Anda di halaman 1dari 31

RADIASI BENDA HITAM

Warna adalah sebuah keindahan dalam kehidupan. Kita bisa membayangkan bagaimana
rasanya hidup tanpa warna, pastilah hidup itu kurang berarti. Kita tidak bisa melihat
keindahan tanpa warna, kita tidak bisa mengetahui suatu perasaan tanpa warna, kita pun juga
tidak bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran kita tanpa warna. Meskipun terlihat
sederhana, nyatanya peranan warna sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Warna
memiliki kekuatan khusus yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Pada intinya, dunia
tanpa warna bagaikan tidak ada kehidupan.

Warna adalah biasan dari cahaya yang bertemu dengan kelebihan dari mata makhluk hidup
sehingga membentuk goresan- goresan yang indah. Secara teori ilmiah, warna merupakan
sebuah spektrum tertentu yang dihasilkan dari suatu cahaya sempurna yang berupa putih.
Jadi, cahaya sempurna putih itu tadi bisa dirubah menjadi cahaya- cahaya lain yang berwarna
warni. Kita mengenal warna- warna dari kecil. Dalam ilmu pewarnaan, kita mengenal ada
warna gelap dan warna yang terang. Warna- warna gelap seperti hitam, biru tua (navy),
coklat tua, hijau tua, dan lainnya yang biasanya serba tua. Sementara warna terang adalah
warna- warna yang cerah seperti kuning, hijau muda, biru laut, pink dan lainnya.

Radiasi Benda Hitam


Setiap benda pasti memiliki warna. Hal tersebut bisa dengan jelas ditangkap oleh mata
manusia yang normal. Warna- warna pada benda ternyata memiliki kemampuan untuk
memancarkan radiasi. Salah satu warna benda yang dapat memancarkan radiasi adalah benda
berwarna hitam. Benda berwarna hitam memang memiliki kemampuan lebih dalam
menyerap cahaya. Itulah sebabnya ketika kita menggunakan kaos atau baju berwarna hitam di
bawah terik matahari, maka terasa lebih panas daripada ketika kita menggunakan baju
berwarna terang seperti putih dan lainnya. Selain itu, ketika kita menjemur pakaian, maka
pakaian kita yang berwarna hitam akan lebih cepat kering daripada pakaian kita yang
berwarna cerah atau putih. Lalu, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan radiasi benda
hitam? Kita akan membahasnya di artikel ini berserta hal- hal yang berkaitan dengannya.

Pengertian Radiasi Benda Hitam


Sebelum kita membahas mengenai pengertian dari radiasi benda hitam, sebaiknya kita
membahas terlebih dahulu mengenai apa itu benda hitam yang dimaksud kali ini, apakah
benda yang berwarna hitam atau yang lainnya. Benda hitam yang dimaksud disini adalah
benda yang buram dan tidak memantulkan cahaya. Tidak memantulkan cahaya, artinya bisa
jadi benda ini justru akan menyerap cahaya. Nah, yang dimaksud dengan radiasi benda hitam
adalah sebuah radiasi elektromagnetik termal yang terjadi di dalam atau di sekitar benda
dalam keadaan kesetimbangan termodinamika dengan lingkungannya atau saat ada proses
pelepasan dari benda hitam tersebut. Istilah yang lebih mudah kita pahami, radiasi benda
hitam ini adalah ketika benda tersebut menyerap dan menahan cahaya kemudian
memancarkan radiasi ke sekitarnya sehingga kita bisa merasakannya melalui suhu ataupun
perubahan ke warna- warna tertentu.

