rata- rata mempunyai motivasi kerja sangat tinggi yaitu sebanyak 50 responden,
dari hasil tersebut sebanyak 40 responden memiliki kepatuhan pendokumentasian ASKEP
baik, sedangkan 10 responden memiliki kepatuhan pendokumentasian ASKEP sedang
dibuktikan dengan hasil uji statistik dengan menggunakan uji spearman rank yaitu
didapatkan p value sebesar 0,002. Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat hubungan
antara motivasi kerja perawat dengan kepatuhan pendokumentasian asuhan keperawatan
pada perawat di RS PHC Surabaya, sebaiknya juga diberikan reward sistem bagi perawat
untuk meningkatkan motivasi.

Kunci : Motivasi kerja, Kepatuhan pendokumentasian

619
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Latar Belakang sekitar 8% yang meliputi : Pengkajian


5 berkas Rekam medis (0,12 %),
Keperawatan adalah suatu bentuk Evaluasi 29 berkas Rekam medis (1
pelayanan profesional yang merupakan %), Rencana keperawatan 10 berkas
bagian integral dari pelayanan rekam medis (0.25 %), Grafik 6 berkas
kesehatan yang didasarkan pada ilmu Rekam medis (0,14 %), Partograph 5
dan kiat keperawatan, berbentuk berkas Rekam medis ( 0,12 %),
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual Pemeriksaan obstetrik 8 berkas Rekam
yang komprehensif serta ditujukan medis (0.19 %), Resume keperawatan
kepada individu, keluarga dan 252 berkas Rekam medis (6,2 %).
masyarakat baik sakit maupun sehat Hasil evaluasi penilaian dokumentasi
yang mencakup seluruh proses asuhan keperawatan. instalasi rawat
kehidupan manusia (Kusnanto, 2004). inap RS PHC Surabaya didapatkan
Dalam sebuah pelayanan kesehatan, bahwa kelengkapan Rekam medis
perawat menjadi sumber daya yang asuhan keperawatan pada semester I
menentukan baik buruknya kualitas tahun 2012 meliputi: pengkajian
pelayanan kepada pengguna jasa 90,3%, diagnosa keperawatan 92,5%,
pelayanan kesehatan (Asyanti,2011). Perencanaan 87,3%, tindakan
Seorang perawat harus dapat keperawatan 90,0%, evaluasi 94,4%,
memberikan pelayanan kesehatan yang catatan keperawatan 99,3%, sedangkan
berkualitas sesuai standart asuhan untuk semester II tahun 2012
keperawatan mulai dari pengkajian pengkajian 81,3%, diagnosa
sampai evaluasi serta dokumentasi keperawatan 73,3%, perencanaan
keperawatan. Dokumentasi 89,0%, tindakan keperawatan 97,2%,
keperawatan sangat penting untuk evaluasi 98,1%, catatan keperawatan
pasien, perawat dan rumah sakit akan 89,7 %. Berdasarkan data diatas
tetapi pada kenyataannya pengisian menunjukkan bahwa masih ada
dokumentasi keperawatan masih perawat yang belum patuh untuk
kurang perhatian sehingga masih mengisi dokumentasi asuhan
banyak ditemukan dokumen keperawatan. Sedangkan study
keperawatan yang tidak lengkap pendahuluan yang dilakukan oleh
(Yahyo, 2007), rumah sakit PHC Sudarsono (2007) menyatakan bahwa
Surabaya senantiasa berupaya 54 % perawat IRNA mempunyai
memenuhi kebutuhan terlaksananya motivasi kerja yang tinggi dan 46 %
dokumentasi perawatan yang baik mempunyai motivasi kerja yang
sesuai standart akreditasi yaitu dengan rendah, salah satu faktor yang
menyediakan Standart Prosedur mempengaruhi kelengkapan
Operasional (SPO), formulir pendokumentasian adalah motivasi
dokumentasi dan sarana lain yang kerja atau kemauan dari perawat untuk
mendukung, dalam PERMENKES melaksanakan pendokumentasian
NOMOR 269/MENKES/PER/III/2008 dengan lengkap, akurat dan relevan.
pada pasal 2 menyebutkan bahwa Adanya kemampuan melaksanakan
Rekam medis harus dibuat secara tugas tanpa didukung oleh motivasi
tertulis, lengkap dan jelas tetapi maka tugas yang dikerjakan tidak akan
berdasarkan data dari unit rekam medis terselesikan dengan baik
RS PHC Surabaya pada semester I (Nursalam,2002), salah satu faktor
tahun 2013 bahwa evaluasi yang mempengaruhi kelengkapan
ketidaklengkapan dokumen rekam pendokumentasian adalah motivasi
medis dari 4048 berkas rekam medis kerja atau kemauan dari perawat untuk
ditemukan 315 yang tidak lengkap atau melaksanakan pendokumentasian

620
Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Diyah Arini, Qori’ila S, Nur Hayati Ningsih)

dengan lengkap, akurat dan relevan. pendidikan yang meningkatkan


Pendahuluan yang dilakukan Retno kepatuhan, sepanjang pendidikan
(2010) menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan pendidikan yang
internal perawat mempengaruhi aktif seperti penggunaan buku atau
pelaksanaan pendokumentasian asuhan kaset, akomomodasi, modifikasi faktor
keperawatan. Higiene Frederick lingkungan dan sosial yaitu
berpendapat bahwa faktor intrinsik/ membangun dukungan sosial dari
internal adalah terkait kepuasan dan keluarga dan teman-teman untuk
motivasi kerja, faktor yang terkait membantu membangun kepatuhan,
dengan kepuasan atau motivasi kerja perubahan model terapi bagi pasien
mencakup hal-hal semacam prestasi, dan meningkatkan profesi kesehatan
pengakuan dan tanggung jawab. dan klien.
Kemampuan melaksanakan tugas Dokumentasi adalah bagian
merupakan unsur utama dalam menilai integral bukan sesuatu yang berbeda
kenerja seseorang yang didukung oleh dari metode problem- solving.
suatu kemauan dan motivasi Dokumentasi proses keperawatan
(Nursalam, 2007).Motivasi kerja yang mencakup pengkajian, identifikasi
diharapkan adalah motivasi untuk masalah, perencanaan, intervensi
mencapai prestasi kerja dengan (Nursalam,2008).
predikat terpuji yaitu lebih Menurut S. Suarli-Yayan Bahtiar
bertanggung jawab, mengerjakan (2010) catatan keperawatan merupakan
semua tugas dengan baik, disiplin, dan dokumen yang penting bagi asuhan
mendapatkan hasil yang memuaskan. keperawatan di rumah sakit. Jadi perlu
Motivasi adalah perasaan atau pikiran diingat, perawat bahwa dokumen
yang mendorong seseorang melakukan asuhan keperawatan merupakan, bukti
pekerjaan atau menjalankan kekuasaan dari pelaksanaan keperawatan yang
terutama dalam berperilaku (Shortell & menggunakan metode pendekatan
Kaluzny, 1994) dikutip oleh Nursalam proses keperawatan dan catatan
2003. Motivasi kerja adalah suatu tentang tanggapan/respon pasien
kondisi yang mempengaruhi untuk terhadap tindakan medis, tindakan
membangkitkan, mengarahkan dan keperawatan, atau reaksi pasien
memelihara perilaku yang terhadap penyakit.
berhubungan dengan lingkungan kerja Berdasarkan fenomena diatas
(Mangkunegara, 2008). Aspek-aspek diperlukan upaya untuk mengetahui
yang mempengaruhi motivasi adalah motivasi kerja perawat dan mengetahui
rasa aman dalam bekerja, hubungan antara motivasi kerja
Mendapatkan gaji yang adil dan perawat dengan kepatuhan
kompetitif, lingkungan kerja yang pendoumentasian asuhan keperawatan
menyenangkan, penghargaan atas sehingga menageman dapat
prestasi kerja dan perlakuan yang adil memotivasi kerja perawat dengan
dari manajemen. berbagai cara sehingga diharapkan
Kepatuhan adalah perilaku dengan motivasi kerja yang tinggi akan
seseorang yang sepadan dengan menghasilkan kepatuhan
tindakan yang diusulkan oleh praktisi pendokumentasian yang baik pula.
kesehatan atau informasi yang
diperoleh dari suatu sumber informasi
lainnya. Faktor – faktor yang Bahan dan Metode Penelitian
mempengaruhi kepatuhan Rancangan penelitian dalam
menurutFeurstein et all (1986) yang penelitian ini menggunakan jenis
dikutip Niven (2000) ada 5 yaitu, penelitian analitik observasional dan

621
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

menggunakan rancang bangun cross motivasi tinggi, dan 3 responden


sectional. Penelitian ini dilakukan pada (4,0%) mempunyai motivasi kerja
bulan Desember 2013 di Instalasi sedang.
Rawat Inap RS PHC Surabaya. b. Kepatuhan pendokumentasian
Populasi pada penelian ini adalah ASKEP Di Instalasi Rawat Inap
perawat di tujuh Instalasi rawat inap di RS PHC Suarabaya
RS PHC Surabaya yaitu sejumlah 90
perawat yang melakukan dokumentasi Kepatuha Frekuen Presentas
n si e (%)
asuhan keperawatan. Baik 51 68,9
Dalam penelitian ini sampel yang Sedang 23 31,1
diambil adalah perawat rawat inap dari Total 74 100
7 ruangan di RS PHC Surabaya, yaitu
di ruang Mutiara, Mirah, Zamrud, Tabel di atas menunjukkan
Intan, Safir, Ruby, Emerald sejumlah sebanyak 51 responden (68,9%)
74 perawat. Dalam penelitian ini memiliki kepatuhan baik,
peneliti menggunakan tekhnik sedangkan 23 responden (31,1%)
sampling purposive sampling. memiliki kepatuhan sedang dalam
Instrumen dengan menggunakan pendokumentasian.
kuisioner dan observasi. Untuk menilai c. Hubungan motivasi kerja
motivasi kerja perawat digunakan perawat dengan kepatuhan
kuisioner dan untuk kepatuhan pendokumentasian ASKEP
pendokumentasian asuhan
keperawatan dilakukan observasi Kepatuhan Total
pendokumentasian
terhadap dokumen rekam medis ASKEP
pasien dengan menggunakan Baik Sedang
instrumen studi kualitas dokumentasi Sangat 40 10 50
Motivasi kerja

tinggi 54,1% 13,5% 67,6%


keperawatan menurut Depkes RI tahun
2005. Tinggi 10 11 21
13,5% 14,9% 28,4%
Sedang 1 2 3
1,5% 2,5% 4%
Total 51 23 74
Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel di atas
1. Data Khusus menunjukkan hasil uji statistik
a. Motivasi Kerja Perawat di dengan menggunakan uji spearman
Instalasi Rawat inap RS PHC rank yaitu didapatkan ρvalue
Surabaya sebesar 0,002 yang dapat diartikan
bahwa terdapat hubungan antara
Motiva Frekuen Presentas motivasi kerja dengan kepatuhan
si kerja si e (%)
Perawa pendokumentasiaan Asuhan
t keperawatan.
Sangat 50 67,6
Tinggi
Tinggi 21 28,4 Pembahasan
Sedang 3 4,0
Total 74 100
1.Motivasi kerja Perawat Di
Instalasi Rawat Inap RS PHC
Pada tabel menunjukkan sebanyak
Surabaya
50 responden (67,6%) mempunyai
Dari tabel di atas menunjukkan
motivasi sangat tinggi sedangkan 21
bahwa motivasi kerja perawat di RS
responden (28,4%) mempunyai
PHC surabaya yaitu sebanyak 50

622
Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Diyah Arini, Qori’ila S, Nur Hayati Ningsih)

responden (67,6%) mempunyai


motivasi sangat tinggi sedangkan 21 2.Kepatuhan Pendokumentasian
responden (28,4%) mempunyai Asuhan Keperawatan Di Instalasi
motivasi tinggi, dan 3 responden Rawat Inap RS PHC Surabaya
lainnya (4,0%) mempunyai motivasi Hasil penelitian yang
kerja sedang. ditunjukkan dalam tabel bahwa
karakteristik responden berdasarkan
Motivasi kerja sangat tinggi atau tinggi kepatuhan pendokumentasian ASKEP
adalah motivasi kerja yang mengarah yaitu sebanyak 51 responden (68,9%)
pada motivasi kerja yang berprestasi memiliki kepatuhan baik, sedangkan
yang dapat diartikan sebagai suatu 23 responden (31,1%) memiliki
dorongan dalam diri seseorang untuk kepatuhan sedang.
melakukan suatu tugas atau kegiatan Sebagian besar responden mempunyai
dengan sebaik-baiknya agar tercapai tingkat kepatuhan tinggi jadi menurut
prestasi dengan predikat terpuji yaitu penulis dapat diartikan bahwa sebagian
memiliki tanggung jawab pribadi besar responden menurut pada perintah
yang tinggi, memiliki program kerja dan aturan yang ditentukan oleh
yang terencana, mampu mengambil rumah sakit yang ditunjukkan
keputusan, melakukan pekerjaan yang dengan hasil pendokumentasian yang
berarti dan menyelesaikannya baik.
dengan hasil yang memuaskan Menurut Feurstein et all (1986) yang
(Mangkunegara, 2005). Dorongan dikutip Niven (2000) terdapat 5 faktor
untuk memperoleh hasil yang yang mendukung kepatuhan yaitu
maksimal mendorong seseorang untuk pendidikan, Akomodasi, Modifikasi
menghasilkan sesuatu yang faktor lingkungan dan sosial. Sebagian
memuaskan termasuk dalam hal ini besar responden berpendidikan D3
pendokumentasian ASKEP. keperawatan. Pendidikan D3
Menurut Veithzal Rivai (2005) keperawatan yaitu pendidikan
bahwa aspek-aspek yang vokasional yang lebih didasarkan
mempengaruhi motivasi kerja pada ketrampilan klinik perawat,
seseorang adalah rasa aman dalam cara pembelajaran tentang dokumen
bekerja. Mendapatkan gaji yang masih sederhana dan terbatas.
kompetitif, lingkungan kerja yang Sehingga didapatkan kualitas
menyenangkan dan mendapatkan dokumen yang sedang. Tetapi pada
penghargaan atas prestasinya dari kenyataannya dari hasil observasi
manajemen. dokumen. Menurut analisa peneliti
Rasa aman dan lingkungan pada usia tersebut memungkinkan
yang menyenangkan adalah salah satu perawat untuk melakukan perubahan
aspek yang mempengaruhi motivasi dan lebih bisa menerima masukan
kerja seseorang, pada responden sehingga hal itu ditunjukkan dengan
dengan motivasi kerja sangat tinggi hasil pendokumentasian yang baik.
atau tinggi bisa juga dipengaruhi Faktor lain yang mempengaruhi
karena lingkungan yang aman dan kepatuhan pendokumentasian adalah
menyenangkan. Sedangkan untuk adanya standart prosedur operasional
motivasi kerja sedang salah satunya yang harus ditaati oleh semua pegawai
bisa di pengaruhi karena faktor RS PHC Surabaya termasuk dalam hal
lingkungan yang tidak menyenangkan ini perawat.
untuk itu diperlukan rotasi agar Kepatuhan pendokumentasian
pegawai dapat bersosialisasi dan tidak ASKEP kriteria baik lebih banyak
bosan dengan lingkungan kerjanya dibandingkan dengan kriteria sedang.

