Anda di halaman 1dari 19

PROMOSI KESEHATAN

UPAYA PROMOSI KESEHATAN PADA IBU MENYUSUI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang masih tinggi dialami oleh negara Indonesia ialah masalah gizi
kurang terutama dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI), angka kesakitan dan kematian pada bayi
dan anak-anak. Kendala dalam pemberian ASI telah diidentifikasi, diantaranya mencakup
faktor-faktor seperti kurangnya informasi, praktik-praktik rumah sakit yang kurang tepat seperti
memberikan air dan suplemen untuk bayi tanpa ada kebutuhan medis, kurangnya perawatan
tindak lanjut pada awal periode pasca melahirkan, ibu bekerja, kurangnya dukungan sosial yang
luas, dan promosi komersial dari susu formula melalui hadiah yang diberikan rumah sakit
waktu ibu pulang ke rumah, hadiah untuk bayi dari perusahaan susu formula yang
didistribusikan oleh pemberi perawatan selama kehamilan dan iklan-iklan di televisi serta
majalah.
Pada awal kehidupan sampai bayi berusia enam bulan, ASI eksklusif tanpa bahan
makanan lain sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun
psikologis bayi karena dalam ASI mengandung banyak zat-zat gizi yang mencukupi kebutuhan
kelangsungan hidup bayi. Setelah enam bulan ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein
vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada
beras.
Bidan mempunyai peran sebagai pelaksana, pengelola, peneliti, dan pendidik. Sebagai
pelaksana, bidan melakukan tugasnya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Sebagai
pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan mutu kesehatan.
Sebagai peneliti, bidan melakukan penelitian dalam berbagai masalah tentang pelayanan
kesehatan. Sebagai pendidik, bidan dapat berperan sebagai penyuluh dan penasihat tentang
permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat, disinilah peran bidan dalam melakukan upaya
promosi kesehatan. Dimana sebagai promotor kesehatan bidan harus mampu memberikan
penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat
menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik serta
menganggap pelayanan kesehatan tersebut menguntungkan bagi diri dan lingkungan mereka.
Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang memberi
manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi kesehatan seperti promosi kesehatan
pada ibu menyusui.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan menyusui?
2. Apakah yang dimaksud dengan ASI Eksklusif?
3. Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan?
4. Apakah yang dimaksud dengan ibu menyusui?
5. Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu menyusui?
6. Apakah tujuan promosi kesehatan pada ibu menyusui?
7. Apa saja yang termasuk dalam upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui?
8. Bagaimana promosi kesehatan pada ibu menyusui yang bekerja?

C. Tujuan
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
melakukan praktik promosi kesehatan ibu menyusui. Sedangkan tujuan khusus dari pembuatan
makalah ini antara lain:

1. Mengetahui pengertian menyusui.


2. Mengertahui pengertian ASI Eksklusif.
3. Mengetahui pengertian promosi kesehatan.
4. Mengetahui pengertian ibu menyusui.
5. Mengetahui pengertian promosi kesehatan pada ibu menyusui.
6. Memahami tujuan promosi kesehatan pada ibu menyusui.
7. Mengetahui tentang upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui.
8. Memahami tentang promosi kesehatan pada ibu menyusui yang bekerja.
9. Capaianya apa yang sudah tercapai kendalanya.
10. Kendala promkes di RSU dr. G L Tobing.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu
Ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan
menelan susu. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk
bayi. Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat
diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet.
Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai
metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi,
antara lain WHO, American Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan.
ASI sangat baik untuk kesehatan bayi, ASI juga mengandung antibiotik yang bisa melindungi
bayi dari berbagai penyakit selama antibodinya berkembang. Oleh sebab itu pemberian ASI
disarankan pada 6 bulan awal masa kelahiran (ASI eksklusif).
Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku dibidang
kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau hal- hal lain yang sangat
berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan susu kepada bayi atau anak kecil dengan
air susu ibu (ASI) dari payudara ibu itu sendiri.
Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku
yang dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan terhadap ibu menyusui.