Mengapa bisa ada radiasi benda hitam bisa terjadi? Benda hitam yang ideal digambarkan
sebagai sebuag rongga hitam yang memiliki lubang- lubang kecil, ketika suatu cahaya
memasuki rongga melalui lubang tersebut maka berkas cahaya akan dipantulkan berkali- kali
di dalam rongga tersebut dan tidak dapat keluar kembali ke lubang. Dinding- dinding benda
yang berwarna hitam akan menyerap cahaya, benda hitam ini akna menyerap cahaya yang
suhunya lebih rendah daripada suhu di sekitarnya dan memancarkan cahaya yang suhunya
lebih tinggi dari pada suhu di sekitarnya.
Sifat- sifat Radiasi Benda Hitam
Radiasi yang muncul dari benda hitam mungkin berbeda dengan radiasi cahaya. Radiasi
benda hitam lebih terasa kita rasakan, bukan kita lihat. Radiasi benda hitam memiliki sifat
tertentu. Sifat- sifat dari radiasi benda hitam ini berasal dari sifat benda hitam itu sendiri.
Sifat dari radiasi benda hitam sebenarnya adalah sifat dari spektrum cahaya benda hitam yang
sifatnya ideal. Beberapa sifat dari spektrum cahaya benda hitam yang ideal antara lain adalah:

 Benda hitam yang lebih panas akan memancarakan yang lebih banyak yang memenuhi
seluruh panjang gelombang. Hal ini berarti apabila kita membandingkan dua benda hitam
tanpa melihat panjang gelombangnya, benda hitam yang lebih panas kan mengeluarkan lebih
banyak cahaya daripada benda hitam yang lebih dingin.
 Spektrum benda hitam bersifat tetap dan memiliki puncak pada panjang gelombang tertentu.
Puncak kurva benda hitam pada sebuah spektrum bergerak ke panjang gelombang yang lebih
pendek untuk benda yang lebih panas. Benda hitam yang lebih panas, panjang gelombangnya
akan lebih biru daripada pancaran puncaknya. Contoh peristiwa adalah matahari yang suhu
rata- ratanya adalah 5.800 Kelvin. Benda hitam yang memiliki suhu yang sama dengan
matahari tersebut memiliki puncak rata- rata 500 nanometer dan memiliki panjang
gelombang yang berwarna kuning. Lalu benda hitam lainnya yang memiliki suhu yang
besarnya dua kali lipat dari suhu matahari akan memiliki puncak spektrum sekitar 250
nanometer yang mana merupakan bagian dari sinat Ultraviolet dari spektrum.

Nah itulah beberapa sifat dari spektrum cahaya dari benda hitam yang ideal. Sifat dari radiasi
benda hitam itu sendiri. Radiasi benda hitam adalah apa yang dipancarkan dari benda hitam
itu sehingga terasa di sekitarnya. Selanjutnya adalah mengenai hukum- hukum mengenai
radiasi dari benda hitam.

Hukum- hukum Mengenai Radiasi Benda Hitam


Para ilmuwan sebagai seseorang yang sangat berperan dalam ilmu penetahuan, tentu sudah
meneliti hal ini lebih dulu, maksudnya tentang radiasi benda hitam. Dengan pemikiran para
ilmuwan serta penelitian tentangnya, melahirkan berbagai hukum mengenai radiasi benda
hitam. Adapun beberapa hukum yang membahas dan berkaitan dengan hal ini antara lain
sebagai berikut:

1. Hukum Planck tentang Radiasi Benda Hitam

Hukum Planck menjelaskan tentang rapat spektrum radiasi elektromagnetik yang dilepaskan
oleh benda hitam dalam kesetimbangan termal dan pada temperatur tertentu. Hukum ini
diusulkan oleh Max Planck pada tahun 1990. Hukum ini memiliki rumus matematis sebagai
berikut:

Keterangan:

= Daya atau energi per satuan waktu yang diradiasikan per satuan area
I(v,T)
permukaan yang melepas pada arah normal per satuan solid angle per satuan
frekuensi oleh benda hitam pada temperatur T. Hal ini juga dikenal dengan
sebutan radiansi spektral.
h = Konstanta Planck
c = Kecepatan cahaya dalam ruang hampa
k = Konstanta Boltzmann
v = Frekuensi radiasi elektromagnetik
T = Temperatur absolut benda
Itulah rumus matematis dari hukum Planch tentang radiasi benda hitam beserta keterangan-
keterangannya. Selain hukum Planch, masih ada hukum lain yang juga membahas tentang
radiasi benda hitam.