623
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

3.Hubungan motivasi kerja dengan untuk memenuhi dan menyelesaikan


kepatuhan pendokumentasian masalah yang dihadapinya.
ASKEP Dalam penelitian ini sebagian
Dari hasil pengolahan data responden mempunyai motivasi kerja
pada tabulasi data diperoleh hasil sangat tinggi dan tinggi yang
dengan hasil uji statistik didapatkan p ditunjukkan dengan kepatuhan
value sebesar 0,002 artinya terdapat pendokumentasian ASKEP yang
hubungan antara motivasi kerja baik. Tapi pada kenyataannya masih
perawat dengan kepatuhan dijumpai kepatuhan dokumen sedang
pendokumentasian Asuhan meskipun dalam jumlah yang sedikit.
keperawatan di Instalasi rawat inap RS hal ini bertentangan dengan kreteria
PHC Surabaya. motivasi kerja tinggi menurut
Keyakinan atau sikap individu Mangkunegara (2005), karena jika
terhadap pekerjaannya akan seseorang mempunyai motivasi
menentukan kesuksesan dan kerja tinggi dia akan menginginkan
kegagalannya dalam melakukan hasil yang memuaskan dan taat pada
pekerjaan. Niat bekerja untuk aturan. Sehingga menurut analisa
mencapai suatu sasaran merupakan peneliti bahwa kepatuhan
sumber utama motivasi kerja pendokumentasian ASKEP
disamping kemampuan atau dipengaruhi oleh banyak faktor tidak
efektifitas diri yang memadai . hanya motivasi kerja saja.
Efektifitas diri merujuk pada Upaya untuk memberikan
keyakinan seseorang bahwa ia pelayanan yang professional sesuai
mampu melaksanakan tugas tertentu, tuntutan masyarakat dengan
semakin tinggi efektifitas seseorang tanggungjawab dan tanggung gugat
maka ia akan mampu melaksanakan dapat ditempuh dengan
tugas tersebut. Manurut analisa dilaksanakannya pencatatan dan
peneliti bahwa seseorang yang pelaporan yang baik dan benar.
mempunyai motivasi kerja tinggi ia Kemampuan melaksanakan tugas
akan terdorong untuk melakukan tugas merupakan unsur utama dalam
dengan sebaik-baiknya agar mencapai menilai kinerja seseorang yang
prestasi dengan predikat terpuji dan itu didukung oleh suatu kemauan dan
dapat dibuktikan dengan kepatuhan motivasi(Nursalam, 2007). Untuk itu
pendokumentasian yang baik. diperlukan cara untuk memotivasi
Ada tiga point penting dalam pegawai diantaranyadengan memberi
pengertian motivasi yaitu hubungan kesempatan untuk berpartisipasi, diberi
antara kebutuhan, dorongan dan kesempatan untuk mencoba hal baru
tujuan. Kebutuhan muncul karena dan mendapat umpan balik dari hasil
adanya sesuatu yang kurang dirasakan yang diberikan. Penghargaan psikis
oleh seseorang baik fisiologis maupun sangat diperlukan agar seseorang
psikologis. Dorongan merupakan merasa dihargai, diperhatikan dan
arahan untuk memenuhi dibimbing jika melakukan kesalahan.
kebutuhan,sedangkan tujuan adalah Motivasi kerja hanya salah
akhir dari satu siklus motivasi satu faktor penyebab kepatuhan atau
(Stanford (1970) dalam Nursalam ketidakpatuhan perawat terhadap
(2003)). Seseorang yang merasa pendokumentasian ASKEP perlu
kurang secara psikologis dan dianalisa faktor-faktor lain penyebab
fisiologis mereka akan termotivasi ketidakpatuhan pendokumentasian
dan lebih menyukai tantangan kerja ASKEP. Untuk menghasilkan
dokumen yang berkualitas motivasi

624
Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Diyah Arini, Qori’ila S, Nur Hayati Ningsih)

saja tidak cukup, diperlukan kesadaran hubungan antara motivasi kerja


dalam diri perawat tentang pentingnya perawat dengan kepatuhan
dokumentasi ASKEP sehingga perawat pendokumentasian ASKEP sehingga
tidak lagi beranggapan bahwa dapat sebagai pedoman dalam
pendokumentasian ASKEP hanya melakukan pendokumentasian.
formalitas pekerjaan semata.
DAFTAR PUSTAKA
Simpulan
Prabu Mangkunegara, 2008,
Berdasarkan hasil penelitian Manajemen Sumber Daya
didapatkan bahwa sebagian besar Manusia Perusahaan.Bandung:
perawat di RS PHC Surabaya memiliki Remaja Rosdakarya.
motivasi kerja sangat tinggi,
mempunyai kepatuhan yang baik Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur
terhadap pendokumentasian Asuhan Penelitian Suatu Pendekatan
Keperawatan, Didapatkan adanya Praktek, Jakarta : Rineka Cipta
hubungan antara motivasi kerja dengan Asyanti, Setya. 2011 Faktor yang
kepatuhan pendokumentasian paling berpengaruh terhadap
Asuhan Keperawatan di Instalasi komitmen kinerja perawat
Rawat inap RS PHC Surabaya. Panti Wreda di Surakarta.
Jurnal Psikologi UNDIP. Vol
Saran 9, no 1
Basbabel, B Susan, 2002, Perawat
Berdasarkan temuan hasil penelitian, sebagai pendidik : Prinsip
peneliti memberikan beberapa saran pengajaran dan pembelajaran,
yang disampaikan pada pihak terkait Jakarta : EGC
yaitu : Carpenito, Lynda Jual, 2009, Diagnosa
keperawatan Aplikasi pada
1. Bagi Institusi praktek klinis Edisi 9, Jakarta :
Diharapkan hasil penelitian ini EGC
dapat sebagai masukkan bagi Depkes RI, 2005. Instrumen Evaluasi
institusi pendidikan dan sebagai Penerapan Standart Asuhan
gambaran tentang hubungan antara Keperawatan di Rumah sakit,
motivasi kerja perawat dengan Jakarta: Depkes RI.
kepatuhan pendokumentasian
ASKEP,sehingga dapat Retno. 2010. Analisis Faktor Yang
meningkatkan mutu mahasiswa. Berhubungan Dengan
Pelaksanaan Dokumentasi
2. Bagi Manajemen Rumah Sakit Keperawatan Di Rawat Inap
Dengan hasil penelitihan ini lantai II Paviliun Merpati RSU
diharapkan mangemen rumah sakit Dr Soedono Madiun,Skripsi
PHC Surabaya mengkaji untuk dapat tidakdipublikasikan.
dilaksanakannya reward sistem Universitas Airlangga
pegawai untuk meningkatkan prestasi Surabaya.
dan motivasi pegawai RS PHC
Surabaya Moh. Nazir, 2003, Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
3. Bagi IPTEK
Diharapkan hasil penelitian ini dapat Malayu S.P Hasibuan. 2006.
meningkatkan pengembangan tentang Manajemen Sumber Daya

625
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Manusia, Jakarta: Bumi Nursalam,2008, Konsep & Penerapan


Aksara. Metodologi Penelitian Ilmu
keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis
Marihot, 2003,Manajemen Sumber dan Instrumen keperawatan, Jakarta :
Daya Manusia,Jakarta: PT. Salemba
Gramedia.
Notoatmojo,S. 2005, Metodologi
Mathis, Robert. L & Jackson John. H, Penelitian Kesehatan, edisi Revisi.
2001. Manajemen Sumber Jakarta: Rineka Cipta
Daya Manusia, Jilid 1, jakarta:
Salemba Empat. Suarli,S dan Bahtiar Y, 2010,
Manajemen keperawatan dengan
Mathis, Robert. L & Jackson John. H, pendekatan praktis, Jakarta : Erlangga.
2001, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jilid 2, Nursalam, 2007, Manajemen
Jakarta: Salemba Empat. keperawatan aplikasi dalam praktek
keperawatan professional, Jakarta :
Niven, Nell, 2002, Psikologi kesehatan Salemba Medika.
pengantar untuk perawat dan
profesional kesehatan lain Azwar, Azrul, 2010, Pengantar
Edisi 2, Jakarta : EGC Administrasi kesehatan, Tangerang,
Binarupa.
Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003,
Manajemen Tenaga Kerja Potter & Perry, 2005, Fundamental
Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Keperawatan konsep dan praktek,
Aksara. Edisi 4, Jakarta : EGC
Potter & Perry, 2009, Fundamental of
Suwatno, 2001, Asas-asas Manajemen Nursing, Edisi 7, Jakarta : Salemba
Sumber Daya Manusia. Medika.
Bandung: Suci Press.
Veithzal Rivai, 2008, Manajemen Aziz, Alimul, 2002 Pengantar
Sumber Daya Manusia untuk dokumen preses keperawatan, Jakarta :
Perusahaan. EGC
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Sudarsono, 2007, Analisa hubungan
beban kerja dan motivasi perawat
Robbin,S dan Mary,C, 2007, dengan mutu pelayanan keperawtan di
Manajemen, Jakarta: Indeks. Instalasi rawat inap RS PHC
Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan
Nursalam, 2009, Proses dan Universitas Airlangga Surabaya.
dokumentasi Keperawatan Konsep dan
Praktek, Edisi 2, Jakarta : Salemba
Medika.

Nursalam, M.Nurs 2002, , Managemen


keperawatan : Aplikasi dalam praktek
keperawatan professional Jakarta :
Salemba Medika.

626
GAMBARAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI
PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL
DI GANG DOLLY SURABAYA

Ana Aldilah Istiqfara 1, R. Khairiyatul Afiyah 2


1
Jurusan Prodi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNUSA
2
Staf pengajar DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNUSA
Email : Satu_37@ yahoo.co.id

Abstract : The commercial sex workers using contraception in addition to preventing


pregnancy is to protect against sexually transmitted infections. The purpose of this study was
to know the description of the selection of contraceptives in the commercial sex workers in the
localization of dolly. The design of this research was descriptive. The population involved all
commercial sex workers, totally 129 people with a sample of 56 people. The variable used in
this research was the selection of a contraceptive. . Instrument used was questionnaire and
analyzed descriptively by using frequency distribution table. The results of this study show
from 56 respondents, obtained commercial sex workers who choose to use the contraceptive
pill at 3.57%, 3.57% of injections, implants of 3.57%, 0% of IUD, birth control pills
combined with condoms 33, 92% and injections combined with condoms for 55.37% In
conclusion, the most of the commercial sex workers choose to use a contraceptive injection in
combination with condoms. Health professionals provide should to give counseling on the
importance of using condoms and reproductive health, as well as for the respondents
expected to find more information and a variety of media to increase knowledge

Keywords : the selection. contraceptive

Abstrak : Pekerja seks komersial menggunakan alat kontrasepsi selain untuk mencegah
kehamilan adalah untuk melindungi penularan infeksi menular seksual. Tetapi sebagian dari
pekerja seks komersial enggan menggunakan kondom untuk perlindungan terhadap infeksi
menular seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemilihan
alat kontrasepsi pada pekerja seks komersial di lokalisasi Gang Dolly Surabaya. Desain
penelitian ini adalah deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
pekerja seks komersial yang berada di lokalisasi Gang Dolly Surabaya sebanyak 129 orang
dengan sampel sebesar 56 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling . Variabel dalam penelitian ini adalah pemilihan alat kontrasepsi .
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan dari 56
responden, didapatkan pekerja seks komersial yang memilih menggunakan kontrasepsi pil
sebesar 3,57 %, suntik sebesar 3,57%, implant sebesar 3,57%, IUD sebesar 0%, suntik yang
dikombinasikan dengan kondom sebesar 33,92% dan pil yang dikombinasikan dengan
kondom sebesar 55,37 % Disimpulkan bahwa sebagian besar pekerja seks komersial memilih
untuk menggunakan kontrasepsi suntik dan kondom, untuk itu diharapkan agar tenaga
kesehatan memberikan penyuluhan tentang penting nya menggunakan kondom dan seputar
kesehatan reproduksi, serta bagi resonden diharapkan lebih banyak mencari informasi dari
berbagai media untuk menambah pengetahuan.