B. Tujuan Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui

Secara sederhana, skema tahap-tahap perencanaan promosi kesehatan pada ibu


menyusui digambarkan sebagai berikut :
Berdasarkan skema tahap perencanaan diatas, tujuan jangka panjang dalam promosi
kesehatan pada ibu menyusui adalah mengoptimalkan status kesehatan dalam hal menyusui,
tujuan jangka menengah adalah menciptakan perilaku sehat menyusui yang baik dan benar dan
tujuan jangka pendek adalah sasaran atau ibu menyusui mengerti dan memahami teknik
menyusui yang benar, bersikap dan memiliki norma yang positif mengenai menyusui.

C. Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui

Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia adalah suatu gerakan yang dilaksanakan secara
serentak di seluruh dunia pada setiap minggu pertama bulan Agustus. Tujuannya adalah agar
setiap negara, secara terus menerus bersama-sama melaksanakan upaya-upaya yang nyata untuk
membantu ibu agar berhasil menyusui. "Menyusui : Sepuluh Langkah Menuju Sayang Bayi"
adalah tema Pekan ASI Sedunia tahun 2010 dengan slogan “Sayang Bayi, Beri ASI” adalah
suatu komitmen nyata dari fasilitas kesehatan untuk mendukung keberhasilan menyusui,
melalui pemberian perlindungan dan memberikan informasi serta dukungan kepada ibu agar
dapat menyusui bayinya secara eksklusif.
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui atau Ten Step to Successful
Breeastfeeding (WHO/UNICEF 1989, isi dikembangkan oleh DepKes RI dan BKPPASI)
merupakan upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui yaitu:
1. Langkah I : Buatlah kebijakan tertulis tentang pemberian ASI yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua petugas pelayanan kesehatan.
Pada tahun 1989, UNICEF bersama WHO memperkenalkan Sepuluh Langkah
Keberhasilan Menyusui dengan mengeluarkan sebuah Pernyataan Bersama mengenai
“Perlindungan, Promosi, dan Dukungan Menyusui: Peran Khusus Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Ibu”. Tahun 1990 Deklarasi Innocenti menghimbau dunia agar mendukung
pelaksanaan Sepuluh Langkah disemua fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan ibu. Selain itu juga mempunyai kebijakan yang melarang promosi
susu formula sesuai dengan Juklak Dep.Kes. tahun 1991 tentang Permenkes no.240
tahun 1985. Dimana semua kebijakan tersebut harus dikomunikasikan secara rutin
kepada semua staf dan dipasang pada tempat yang mudah terlihat oleh semua orang
yang datang ke Pelayanan Kesehatan tersebut.
2. Langkah II : Memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan untuk dapat melaksanakan
hal-hal yang disebutkan dalam kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI.
Keberhasilan komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien pada umumnya
akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya
timbulnya empati atau ikut merasakan apa yang sedang dialami oleh pasien. Pada
promosi kesehatan pada ibu menyusui petugas kesehatan diberi pelatihan mengenai
berkomunikasi yang baik secara efektif dengan ibu-ibu (ibu menyusui) dan
keluarganya sehingga dapat membantu menumbuhkan kepercayaan diri khususnya
pada ibu menyusui dan meningkatkan kepercayaan terhadap tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatannya serta keterampilan mengenai menyusui yang
baik. Dalam melaksanakan promosi pemberian ASI di Rumah Sakit pelatihan kepada
petugas meliputi:
a. 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan kebijakan tertulis lainnya
mengenai pemberian ASI.
b. Pelatihan paling sedikit 16 jam dan pengalaman klinik paling sedikit 3 jam,
kemudian diikuti dengan supervisi.
c. Pelatiahan atau penyegaran dilakukan secara berkelanjutan terhada semua staf
yang terkait terhada promosi pemberian ASI
3. Langkah III : Menjelaskan manfaat menyusui
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:
aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis,
ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
a. Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum :
1) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi
dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
2) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi
pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan
pada bayi.
3) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung
karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi
pada hari-hari pertama kelahiran.
4) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI :
1) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat
dalam ASI tersebut.
2) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara
Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein
merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI
mengandung Whey : Casein lebih banyak yaitu 65 : 35. Komposisi ini
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi
mempunyai perbandingan Whey:Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak
mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI :
1) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang
berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses
maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi
taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
2) Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam
lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang
diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan
AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan
kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk
atau disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-
masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
b. Aspek Imunologik
1) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
2) Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.
Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E.
coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
3) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan
yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
4) Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak
daripada susu sapi.
5) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per
mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue
(BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT)
antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue
(MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
6) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang
pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman
flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
c. Aspek Psikologis
1) Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui
dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi
oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan
produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI.
2) Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi
tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
3) Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi
karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact).
Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh
ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi
masih dalam rahim.
d. Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu dan bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat
dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi
ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point
lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun,
dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
e. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap
dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
f. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian
akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan
peralatannya.
g. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang
secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
4. Langkah IV : Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi lahir tanpa dimandikan terlebih
dahulu langsung diletakkan pada perut ibu. Secara naluri bayi akan mencapai dan
dapat menghisap puting ibu dalam waktu 30 menit. Dengan demikian, kolostrum atau
ASI yang berwarna kekuning-kuningan, ASI yang pertama keluar akan langsung
dihisap oleh sang bayi. Sebagaimana kita ketahui kolostrum mengandung zat
kekebalan yang lebih banyak dari Air Susu yang keluar pada hari-hari berikut setelah
kelahiran bayi. Kontak fisik pertama antara ibu dan bayi akan semakin merekatkan
rasa kasih sayang ibu dan bayi. Lalu dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif. ASI
eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini.
5. Langkah V : Menunjukkan teknik menyusui yang benar
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya
kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan
membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin
tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin
tampak, dan aerola mamae makin menghitam. Persiapan memperlancar pengeluaran
ASI dilaksanakan dengan jalan :
a. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang
lepas tidak menumpuk.
b. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan
isapan bayi.
c. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
Posisi yang benar dalam pemberian asi sangat menentukan bagi kenyamanan
bayi dan ibu sendiri. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan
berdiri, duduk, atau rebahan. Teknik menyusui yang benar yaitu cuci tangan yang
bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, berdiri, duduk,
atau berbaring dengan santai (sesuai keinginan).
a. Melekat dengan benar :
1) Dagu menempel pada payudara ibu
2) Bibir bawah terbuka keluar
3) Mulut terbuka lebar
4) Bagian atas areola mamae lebih banyak berada dalam mulut bayi
b. Posisi tubuh :
1) Perut bayi menghadap badan ibu
2) Telinga, bahu, tangan berada dalam satu garis lurus
3) Bayi di dekatkan dengan ibu
4) Ibu menyangga seluruh badan bayi
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar
maka akan memperlihatkan tanda-tanda yaitu bayi tampak tenang, bayi nampak
menghisap kuat dengan irama perlahan dan puting susu tidak terasa nyeri.