1. Hukum Perpindahan Wien

Hukum selanjutnya yang menjelaskan tentang radiasi benda hitam adalah hukum perpindahan
Wien.hukum perpindahan Wien menjelaskan tentang bagaimana spektrum radiasi benda-
benda hitam pada suhu berapapun berkolerasi dengan spektrum pada suhu yang lainnya. Jadi,
apabila kita mengetahui bentuk spektrum pada suatu suhu, maka bentuk spektrum pada suhu
yang lainnya dapat kita hitung juga. Intensitas dari spektrum dapat dinyatakan sebagai fungsi
panjang gelombang atau[un fungsi frekuensi. Sebuah akibat dari hukum perpindahan Wien
adalah panjang gelombang ketika instensitas per satuan panjang gelombang dari radiasi yang
dihasilkan benda hitam ketika maksimum. Secara fungsi, kita bisa melihatnya sebagai
berikut:

Simbol “b” dikenal dengan konstanta perpindahan Wien yang mana nilainya sama dengan
2,8977729(17) x 10 pangkat -3 Km.

2. Hukum Stefan- Boltzmann


Hukum yang ketiga yang berkaitan dengan hal ini adalah Hukum Stefan- Boltzmann. Hukum
ini menyatakan bahwa daya yang dilepas per satuan luas dari permukaan benda hitam
berbanding lurus dengan pangkat empat suhu absolutnya.

Dalam fungsi tersebut, j* merupakan total daya yang diradiasikan per satuan luas, T adalah
temperatur absolut dan σ = 5, 67 x 10 pangkat -8 W m pangkat -2 K pangkat -4 merupakan
konstanta Boltzmann. Hal ini didapatkan dengan mengintegralkan I(v,T) terhadap frekuensi
dan solid angle:

Faktor Muncul karena kita menganggap radiasi pada arah normal ke permukaan:
I(v,T) independen terhadap sudut dan melewati integral solid angle, kemudian masukkan
rumus I(v,T)dan menghasilkan fungsi sebagai berikut:

Dengan x = hv/kT tanpa satuan. Integral terhadap x memiliki nilai π pangkat 4/ 15 , sehingga
menghasilkan:

Nah, itulah beberapa hukum yang berkaitan dengan radiasi benda hitam dan juga fungsi-
fungsinya secara maktematis. Dengan adanya hukum serta perhitungan secara matematis
tersebut, membuktian bahwa para ilmuwan telah banyak yang memikirkan tentang hal ini
sebelumnya. Lalu, apakah sebenarnya kasus radiasi benda hitam ini dapat kita temukan dalam
kehidupan sehari- hari? Jika iya, apa sajakan contoh dari radiasi benda hitam yang sering kita
temukan? Untuk contohnya, marilah kita simak penjelasan si bawah ini.

Contoh Peristiwa Radiasi Benda Hitam


Radiasi benda hitam adalah suatu peristiwa yang terjadi secara alami. Penjelasan- penjelasan
di atas cukup mewakili penjelasan tentang radiasi benda hitam. Apabila hanya mempelajari
teorinya saja, mungkin kita belum terlalu paham mengenai radiasi benda hitam ini. Namun
ketika teori tersebut telah diaplikasikan ke dalam suatu peristiwa nyata, mungkin kita akan
lebih mudah untuk memahaminya. Sebenarnya dalam kehidupan sehari- haripun kita telah
bertemu dengan radiasi benda hitam ini, hanya saja kita belum terlalu memahaminya. Lalu
apa sajakah aplikasi dari radiasi benda hitam ini dalam kehidupan sehari- hari? Mari kita
simak berikut ini:

 Gejala Pemanasan Global atau Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca merupakan salah satu penyebab dari pemanasan global. Efek rumah kaca
menyebabkan peningkatan suhu bumi rata- rata antara 1° hingga 5° Celcius. Contoh
sederhana untuk menyatakan kasus ini adalah ketika kita memarkir mobil di tempat parkir
yang tidak ada atapnya pada siang hari. Dan ketika kita kembali pada sore hari dan ingin
masuk mobil, biasanya suhu di dalam mobil lebih panas daripada suhu di luar mobil. Hal ini
karena energi panas sebagian besar telah diserap oleh kursi, dashboard, dan juga karpet
mobil. Pada saat benda- benda tersebut melepaskan energi panas, maka tidak semuanya dapat
keluar melalui jendela namun sebagian ada yang dipantulkan kembali. Hal yang
menyebabkannya adalah perbedaan panjang gelombang sinar matahari yang memasuki mobil
dan energi panas yang dilepaskan kembali oleh benda- benda tersebut, sehingga jumlah
energi yang masuk lebih banyak dibandingkan energi yang dapat keluar. Hal ini berakibat
pada kenaikan yang bertahap pada suhu di dalam mobil tersebut. Nah seperti itulah analogi
efek rumah kaca. Maka seandainya Bumi tidak ditutupi oleh atmosfer maka energi dari sinar
matahari yang bisa sampai ke Bumi bisa mencapai 800° Celcius, terutama di daerah
khatulistiwa.
 Penggunaan pakaian

Aplikasi dari radiasi benda hitam lainnya adalah ketika kita memakai baju atau penjemuran
baju. Pada siang hari, ketika matahari terik kita akan lebih merasa panas apabila kita
menggunakan baju yang berwarna hitam daripada baju berwarna cerah. Hal ini karena warna
gelap merupakan penyerap panas yang sangat baik dan juga pemancar kalor yang sangat baik
pula daripada warna- warna cerah. Selain warna- warna yang cerah, permukaan yang
mengkilap juga merupakan penyerap dan pemancar kalor yang buruk. Pada saat kita
menjemur pakaian pun maka baju yang berwarna gelap atau hitam akan lebih cepat kering
daripada baju yang berwarna putih atau cerah.

 Penggunaan termos

Termos juga merupakan salah satu aplikasi atau penerapan dari radiasi benda gelap. Prinsip
kerja termos adalah lapisan perak yang mengkilap mencegah perpindahan kalor secara
radiasi. Lapisan perak tersebut memantulkan radiasi kembali ke dalam termos. Dinding gelas
adalah konduktor yang jelek sehingga tidak dapat memindahkan kalor. Ruang vakum di
antara dua dinding akan mencegah perpindahn kalor, baik secara konveksi maupun konduksi.
Sumbat pada termos dibuat dengan bahan isolator. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar
tidak terjadi konveksi dengan udara yang ada di luar.

 Panel surya

Aplikasi dari radiasi benda hitam lainnya ada pada alat panel surya yang menyerap energi
panas untuk diubah menjadi energi listrik. Panel surya terdiri dari wadah- wadah yang terbuat
dari logam berongga yang kemudian di cat hitam dengan panelnya yang terbuat dari bahan
kaca. Kalor radiasi dari matahari diserap oleh permukaan hitam dan dihantarkan secara
konduksi melalui logam. Bagian dalam dari panel ini tetap hangat karena dijaga oleh efek
rumah kaca, kemudian sirkulasi air melalui wadah logam akan membawa kalor menjauh
untuk dimanfaatkan pada sistem pemanas air domestik dan juga untuk memanasi kolam
renang.

Itulah beberapa contoh dari aplikasi atau penerapan kasus radiasi benda hitam dalam
kehidupan sehari- hari. Contoh- contoh sederhana tersebut ternyata adalah salah satu
penerapan dari hukum fisika. Selain yang telah disebutkan, masih banyak juga contoh
lainnya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.

Radiasi benda Hitam


Benda hitam merupakan suatu benda dimana radiasi kalor yang datang akan diserap
seluruhnya, lubang kecil pada sebuah dinding yang berongga dapat dianggap sebagai benda
hitam yang sempurna.