Kata kunci : Pemilihan, Alat kontrasepsi

627
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Latar Belakang Pekerja seks komersial melakukan apa


saja untuk kepuasan pelanggan sampai
Peningkatan jumlah pekerja seks pada perilaku seks yang tidak sehat.
komersial merupakan salah satu bukti Tidak semua teman kencan pekerja
adanya krisis ekonomi yang melanda seks komersial bersedia menggunakan
Indonesia. Krisis ekonomi dapat kondom, hal ini yang membuat
meningkatkan jumlah pekerja seks semakin tingginya kejadian sexual
komersial. Karena sifat dan perilaku transmitted disease. Di Indonesia
mereka, pekerja seks komersial sendiri telah banyak laporan mengenai
berpotensi tertular dan menularkan pravalensi infeksi menular seksual.
infeksi menular seksual. Sehingga Pada tahun 2003 menunjukkan
perlu diingat bahwa pemakaian alat pravalensi infeksi menular yang tinggi
kontrasepsi diperlukan selain untuk antara 20% - 35%. Sehingga kelompok
mencegah kehamilan juga untuk ini sangat beresiko untuk terkena
perlindungan terhadap Sexual infeksi menular seksual seperti
Transmitted Disease. Pekerja seks gonnorhea, herpes genitalis, sifilis dan
komersial juga mengkombinasikan HIV. Resiko ini juga ditularkan pada
pemakaian kondom dengan kontrasepsi istri dan anak mereka, bagi yang sudah
tambahan sebagai double protection memiliki keluarga.
karena berpikiran pemakaian kondom
memiliki angka kegagalan yang tinggi. Pemilihan alat kontrasepsi
Mereka memilih kontrasepsi seperti dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
mengkonsumsi pil KB, suntikan faktor pasangan, faktor kesehatan dan
progestin dan suntikan kombinasi faktor metode kontrasepsi (Hanafi,
(Kanodihardjo, 2010). 2004). Sebagian besar perempuan
mengalami kesulitan dalam
Pada studi pendahuluan di Gang Dolly menentukan pemilihan alat
Surabaya, dengan pengambilan data kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena
melalui wawancara secara langsung, terbatasnya metode yang tersedia,
dari 15 pekerja seks komersial selalu tetapi juga karena ketidak-tahuan
menggunakan alat kontrasepsi kondom mereka tentang persyaratan dan
sebanyak 10 orang (66,67%) dan tidak keamanan metode kontrasepsi tersebut
menggunakan kondom sebanyak lima (Sarwono, 2009). Pengguna alat
orang (33,33%). Dari 10 orang yang kontrasepsi menempatkan beberapa
selalu menggunakan kondom, empat pertimbangan privasi sebagai hal yang
diantaranya memilih alat kontrasepsi sangat penting. Terutama wanita yang
suntikan sebagai double protection hubungan seksualnya secara sosial
untuk menunda kehamilan (26,7%), tidak dibenarkan seperti pada pekerja
tiga orang memilih mengkonsumsi pil seks komersial, sangat menginginkan
KB (20%), dua orang memilihmetode metode yang tidak menarik perhatian.
kontrasepsi mantap wanita (13,3%) Salah satu pertimbangan adalah
dan satu orang memilih hanya penyimpanan dan pembuangan
menggunakan kondom (6,67%). kontrasepsi. Kontrasepsi oral, kondom,
Sedangkan lima orang yang tidak atau spermisida dapat disimpan
menggunakan alat kontrasepsi didompet atau laci, atau dibuang di
kondom, sebanyak tiga orang memilih tempat sampah, mungkin lebih mudah
mengkonsumsi pil KB (20%) dan dua diketahui dari pada metode suntik atau
orang memilih alat kontrasepsi AKDR (Glasier, Ana dan Gebbie,
suntikan (13,3%). Ailsa 2006).

628
Gambaran Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Pekerja Seks Komersial
(Ana Aldilah Istiqfara, R. Khairiyatul Afiyah)

Beberapa faktor yang menyebabkan dan mengisi lembar quesioner di Gang


pekerja seks komersial tidak selalu Dolly Blok II Surabaya sebanyak 56
atau enggan menggunakan alat pekerja seks komersial sampling yang
kontrasepsi kondom adalah dilakukan secara nonprobability
keterlibatan pria yang tidak mau sampling. Teknik yang digunakan
bekerja sama dalam penggunaan dalam penelitian ini adalah teknik
kondom dan persepsi pasangan yang purposive sampling. instrumen
menganggap pemakaian kondom pengumpulan data berupa kuesioner.
sangatlah rumit.
Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan
Dalam menangani masalah ini tugas 1. Data Umum
bidan adalah melakukan penyuluhan Data umum adalah data yang
atau pemberian informasi tentang terdapat dalam kuesioner yang
kontrasepsi secara keseluruhan, merupakan gambaran umum dari
mengenalkan manfaat dan efek responden penelitian.
samping yang bertujuan meningkatkan a. Karakteristik responden
pikiran rasional wanita pekerja seks berdasarkan kelompok umur
komersial mengenai perilaku seksual
positif. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan umur pada
Tujuan Penelitian pekerja seks komersial di Lokalisasi
Mendeskripsikan pemilihan alat Gang Dolly Surabaya.
kontrasepsi pada pekerja seks
komersial di GangDolly Surabaya. N Jumlah Persentase
Umur(tahun)
o Responden (%)
1 <20
Metode Penelitian 2 20 – 35 50 89,28
3 >35 6 10,72
Desain yang digunakan dalam Jumlah 56 100
penelitian ini adalah deskriptif dengan Sumber : Data primer 2012
tujuan untuk menggambarkan tentang
pemilihan alat kontrasepsi pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa
pekerja seks komersial di Gang Dolly hampir seluruh responden berumur 20-
Surabaya. 35 tahun (89,28 %).

Populasi pada penelitian ini adalah b. Karakteristik responden


seluruh dari pekerja seks komersial berdasarkan pendidikan terakhir
yang berada diGang Dolly Blok II Tabel 5.2 Distribusi frekuensi
Surabaya dengan jumlah populasi responden berdasarkan pendidikan
sebanyak 129 PSK. terakhir pekerja seks komersial di
Populasi pada penelitian ini adalah Gang Dolly Surabaya
seluruh dari pekerja seks komersial
yang berada diGang Dolly Blok II No Pendidikan Jumlah Persentase
Surabaya dengan jumlah populasi terakhir Responden (%)
sebanyak 129 PSK. 1 Dasar 41 73,21
Sampel dalam penelitian ini adalah 2 Menengah 15 26,78
sebagian pekerja seks komersial di 3 PT/Akademik 0 0
Gang Dolly Blok II Surabaya. Kriteria Jumlah 56 100
penelitian ini adalah :Pekerja seks Sumber : Data primer 2012
komersial yang bersedia diwawancarai

629
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa 2. Karakteristik pemilihan kontrasepsi


sebagian besar responden
berpendidikan dasar (73,21%). Tabel 5.5 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan pemilihan
b. Karakteristik responden kontrasepsi pada pekerja seks
berdasarkan status kawin komersial di Lokalisasi Gang Doly
Surabaya.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan status kawin N Pemilihan Jumlah Persentas
pekerja seks komersial di Gang Dolly o Kontrasepsi Responden e (%)
Surabaya 1 Pil 2 3,57
2 Suntik 2 3,57
N Jumlah Persentase 3 Implant 2 3,57
Status kawin
o Responden (%) 4 IUD 0 0
1 Kawin 19 33,93 5 Kondom
19 33,92
2 Belum kawin 37 66,07 dan pil
Jumlah 56 100 6 Kondom
31 55,37
Sumber : Data primer 2012 dan Suntik
Jumlah 56 100
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa Sumber : Data primer 2012
sebagian besar responden berstatus
belum kawin (66,07 %). Tabel 5.5 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden
c. Karakteristik responden menggunakan kondom dan suntik
berdasarkan frekwensi pemakaian sebagai alat kontrasepsi (55,37%).
kondom

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Pembahasan


responden berdasarkan frekwensi
pemakaian kondom pada pekerja seks Berdasarkan pengumpulan data yang
komersial di Gang Doly Surabaya sudah dianalisis pada tabel 5.5
didapatkan hasil bahwa dari 56
N Frekwen responden, yang memilih
o si Jumlah menggunakan kontrasepsi pil sebesar
Persenta
pemakaia Responde 3,57 %, suntik sebesar 3,57%, implant
se (%)
n n sebesar 3,57%, IUD sebesar 0%, suntik
kondom yang dikombinasikan dengan kondom
1 Selalu 19 33,92 sebesar 33,92% dan pil yang
2 Sering 16 28,57 dikombinasikan dengan kondom
3 Jarang 15 26,78 sebesar 55,37 %. Sesuai dengan
4 Tidak pendapat Hanafi (2004) yang
6 10,73 menyatakan faktor-faktor dalam
pernah
Jumlah 56 100 memilih alat kontrasepsi adalah 1)
Sumber : Data primer 2012 Faktor pasangan : umur, gaya hidup,
frekwensi senggama, pengalaman
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dengan kontrasepsi terdahulu, sikap
hampir setengahnya responden selalu kewanitaan, sikap kepriaan dan jumlah
menggunakan kondom (33,92 %). keluarga yang diinginkan. 2) Faktor
kesehatan : status kesehatan, riwayat
haid, riwayat keluarga, pemeriksaan

630
Gambaran Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Pekerja Seks Komersial
(Ana Aldilah Istiqfara, R. Khairiyatul Afiyah)

panggul. 3) Faktor metode kontrasepsi bekerja sama dalam penggunaan


: efektifitas, efek samping minor, kondom, persepsi pasangan yang
komplikasi yang potensial, biaya dan menganggap pemakaian kondom
kerugian. sangatlah rumit cara penggunaannya.
Sebagian besar pekerja seks Usia juga membawa dampak pada
komersial sangat berhati-hati dalam pemahaman seseorang terhadap suatu
menentukan pilihan dalam penggunaan pilihan, salah satunya dalam memilih
kontrasepsi yang paling tepat. Mereka kontrasepsi. Berdasarkan hasil
sadar terhadap bahaya yang dapat penelitian dari tabel 5.1 didapatkan
mengancam kesehatan reproduksinya hampir seluruh responden (89,28%)
seperti kejadian infeksi menular pekerja seks komersial berusia 20-35
seksual, karena resiko seperti ini tidak tahun. Usia tersebut termasuk usia
dapat dihindari, tetapi dapat dicegah dewasa awal, masa yang sudah
dengan penggunaan kondom saat mengalami kematangan fisik dan mulai
melakukan hubungan seksual dengan timbul keterampilan berpikir yang
tamu mereka. Selain itu kerutinan tepat, sehingga mereka sudah matang
melakukan pemeriksaan tentang dalam menentukan kontrasepsi apa
kesehatan juga diperlukan karena gaya yang tepat untuk mereka pilih dan
hidup seks bebas sangat rentan gunakan, karena pola hidup seks bebas
terjangkit HIV. sangat membutuhkan penyesuaian bagi
Gaya hidup seks bebas yang pada mereka.
pekerja seks komersial beresiko untuk Pendidikan merupakan salah satu
terkena infeksi menular seksual seperti faktor yang mempengaruhi tingkat
gonnorhea, trikomoniasis, herpes pemilihan kontrasepsi. Dari hasil
genitalis, infeksi HIV dan sifilis. penelitian pada tabel 5.2 menunjukan
Sehingga pemakaian kondom sangat bahwa sebagian besar (73,21%)
penting untuk perlindungan dan pekerja seks komersial hanya lulusan
pencegahan terhadap infeksi menular Sekolah Dasar. Seperti yang
seksual. Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan Nursalam (2001) yang
dari tabel 5.5 hampir setengahnya mengatakan bahwa pada umumnya
(33,92%) pekerja seks komersial selalu semakin tinggi tingkat pendidikan
menggunakan kondom ketika seseorang semakin mudah menerima
melakukan hubungan seksual dengan informasi, sehingga semakin banyak
tamu. Sesuai pendapat Hanafi ( 2004), pula pegetahuan yang dimiliki.
bahwa salah satu faktor yang Sebaliknya pendidikan yang kurang
menentukan dalam pemilihan akan menghambat perkembangan sikap
kontrasepsi adalah faktor pasangan. seseorang tehadap nilai-nilai yang
Mereka bersedia menggunakan baru. Pengetahuan seseorang dalam
kondom saat melakukan hubungan memilih kontrasepsi yang akan
seksual. Hal ini membuktikan bahwa digunakan sangatlah berkaitan dengan
kesadaran mereka tentang kegunaan pendidikannya, karena semakin tinggi
kondom yaitu tidak hanya sebagai alat tingkat pendidikan seseorang, semakin
kontrasepsi menunda kehamilan, tetapi luas pula pengetahuannya, sehingga
lebih diutamakan terhadap mereka mecari informasi-informasi
perlindungan dari infeksi menular yang mereka butuhkan dari berbagai
seksual. Tetapi, terdapat beberapa sumber, terutama mengenai
faktor yang menyebabkan pekerja seks kontrasepsi yang paling tepat bagi
komersial tidak selalu atau enggan mereka. Tetapi bukan berarti seseorang
menggunakan alat kontrasepsi kondom dengan pendidikan rendah mutlak
adalah keterlibatan pria yang tidak mau berpengetahuan rendah pula, karena