a. Posisi menyusui:
1) The cradle
Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Bayi berada di
perut ibu sampai kulitnya dan kulit ibu saling bersentuhan. Tubuh bayi
menghadap kearah ibu dan meletakkan kepala bayi pada siku tangan ibu.
2) The cross cradle hold
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung
kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi ibu akan memiliki kontrol lebih
besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau
ibu dengan puting payudara kecil.
3) The football hold
Bayi disamping ibu dengan kaki bayi dibelakang ibu dan bayi
terselip di bawah lengan ibu, seolah-olah ibu sedang memegang bola kaki.
Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar
atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar. Posisi ini membutuhkan bantal
untuk menopang bayi.
4) Saddle hold
Posisi ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui
dalam posisi duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi memiliki pilek
atau sakit telinga. Bayi duduk tegak dengan kaki mengangkangi ibu.
5) The lying position
Menyusui dengan berbaring akan memberi ibu lebih banyak
kesempatan untuk bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam
hari. Ibu bisa tidur saat bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi
dengan bantal dan pastikan bahwa perut bayi menyentuh ibu.
b. Berbagai masalah dalam menyusui
1) Payudara bengkak
Payudara bengkak biasanya terjadi 2 atau 3 hari pasca persalinan.
Bengkak pada payudara ini di sebabkan oleh penggumpalan air susu dalam
kelenjar susu di payudara yang lama kelamaan dapat menyebabkan
tersumbatnya kelenjar susu sehingga pengeluaran volume ASI berkurang.
Desakan ASI yang tidak lancer menimbulkan rasa nyeri pada payudara ibu.

