Anda di halaman 1dari 10

MINHAJ TARBIYYAH No.

Dok : 05/MT/LKMT/002
LEMBAGA
MARHALAH Pokok Bahasan : Hak Ibu
KAJIAN MANHAJ
MUAYYID
TARBIYAH
( LKMT) _____________________ No. Kode P.B. : 2.1.1.05.011
Status Revisi : 0/0
MADAH : Hadits
Jumlah Halaman : 10

I. Tujuan Umum
Menguatkan ikatan dengan sunnah Rasulullah Saw, berdasarkan pada landasan fahm
(pemahaman), cinta, mengerti akan pikiran-pikiran pokoknya, dan ikatan dengan
petunjuk-petunjuknya, beramal dengan hukumnya diiringi dengan pemahaman yang
baik, merumuskan sasaran-sasaran yang tepat sebagai petunjuk untuk segala zaman
dan tempat, dan kembalikepadanya dalam segala hal lebih-lebih ketika terjadi
pertentangan.

II. Tujuan-tujuan Kognitif


1. Menerangkan urgensi seorang muslim memperhatikan halal haram
2. Menerangkan diperbolehkannya berhubungan dengan orang musyrik yang
menjadi ayahnya, ibunya, atau saudaranya selama tidak memerangi Islam
3. Menyimpulkan nilai-nilai tarbiyah dari hadits ini
4. Menyebutkan orang-orang yang lebih berhak mendapatkan kebaikan
5. Menerangkan kenapa Nabi Muhammad saw mengkhususkan kebaikan itu kepada
ibu sampai tiga kali baru disusul dengan ayah
6. Menyimpulkan nilai-nilai tarbawa yang ada dalam hadits

III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik


1. berinteraksi dengan bagus terhadap hadits-hadits Rasulullah Saw
2. tekun menghafal matan (isi) hadits
3. komitmen dengan arti dan arahan hadits tersebut
4. komitmen dengan hak-hak tetangga
5. saling memberi hadiah
6. Mencintai non muslim yang tidak memusuhi Islam
7. Berhati-hati dalam halal haram terutama yang agak samar dalam kehidupan kita
8. Mengusulkan kepada ustadz atau qiyadah (pemimpin) tentang apa yang kita rasa
cocok bagi da’wah.
9. Ihsan dan bermuamalah dengan kedua orang tua khsususnya ibu.

IV. Pilihan Kegiatan


Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Hak Ibu
2. Kagiatan Inti:
a. Kajian tentang tema Hak Ibu
b. Berdikusi dan tanya jawab tema tersebut ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan
psikomotor)
___________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Hak Ibu 1
c. Penekanan dari Murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
kajian tersebut

3. Kegiatan Penutup:
a. Kesimpulan (lihat Tugas mandiri dan lihat kegiatan pendukung)
b. Evaluasi

V. Aktifitas Pendukung:
1. Memberikan hadiah secara pereodik untuk ibu agar membahagiakan hatinya
2. Membantu memenuhi kebutuhannya
3. Banyak mngunjunginya jika berada di rumah yang berbeda
4. Memuliakan ayah dan menghormatinya
5. Menyuruh anak-anaknya mentaati kakek dan neneknya, memberikan
peringatan/hukuman jika mendurhakainya.
6. Mengundang seorang ulama (faqih: ahli fiqh) untuk memberikan ceramah tentang
dhawabith (rambu-rambu) hubungan sosial antara muslim dan non muslim yang
tidak memerangi Islam
7. Menyediakan film atau power point yang menjelaskan sikap Asma’ ra terhadap
ibunya
8. Menulis makalah yang menjelaskan keharusan berkomunikasi dengan non muslim
selama mereka tidak memerangi kita, berbuat baik kepada mereka sehingga
mereka mengakui hakekat Islam dari hubungan itu