631
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

tingkat pengetahuan tidak hanya atau Komplikasi Kontrasepsi.


diperoleh dari jenjang pendidikan. Surabaya, Bagian Proyek
Pendidikan terakhir pekerja seks Peningkatan Upaya Kesehatan
komersial yang sebagian besar lulusan Jawa Timur
pendidikan dasar, mungkin belum
sebaik yang lulusan sekolah menengah. Everett, Suzanne. (2008). Buku Saku
Mereka cenderung malu untuk Kontrasepsi dan Kesehatan
bertanya seputar kesehatan reproduksi Seksual Reproduktif. Jakarta :
dan malu untuk mengemukakan EGC
masalah kesehatan kepada orang lain.
Sehingga informasi yang mereka Glasier, Anna. (2005). Keluarga
dapatkan masih minim. Berencana dan Kontrasepsi.
Status perkawinan juga Jakarta : EGC
mempengaruhi terhadap pemilihan
kontrasepsi. Dari hasil penelitian pada Handayani. Sri. (2010) Buku Ajar
tabel 5.4 didapatkan hasil sebagian Pelayanan (KB) Keluarga
besar (66,07%) pekerja seks komersial Berencana. Yogyakarta: Pustaka
berstatus belum kawin atau belum Rihama.
mempunyai suami. Hampir seluruhnya
diantara mereka memilih kontrasepsi Hartanto, Hanafi. (2004). KB dan
yang bersifat reversible (kembali) Kontrasesi. Jakarta : Pustaka
seperti suntik, pil, implant dan IUD, Sinar Harapan
karena dikehidupan yang normal
mereka juga menginginkan untuk Hidayat, A.Azis. (2007) . Metode
mempunyai anak. Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisa Data. Jakarta :
Salemba Medika.
Simpulan
Koendjoroningrat. (2002). Metode
Disimpulkan bahwa 56 dari pekerja Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
seks komersial, sebagian besar
responden memilih menggunakan Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan,
kondom dan suntik sebagai alat Penyakit Kandungan dan
kontrasepsi di Lokalisasi Gang Dolly Keluarga Berencana. Jakarta :
Surabaya bulan Juni 2012. EGC
Manuaba. (2008). Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Arcan

Arikunto, S. (2006). Prosedur Notoatmodjo, S. (2005). Metode


Penelitian Sebagai Pendekatan Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Rineka Cipta

Arum, Dyah N,N. dkk. (2009). Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan


Panduan Lengkap Pelayanan KB dan Perilaku Kesehatan. Jakarta
Terkini. Yogyakarta: Buana Ilmu : Rineka Cipta
Populer.
Nugraha, Boyke Dian (2010). It’s All
Depkes RI. (2010). Pedoman About Sex. Jakarta : Bumi Aksara
Penanggulangan Efek Samping

632
Gambaran Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Pekerja Seks Komersial
(Ana Aldilah Istiqfara, R. Khairiyatul Afiyah)

Prawirohardjo, Sarwono. (2002).


Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Purnomo, Windhu.M.S. (2007).


Pengantar Biostatistika Konsep
dan Ruang Lingkup. FKM
Unair

Sallika. (2010). Serba-serbi Kesehatan


Perempuan. Jakarta : Kawah
Medika

Syaifuddin, Abdul Bari. (2003).


Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Vivanews. 2012. Di Jawa Timur, KB


Suntik Paling Favorit
www.viva.co.id. Artikel di akses
pada tanggal 1 Juni 2012

Wikipedia. 2012. Kontrasepsi.


www.id.wikipedia.org. Artikel diakses
pada tanggal 2 Juni 2012
.

633
ASI EKSKLUSIF BERPENGARUH PADA TINGKAT KEKEBALAN TUBUH
PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI SIDOARJO

Mery Risky 1, Wesiana 2


12
Staf Pengajar Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Abstract: According to WHO (2005), the cause of death in babies under five in the world is
caused by the disease which attacks the immune system. The biggest cause is Pneumonia, totally
20%, 58% is caused by malnutrition related to the exclusive breast milk intake. Therefore, the
purpose of this study was to find out the correlation between the exclusive breastfeeding and the
body immunity level in babies aged 6-12 months in Posyandu (Integrated Health Post) of Janti
Village, Sidoarjo. The type of study was analytic-observational done by applying cross
sectional. The population involved 27 mothers having babies under five, aged 6-12 months
found in the above-mentioned integrated health post, in which 25 respondents were chosen as
the samples by using simple random sampling technique. The instrument used in this study was
a questionnaire. The data analysis was done by applying using Chi-Square test with the
significance level α (0.05). The result of Chi-Square test showed that p = 0.000 < α = 0.05 so
that H0 was rejected illustrating that there was a correlation between the exclusive
breastfeeding and the body immunity level in babies aged 6-12 months in Posyandu of Janti
Village, Sidoarjo. The study concluded that the mothers who have given breast milk exclusively
to their babies would give them a chance to increase their immunity. Remembering the
importance of benefits of breast milk for the immunity of babies, the mothers are expected to
breastfeed exclusively.

Keyword : Exclusive breastfeeding intake, Body immunity level

Abstrak: Menurut WHO (2005) 42% penyebab kematian balita di dunia disebabkan oleh
penyakit yang menyerang sistem kekebalan. Penyakit terbesar adalah pneumonia sebesar 20%,
58% disebabkan malnutrisi yang terkait dengan asupan ASI eksklusif. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tingkat kekebalan tubuh pada bayi
usia 6-12 bulan di Posyandu Desa Janti Sidoarjo.
Penelitian menggunakan analitik observasional pendekatan cross sectional yaitu mencari suatu
hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat kekebalan tubuh bayi usia 6-12 bulan
di Posyandu Desa Janti Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo. Populasi adalah seluruh ibu
yang mempunyai balita usia 6-12 bulan di Posyandu Desa Janti yaitu sebesar 27 orang. Sampel
berjumlah 25 orang diambil secara simple random sampling. Instrumen berupa kuesioner.
Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil uji Chi-Square didapatkan nilai  = 0,000 < α = 0,05 maka Ho ditolak artinya ada
hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan tingkat kekebalan tubuh bayi usia 6-12 bulan di
Posyandu Desa Janti Sidoarjo.
Simpulan penelitian ini yaitu pemberian ASI Eksklusif mempengaruhi tingkat kekebalan tubuh
bayi. Mengingat pentingnya manfaat ASI eksklusif bagi kekebalan tubuh bayi, maka diharapkan
semua ibu memberikan ASI eksklusif.

Kata kunci : Pemberian ASI Eksklusif, tingkat kekebalan tubuh.

634
ASI Eksklusif Berpengaruh Pada Tingkat Kekebalan Tubuh Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Sidoarjo
(Mery Risky, Wesiana)

Latar Belakang ASI Eksklusif pada bayinya. Ibu-ibu


mengatakan dalam 1 bulan bayinya
ASI Ekslusif adalah pemberian sakit lebih dari 3 kali. Sakit yang
ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin diderita yaitu diare, demam/panas,
setelah persalinan, diberikan tanpa batuk, dan pilek.
jadwal dan tidak diberi makanan lain, Rendahnya pemberian ASI
walaupun hanya air putih, sampai bayi Ekslusif dapat menyebabkan
berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi menurunya sistem kekebalan tubuh
mulai dikenalkan dengan makanan lain bayi. Sistem kekebalan tubuh (imunitas)
dan tetap diberikan ASI sampai bayi adalah semua mekanisme yang
berumur 2 tahun (Hubertin, 2004). digunakan tubuh untuk
Disamping memenuhi kebutuhan mempertahankan keutuhan tubuh
nutrisinya, ASI eksklusif mengandung sebagai perlindungan dari berbagai
faktor kekebalan tubuh yang diperlukan macam penyakit. Setiap tetes ASI juga
oleh bayi. Masalah utama penyebab mengandung mineral dan enzim untuk
rendahnya penggunaan ASI ekslusif di pencegahan penyakit dan antibodi yang
Indonesia adalah faktor sosial budaya, lebih efektif dibandingkan dengan
kurangnya pengetahuan ibu, kurangnya kandungan yang terdapat dalam susu
dukungan dari keluarga tentang formula, sehingga jika anak
pentingnya ASI ekslusif, serta dari mendapatkan ASI Ekskusif bisa
jajaran kesehatan yang kurang dihindarkan dari penyakit-penyakit
sepenuhnya mendukung peningkatan yang disebabkan menurunnya sistem
pemberian ASI ekslusif. Masalah kekebalan tubuh. Seperti diare,
bertambah parah dengan gencarnya sembelit, batuk pilek dan panas,
promosi susu formula dan kurangnya menyebabkan reaksi imun dan terjadi
dukungan masyarakat, termasuk alergi infeksi saluran pernapasan dan
institusi yang mempekerjakan saluran cerna. Susu formula dapat
perempuan yang masih menyusui meningkatkan resiko terjadinya asma
bayinya tidak menyediakan tempat dan alergi.
untuk bagi ibu untuk menyusui (pojok Sebagai seorang perawat upaya
laktasi) di tempat kerja (Budihardja, yang dapat dilakukan untuk
2011). meningkatkan pemberian ASI Ekslusif
Pada survei awal di Desa Janti yaitu dengan memberikan penyuluhan
Kecamatan Tarik Sidoarjo pada bulan dan motivasi kepada calon ibu/ibu yang
Januari 2014, diperoleh data terdapat sedang hamil dan keluarganya tentang
sebanyak 27 bayi yang berusia 6-12 pentingnya ASI Ekslusif dan manfaat
bulan dan hanya 10 bayi yang diberi dari ASI Ekslusif. Mengingat ASI
ASI Eksklusif. Dari data yang diperoleh sangat penting bagi pertumbuhan bayi
pada tahun 2013 di Posyandu, masih dan ASI juga merupakan makanan yang
banyak ibu yang tidak memberikan ASI di butuhkan oleh bayi serta menghemat
Eksklusif pada bayinya. Dari faktor- uang, karena untuk mendapatkan ASI
faktor yang mempengaruhi sistem tidak memerlukan biaya. Sehingga
kekebalan tubuh pada bayi menurun di setiap ibu menyadari, merasa bangga
Desa Janti, peneliti memfokuskan pada dan bahagia dalam menyusui bayinya.
faktor rendahnya pemberian ASI
Eksklusif. Hal ini berdasarkan dari data
awal di Desa Janti dari 10 ibu yang
diwawancarai, 7 ibu tidak memberikan

635
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

B. Tujuan Penelitian Hasil dan Pembahasan


Tujuan Umum
Mengetahui hubungan Hasil
pemberian ASI eksklusif dengan tingkat 1) Data umum
kekebalan tubuh pada bayi usia 6-12 a) Karakteristik berdasarkan usia
bulan di Posyandu desa Janti Sidoarjo. ibu
Tujuan Khusus Usia ibu sebagian besar adalah 26 
a. Mengidentifikasi pemberian ASI 40 tahun sebesar 15 (60%) orang.
ekslusif di Posyandu desa Janti b) Karakteristik berdasarkan
Sidoarjo. pendidikan ibu
b. Mengidentifikasi tingkat Pendidikan terakhir ibu sebagian
kekebalan tubuh bayi usia 6-12 bulan di besar adalah SMA sebesar 17 (68%)
Posyandu desa Janti Sidoarjo. orang
c. Menganalisis hubungan c) Karakteristik berdasarkan
pemberian ASI dengan tingkat pekerjaan ibu
kekebalan tubuh bayi usia 6-12 bulan di Pekerjaan ibu sebagian besar adalah
Posyandu desa Janti Sidoarjo. IRT (Ibu Rumah Tangga) sebesar 22
(88%) orang
Metode Penelitian d) Karakteristik berdasarkan usia
bayi
A. Jenis dan Desain Penelitian Usia bayi hampir seluruhnya adalah 7
Desain analitik observasional, jenis  12 bulan sebesar 22 (88%) bayi.
penelitian : Cross Sectional e) Karakteristik berdasarkan
B. Populasi jenis kelamin bayi
Seluruh ibu yang mempunyai balita usia Jenis kelamin bayi sebagian besar
6-12 bulan di Posyandu Desa Janti adalah laki-laki sebesar 15 (60%) bayi..
Kecamatan Tarik Sidoarjo Tahun 2014 f) Karakteristik berdasarkan
yaitu sebesar 27 orang. pemberian kolostrum
C. Sampel, Besar Sampel dan Cara Pemberian kolostrum pada bayi
Pengambilan sampel sebagian besar adalah diberi kolostrum
1) Sampel : sebagian ibu yang sebesar (56%) 14 bayi
memiliki balita usia 6-12 bulan di
Posyandu Desa Janti Kecamatan Tarik 2. Data Khusus
Sidoarjo Tahun 2014. a. Karakteristik responden
2) Cara pengambilan sampel : berdasarkan pemberian ASI Eksklusif
Probability Sampling teknik Simple Pemberian ASI Ekslusif pada bayi
Random sampling sebagian besar adalah tidak diberi ASI
Eksklusif sebesar 14 (56%) bayi.
D. Variabel Penelitian b. Karakteristik responden
1. Variabel Penelitian berdasarkan tingkat kekebalan tubuh
a. Variabel independen dalam penelitian bayi
ini adalah pemberian ASI eksklusif Tingkat kekebalan tubuh bayi
b. Variabel dependen dalam penelitian sebagian besar adalah buruk sebesar 15
ini adalah tingkat kekebalan tubuh bayi (60%) bayi..
c. Tabulasi silang hubungan
pemberian ASI Eksklusif dengan
tingkat kekebalan tubuh bayi usia 6 
12 bulan di Posyandu Desa Janti 2014.