Penggumpalan air susu biasa terjadi karena bayi enggan menyusui


pada ibu nya kemungkinan karna derasnya aliran air susu yang keluar
sehingga bayi tak nyaman saat menyusui. Produksi ASI yang melimpah
tanpa disusukan atau dipompa lambat laun akan menyebabkan
penggumpalan yang pada akhirnya menyumbat kelenjar susu.
Jika ibu mengalami bengkak pada panyudara, atasilah dengan
memijat daerah payudara yang sakit sehari 2 kali kearah puting susu.
Gunakan baby oil atau minyak kelapa murni untuk melemaskan dan
membuat daerah sekitar payudara tidak kaku.
2) Payudara meradang
Gangguan ini biasa disebut sebagai mastitis. Radang ini akan
terjadi karena ibu tidak menyusui atau puting payudara lecet karena
mernyusui. Kondisi ini biasa terjadi pada satu atau kedua payudara
sekaligus. Umumnya radang terjadi 2-6 minggu pasca persalinan akibat
adanya infeksi bakteri serta pemakaian BH yang terlalu ketat. Untuk
mencegah mastitis, ibu harus menyusui bayi segera dan sesering mungkin,
bila payudara terasa penuh segera keluarkan dengan cara menyusui
langsung pada bayi. Pengobatan yang tepat adalah dengan pemberian
antibiotik yang baik dan aman untuk ibu menyusui.
3) Puting datar atau tenggelam
Kalainan ini terjadi karena pelekatan mengakibatkan saluran lebih
pendek dan menarik puting susu kedalam. Upaya agar puting tidak datar
atau tenggelam lagi ialah tarik puting susu keluar dengan jari tangan, tahan
selama beberapa waktu, lakukan selama 2 hari sekali.
4) Puting lecet
Puting lecet ini tidak tepatnya posisi mulut bayi saat menyusui.
Umumnya terjadi pada hari pertama menyusui. Bila tidak terlalu nyeri, ibu
dianjurkan untuk teruskan menyusui bayinya agar nyeri berkurang dan
oleskan sedikit ASI pada puting susu dan sekitarnya atau kompres
payudara dengan Air hangat sebelum menyusui.
5) Gangguan volume ASI
Menyusui melibatkan proses menghasilkan dan mengeluarkan
ASI. Biarkan pemberian ASI lancar, kedua proses itu harus berjalan dengan
seimbang. Jika tidak terjadi keseimbangan maka proses menyusuipun tidak
akan berjalan lancar.
6) Bingung puting
Bingung puting merupakan masalah menyusui yang timbul karena
bayi yang masih terlalu kecil mengalami kebingungan antara meghisap
puting dengan botol susu. Solusinya ibu harus memulai membiasakan bayi
diberi ASI perah dengan sendok, bukan botol susu. Berikan dengan cara
menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak binggung puting.
6. Langkah VI : Tidak memberikan makanan dan atau minuman selain ASI
ASI tak dapat digantikan oleh makanan ataupun minuman manapun, karena
ASI mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan
kebutuhan bayi setiap saat. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada
bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal.
7. Langkah VII : Melaksanakan rawat gabung
Rawat gabung merupakan satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam sebuah ruangan.
Manfaat dilakukannyan rawat gabung yaitu:
a. Dengan rawat gabung antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat (bonding)
yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya
b. Ibu mudah menyusui kapan saja
c. Bayi dapat disusui dengan frekuensi yang lebih sering dan menimbulkan
refleks prolaktin yang mampu memacu proses produksi ASI dan refleks
oksitosin yang membantu pengeluaran ASI dan mempercepat involusi rahim
d. Petugas kesehatan lebih mudah untuk mengetahui perkembangan kondisi
kesehatan ibu dan bayi.
8. Langkah VIII : Membantu ibu menyusui sesering mungkin dan semau bayi
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui
bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab
lain (kencing, kepanasan atau kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah
merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada
awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai
pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui
tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu
yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering
disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
9. Langkah IX : Tidak memberikan dot atau kempeng
Oleh karena pemberian susu formula kadang tidak disertai dengan botol atau
dot yang cukup terjamin kebersihannya sehingga bayi menjadi diare. Dan pengenceran
atau perbandingan bubuk susu dan air kadang tidak sesuai dengan ketentuan pada label
yang berakibat bayi kurang gizi.
10. Langkah X : Membina kelompok pendukung ASI
Dukungan lainnya dari pihak-pihak yang terkait dengan ibu menyusui
menjadi penentu keberhasilan pemberian ASI diantaranya:
a. Suami
Bentuk dukungan yang dapat diberikan antara lain menemani istri
ketika sedang menyusui, ikut merawat bayi, memberikan kata-kata
pujian/pemberi semangat sehingga istri terus merasa percaya diri, melengkapi
pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui, serta bangga
dengan istri yang sedang dalam masa pemberian ASI kepada sang buah hati.
b. Keluarga
Melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan
menyusui, memberikan pujian, semangat dan dorongan agar ibu bisa percaya
diri untuk menyusui, membantu dalam perawatan bayi.
c. Tenaga kesehatan
Tidak mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat
tentang ASI dan seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan
dorongan agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan
menyusui diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami
ciri-ciri tumbuh kembang bayi/anak ASI.