VI. Tujuan Tarbiyah Dzatiyah :


1. menerangkan luasnya rahmat Allah Swt
2. menjelaskan maksud dari rahmat itu
3. memberi bukti mengapa Nabi Saw memilih kuda, yang melaluinya dapat
menjelaskan betapa luasnya rahmat Allah Swt
4. menyimpulkan hakikat-hakikat dan nilai-nilai tarbawi yang dituju oleh hadits itu
5. Menerangkan pentingnya seorang muslim memperhatikan halal dan haram dalam
urusannya
6. Menjelaskan hubungan seorang muslim dengan kerabatnya yang bukan muslim
7. Menyimpulkan hakikat-hakikat dan nilai-nilai tarbawi yang dituju oleh dua hadits
mulia tersebut
8. Menerangkan faidah dari hadits tersebut
9. Berbuat baik kepada tetangga sesuai dengan kemampuan seperti memberi hadiah,
salam, berwajah cerah ketika berjumpa.
10. Menjelaskan bahwa hak tetangga diukur dengan kedekatan pintu rumah

VII. Sarana-sarana Evaluasi dan Mutabaah


1. dialog dan diskusi
2. pencatatan untuk menegaskan ketelitian membaca nash hadits, memahami dan
mempraktekkannya
3. berbaur melalui kunjungan-kunjungan, rihlah dan aktifitas yang berbeda-beda
4. menyiapkan formulir untuk menegaskan tercapainya sasaran
5. wirid muhasabah pada bidang yang dituju oleh hadits

___________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Hak Ibu 2
VIII. Maroji` Tarbiyah Dzatiyah
1. Buku-buku hadits yang terpercaya (mu`tamad) ( Shohih Bukhori – Shohih
Muslim-Riyadlus Sholihin)
2. Buku-buku syarah hadits ( Fathul Bari – an Nawawi dalam syarah Muslim –
Dalilul Falihin fi Syarhi Riyadis Sholihin )
3. Taujihat Nabawiyah karya Dr. Sayyid Nuh.
4. Riyadush Sholihin Karya Imam Nawawi
5. Targib dan Tarhib Karya Mundziri

IX. Muhtawa

HUBUNGAN DENGAN ORANG TUA, ISTERI, DAN SAUDARA YANG


MASIH MUSYRIK

___________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Hak Ibu 3
‫عن أسماء بنت أبي بكر ـ رضي ال عنهما ـ قالت ‪ :‬أتتني أمي وهي راغبة في عهد النبي ـ صلى ال‬
‫عليه وسلم ـ فسألت النبي ـ صلى ال عليه وسلم ـ آصلها ؟ قال ‪ :‬نعم ‪.‬‬
‫قال ابن عيينه ‪ :‬فأنزل ال فيها ‪ { :‬ل ينهاكم ال عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من‬
‫دياركم أن تبروهم وتقسطوا إليهم إن ال يحب المقسطين } ‪.‬‬

‫___________________________________________‬
‫‪Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Hak Ibu‬‬ ‫‪4‬‬
. ‫ وأبو داود‬، ‫ ومسلم‬، ‫رواه البخاري‬

Dari Asma’ bint Abu Bakar ra berkata: Ibuku datang kepadaku yang belum suka Islam
pada masa Rasulullah saw. Lalu aku bertanya kepada Nabi Muhammad saw apakah aku
boleh berhubungan dengannya? Jawabnya: Ya boleh. Ibnu Uyainah berkata: maka
turunlah ayat Allah dalam hal ini:
” Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. QS. Al Mumtahanah: 8
HR. Al Bukhari, Muslim dan Abu Daud