636
ASI Eksklusif Berpengaruh Pada Tingkat Kekebalan Tubuh Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Sidoarjo
(Mery Risky, Wesiana)

Untuk mengetahui hubungan pemberian kecuali vitamin, mineral, atau obat


ASI Eksklusif dengan tingkat kekebalan dalam bentuk tetes atau sirup sampai
tubuh bayi usia 6  12 bulan di bayi berusia 6 bulan (Nanajeng, 2012).
Posyandu Desa Janti, maka digunakan Pemberian ASI eksklusif selama 6
uji Chi-square. Hasil uji Chi-Square bulan, artinya hanya memberi ASI saja
didapatkan 1 sel (25%) mempunyai EF selama 6 bulan tanpa pemberian
< 5. Oleh karena itu dilakukan uji makanan atau minuman yang lain
exact fisher dan didapatkan nilai  = (Yuliati, 2010).
0,000 dan  = 0,05 maka H₀ ditolak ASI tak cukup, alasan ini
berati ada hubungan yang bermakna tampaknya merupakan alasan utama
antara pemberian ASI Eksklusif dengan para ibu untuk tidak memberikan ASI
tingkat kekebalan tubuh bayi usia 6 12 secara eksklusif. Walaupun banyak ibu-
bulan di Posyandu Desa Janti. ibu yang merasa ASInya kurang, tetapi
hanya sedikit sekali yang secara
Tingkat kekebalan
biologis memang kurang produksi
Pemberian tubuh Total
ASInya. Selebihnya ibu dapat
ASI Kekebal Kekebal n (%)
menghasilkan cukup untuk bayinya.
Eksklusif an tubuh an tubuh
Alasan yang dikemukakan para ibu
baik buruk dalam pemberian ASI eksklusif pada
Ya 9 (81,8) 2 (18,2) 11 bayinya antara lain yaitu dikarenakan
Tidak 1 (7,1) 13 (100,0) bayi tidak mau menyusu sebanyak 1
(92,7) 14 (4%) responden, ibu bekerja sebanyak 5
(100,0) (20%) responden, produksi ASI
Jumlah 10 15 25 berkurang sebanyak 1 (4%) responden,
(40,0) (60,0) (100,0) ASI tidak keluar sebanyak 7 (28%)
responden. Sehingga ibu cenderung
Pembahasan memberikan makanan tambahan seperti
misalnya susu formula guna memenuhi
1. Pemberian ASI Eksklusif kebutuhan nutrisi untuk bayi. Bayi
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel cenderung lebih menyukai susu formula
5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar daripada Air Susu Ibunya (ASI).
14 (56%) responden bayi tidak diberi Hal ini diperkuat dengan hasil
ASI eksklusif. penelitian yang dilakukan Josefa di
Pemberian ASI merupakan salah Puskesmas Manyaran Kecamatan
satu kontribusi terpenting bagi Semarang Barat (2011) ibu-ibu sudah
kesehatan pertumbuhan dan memberikan MP-ASI dan PASI pada
perkembangan bayi baru lahir dan anak- bayinya karena bayinya rewel tidak mau
anak. Manfaatnya akan semakin besar menyusu disalah artikan sebagai
apabila pemberian ASI dimulai satu jam permintaan anak akan makanan padat
pertama setelah kelahiran, dimana bayi seperti pisang atau nasi. Ibu yang
membutuhkan makanan dan tanpa bekerja juga kesulitan untuk menyusui
pemberian susu tambahan. Banyak bayinya secara eksklusif dikarenakan
masalah neonatus lebih dapat lebih banyak waktu di luar rumah dan
ditanggulangi dengan pola pemberian tidak adanya fasilitas khusus untuk
ASI eksklusif (WHO, 2004). memberikan ASI di tempat kerja,
Menurut WHO (2005) definisi sehingga mereka memilih untuk
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI memberikan susu formula sebagai
saja kepada bayi sejak lahir tanpa pengganti ASI. Faktor psikologis seperti
makanan dan minuman tambahan lain

637
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

kekhawatiran dan ketidakbahagiaan dengan pendapat Tamher (2009) di


adalah paling efektif untuk mengurangi kutip oleh Handayani (2010) yang
atau menghilangkan stress. Seoarang menyatakan bahwa semakin tinggi
ibu yang mau menyusui harus yakin pendidikan seseorang maka semakin
bahwa dirinya bisa. Stres, cemas dan mudah menerima informasi, sehingga
ketidakbahagiaan sangat mempengaruhi banyak pengetahuan yang dimiliki.
produksi hormon yang berperan dalam Begitu juga menurut Sunaryo
proses menyusui atau mungkin ibu (2004) di kutip oleh Handayani (2010)
kecewa pada setiap kesan bahwa jumlah menyatakan bahwa persepsi terjadi
dan kualitas produksi susunya dapat setelah seseorang melakukan
berkurang. penginderaan terhadap suatu obyek
Permasalahan ibu memberikan tertentu dan sebagian besar pengetahuan
ASI eksklusif pada bayinya tidak hanya dan informasi di peroleh melalui mata
dikarenakan faktor-faktor di atas. dan telinga.
Pemberian ASI eksklusif juga di Hal ini sesuai pendapat dari
pengaruhi faktor lain salah satunya (Notoatmodjo, 1997 dikutip oleh
yaitu pendidikan ibu. Berdasarkan tabel Kulsum, 2007). Bahwa semakin tinggi
5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan seseorang maka
17 (68%) responden ibu berpendidikan akan semakin tinggi pengetahuan dan
SMA. sikap yang dimiliki. Orang yang
Pendidikan tentu berpengaruh terhadap berpendidikan tinggi lebih mudah
tingkat pengetahuan ibu. Akan tetapi menerima informasi yang banyak
pada ibu yang berpendidikan SMA tentang berbagai hal daripada mereka
pengetahuannya lebih rendah daripada yang berpendidikan rendah.
pengetahuan ibu yang berpendidikan
perguruan tinggi. Sehingga pengetahuan 2. Tingkat kekebalan tubuh bayi
tentang pemberian ASI eksklusif serta Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan
manfaatnya kurang. Hal ini jelas bahwa sebagian besar 15 (60%)
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif responden tingkat kekebalan tubuh bayi
pada bayinya. adalah buruk.
Hal ini sesuai dengan penelitian Bayi yang baru lahir secara
yang dilakukan Handayani (2010) di alamiah mendapat zat kekebalan atau
Puskesmas Sukomoro Magetan dapat daya tahan tubuh dari ibunya melalui
diketahui bahwa dari 30 responden, plasenta. Tetapi kadar zat tersebut akan
hampir setengahnya (53,3%) cepat menurun setelah kelahiran bayi,
mempunyai latar belakang pendidikan dapat diatasi dengan pemberian ASI,
menengah. Tingkat pendidikan sebab ASI adalah cairan yang
merupakan hal yang penting dalam mengandung zat kekebalan tubuh yang
menghadapi masalah. Responden dapat melindungi bayi dari berbagai
dengan tingkat pendidikan sedang penyakit, infeksi, bakteri, virus dan
mungkin akan mempunyai wawasan jamur.
dan informasi yang kurang dibanding Bayi tidak dapat melindungi
dengan yang berpendidikan tinggi. dirinya sendiri dikarenakan sistem
Informasi akan mempengaruhi kekebalan tubuhnya belum berkembang
pengetahuan yang dimiliki seseorang dengan sempurna. Sehingga rentan
sehingga akan berpengaruh terhadap terhadap serangan berbagai penyakit.
persepsi sesorang tentang sesuatu hal Untuk itu bayi membutuhkan
yang pernah dialami. Hal ini sesuai perlindungan tambahan yang

638
ASI Eksklusif Berpengaruh Pada Tingkat Kekebalan Tubuh Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Sidoarjo
(Mery Risky, Wesiana)

didapatkan dari pemberian ASI dapat meningkatkan sistem kekebalan


eksklusif. Dikarenakan ASI tubuh.
mengandung zat antibodi yang dapat Kolostrum sangat bermanfaat
melindungi bayi dari berbagai penyakit. bagi bayi, karena mengandung zat
Hal ini dibuktikan bahwa sebagian kekebalan atau zat antibodi. Dengan
besar bayi di Posyandu mengalami sakit memberikan susu pertama yang
lebih dari 3x dalam 3 bulan terakhir. mengandung kolostrum ini, bayi akan
Penyakit yang diderita bayi di posyandu mampu melampaui tahun pertamanya
dalam kurun waktu 3 bulan terakhir dari penyakit-penyakit yang
antara lain batuk, pilek, panas sebanyak kemungkinan akan menyebabkan
9 (36%) responden, batuk, pilek menurunnya kesehatan kelak
sebanyak 7 (28%) responden, panas dikemudian hari. Namun, sayangnya
sebanyak 1 (4%) responden dan pilek belum semua ibu di Posyandu menyaari
sebanyak 1 (4%) responden. Sistem penringnya kolostrum bagi bayinya.
kekebalan tubuh adalah sebuah bentuk Menurut Nugroho (2011) bahwa
pertahanan tubuh dari berbagai hal yang kolostrum adalah cairan yang pertama
membahayakan kesehatan tubuh. kali disekresi oleh kelenjar payudara
Apabila kekebalan tubuh bayi baik, pada hari pertama sampai dengan hari
maka resiko bayi mengalami sakit lebih ke-4 pasca persalinan. Protein utama
rendah. Sebaliknya apabila kekebalan pada kolostrum dalah imunoglobulin
tubuh bayi buruk, maka resiko bayi (IgG, IgA, dan IgM) yang digunakan
mengalami sakit tinggi. sebagai zat antibodi untuk mencegah
Menurut Khodijah dkk (2013) dan menetralisir bakteri, virus, jamur,
dalam penelitiannya yang dilakukan di dan parasit. Menurut Kodrat (2010)
Kelurahan Tangerang Tengah, kolostrum juga mengandung mineral
Kecamatan Marpoyan Damai dan vitamin A, B6, B12, C, D dan K.
Pekanbaru memperlihatkan bahwa rata- Sedangkan zat mineral yang ada di
rata frekuensi bayi mengalami sakit dalam kolostrum sama seperti zat besi
paling rendah adalah 1 kali dan paling dan kalsium. Zat-zat tersebut tentu
lama adalah 3 kali. Sejatinya memang sangat baik bagi bayi yang baru lahir.
wajar bayi dan anak-anak mudah sekali .
sakit dibandingkan orang dewasa, anak- 3. Hubungan pemberian ASI
anak lebih rentan terhadap penyakit Eksklusif dengan tingkat kekebalan
karena sistem imunnya belum terbentuk tubuh bayi usia 6  12 bulan
secara sempurna. Anak paling rentan Berdasarkan hasil uji statistik Chi-
sakit biasanya pada usia balita dan Square didapatkan nilai  = 0,000 dan
kurang dari satu tahun (Triasmara,  = 0,05 maka H₀ ditolak berati ada
2013). hubungan yang bermakna antara
Jenis kelamin juga pemberian ASI Eksklusif dengan
mempengaruhi tingkat kekebalan. tingkat kekebalan tubuh bayi usia 6 
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan 12 bulan di Posyandu Desa Janti. Dari
bahwa sebagian besar 15 (60%) jenis tabel 5.9 menunjukkan bahwa terdapat
kelamin bayi adalah laki-laki. Hal itu hampir seluruhnya 9 (81,8%) responden
disebabkan karena ibu yang memiliki tingkat kekebalan tubuhnya baik.
bayi laki-laki banyak yang tidak Responden yang tidak memberikan ASI
memberikan kolostrum dan ASI Eksklusif, hampir seluruhnya 13
eksklusif pada bayi. Padahal pemberian (92,7%) responden mempunyai tingkat
kolostrum dan ASI eksklusif pada bayi kekebalan yang buruk.