d. Lingkungan kerja atau kantor


Menerapkan kebijakan kantor yang ramah terhadap pegawai
perempuan yang menyusui, menyediakan ruang menyusui, memberikan
waktu untuk memerah/menyusui langsung bila menyusui harus dilakukan
selama waktu kerja.
e. Sesama ibu menyusui
Saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat
dan dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI
Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI
diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
f. Pemerintah
Senantiasa mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat,
memperbaiki dan melengkapi perangkat yang mendukung kegiatan menyusui
dan pemberian ASI, menindak dengan tegas segala bentuk pelanggaran pihak
ketiga yang bertentangan dengan kebijakan pemberian ASI Eksklusif serta
pemberian ASI bagi bayi Indonesia.

D. Promosi Kesehatan pada Ibu Menyesui yang Bekerja


Prinsip umum bagi promosi kesehatan yang efektif di tempat kerja antara lain:
1. Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi
dan turut terlibat dalam program tersebut.
2. Pihak pekerja atau karyawan pada semua tingkat pengorganisasian harus terlibat dalam
perencanaan dan implementasi intervensi.
3. Fokus intervensi harus berdasarkan pada faktor risiko yang dapat didefinisikanserta
dimodifikasi, dan merupakan prioritas bagi pekerja atau karyawan.
4. Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja atau
karyawan.
5. Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan
mengimplementasikan intervensi.
6. Evaluasi harus dilakukan juga.
7. Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi
promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
8. Intervensi harus bersifat sustained (kontinu) serta didasarkan pada prinsip-prinsip
pemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat dengan
menggunakan lebih dari satu metode.
Upaya promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk ibu menyusui yang bekerja
antara lain:
1. Memberikan konseling tentang persiapan ketika sudah kembali bekerja seperti:

a. Memberitahu ibu untuk mersiapkan segala kebutuhan esok hari, pada malam
hari sebelumnya.
b. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi sebelum berangkat ke kantor.
c. Mengusahakan agar perpisahan dan pertemuan kembali ibu dengan bayi
dilaksanakan dalam suasana gembira.