Penjelasan:
‫ باب صلة الوالد الشمرك‬Hubungan orang tua yang masih musyrik, dari sisi anak yang telah
beriman
Dari Asma’ bint Abu Bakr Ash Shiddiq ra, dialah yang dijuluki ‫النطاقي‬ ‫ ذات‬pemilik dua
ikat pinggang. Mendapatkan gelar ini karena perannya dalam hijrah Rasulullah saw yang
merobek ikat pinggangnya untuk menjadi pengikat bekal Rasulullah saw dan Abu Bakar
dalam perjalanan hijrah itu. Inilah peran besar yang dilakukan Asma’; membantu
perjalanan hijrah pada situasi yang sangat sulit itu. Dalam kamus ‫ـ‬ ‫ متخار الصحاح‬: kata
‫ النطاق‬bermakna ‫ شقة‬: sobekan dari pakaian wanita.
Asma berkata: ”Ibuku” bernama Quatailah bint Abdul Uzza bin Asad. Menurut
Az Zubair bin Bakkar, namanya adalah Qiylah ( dengan ya’ bertitik dua di bawah setelah
qaf). Ibu Asma yang disebutkan itu adalah juga ibunya Abdullah bin Abu Bakar –saudara
sekandung Asma’. Abu Bakar telah menceraikannya di masa jahiliyah. Kedatangannya
menemui anaknya –Asma’- dengan membawa hadiah (zabib, keju, kulit yang telah
disamak) lalu Asma’ tidak mau menerima hadiah ini, atau tidak mau memasukkannya ke
dalam rumahnya, dan mengutus orang ke rumah Aisyah: Tanyakan kepada Rasulullah
saw ? lalu Rasulullah menyuruhnya untuk menerima dan memasukkan hadiah itu ke
dalam rumah Asma’. Peristiwa ini terjadi pada masa damai antara Rasulullah dan Kafir
Quraisy, setelah peristiwa Hudaibiyah sampai peristiwa fathu Makkah.
" ‫ " وهي راغبة‬Dia senang dengan kebaikanku dan hubunganku dengannya –
padahal ia masih musyrik- atau maknanya: ia tidak suka Islam. Menurut riwayat Abu
Daud berbunyi: ‫ وهي راغمة‬dengan mim yang berarti: Tidak suka Islam. Lalu aku bertanya
kepada Rasulullah saw : " ‫" آصلها‬hamzah dibaca panjang, berbentuk kalimat Tanya:
Bolehkah aku berhubungan. Dalam riwayat lain: " ‫ " أفأصل أمي‬bolehkah aku
bersilaturrahim dengan ibuku?
Rasulullah saw menjawab: " ‫" نعم‬ dalam riwayat lain: " ‫ " نعم صلى أمك‬ya,
bersilaturrahimlah dengan ibumu. Rasulullah saw memperbolehkan Asma’ untuk

___________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Hak Ibu 5
berhubungan dengan ibunya dan tidak mensyaratkan untuk bermusyawarah dulu dengan
suaminya; padahal saat itu Asma’ menjadi isteri Az Zubair bin Al Awwam.
Sufyan bin Uyainah mengatakan: Maka Allah turunkan ayat dalam kaitan ini:

         


         
  

8. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan
tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil. QS. Al Mumtahanah.

Inilah kemudahan dari Allah swt dalam berhubungan dengan orang-orang yang tidak
memusuhi kaum mukminin dan tidak memeranginya. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan
bawhwa ayat ini turun berkaitan dengan sekelompok kaum musyrikin yang sikapnya
lunak dan akhlaknya baik.
Al Hafiz Ibnu Hajar berkata: Tidak ada yang bertentangan antara kedua
penjelasan di atas. Karena sababunnuzul bisa khusus, dan kalimat Al Qur’annya umum;
sehingga dapat mencakup semua orang yang memiliki kesamaan sikap dengan ibunya
Asma’; yaitu semua orang musyrik laki-laki atau wanita yang tidak memerangi kaum
muslimin.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran:
1. Bahwa ibu yang masih kafir, tetap dijalin hubungan silaturrahim sebagaimana
dengan ibu yang sudah muslimah, baik dengan harta dan sejenisnya.
Demikian juga ayah yang masih kafir dan orang-orang yang sejenisnya seperti
saudara yang masih musyrik.
2. Seorang muslim berhati-hati dalam masalah agamanya, sebagaimana kehati-
hatian Asma’ dalam masalah agamanya. Ia tidak menjalin hubungan dengan
ibunya yang masih musyrik kecuali setelah mendapatkan izin dari Rasulullah
saw.