639
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

ASI eksklusif adalah bayinya Menurut Kartasasmita (2007) di


hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa kutip oleh Khodijah dkk (2013)
tambahan cairan lain, seperti susu menyatakan bahwa ASI mengandung
formula, jeruk, madu, air teh, dan air nutrien, antioksidan, hormon dan
putih, serta tanpa tambahan makanan antibodi yang dibutuhkan untuk tumbuh
padat. Seperti pisang, bubur susu, berkembang dan membangun sistem
biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali kekebalan tubuh, sehingga anak yang
vitamin, mineral, dan obat. Selain itu, mendapatkan ASI secara eksklusif lebih
pemberian ASI eksklusif juga tahan terhadap infeksi dibanding anak-
berhubungan dengan tindakan anak yang tidak mendapatkan ASI.
memberikan Asi kepada bayinya hingga Sistem imun adalah semua
berusia 6 bulan tanpa makanan dan mekanisme yang digunakan tubuh
minuman lain, kecuali sirop obat untuk mempertahankan keutuhan tubuh
(Prasetyono, 2009). sebagai perlindungan terhadap bahaya
Pada waktu lahir sampai yang dapat ditimbulkan oleh berbagai
beberapa bulan sesudahnya, bayi belum bahan di lingkungan sekitar. Sistem
dapat membentuk kekebalan sendiri imun terbagi menjadi dua, yakni sistem
secara sempurna. ASI merupakan imun spesifik dan sistem imun
substansi bahan yang hidup dengan nonspesifik (Prasetyono, 2009).
kompleksitas biologis yang luas yang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan
mampu memberikan daya perlindungan, alami terbaik bayi di awal
baik secara aktif maupun melalui kehidupannya. Karena segudang
pengaturan imunologis. ASI tidak hanya manfaat yang dimilikinya, tak heran
menyediakan perlindungan yang unik bila banyak ahli yang menganjurkan
terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga agar setiap ibu sedapat mungkin
memacu perkembangan yang memadai memberikan ASI eksklusif kepada sang
dari sistem imunologi bayi sendiri. ASI buah hati minimal enam bulan pertama
memberikan zat-zat kekebalan yang kehidupannya. ASI merupakan
belum dibuat oleh bayi tersebut. Selain makanan yang terbaik dan dapat
itu ASI juga mengandung beberapa memenuhi kebutuhan gizi bayi selama
komponen anti inflamasi yang enam bulan pertama. Sesudah enam
fungsinya belum banyak yang bulan bayi diberikan Makanan
mengetahuinya, sehingga bayi yang Pendamping ASI (MPASI) karena
minum ASI lebih jarang sakit, terutama kebutuhan gizi bayi meningkat dan
pada awal kehidupannya (Soetjiningsih, tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh
2001 dalam Wijayanti, 2010). ASI. Bila ibu dan bayi sehat, ASI
Salah satu manfaat ASI adalah hendaknya secepatnya diberikan secara
ASI dapat memberikan imunitas kepada langsung setelah bayi lahir.
bayi. Hal ini dibuktikan oleh beberapa ASI yang pertama kali keluar
teori dan penelitian. Farah (2010) disebut kolostrum. Bentuk kolostrum
menyatakan saat bayi masih berusia di kental dan berwarna kekuning-
bawah usia 6 bulan tubuhnya rentan kuningan. Kolostrum ini mengandung
terkena berbagai penyakit, atas dasar banyak zat antibodi yang sangat
inilah maka bayi lahir sampai usia 6 diperlukan oleh tubuh bayi untuk
bulan sebaiknya diberikan ASI secara pertahanan tubuh. Kolostrum juga
eksklusif agar tidak mudah terserang mengandung protein, mineral dan
penyakit di kutip oleh Khodijah dkk vitamin A. Zat-zat tersebut tentu saja
(2013). sangat baik untuk bayi yang baru saja

640
ASI Eksklusif Berpengaruh Pada Tingkat Kekebalan Tubuh Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Sidoarjo
(Mery Risky, Wesiana)

lahir. Kandungan zat-zat dalam agar ibu mampu membentuk anak yang
kolostrum memang berbeda. Kolostrum lebih sehat, kuat, dan cerdas di masa
mengandung komposisi gizi yang mendatang, ia harus bisa memberikan
berbeda dengan ASI. Biasanya para ibu ASI eksklusif kepada anaknya dengan
yang tidak tahu akan membuang cara yang benar dan tepat.
kolostrum secara cuma-cuma karena
kolostrum warnanya tidak sama seperti Simpulan
ASI. Namun hal itu justru salah, karena
kolostrum sangat baik bagi bayi. Berdasarkan hasil penelitian dan
Terdapat zat imun dalam kolostrum pembahasan maka dapat disimpulkan
untuk kekebalan tubuh bayi. Dalam sebagai berikut :
kolostrum terkandung kadar protein 1. Responden sebagian besar tidak
yang tinggi. Kolostrum memiliki dua memberikan ASI eksklusif pada bayi
kali lipat kadar protein dibanding ASI usia 6-12 bulan di Posyandu Desa Janti
biasa. Dalam kolostrum terdapat Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo.
beberapa macam zat amino yang sangat 2. Bayi usia 6-12 bulan sebagian
diperlukan untuk tubuh bayi yang masih besar tingkat kekebalan tubuhnya
sangat rentan terhadap berbagai buruk.di Posyandu Desa Janti
gangguan penyakit. Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo
ASI (Air Susu Ibu) mengandung 3. Ada hubungan antara pemberian
banyak zat penting yang tidak terdapat ASI eksklusif dengan tingkat kekebalan
dalam makanan dan minuman apapun,
tubuh bayi usia 6-12 bulan di Posyandu
termasuk susu formula termahal dan Dersa Janti Kecamatan Tarik Kabupaten
terbaik sekalipun. ASI sangat besar Sidoarjo.
manfaatnya bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, secara fisik dan
Saran
mental. ASI tak tertandingi oleh produk
makanan dan minuman apapun. Namun Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
terkadang ibu tidak memberikan ASI dilakukan, saran yang dapat diberikan
selama 6 bulan secara eksklusif. Mereka oleh peneliti adalah sebagai berikut :
hanya memberikan ASI secara eksklusif
selama 3 bulan saja. Selain ASI mereka 1. Bagi masyarakat
juga memberikan Makanan Pendamping Diharapkan masyarakat khususnya ibu-
ASI atau MP-ASI yang sebenarnya ibu yang mempunyai bayi hendaknya
belum disarankan. lebih aktif dalam mencari informasi
Karena ASI merupakan tentang pentingnya ASI Eksklusif
makanan terbaik untuk bayi maka dengan mengikuti kegiatan penyuluhan,
sepatutnya, setiap ibu harus berupaya melalui media massa maupun media
mendapatkan informasi yang benar elektronik. Dengan mengetahui manfaat
tentang seluk beluk ASI dan tata cara dari ASI Eksklusif diharapkan ibu
penyusuan. Apalagi masih sangat memberikan ASI secara eksklusif, dan
banyak ibu yang tridak menyadari atau bagi ibu yang bekerja diharapkan tetap
mengabaikan pentingnya ASI bagi memberikan bayinya ASI secara
pertumbuhan bayinya, terutama ibu eksklusif dengan cara memerah susu ibu
bekerja di luar rumah. Selain faktor
kemudian disimpan dalam lemari es dan
kesibukan, kendala fisik juga turut bisa diberikan kepada bayinya sewaktu
menurunkan semangat ibu dalam ibu bekerja.
menyusui anaknya. Oleh karena itu,

641
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

2. Bagi petugas kesehatan Handayani, Rafika Dwi (2010).


Tenaga kesehatan diharapkan Hubungan Antara Persepsi Ibu
memberikan promosi kesehatan tentang Tentang Dukungan Keluarga
pentingnya ASI eksklusif bagi Dengan Pemberian ASI Eksklusif
kekebalan tubuh bayi. Promosi Pada Bayi Di Puskesmas
Kesehatan pada masyarakat dilakukan Sukomoro Magetan. Skripsi.
secara komprehensif dengan melibatkan Surabaya : STIKES YARSIS.
masyarakat. Promosi kesehatan
dilakukan dengan metode ceramah, Hidayat, A. (2008). Pengantar Ilmu
tanya jawab, dengan alat bantu media Kesehatan Anak Untuk
promosi kesehatan berupa brosur, Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
poster, dan spanduk. Salemba Medika
IDAI. (2011). Panduan Imunisasi Anak
3. Bagi peneliti selanjutnya Mencegah lebih Baik Daripada
Hendaknya dilakukan lebih lanjut Mengobati. Badan Penerbit Ikatan
terhadap faktor-faktor yang Dokter Anak Indonesia
mempengaruhi tingkat kekebalan tubuh
bayi dengan menggunakan jumlah Josefa, Khirst Gafriela. (2011). Faktor-
sampel yang lebih banyak agar hasil Faktor yang Mempengaruhi
penelitian lebih representatif. Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Pada Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Manyaran,
DAFTAR PUSTAKA Kecamatan Semarang Barat.
http://eprints.undip.ac.id. Diakses
pada tanggal 25 Juli 2014. Pada
Agus Harnowo, Putro. (2012). Jadikan pukul 06.00 WIB.
Isu Politik, Cabup yang Tidak Pro
ASI Eksklusif Jangan Dipilih. Khodijah., dkk. (2013). Hubungan
http://health.detik.com. Diakses Durasi Pemberian ASI Eksklusif
pada tanggal 20 November 2013. Terhadap Tingkat Imunitas Bayi
Pada pukul 22.30 wib. di Kelurahan Tangerang Tengan
Kecamatan Marpoyan Damai
Aziz, Alimul H. (2007). Riset Pekanbaru.
Keperawatan dan Teknik http://repository.unri.ac.id.
Penulisan. Jakarta : Salemba Diakses pada tanggal 20
Medika. November 2013. Pada pukul
Detik.com. (2013). Wbti Hanya 275 22.30 wib
Persen Ibu Indonesia Yang Kompas.com. (2013). Cakupan ASI 42
Memberi ASI Eksklusif. Persen Ibu Menyusui Butuh
http://health.detik.com. Diakses Dukungan.
pada tanggal 07 Januari 2014. http://health.kompas.com. Diakses
Pada pukul 10.00 wib. pada tanggal 07 Januari 2014.
Dinkes. (2009). Profil Kesehatan Pada pukul 10.00 wib.
Provinsi Jawa Timur Tahun 2008. Kristiyanasari, Weni. (2009). ASI,
http://dinkes.jatimprov.go.id. Menyusui & Sadari. Yogyakarta :
Diakses pada tanggal 20 Nuha Medika.
November 2013. Pada pukul
22.30 wib.

642
ASI Eksklusif Berpengaruh Pada Tingkat Kekebalan Tubuh Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Sidoarjo
(Mery Risky, Wesiana)

Kulsum, Umi (2007). Hubungan Antara Nursalam. (2008). Konsep dan


Tingkat Pendidikan Dengan Penerapan Metodologi Penelitian
Pemberian ASI Eksklusif Di dan Keperawatan. Jakarta :
Kecamatan Jabon Sidoarjo. Salemba Medika
Maharani, Sabrina. (2008). Mengenali Prasetyono, Dwi Sunar (2009). Buku
dan Memahami Berbagai Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta :
Gangguan Kesehatan Anak. DIVA Press.
Yogyakarta : Katahati
Purwanti, Hubertin Sri. (2004). Konsep
Manik, Johar. (2013). Sistem Kekebalan penerapan ASI Ekslusif :Buku
Tubuh Pada Manusia. Saku Untuk Bidan. Jakarta : EGC
http://rasadurian.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 02 Maret Sinulingga, Erninta Afryani (2013).
2014. pada pukul 10.09 WIB. Usia Berapa Anak Paling
Gampang Sakit.
Nanajeng. (2012). Asi Eksklusi http://health.detik.com. Diakses
Penting!!!. pada tanggal 02 Maret 2014. Pada
http://midwifenana.blogspot.com. pukul 10.09 WIB.
Diakses pada tanggal 21 April
2014. Pada pukul 22.00 WIB. Siregar, Arifin. (2004). Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemberian
Nogroho, Wahyudi. (2008). ASI oleh ibu melahirkan.
Keperawatan Gerontik & http://library.usu.ac.id. Diakses
Geriatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC. pada tanggal 07 Januari 2014.
Pada pukul 10.00 WIB.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Soetjiningsih. (2012). Tumbuh
Rineka Cipta. Kembang Anak. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Wahab, Samik., Julia, Madarina.
Masyarakat Ilmu dan Seni. (2002). Sistem Imun, Imunisasi
Jakarta, Rineka Cipta. dan Penyakit Imun. Jakarta :
Widya Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).
Metodologi Penelitian Kesehatan. WHO, 2004, Paket Ibu dan Bayi,
Jakarta : Rineka Cipta UNICEF, Jakarta.
Nugroho, Taufan. (2011). ASI dan Wijayanti. (2010). Hubungan antara
Tumor Payudara. Yogyakarta : pemberian ASI eksklusif dengan
Nuha Medika. angka kejadian diare pada bayi
umur 0-6 bulan di Puskesmas
Nursalam. (2003). Konsep dan Gilingan Kecamatan Banjar Sari
Penerapan Metodologi Penelitian Surakarta. http://eprints.uns.ac.id.
dan Keperawatan. Jakarta : Diakses pada tanggal 22 April
Salemba Medika 2014. Pada pukul 15.00 WIB

643
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN
PASIEN PRE OPERASI DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD IBNU SINA
KABUPATEN GRESIK

Dya Sustrami 1, Diah ayu saputri 2


1
Staf Pengajar Stikes Hang Tuah Surabaya
2
Jurusan Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya
Email : dya_sustrami@yahoo.com

Abstract: Caring help patients improve positive change in the physical, psychological, spiritual,
and social. Nurses require special skills that include intellectual skills, technical, and
interpersonal skills are reflected in the caring behaviors. Patients who will undergo surgery will
experience anxiety because they do not know the consequences of surgery and fear of surgical
procedures. The purpose of this study was to determine the relationship Nurse Caring Behaviors
with Patients Pre Operative Anxiety. Design used is Analytic Observational with cross sectional
approach. The population was 30 patients pre operative. Sample collection used Simple Random
Sampling technique on 28 patients pre operative. Data of this study collected by questionnaire
sheets, after prosentated data is tabulated then it is examined statistically using SPSS 16.0 with
Spearman’s Rho Correlation. Result of the study shows most of caring behavior is simply with
53,6%. While most of patients pre operative anxiety is anxious with 85,7%. Result from
Spearman’s Rho Correlation Test ρ = 0.020 because ρ ≤ 0,05 means that H0 is rejected. It means
there is a relationship Nurse Caring Behaviors with Patients Pre Operative Anxiety in patient
room Ibnu Sina Hospital Gresik. Result study implication shows that caring behaviour has
important role in the patients pre operative anxiety. It’s recommended for hospitals to further
develop holistic nursing care.

