Diet Luka Bakar
Diet Luka Bakar
PENDAHULUAN
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis
yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan
cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka
bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari,
listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api,
air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka ini dapat menyebabkan kerusakkan
jaringan.Sejumlah fungsi organ tubuh dapat ikut terpengaruh. Luka bakar bisa mempengaruhi
otot, tulang,saraf, dan pembuluh darah. Sistem pernapasan dapat juga rusak, kemungkinan
adanya penyumbatan udara, gagal nafas dan henti nafas. Karena luka bakar mengenai kulit,
maka luka tersebut dapat merusak keseimbangan cairan atau elektrolit normal tubuh,
temperatur tubuh, pengaturan suhu tubuh, fungsi sendi, dan penampilan fisik. Pasien luka
bakar yang selamat akan mendapat jaringan parut, infeksi, kehilangan tulang dan massa otot,
penyembuhan luka yang buruk,serta penyembuhan yang lama. Kehilangan jaringan kulit
menyebabkan regulasi panas dan penyembuhan luka menjadi lebih sulit,. Luka bakar kecil
juga menyebabkan morbiditas yang signifikan, seperti hilangnya fungsi tangan atau
kecacatan pada wajah. Sebagai tambahan terhadap kerusakan fisik yang disebabkan oleh luka
bakar, pasien juga bisa menderita permasalahan psikologis dan emosional yang dimulai sejak
peristiwa terjadi dan bisa bertahan dan berlangsung untuk jangka waktu yang lama.
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan
lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya dan
inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh lain yang menyertai.
Klien luka bakar sering mengalami kejadian bersamaan yang merugikan, seperti luka atau
kematian anggota keluarga yang lain, kehilangan rumah dan lainnya. Klien luka bakar harus
dirujuk untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani segera dan
masalah jangka panjang yang menyertai pada luka bakar tertentu. (Elizabeth,2009)
1
7. Bagaimana metode pemberian makanan?
8. Apakah bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan?
9. Apa manfaat suplementasi ekstrak ikan gabus terhadap kadar albumin pada luka
bakar?
1.3 Tujuan
1 Memberikan pengetahuan bagi pembaca tentang diet bagi pasien yang mengalami
luka bakar.
2 Memberikan pengetahuan bagi pembaca tentang karakteristik luka bakar dengan
karekteristik tindakan yang berbeda.
BAB II
PEMBAHASAN
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada suhu tinggi
yang menimbulkan reaksi pada seluruh system metabolisme. Luka bakar dapat disebabkan oleh
ledakan, aliran listrik, api , zat kimia, uap panas, minyak panas, matahari, dan sebagainya.
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi
kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks
ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan.
B. Etiologi
1. Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn)
a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat (Solid)
2. Luka Bakar Bahan Kimia (Chemical Burn)
3. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury).
(Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Panas bukan merupakan satu-satunya penyebab dari luka bakar, beberapa jenis bahan
kimia dan arus listrik juga bisa menyebabkan terjadinya luka bakar. Panas atau suhu yang
tinggi ini bisa berasal dari gas, cairan dan bahan padat (solid) yang mengalami eningkatan
suhu. Biasanya bagian tubuh yang terbakar adalah kulit, tetapi luka bakar juga bisa terjadi
pada jaringan di bawah kulit, bahkan organ dalam pun bisa mengalami luka bakar meskipun
kulit tidak terbakar.
Sebagai contoh, meminum minuman yang sangat panas atau zat kaustik (misalnya asam)
bisa menyebabkan luka bakar pada kerongkongan dan lambung. Menghirup asap dan udara
panas akibat kebakaran gedung bisa menyebabkan terjadinya luka bakar pada paru-paru.
Selain itu penyebab luka bakar yang lain adalah karena radiasi dan sengatan listrik. Luka
bakar listrik bisa disebabkan oleh suhu diatas 49820 Celsius, yang dihasilkan oleh suatu arus
listrik yang mengalir dari sumber listrik ke dalam tubuh manusia.
