Disusun Oleh :
Mohhamad Iqbal Octora : 13211160005
Dosen :
Sulasyi Setianingrum, S.Gz.,M.Si
1.1.Latar Belakang
Pondok Pesantren Hikmah Kamilah merupakan salah satu pondok pesantren di
kabupaten brebes. Ponpes Hikmah Kamilah berdiri sejak tahun 1999. Pondok pesantren
Hikmah Kamilah beralamat di Desa Tanjungsari,Kecamatan Wanasari, Kabupaten
Brebes,Provinsi Jawa Tengah. Jumlah santri Pondok Pesantren Hikmah Kalimah adalah
70, dengan tenaga pengajar berjumlah 20 orang.
Pondok Pesantren Hikmah Kamilah melakukan kegiatan penyelenggaraan
makanan untuk para santrinya dan dalam pengolahannya di lakukan dengan
memperhatikan kebersihan makanannya demi keselamatan para santri.
Penyelenggaran makanan di ponpes Hikmah Kamilah juga dapat beresiko
terjadinya kontaminasi karena banyaknya hidangan yang dimasak dan disiapkan secara
bersamaan.
Untuk meminimalisir risiko bahaya diperlukan upaya pengendalian terhadap
proses pengolahan makanan dengan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya risiko tersebut, mulai dari bahan makanan, lingkungan dan kebersihan
penjamah. Oleh karena itu diperlukan pendekatan sistematis yaitu dengan sistem
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) melalui upaya pengidentifikasian
bahaya (hazard) baik fisik, kimiawi dan mikrobiologis pada proses pengolahan makanan
dan melakukan pengendalian bahaya pada titik kritis.
Sesuai dengan permasalahan tersebut, sehingga dilakukan penerapan sistem
HACCP pada salah satu menu makanan yang berada di Pondok Pesantren Darussalam
yaitu Balado udang kentang dengan menganalisis risiko bahaya dan pengendalian bahaya
pada titik kritis pada menu tersebut.
1.2.Rumusan Masalah
Apakah ada masalah keamanan dan sanitasi pada pengolahan sambal goreng
tempe di Pondok Pesantren Hikmah Kamilah.
1.3.Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui masalah keamanan dan sanitasi dalam penyelenggaraan makanan
dengan melakukan HACCP pada menu sambal goreng tempe di Pondok Pesantren
Hikmah Kamilah.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui proses pembuatan sambal goreng tempe dari penerimaan bahan
makanan sampai distribusi makanan ke santri.
b. Menganalisis bahaya yang dapat terjadi pada proses penerimaan, penyimpanan,
persiapan, pengolahan bahan makanan, penyajian makanan dan pendistribusian
makanan.
c. Menentukan titik kritis pada proses pengolahan sambal goreng tempe
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Langkah 1
Pembentukan Tim HACCP
Langkah 2
Deskripsi Produk
Langkah 3
Identifikasi Pengguna yang Dituju
Untuk dikonsumsi oleh para santri ponpes Hikmah Kamila sebagai tambahan lauk
pauk.
Langkah 4
Diagram Alir Proses Pembuatan Sambal Goreng Tempe
1.
Penerimaan tempe
2.
Persiapan bumbu:
Persiapan
Cabai merah keriting,
bawang merah,
bawang putih dikupas
tempe dikupas
Potong memanjang
tempe Dicuci
Simpan di wadah
kering
Haluskan Bumbu
Goreng tempe
Tambahkan garam
Penyajian
Distribusi
Sumber: Buku 100 Resep Hidangan Tradisional. Karya: Tuti Soenardi, dkk
Langkah 5
Verifikasi Diagram Alir Proses Pembuatan Sambal Goreng Tempe
Penerimaan Penerimaan
Tempe bawang merah,
bawang putih,
Garam, gula, dan cabai merah
Air
minyak goreng PA keriting dan kemiri
Persiapan yang sudah M
tersedia di dapur
Pencucian
tempe dikupas
Perebusan
Garam, Gula dan
Potong memanjang minyak goreng
tempe
Menghaluskan
dengan blender
panaskan minyak
sayur untuk
penggorengan
Menumis
Goreng tempe
Penyajian
Distribusi
Langkah 6
Analisa Bahaya (PRINSIP 1 CCP)
1. Identifikasi bahaya dan cara pencegahan
Bahan baku pembuatan sambal goreng tempe
Kelompok
Bahan Baku Bahaya Jenis Bahaya Cara Pengendalian
(B/K/F)
Biologi - Melakukan pemilihan bahan
Clostridium botulinum. makanan sesuai dengan
Botulisme spesifikasi
- Penjamah makanan
Pencampuran
Biologi Staphylococcus tidak menggunakan
bahan (tempe,
aureus sarung tangan saat
sambal)
memasukan bumbu.
Tidak YA CCP
YA Tidak CCP
Bukan CCP
Penetapan CCP dengan pendekatan diagram
Tahapan
NO Bahaya Justifikasi bahaya P1 P2 P3 P4 P5 CCP/bukanCCP
proses
Minyak yang digunakan
Kimia minyak bekas menggoreng
Menggoreng
1. bahan makanan lain √ √ √ CCP 1
tempe
Sisa makanan lain dan debu
Fisik
kotoran
Menambahkan bumbu-bumbu
Pencampuran ke dalam bahan makanan
2. Fisik √ √ √ CCP 2
bahan tanpa menggunakan sarung
tangan
Dapur
Bumbu-bumbu
Bawang merah
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Perencanaan penerapan HACCP yang dilakukan pada tanggal Kamis,4
Juli 2019 di Pondok Pesantren Hikmah Kamila dapat disimpulkan bahwa dalam
pengolahan menu pada masakan sambal goreng tempe, terdapat satu titik kritis
CCP 1 yaitu proses penggorengan tempe. Sedangkan titik kritis CCP 2 yaitu pada
pencampuran bahan dan penyajian. Penyebab dari titik kritis yang ditentukan
dikarenakan penjamah makanan tidak menggunakan APD secara lengkap dan
pengunaan minyak yang digunakan secara berulang.
B. Saran
Secara umum proses pengolahan makanan di Ponpes Hikmah Kamilah
sudah cukup baik, tetapi dalam pelaksanaan pengolahan makanan penjamah
makanan sebaiknya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap setiap
melakukan proses pengolahan.
DAFTAR PUSTAKA