Keywords : Caring behavior and patient pre operative anxiety.

Abstrak : Caring menolong pasien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis,
spiritual, dan sosial. Perawat memerlukan kemampuan khusus yang mencakup keterampilan
intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring. Pasien yang akan
menjalani operasi akan mengalami cemas karena tidak tahu konsekuensi pembedahan dan takut
pada prosedur pembedahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Perilaku Caring
Perawat dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi. Desain yang digunakan adalah Observasional
Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah 30 pasien pre operasi. Pengambilan
sampel dengan teknik Simple Random Sampling sebanyak 28 pasien. Data penelitian diambil
menggunakan lembar kuesioner, setelah ditabulasi data yang diprosentase kemudian diuji statistik
menggunakan SPSS 16.0 dengan Uji Spearman’s Rho Correlation. Hasil penelitian menunjukkan
perilaku caring terbanyak adalah cukup dengan 53,6%. Sedangkan kecemasan pasien pre operasi
terbanyak adalah cemas sedang dengan 85,7%. Hasil dari Spearman’s Rho Correlation Test ρ =
0.020, karena ρ ≤ 0,05 berarti H0 ditolak yang berarti ada hubungan perilaku caring perawat
dengan kecemasan pasien pre operasi di Ruangan Rawat Inap RSUD Ibnu Sina Kabupaten
Gresik.Implikasi hasil penelitian menunjukan perilaku caring memiliki peranan penting dalam
kecemasan pasien pre operasi. Di rekomendasikan bagi pihak rumah sakit untuk lebih
mengembangkan asuhan keperawatan secara holistik.

Kata kunci: Perilaku caring dan kecemasan pasien pre operasi.

644
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi
(Dya Sustrami, Diah Ayu Saputri)

Latar Belakang dapatkan bahwa rata-rata responden


dalam keadaan cemas dengan nilai
Caring merupakan fenomena mean sebesar 57,65 dan standar deviasi
universal yang berkaitan dengan cara sebesar 25,1. Dari penelitian tersebut
seseorang berpikir, berperasaan, dan disimpulkan bahwa sebagian besar
bersikap ketika berhubungan dengan pasien pre operasi mengalami
orang lain (Dwidiyanti, 2007). Caring kecemasan karena takut dengan
menolong pasien meningkatkan pembiusan atau anestesi. Penelitian
perubahan positif dalam aspek fisik, Makmuri et.al (2007) tentang tingkat
psikologis, spiritual, dan sosial. Untuk kecemasan pre operasi menunjukkan
itu perawat memerlukan kemampuan bahwa dari 40 orang responden terdapat
khusus dan mampu memperhatikan 16 orang atau 40,0% yang memiliki
orang lain yang mencakup keterampilan tingkat kecemasan dalam kategori
intelektual, teknikal, dan interpersonal sedang, 15 orang atau 37,5% dalam
yang tercermin dalam perilaku caring kategori ringan, responden dengan
atau kasih sayang/cinta (Haryono, tingkat kecemasan berat sebanyak 7
2013). Hasil penelitian oleh Sulistyanto orang atau 17,5% dan responden yang
(2009), di RSUD Dr Moewardi tidak merasa cemas sebanyak 2 orang
surakarta yang menyatakan bahwa atau 5%. Pada penelitian yang
perilaku caring perawat terhadap pasien dilakukan Sukesi (2011) yang
memiliki dampak yang positif dalam didapatkan dari hasil wawancara yaitu
menurunan kecemasan pada pasien. ada dua pasien mengatakan perawat
Dimana cemas disebabkan oleh hal-hal baik dalam melayani pasien, dua pasien
yang tidak jelas termasuk di dalamnya mengatakan perawat kurang tanggap
pasien yang akan menjalani operasi terhadap pasien, empat pasien
karena mereka tidak tahu konsekuensi mengatakan perawat judes, cerewet dan
pembedahan dan takut terhadap kurang begitu jelas dalam memberikan
prosedur pembedahan itu sendiri informasi tentang penyakitnya, terlalu
(Muttaqin, 2009). Berdasarkan sibuk dengan pekerjaannya, dan kurang
wawancara peneliti dengan beberapa memperhatikan pasien terkait dengan
pasien di RSUD Ibnu Sina Gresik, keyakinan dan kepercayaan pasien.
sebagian menyatakan mengalami rasa Berdasarkan hasil studi pendahuluan
takut saat menjalani operasi karena yang dilakukan oleh peneliti, dari 10
nyeri dan khawatir jika operasinya tidak pasien yang mau menjalani operasi, 6
berhasil. Sedangkan berdasarkan pasien mengalami cemas ringan dan 4
observasi, sebagian perawat telah pasien mengalami cemas sedang.
memberikan motivasi dan edukasi pada Sebagian pasien mengatakan kalau
pasien yang akan menjalani operasi mereka takut akan pembiusan dan
tetapi belum sepenuhnya dipahami oleh kegagalan operasi. Mereka juga
pasien. Sampai pada saat ini belum mengatakan kalau perawat memberikan
pernah dilakukan penelitian mengenai motivasi dan edukasi, tetapi belum
hubungan perilaku caring perawat dipahami oleh pasien.
terhadap kecemasan pasien pre operasi Kecemasan pada masa
di RSUD Ibnu Sina Gresik. preoperasi merupakan hal yang wajar.
Suatu penelitian di Civil Beberapa pernyataan yang biasanya
Hospital, Karachi, Pakistan, yang terungkap misalnya, ketakutan
dilakukan oleh Masood Jawaid, et.al munculnya rasa nyeri setelah
(2006) tentang kecemasan pre operasi di pembedahan, ketakutan terjadi

645
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

perubahan fisik (menjadi buruk rupa teknik pengajaran yang berbeda untuk
dan tidak berfungsi secara normal), mengaburkan kecemasan mengenai hal
takut keganasan (bila diagnosa yang yang tidak diketahui dan menurunkan
ditegakkan belum pasti), takut/cemas distres pasien mengenai ketidakpastian.
mengalami kondisi yang sama dengan Perawat memberikan asuhan suportif
orang lain yang mempunyai penyakit dan penuh kasih selama kejadian yang
yang sama, takut memasuki ruang menekan atau membantu proses
operasi, menghadapi peralatan bedah pengambilan keputusan. Perawat
dan petugas, takut mati saat dilakukan seringkali dapat mengidentifikasi hal
anestesi, serta ketakutan apabila operasi yang dianggap pasien sebagi ancaman,
akan mengalami kegagalan (Effendy, menilai sistem pendukung pasien dan
2005). Perawat yang caring berdampak mekanisme pasien dalam mengatasi
pada peningkatan rasa percaya diri serta masalah sebelumnya, dan
menurunkan kecemasan pada pasien, merencanakan intervensi untuk
berkurangnya kecemasan dan stress mengurangi kecemasan. Kadang-
akan meningkatkan pertahanan tubuh kadang pasien hanya perlu bicara dan
dan membantu meningkatkan berbagi perspektifnya, dan yang
penyembuhan (Novieastari, 2009). dibutuhkannya untuk mengurangi
Adapun faktor karatif yang kecemasan adalah perawat yang
mempengaruhi perilaku caring perawat mendengarkan aktif (Sheldon, 2010).
yaitu sistem nilai humanistik dan Peran perawat sangat penting dalam
altruistik, memberikan kepercayaan- tindakan pre operatif dapat
harapan,menumbuhkan kesensitifan menggunakan metode STOP yaitu
terhadap diri dan orang lain, mencari dan mengidentifikasi apa yang
mengembangkan hubungan saling menjadi sumber masalah (Source),
percaya, meningkatkan dan menerima mencoba berbagai rencana pemecahan
ekspresi perasaan positif dan negatif, masalah yang telah disusun (Trial and
penggunaan sistematis metode error), menganjurkan pasien meminta
penyelesaian masalah, peningkatan bantuan orang lain bila diri sendiri tidak
pembelajaran dan pengajaran mampu (Others), menganjurkan pasien
interpersonal, menciptakan lingkungan untuk berdoa kepada Tuhan (Pray and
fisik, mental, sosiokultural, dan patient).
spiritual, memberi bimbingan dalam
memuaskan kebutuhan manusia, dan Metode Penelitian
mengizinkan terjadinya tekanan yang
bersifat fenomenologis (Haryono, Jenis, Strategi dan Lokasi Penelitian
2013). Perawat melakukan caring Penelitian ini merupakan
dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan desain
pelayanan dalam setiap pertemuan yang digunakan adalah Observasional
dengan klien (Potter dan Perry, 2009). Analitik dengan pendekatan cross
Beberapa pendekatan terbaik sectional yaitu mempelajari dinamika
untuk menurunkan kecemasan pasien korelasi antara faktor-faktor resiko
sudah merupakan bagian dari peran dengan efek, dengan cara pendekatan,
keperawatan. Contohnya, perawat observasi atau pengumpulan data
memiliki gaya komunikasi fleksibel sekaligus pada suatu saat (point time
yang dapat ia adaptasikan dengan approach), yang artinya tiap subjek
pasien dan situasi yang berbeda. penelitian hanya diobservasi sekali saja
Seringkali, perawat menggunakan dan pengukuran dilakukan terhadap

646
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi
(Dya Sustrami, Diah Ayu Saputri)

status karakter atau variabel subjek pada memberikan kode (coding), pemberian
saat pemeriksaan (Notoadmojo, 2010). nilai atau skor pada kuesioner yang
Penelitian ini dilaksanakan di ruangan telah diisi oleh responden, memasukkan
rawat inap RSUD Ibnu Sina Kabupaten data ke dalam tabel – tabel yang telah
Gresik. disiapkan (Entry Data).

Subyek Penelitian Hasil Penelitian


Yang bertindak sebagai subyek
penelitian ini adalah Seluruh pasien pre Data Umum
operasi dengan jumlah 30 pasien.
Tabel 1 Karakteristik usia responden
Data dan Sumber Data pasien pre operasi di Ruangan
Jenis sumber data penelitian ini adalah: Rawat Inap RSUD Ibnu Sina
Kuisioner pengukuran perilaku caring Kabupaten Gresik pada tanggal
perawat dan Pengukuran kecemasan 20-24 Juni 2014.
pasien pre operasi:HRS-A
Karakteristik Frekuensi Persentase
Observasi
Responden (f) (%)
Peneliti mengamati caring perawat
18-30 tahun 6 21.4
terhadap pasien, mengamati reaksi dari
31-45 tahun 10 35.7
pasien pada saat menerima caring dari
46-60 tahun 12 42.9
prawat dan mengamati perubahan status
Total 28 100.0
klinis yang terjadi pada pasien.
Tabel 2
Karakteristik jenis kelamin responden
Dokumentasi pasien pre operasi di Ruangan Rawat
Inap RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik
Dokumen yang digunakan sebagai pada tanggal 20-24 Juni 2014
sumber data diantaranya adalah lembar
Karakteristik Frekuensi Persentase
kuesioner data demografi pasien,
Responden (f) (%)
lembar kuesioner untuk penilaian
Laki-laki 18 64.3
perilaku caring perawat, dan lembar
Perempuan 10 35.7
kuesioner untuk penilaian kecemasan
Total 28 100.0
pasien pre operasi.

Teknik Sampling
Dalam penelitian ini
menggunakan teknik Probability
Sampling.