Intensitas Radiasi Benda Hitam


Gelombang-gelombang elektromagnetik di dalam dinding berongga mempunyai panjang
gelombang yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena molekul-molekul yang
memancarkan gelombang ini bergerak dengan percepatan yang berbeda-beda.
Gambar di atas melukiskan grafik distribusi intensitas, Iλ radiasi benda hitam persatuan
interval panjang gelombang, sebagai fungsi panjang gelombang. Pada gambar ada 4 buah
kurva masing – masing untuk suhu benda hitam: 6000 K, 5.000 K, 4000 K, dan 3000 K.

Intensitas total yang dipancarkan benda hitam dapat dihitung dengan menghitung luas
dibawah Iλ sebagai fungsi λ. Besarnya intensitas total ini diperoleh dari rumus Stefan-
Boltzman dengan mengambil e=1, (untuk benda hitam):

I = σT4
Tiap kurva mempunyai satu nilai maksimum yang terjadi pada panjang gelombang yang
dinamakan λmaks .

Teori Planck
Untuk menjelaskan formula yang memenuhi semua data percobaan spektrum benda hitam.
Planck mengemukakan dua anggapan tentang sifat dasar getaran molekul-molekul dalam
dinding-dinding rongga benda hitam.

1. Getaran-getaran molekul yang memancarkan radiasi hanya dapat memiliki satuan-


satuan energi diskrit dar harga En, yang diberikan oleh:

En = nhf
Keterangan:
N = 1,2,3 … (jumlah kuanta)
h = tetapan Planck (6,626.10-34 Js)
f = frekuensi foton (Hz)

2. Energi tiap-tiap pancaran dinyatakan:

Keterangan:
c = kecepatan cahaya (3.108 m/s)
λ = panjang gelombang (m)
Radiasi Kalor
Bila benda menyerap energi radiasi, maka benda itu akan memancarkan energi yang diserap
ke lingkungannya. Benda yang mudah menyerap banyak energi radiasi akan mudah pula
memancarkan banyak energi radiasi. Stefan-Boltzman menemukan bahwa jumlah energi
yang dipancarkan suatu permukaan benda persatuan luas per satuanwaktu sebanding dengan
pangkatempatsuhu mutlaknya.

Keterangan:
P = daya (watt)
A = luas permukaan benda (m2)
W = energi persatuan luas persatuan waktu (watt / m2)
e = emisivitas
T = suhu mutlak (K)
σ = tetapan Stefan-Boltzman (5,67 . 10-8 watt m2 K4)

Raleigh dan Jeans mempelajari sifat termal dari benda hitam sempurna, untuk memperoleh
distribusi energi :ancar untuk berbagai panjang gelombang sebagai fungsi dari suhui mutlak
T. Dari hasil eksperimennya tampak bahwa intensitas pancaran maksimum terletak pada
daerah infra merah untuk suhu yang tidak terlalu tinggi dan akan menggeser ke daerah cahaya
tampak apabiia suhu dinaikkan. Jadi panjang gelombang maksimum berbanding terbalik
dengan suhu mutlaknya (Hukum Pergeseran WIEN).

λm . T = C
Keterangan:
λm = panjang gelombang maksimum (m)
T = suhu mutlak (K)
C = tetapan WIEN = 2,9 . 10-3 m.k

Apabila panjang gelombang cahaya bintang atau matahari yang berintensitas maksimum
diketahui, maka suhu permukaan matahari atau bintang dapat ditentukan.