___________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Hak Ibu 6
HUBUNGAN DENGAN SAUDARA YANG MASIH MUSYRIK

: ‫ رضي ال عنهما ـ يقول‬: ‫سمعت ابن عمر‬: ‫عن عبد ال بن دينار ـ رضي ال عنه ـ قال‬
‫ وإذا‬، ‫ ابتع هذه والبسها يوم الجمعة‬، ‫ يا رسول ال‬: ‫ فقال‬، ‫رأي عمر ححلة سيراء تباع‬
‫ فأتى النبي ـ صلى ال عليه‬، ‫ " إنما يلبس هذه من ل خلقا له‬: ‫جاءك الوفود فقال‬
‫ وقد قلت فيها ما قلت‬، ‫ كيف ألبسها‬: ‫ فقال‬، ‫وسلم ـ منها بحلل فأرسل إلى عمر بححلة‬
‫ فأرسل بها عمر إلى أخ له‬، ‫ أو تكسوها‬، ‫ ولكن لتبيعها‬، ‫ إني لم أعطكها لتلبسها‬: ‫؟ قال‬
‫ رواه البخاري‬. " ‫ـ من أهل مكة ـ قبل أن يسلم‬

Dari Abdullah bin Dinar ra berkata: Aku mendengar Ibnu Umar ra berkata: Umar melihat
hullah saira’ (jaket bergaris-garis terbuat dari sutera) yang dijual. Lalu berkata: Ya
Rasulullah, belilah jaket ini dan pakailah di hari jum’at, dan jika ada tamu”. Rasulullah
saw menjawab: Sesungguhnya yang memakainya adalah orang yang tidak mendapatkan
bagian di akhirat. Lalu dibawakanlah untuk Rasulullah saw beberapa jaket, termasuk
jaket hullah saira’ tadi. Maka Rasulullah berikan kepada Umar. Umar bertanya:
Bagaimana saya memakainya? Sedangkan Engkau telah mengatakan seperti yang pernah
Engkau katakan? Jawab Rasulullah: Sesungguhnya aku memberikannya tidak untuk
kamu kenakan, akan tetapi untuk kamu jual, atau kamu berikan kepada orang lain. Maka
Umar kirimkan jaket itu kepada saudaranya yang ada di Makkah yang masih belum
masuk Islam. HR Al Bukhariy.

Penjelasan:
" ‫ " عن عبد ا بن دينار‬Abdullan bin Dinar, Al Madaniy adalah mantan budak Abdullah bin
Umar.
Umar bin Al Khaththab melihat kata hullah digabungkan dengan kata saira, ada yang
meriwayatkannya dengan membaca tanwin kata hullah. Saira’ adalah sejenis mantel
dingin bergaris-garis terbuat dari sutera.
" ‫ " من ل خلقا له‬Orang yang tidak memiliki agama, atau tidak memiliki bagian di akhirat.
Hal ini jika ia menganggapnya halal. Atau kalimat ini untuk memberatkan hukumnya.
‫ فأتى النبي‬Hamzah dibaca dhammah, tak bertitik dua di atas di baca kasrah.
Lalu Rasulullah saw mengirimkan jaket itu kepada Umar. Umar bertanya: Bagaimana
memakainya, sedangkan Rasulullah telah mengatakan bahwa pemakainya tidak memiliki
bagian agama, atau bagian di akhirat.
‫ ولكن لتبيعها " فتنتفع بثمنها‬، ‫" قال " عليه الصلةا والسلم " إني لم أعطكها لتلبسها‬
‫ والحرير حلل‬. ‫ إذا كان يحل له ذلك‬، ‫ فيلبسها‬، ‫" أو تكسوها " أي تعطيها غيرك‬
، ‫للنساء‬