Teknik Pengumpulan, Validitas dan


Analisa data
Teknik pengumpulan data
menggunakan metode non interaktif
meliputi kuisioner, mencatat dokumen
atau arsip dan juga observasi. Analisa
data dilakukan dengan cara editing,

647
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Tabel 3
Karakteristik pendidikan terakhir Karakteristik Frekuensi Persentase
responden pasien pre operasi di Responden (f) (%)
Ruangan Rawat Inap RSUD Ibnu Sina Pertama
21 75.0
Kabupaten Gresik pada tanggal 20-24 operasi
Juni 2014 Operasi
4 14.3
kedua
Karakteristik Frekuensi Persentase Operasi >
Responden (f) (%) 3 10.7
2 kali
SD/sederajat 8 28.6
Total 28 100.0
SMP/sederajat 5 17.9
SMA/sederajat 13 46.4
S-1 2 7.1
Total 28 100.0 Data Khusus

Tabel 4 Tabel 6
Karakteristik pekerjaan responden Perilaku Caring Perawat Berdasarkan
pasien pre operasi di Ruangan Rawat Faktor Karatif di Ruangan Rawat Inap
Inap RSUD Ibnu Sina Kabupaten RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik
Gresik pada tanggal 20-24 Juni 2014 pada tanggal 20-24 Juni 2014 (n=28)

Karakteristik Frekuens Persentase Perilaku Frekuensi Persentase


Responden i (f) (%) Caring (f) (%)
Petani 5 17.9
Pegawai Baik 13 46.4
3 10.7
negeri sipil Cukup 15 53.6
Wirausaha 12 42.9
Karyawan Total 28 100.0
5 17.9
swasta Berdasarkan data diatas, perilaku caring
Pensiunan 2 7.1 perawat menurut persepsi responden
Lainnya 1 3.6 dalam kategori baik sebanyak 13
Total 28 100.0 (46,4%) dan dalam kategori cukup
sebanyak 15 (53,6%).
Tabel 5
Karakteristik pengalaman operasi Tabel 7
responden pasien pre operasi di Kecemasan pasien pre operasi di
Ruangan Rawat Inap RSUD Ibnu Sina Ruangan Rawat Inap RSUD Ibnu Sina
Kabupaten Gresik pada tanggal 20-24 Kabupaten Gresik pada tanggal 20-24
Juni 2014 Juni 2014 (n=28)
Tingkat Frekuensi Persentase
kecemasan (f) (%)
Kecemasan
4 14.3
ringan
Kecemasan
24 85.7
sedang
Total 28 100.0

648
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi
(Dya Sustrami, Diah Ayu Saputri)

Berdasarkan data diatas, tingkat Caring menolong pasien


kecemasan responden dalam tingkat meningkatkan perubahan positif dalam
kecemasan ringan terdapat 4 responden aspek fisik, psikologis, spiritual, dan
(14,3%) dan dalam tingkat kecemasan sosial. Untuk itu perawat memerlukan
sedang terdapat 24 responden (85,7%). kemampuan khusus dan mampu
memperhatikan orang lain yang
Tabel 8 mencakup keterampilan intelektual,
Hubungan Perilaku Caring Perawat teknikal, dan interpersonal yang
dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi tercermin dalam perilaku caring atau
di Ruangan Rawat Inap RSUD Ibnu kasih sayang/cinta (Haryono, 2013).
Sina Kabupaten Gresik pada tanggal 20- Sikap keperawatan yang berhubungan
24 Juni 2014 (n=28) dengan caring adalah kehadiran,
sentuhan kasih sayang, dan selalu
Perilak Tingkat Kecemasan Total mendengarkan klien. Perawat
u Ringan Sedang melakukan caring dengan
Caring n % n % ∑ % menggunakan pendekatan pelayanan
Baik 4 30, 9 69,2 13 100 dalam setiap pertemuan dengan klien
8 (Potter dan Perry, 2009).
Cukup 0 0 100 15 100 Perilaku caring perawat
15 dipengaruhi oleh faktor karatif yaitu
Total 4 14,3 24 85,7 28 100 sistem nilai humanistik dan altruistik,
Spearman Rho Correlation ρ = 0,020 memberikan kepercayaan-harapan,
menumbuhkan kesensitifan terhadap
Berdasarkan data di atas didapatkan dari diri dan orang lain, mengembangkan
13 responden dengan persepsi perilaku hubungan saling percaya, meningkatkan
caring perawat baik yang mengalami dan menerima ekspresi perasaan positif
kecemasan ringan ada 4 responden dan negatif, penggunaan sistematis
(30,8%) dan kecemasan sedang ada 9 metode penyelesaian masalah,
responden (69,2%). Sedangkan 15 peningkatan pembelajaran dan
responden dengan persepsi perilaku pengajaran interpersonal, menciptakan
caring perawat cukup semua responden lingkungan fisik, mental, sosiokultural,
mengalami kecemasan sedang. dan spiritual, memberi bimbingan
dalam memuaskan kebutuhan manusia,
dan mengizinkan terjadinya tekanan
Pembahasan yang bersifat fenomenologis. Kesepuluh
faktor karatif diatas perlu selalu
Hasil analisa data dengan uji dilakukan oleh perawat agar semua
statistik Spearman Rho Correlation aspek dalam diri pasien dapat tertangani
didapatkan ρ = 0,020. Hal ini sehingga asuhan keperawatan
menunjukkan bahwa ρ ≤ 0,05 berarti H0 profesional dan bermutu dapat
ditolak sehingga terdapat hubungan diwujudkan.
perilaku caring perawat dengan Perawat yang caring berdampak
kecemasan pasien pre operasi di pada peningkatan rasa percaya diri serta
ruangan rawat inap RSUD Ibnu Sina menurunkan kecemasan pada pasien,
Kabupaten Gresik. Dengan ini berkurangnya kecemasan dan stress
membuktikan bahwa semakin baik akan meningkatkan pertahanan tubuh
perilaku caring perawat tingkat dan membantu meningkatkan
kecemasan pasien semakin berkurang. penyembuhan (Novieastari, 2009).

649
Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Adapun faktor – faktor lain yang tanggal 20-24 Juni 2014, dapat diambil
mempengaruhi kecemasan yaitu stresor beberapa simpulan sebagai berikut:
psikologis yang terdiri dari perkawinan, 1. Perilaku caring perawat di Ruangan
orang tua, antar pribadi, pekerjaan, Rawat Inap RSUD Ibnu Sina
lingkungan, keuangan, hukum, Kabupaten Gresik, sebagian besar
perkembangan, penyakit fisik, faktor adalah cukup.
keluarga, dan trauma. Akan tetapi tidak 2. Kecemasan pasien pre operasi di
semua orang yang mengalami stresor Ruangan Rawat Inap RSUD Ibnu
psikososial akan mengalami gangguan Sina Kabupaten Gresik, sebagian
cemas hal ini tergantung pada struktur besar adalah kecemasan sedang.
perkembangan kepribadian diri 3. Ada hubungan perilaku caring
seseorang tersebut yaitu usia, tingkat perawat dengan kecemasan pasien
pendidikan dan status ekonomi, pre operasi di Ruangan Rawat Inap
pengalaman, jenis kelamin, dukungan RSUD Kabupaten Gresik.
sosial dari keluarga, teman, dan
masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
Dari penelitian yang dilakukan Dwidiyanti, Meidiana. (2007). “
peneliti, terdapat hubungan perilaku Caring” Kunci Sukses
caring perawat dengan kecemasan Perawat/Ners Mengamalkan
pasien pre operasi. Dengan perilaku Ilmu. Semarang : Penerbit Hasani.
caring perawat yang baik kecemasan
yang dirasakan pasien akan berkurang, Effendy, C., Hastuti, S. O. 2005 Kiat
karena pasien akan merasa lebih tenang Sukses Menghadapi Operasi.
dan nyaman dalam menghadapi operasi. Yogyakarta: Sahabat Setia.
Di RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik,
perilaku caring perawat menurut Haryono, Rudi. (2013). Etika
persepsi pasien sudah cukup Keperawatan dengan Pendekatan
dilaksanakan. Terlihat saat pasien Praktis. Yogyakarta : Gosyen
sebelum menjalani operasi, perawat Publishing.
memberikan motivasi dan edukasi
meskipun tidak semua perawat Makmuri, (2007). Faktor-Faktor yang
melaksanakannya. Akan tetapi sebagian Mempengaruhi Kecemasan pada
besar pasien masih belum paham Pasien Pre Operasi di Ruang IBS
tentang informasi dan pengetahuan RSUD Kraton Pekalongan,
yang dijelaskan, sehingga rasa cemas Fakultas Ilmu Keperawatan
dan khawatir masih dirasakan pasien. Universitas Muhammadiyah
Hal ini bukan hanya karena perilaku Semarang. Diakses tanggal 21
perawat yang kurang komunikatif dan April jam 09.00.
bersahabat, tetapi juga karena faktor
usia, pendidikan, status ekonomi, dan Muttaqin, Arif, dkk. (2009). Asuhan
pengalaman pasien dalam operasi. Keperawatan Perioperatif :
Konsep, Proses, dan Aplikasi.
Simpulan Jakarta : Salemba Medika.

Hasil penelitian yang telah Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).


dilakukan di ruang rawat inap RSUD Metodologi Penelitian Kesehatan.
Ibnu Sina Kabupaten Gresik pada Jakarta : Rineka Cipta.

650
PEDOMAN PENULISAN
JURNAL KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH SURABAYA

Jurnal penelitian STIKES HANG TUAH SURABAYA memuat artikel hasil penelitian
di bidang kesehatan khususnya bidang keperawatan yang belum pernah diterbitkan di
penerbit lain.

ARTIKEL
Artikel yang diajukan akan dinilai oleh Dewan Penyunting. Dewan Penyunting
berwenang untuk menerima atau menolak naskah yang diajukan.

SISTEMATIKA
Abstrak
1. Latar Belakang
2. Metode Penelitian
3. Hasil dan Pembahasan
4. Kesimpulan dan Saran
5. Daftar Pustaka

REVISI
Dewan Penyunting berhak untuk meringkas kalimat tanpa mengubah maksud dari
kalimat apabila dianggap terlalu panjang. Panjang artikel diupayakan 6 halaman. Tabel
dan gambar agar disesuaikan ukurannya dengan format artikel.

BAHASA
Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

FORMAT
Artikel disampaikan rangkap dua dalam bentuk ketikan satu spasi 11 pitch dalam kolom
ganda diatas kertas A4 (210x297 mm) dengan margin 3,3,2,2 cm, jarak antar kolom 1
cm. Setiap halaman diberi nomor halaman. Khusus untuk judul 16 picth, nama, dan
tempat kerja penulis 12 pitch, dan abstrak 10 pitch ditulis dalam kolom tunggal.

JUDUL ARTIKEL
Diupayakan seringkas mungkin

NAMA PENULIS
Ditulis lengkap tanpa gelar atau sebutan apapun disertai nama tempat kerja penulis
dibawah judul artikel.

651
ABSTRAK
Ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, masing-masing sekitar 100 kata.
penulisan abstrak harus menggambarkan aspek penting dan hasil pokok penelitian serta
kesimpulannya.

TABEL DAN GAMBAR


Jumlah tabel dan gambar dalam satu naskah maksimal 15. Tabel dan gambar diberi
nomor urut sesuai urutan penampilannya. Setiap tabel diberi judul singkat diatasnya.
Diketik 1 spasi

DAFTAR PUSTAKA
Rujukan ditulis dengan menggunakan aturan Harvard dan disusun menurut abjad.
Hindari penggunaan abstrak sebagai rujukan.

Buku dengan Pengarang Tunggal


Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan –
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika

Buku dengan Pengarang Lebih dari Satu Orang


Looker AC, Orwoll ES, Johnston Jr, et al. 1997. Prevalence of Low Femoral Bone
Density in Older U.S. Adults From NHANES III. J Bone Miner Res

Penulis Buku Berupa Lembaga / Organisasi


Depkes RI. 2009. Indonesia Sehat 2010. Jakarta.

Buku Tanpa Nama Pengarang


Guidebook to Australian Social Security Law. 1983. CCH Australia, North Ryde, NSW

Skripsi, Tesis atau Disertasi


Prameswari, Nadya. 2005. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan Primigravida di
Puskesmas Tanjung Sari Sumedang (Skripsi). Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.

Laporan

Jurnal Keperawatan (JK) Stikes Hang tuah menerima naskah/ karangan/ tulisan
berupa artikel penelitian yang asli dalam bidang yang relevan dengan bidang kesehatan,
khususnya bidang keperawatan. JK juga menerima laporan kasus, tinjauan pustaka dan
profil.
1. Artikel Penelitian : Berisi artikel yang mengenai hasil penelitian asli dalam ilmu
keperawatan dasar maupun terapan, serta ilmu kesehatan pada umumnya.

652
Format terdiri atas : Abstrak Penelitian, Pendahuluan berisi latar belakang,
masalah dan tujuan penelitian, Tinjauan pustaka, Bahan dan Cara berisi :
desain penelitian, tempat dan waktu, populasi dan sampel, cara pengukuran data
dan analisa data, Hasil dapat disajikan dalam bentuk tekstural, tabular atau
grafikal. Berikan kallimat pengantar untuk menerangkan tabel/ gambar. Diskusi
: berisi pembahasan mengenai hasil penelitian yang ditemukan. Hasil
kesimpulan : berisi pendapat penulis berdasarkan penelitian ditulis ringkas,
padat dan relevan dengan hasil.
2. Literature Review : Merupakan artikel dari jurnal atau buku mengenai ilmu
keperawatan dan kesehatan mutakhir.
3. Laporan Kasus : Berisi artikel yang mengulas tentang kasus di lapangan yang
cukup menarik dan baik untuk disebarluaskan kepada kalangan sejawat.

Petunjuk Umum
Makalah yang dikirim adalah makalah yang belum pernah dipublikasikan di
media cetak lainnya. Makalah yang pernah disajikan dalam temu ilmiah harus
mencantumkan waktu, tempat serta jenis temu ilmiah. Makalah yang perlu perbaikan
format atau isi akan dikembalikan pada penulis untuk diperbaiki.

Penulisan Makalah
Makalah termasuk tabel, daftar pustaka dan gambar harus diketik pada kertas
ukuran 210 x 297 mm (kertas A4), dengan jarak dari tepi 3 cm dan 1 spasi dengan huruf
tahoma 11 pt jumlah halaman maksimun 20 halaman. Setiap halaman diberi nomor urut
dari mulai halaman judul sampai halaman terakhir. Kirimkan sebuah makalah asli
disertai dengan 2 buah fotokopi serta soft copy file dalam bentuk CD. Tulis nama file
dan program yang digunakan pada CD.

Halaman Judul
Halaman judul berisi judul makalah, nama setiap penulis dengan gelar akademik
tertinggi, nama dan alamat korespodensi, nomor telepon. Judul singkat dengan jumlah
maksimal 12 kata bahasa Indonesia atau 10 kata bahasa Inggris / 90 ketukan termasuk
huruf dan spasi.

Abstrak dan kata kunci

653
lSSN:2085-3742


脚脚ЩⅧ

Anda mungkin juga menyukai