2. Memberikan konseling kepada ibu ketika ibu berada di kantor seperti:


a. Memberitahu ibu untuk memerah atau pompa ASI sesuai jadwal menyusu
bayi atau minimal dalam rentang waktu 3 jam.
b. Memberitahu memerah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal
dan sebelum payudara ibu terasa penuh.
c. Menggunakan cara yang benar untuk menyimpan dan mengangkut ASIP.
d. Memastikan bahwa pengasuh bayi mengerti tata cara pemberian ASIP yang
benar.
e. Memberitahu kepada pengasuh bayi untuk tidak memberikan ASIP ketika
anda sudah dekat rumah.
f. Memberitahu ibu untuk menyusui bayi ketika sudah kembali pulang, pada
malam hari, diakhir pekan dan setiap saat ibu sedang bersama bayi.
g. menganjurkan ibu agar meminta dukungan sesama rekan kantor dalam upaya
ibu untuk terus memberikan ASI.
h. menganjurkan ibu untuk mencari sesama ibu bekerja yang juga menyusui
untuk saling tukar pendapat pengalamam dan saling mendukung.
E. Capaian promkes yang sudah tercapai di RSU dr. G L Tobing
Capaian yang telah di capai yaitu sudah lumayan banyak ibu – ibu yang berobat di
poiklinik kebidanan mengetahui cara menyusui anaknya dengan benar, capaian itu terlihat dari
banyaknya minat ibu – ibu mengikuti seminar tentang pemberian asi dan tentang kesehatan ibu
dan anak yang dilakukan di RSU dr. GL Tobing dan sudah mulai terampilnya setiap ibu yang
datang ke poli kebidanan mengambil leaflet yang di sedikan di rumah sakit umum umum dr. G
L Tobing untuk di baca.

F. Kendala yang di hadapai di RSU dr. G L Tobing


Kendala yang di hadapi dalam pemberian promkes di RSU dr. G L Tobing yaitu masih
banyak ibu – ibu muda yang bekerja menjadi kendala untuk menyusui anaknya dan masi
banyak juga menggap susu formula lebih baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku
yang dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan terhadap ibu menyusui.
Tujuan dari promosi kesehatan ialah mengoptimalkan status kesehatan dalam hal
menyusui, menciptakan perilaku sehat menyusui yang baik dan benar, sasaran atau ibu
menyusui mengerti dan memahami teknik menyusui yang benar, bersikap dan memiliki norma
yang positif mengenai menyusui.
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui merupakan upaya promosi kesehatan
pada ibu menyusui yaitu:
1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang pemberian ASI
2. Memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan
3. Menjelaskan manfaat menyusui
4. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
5. Menunjukkan teknik menyusui yang benar
6. Tidak memberikan makanan dan atau minuman selain ASI
7. Melaksanakan rawat gabung
8. Membantu ibu menyusui sesering mungkin dan semau bayi
9. Tidak memberikan dot atau kempeng
10. Membina kelompok pendukung ASI
Ibu menyusui yang bekerja juga penting untuk diberikan promosi kesehatan tentang
menyusui dengan cara konseling maupun memberi dukungan baik saat persiapan sebelum
bekerja ataupun saat ibu sudah bekerja. Adapun beberapa prinsip umum bagi Prinsip umum
bagi promosi kesehatan yang efektif di tempat kerja antara lain manajemen puncak yang
mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan turut terlibat dalam program
tersebut, adanya evaluasi keefektifan intervensi serta intervensi yang bersifat sustained
(kontinu).
B. Saran

Dalam pemberian ASI eksklusif sangat diperlukan dukungan dari beberapa pihak terkait
khususnya keluarga, selain itu dukungan dari lingkungan seperti adat, kebiasaan, sarana
prasarana haruslah terpenuhi juga. Perlunya intervensi melalui pelayanan kesehatan di tempat-
tempat tertentu dan pemberdayaan kepada petugas kesehatan (Dokter, Bidan dan Paramedis
lainnya), diantaranya dengan memberikan tempat khusus untuk ibu menyusui bayinya serta
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam rangka peningkatan penggunaan
ASI.
DAFTAR PUSTAKA

Gibney, Michael.2008.Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Maulana, Heri.2009.Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Simkin, Penny.Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Dan Bayi. Arcan

Soetjiningsih.1997.ASI : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.Jakarta : EGC

Suparyanto.2010. Promosi Kesehatan Ibu Menyusui (BUTEKI). (http://dr-


suparyanto.blogspot.com/2010/12/promosi-kesehatan-ibu-menyusui-buteki.html,
diakses 13 Desember 2011)

Anda mungkin juga menyukai