___________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Hak Ibu 7
Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya aku memberikannya tidak untuk kami pakai,
akan tetapi agar kamu jual sehingga mendapatkan uangnya, atau kamu berikan kepada
orang lain, yang boleh mengenakannya. Karena sutera itu halal itu bagi wanita.
Kemudian Umar mengirimkannya kepada saudaranya –seibu yang bernama Utsman bin
Hakim,- ibunya adalah Asma’ bin Wahb, agar ia jual atau dikenakan bagi isterinya, atau
Utsman yng disebutkan itu masih berada di Makkah dan belum masuk Islam.
Maka dari hadits ini dapat diambil pelajaran tentang diperbolehkannya berhubungan
dengan suadara yang masih musyrik.

SIAPAKAH YANG LEBIH BERHAK MENDAPATKAN KEBAIKAN

‫ جاء رجل إلى رسول ال ـ صلى ال عليه وسلم ـ‬: ‫عن أبي هريرةا ـ رضي ال عنه ـ قال‬
‫ ثم من ؟‬: ‫ قال‬. ‫ أمك‬: ‫ " من أحق الناس بحسن صحابتي ؟ قال‬: ‫ يا رسول ال‬: ‫فقال‬
‫ رواه البخاري‬. " ‫ ثم أبوك‬: ‫ قال ثم من ؟ قال‬. ‫ أمك‬: ‫ ثم من ؟ قال‬: ‫ قال‬. ‫ أمك‬: ‫قال‬
‫ وابن ماجه‬. ‫ومسلم‬

Dari Abu Hurairah ra berkata: Ada seseorang yang datang menghadap Rasulullah dan
bertanya: Ya Rasulallah, siapakah orang yang lebih berhak dengan kebaikanku? Jawab
Rasulullah: Ibumu. Ia bertanya lagi: Lalu siapa? Jawabnya: Ibumu. Ia bertanya lagi: Lalu
siapa? Jawabnya: Ibumu. Ia bertanya lagi: Lalu siapa? Jawabnya: Ayahmu. HR Al
Bukhariy, Muslim, dan Ibnu Majah.

Penjelasan:
Ada seseorang yang datang, disebutkan namanya Muawiyah bin Haydah ra, bertanya:
‫ من أحق الناس بسحن صحابت‬، ‫ يا رسول ال‬:Ya Rasulallah, siapakah orang yang lebih berhak
dengan kebaikanku? Kata ‫ والصحبة‬، ‫ الصحابة‬adalah dua kata masdar yang memiliki satu
makna yaitu: ‫ الصاحبة‬persahabatan.
Jawab Rasulullah saw: ‫ أمك‬ibumu. Dengan diulang tiga kali pertanyaan dan jawaban ini.
Pengulangan kata ”ibu” sampai tiga kali menunjukkan bahwa ibu lebih berhak atas
anaknya dengan bagian yang lebih lengkap, seperti al bir /kebajikan, ihsan/pelayanan.
Ibnu Al Baththal mengatakan:
‫ وكأن ذلك‬، ‫ من البر فقد ذكر البأ في الحديث مرةا واحدةا‬: ‫أن يكون لها ثلثة أمثال ما للبأ‬
‫ ثم‬، ‫ وتشقى بها‬، ‫ فهذه المور الثلثة تنفرد بها الم‬، ‫ ثم الرضاع‬، ‫ ثم الوضع‬، ‫لصعوبة الحمل‬
. ‫تشارك البأ في التربية‬
Bahwa ibu memiliki tiga kali hak lebih banyak daripada ayahnya. Karena kata ”ayah”
dalam hadits disebutkan sekali sedangkan kata ”ibu” diulang sampai tiga kali. Hal ini bisa

___________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Hak Ibu 8
difahami dari kerepotan ketika hamil, melahirkan, menyusui. Tiga hal ini hanya bisa
dikerjakan oleh ibu, dengan berbagai penderitaannya, kemudian ayah menyertainya
dalam tarbiyah, pembinaan dan pengasuhan. Hal ini diisyaratkan pula dalam firman
Allah:
       
         
14. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. 1
bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya
kepada-Kulah kembalimu. QS. Luqman

Allah swt menyamakan keduanya dalam berwasiat, namun mengkhususkan ibu dengan
tiga hal yang telah disebutkan diatas.