3
Luka bakar listrik juga menyebabkan kerusakan jaringan dibawah kulit yang sangat berat.
Ukuran dan kedalamannya bervariasi dan bisa menyerang bagian tubuh yang jauh lebih luas
daripada bagian kulit yang terluka. Kejutan listrik yang luas bisa menyebabkan kelumpuhan
pada sistem pernafasan dan gangguan irama jantung sehingga denyut jantung menjadi tidak
beraturan.
Luka bakar kimia bisa disebabkan oleh sejumlah iritan dan racun, termasuk asam dan
basa yang kuat, fenol dan kresol (pelarut organik), gas mustard dan fosfat.
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. Organ – organ kulit seperti
folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh&penyembuhan
terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari
sebulan.
Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam. Organ-oorgan kulit seperti
folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih rendah dibanding
kulit sekitar
Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik
mengalami kerusakan/kematian
Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar
luka.
5
Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat
dan luasnya luka
Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat
Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-
anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 10%
Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
c. Luka Bakar Minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh (1991) dan Griglak (1992)
adalah :
Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari
10% pada anak-anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari2%
Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
Luka tidak sirkumfer.
Klasifikasi Luka Bakar ( Moenajat, 2001).
A. Dalamnya Luka Bakar
Klasifikasi Combustio
1). Luka Bakar Tingkat I
Kedalaman : Ketebalan partial superfisial
Penyebab : Jilatan api, sinar ultra violet (terbakar oleh matahari).
Penampilan : Kering tidak ada gelembung, oedem minimal atau tidak ada,
pucat bila ditekan dengan ujung jari, berisi kembali bila tekanan dilepas.
Warna : Bertambah merah.
Perasaan : Nyeri
2). Luka Bakar Tingkat II
Kedalaman : Lebih dalam dari ketebalan partial, superfisial, dalam.
Penyebab : Kontak dengan bahan air atau bahan padat, jilatan api kepada
pakaian, jilatan langsung kimiawi, sinar ultra violet.
Penampilan : Blister besar dan lembab yang ukurannya bertambah besar, pucat
bila ditekan dengan ujung jari, bila tekanan dilepas berisi kembali.
Warna : Berbintik-bintik yang kurang jelas, putih, coklat, pink, daerah merah
coklat.
Perasaan : Sangat nyeri
3). Luka Bakar Tingkat III
Kedalaman : Ketebalan sepenuhnya
Penyebab : Kontak dengan bahan cair atau padat, nyala api, kimia, kontak
dengan arus listrik.
Penampilan : Kering disertai kulit mengelupas, pembuluh darah seperti arang
terlihat dibawah kulit yang mengelupas, gelembung jarang, dindingnya sangat
tipis, tidak membesar, tidak pucat bila ditekan.
Warna : Putih, kering, hitam, coklat tua, hitam, merah.
Perasaan : Tidak sakit, sedikit sakit, rambut mudah lepas bila dicabut.
2.4.2 Luas Luka Bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan
nama rule of nine atau rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai masing-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
7
- Meningkarnya glukoneogenesis, proteolisis & ureagenesis
- Menurunnya lipolisis & penggunaan keton bodi
5. Perubahan imunologi
- Terjadinya infeksi yg merupakan penyebab kematian dan
kesakitan
- Hilangnya jaringan kulit sebagai pelindung infeksi dan
kehilangan zat-zat gizi
- Infeksi akan menyebabkan kemungkinan malnutrisi
6. Perubahan kebutuhan gizi
- Meningkatkannya penggunaan simpanan tubuh karena adanya hipermetabolik,
hiperkatabolik, mengkatnya kebutuhan zat gizi, terutama protein, Vit A,Vit C, Zn
- Meningkatnya kehilangan zat gizi melalui urin
F. Pelayanan gizi pada luka bakar
a. Tujuan Diet Luka Bakar
Tujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah
terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal
selama proses penyembuhan, dengan cara :
1. Mengusahakan dan mempecepat penyembuhan jaringan yang rusak
2. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif
3. Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia.
4. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro.
1. Pemberian makanan dapat dimulai sesudah fase akut terlewati dan aliran darah ke
saluran cerna kembali normal. Makanan yang diberikan harus mudah dicerna dan
diserap seperti larutan hidrat arang (maltodextrin)
2. Pilih bahan makanan yang mudah dilumatkan, seperti :
9
a. Ikan sebagai sumber protein hewani,
b. Tahu atau tempe sebagai sumber protein nabati
c. Sayur dan buah yang mudah dilumatkan seperti : wortel, labu siam, lobak,
pepaaya,dll
3. Pemberian susu kedelai, kacang merah dan kacang hijau dapat dianjurkan untuk
memberikan glutamin dan arginin yang banyak terdapat di dalam produk kacang-
kacangan, khususnya kacang merah. Minyak ikan yang kaya akan vitamin A dan
asam lemak omega 3 dapat pula diberikan sementara minyak zaitun yang merupakan
sumber asam lemak omega 9 dapat pula dimakan mentah sebagai campuran susu atau
formula enteralnya.
4. Gunakan susu skim untuk menambah kandungan protein dalam sereal, sup, dll.
Jangan gunakan santan sebagai bahan untuk menggurihkan makanan karena santan
terutama yang kental kaya akan asam lemak jenuh.
5. Minum banyak air untuk mengencerkan darah. Misalnya 1 gelas air mineral
setiap 2 hingga 3 jam sekali dan minum setiap kali terbangun untuk buang air kecil
pada malam hari.
6. Untuk menghindari keletihan setelah sembuh dari trauma, luka bakar atau
pembedahan, kepada pasien dapat dianjurkan agar makan sedikit-sedikit tetapi sering.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat
meluasmelebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung .Luka bakar perlu ditangani secara saksama untuk mencegah kejadian yang
mengancam jiwa dan prinsip utama penanganan luka bakar, menurut situs burn
survivors online, meliputi pengurangan rasa sakit, mencegah infeksi,
menyeimbangkan cairan dan elektrolit tubuh, serta asupan gizi yang baik.
Diet pada luka bakar bertujuan untuk mempercepat penyembuhan dan
mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara
optimal selama proses penyembuhan.
B. Saran
1. Pengaturan diet sangat dibutuhkan oleh penderita luka bakar untuk memastikan kebutuhan
energinya tercukupi.
2. Respons metabolik pada luka bakar mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit,
keseimbangan nitrogen negatif serta kehilangan berat badan yang cepat. Dengan demikian
energi dan protein pengganti pun perlu diberikan secepatnya.
3. Pemberian makanan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi pasien. Bisa melalui sonde,
disajikan bubur halus, kasar, tim, ataupun nasi. Cara pemberiannya pun sebaiknya bertahap
dari porsi kecil hingga sesuai dengan kebutuhan penderita.
4. Penanganan luka dan diet sebaiknya dilakukan di rumah sakit agar lebih terkontrol dan
untuk menghindari dampak lebih fatal pasca kebakaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://anfis-mariapoppy.blogspot.co.id/2014/01/luka-bakar.html
http://eszen.blogspot.co.id/2012/01/luka-bakar.html
https://www.scribd.com/document/267476685/jurnal-luka-bakar-doc
https://www.scribd.com/doc/269299453/Jurnal-Luka-Bakar
http://www.riyawan.com/p/bab-i-pendahuluan-1.html
Oetoro, Samuel, Dr. 2000. Penatalaksanaan Nutrisi pada penderita Luka Bakar.http://mnu-
malang.com
Arisandi, Defa, A.Md.Kep. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Luka Bakar
(Combustio). http://fadlie.web.id
Instalasi Gizi PERJAN RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia.
Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005.
http://auliya-0210.blogspot.com/2012/04/pelayanan-gizi-pada-luka-bakar.html
http://www.scribd.com/doc/49872136/Diet-Luka-Bakar
13