Imam Ahmad dan Al Bukhariy meriwayatkan dalam Al Adabul Mufrad, demikian juga
Ibnu Majah, Al Hakim, dan menshahihkannya dari Al Miqdam bin Ma’di Kariba, bahwa
Rasulullah saw bersabda:
‫ ثم يوصيكم‬، ‫ ثم يوصيكم بأمهاتكم‬، ‫ ثم يوصيكم بأمهاتكم‬، ‫" إن ال يوصيكم بأمهاتكم‬
" ‫ ثم يوصيكم بالقربأ فالقربأ‬، ‫بآبائكم‬
Sesunguhnya Allah swt telah berwasiat kepada kalian tentang ibu kalian, kemudian
berwasiat tentang ibu kalian, kemudian berwasiat tentang ibu kalian, kemudian berwasiat
tentang ayah kalian, kemudian berwasiat tentang kerabat dari yang terdekat.
Hal ini memberikan kesan untuk memprioritaskan kerabat yang didekatkan dari
sisi kedua orang tua daripada yang didekatkan dengan satu sisi saja. Memprioritaskan
kerabat yang ada hubungan mahram daripada yang tidak ada hubungan mahram,
kemudian hubungan pernikahan. Ibnu Baththal menunjukkan bahwa urutan itu tidak
memungkinkan memberikan kebaikan sekaligus kepada keseluruhan kerabat.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran tentang ibu yang lebih diprioritaskan
dalam berbuat kebaikan dari pada ayah. Hal ini dikuatkan oleh hadits Imam Ahmad, An
Nasa’iy, Al Hakim yang menshahihkannya, dari Aisyah ra berkata:
: ‫ قلت‬. ‫ زوجها‬: ‫سألت النب ـ صلى ال عليه وسلم ـ أي الناس أعظم حقا على الرأة ؟ قال‬
" ‫ أمه‬: ‫فعلى الرجل ؟ قال‬
Aku bertanya kepada Nabi Muhammad saw. Siapakah manusia yang paling berhak atas
seorang wanita? Jawabnya: Suaminya. Kalau atas laki-laki? Jawabnya: Ibunya.
Demikian juga yang diriwayatkan Al Hakim dan Abu Daud dari Amr bin Syuaib dari
ayahnya dari kakeknya, bahwa ada seorang wanita yang bertanya:

1
Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua
tahun.

___________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Hak Ibu 9
‫ وإن أباه‬، ‫ وحجري له حواء‬، ‫ وثدي له سقاء‬، ‫ كان بطني له وعاء‬، ‫ إن ابني هذا‬: ‫يا رسول ال‬
" ‫ أنت أحق به ما لم تنكحي‬: ‫ فقال‬: ‫ وأراد أن ينزعه مني‬، ‫طلقني‬

Ya Rasulallah, sesungguhnya anak laki-lakiku ini, perutku pernah menjadi tempatnya, air
susuku pernah menjadi minumannya, pangkuanku pernah menjadi pelipurnya. Dan
sesungguhnya ayahnya menceraikanku, dan hendak mencabutnya dariku. Rasulullah saw
bersabda: Kamu lebih berhak daripada ayahnya, selama kamu belum menikah.
Maksudnya menikah dengan lelaki lain, bukan ayahnya, maka wanita itu yang
meneruskan pengasuhannya, karena ialah yang lebih spesifik dengan anaknya, lebih
berhak baginya karena kekhususannya ketika hamil, melahirkan dan menyusui.

___________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Hak Ibu 10

Anda mungkin juga menyukai