Efek Fotolistrik

Pengertian Efek Fotolistrik (Fotoelektron) | Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya


elektron dari permukaan logam karena ada foton yang mengenai logam tersebut ketika logam
disinari cahaya atau gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang
tertentu. Elektron-elektron yang terlepas tersebut disebut fotoelektron (fotolistrik). Prinsip
kerja dari efek fotolistrik adalah ketika cahaya menabrak lapisan logam tertentu, kemudian
elektron di dalamnya akan terhempas keluar. Elektron akan terhempas keluar hanya jika
energi dari cahaya lebih besar dari fungsi kerja logam. Pada efek fotolistrik, diperoleh bahwa
banyaknya elektron yang terlepas dari permukaan logam (katoda) sebanding dengan
intensitas cahaya yang menyinari permukaan logam tersebut.
Percobaan Fotolistrik

Pada percobaan efek fotolistrik, ada batas frekuensi cahaya terendah yang menyebabkan
elektron di katoda melepaskan diri dari atom. Frekuensi terendah cahaya yang digunakan
agar terjadi peristiwa fotolistrik disebut frekuensi ambang. Oleh karena, frekuensi cahaya
berkaitan erat dengan energi foton, energi terkecil yang digunakan untuk menghasilkan arus
elektron dirumuskan:
W0 = hf0 (W0 = energi ambang atau fungsi kerja logam, h = tetapan plank, f0 = frekuensi
ambang)
Hubungan energi cahaya yang disinarkan E, energi ambang bahan Wo dan energi kinetik
fotoelektron Ek adalah
E = Wo + Ek
atau
hf = hfo + Ek

Efek Compton
Efek compton ditemukan oleh Arthur Holy Compton pada tahun 1923. Menurut teori
kuantum cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya foton tidak memiliki massa diam. Jika
pendapat ini benar, maka berdasarkan peristiwa efek fotolistrik yang dikemukakan oleh
Einstein, Arthur Holy Compton pada tahun 1923 telah mengamati gejala-gejala tumbukan
antara foton yang berasal dari sinar X dengan elektron. Compton mengamati hamburan foton
dari sinar X oleh elektron dapat diterangkan dengan menganggap bahwa foton seperti partikel
dengan energi hf dan momentum hf/c cocok seperti yang diusulkan oleh Einstein.
Advertisment
Penemuan Efek Compton
Percobaan Compton cukup sederhana yaitu sinar X monokromatik (sinar X yang memiliki
panjang gelombang tunggal) dikenakan pada keping tipis berilium sebagai sasarannya.
Kemudian untuk mengamati foton dari sinar X dan elektron yang terhambur dipasang
detektor. Sinar X yang telah menumbuk elektron akan kehilangan sebagian energinya yang
kemudian terhambur dengan sudut hamburan sebesar θ terhadap arah semula. Berdasarkan
hasil pengamatan ternyata sinar X yang terhambur memiliki panjang gelombang yang lebih
besar dari panjang gelombang sinar X semula. Hal ini dikarenakan sebagian energinya
terserap oleh elektron. Jika energi foton sinar X mula-mula hf dan energi foton sinar X yang
terhambur menjadi (hf – hf’) dalam hal ini f > f’, sedangkan panjang gelombang yang
terhambur menjadi tambah besar yaitu λ > λ’.
Skema Percobaan Efek Compton

Skema percobaan Compton untuk menyelidiki tumbukan foton dan elektron


Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan kekekalan energi Compton berhasil
menunjukkan bahwa perubahan panjang gelombang foton terhambur dengan panjang
gelombang semula, yang memenuhi persamaan :

dengan
λ = panjang gelombang sinar X sebelum tumbukan (m)
λ’ = panjang gelombang sinar X setelah tumbukan (m)
h = konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)
mo = massa diam elektron (9,1 × 10-31 kg)
c = kecepatan cahaya (3 × 108 ms-1)
θ = sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat atau radian)

Besaran sering disebut dengan panjang gelombang Compton. Jadi jelaslah sudah bahwa
dengan hasil pengamatan Compton tentang hamburan foton dari sinar X menunjukkan bahwa
foton dapat dipandang sebagai partikel, sehingga memperkuat teori kuantum yang
mengatakan bahwa cahaya mempunyai dua sifat, yaitu cahaya dapat sebagai
gelombang dan cahaya dapat bersifat sebagai partikel yang sering disebut sebagai dualime
gelombang cahaya.

Efek Compton

Menurut teori kuantum cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya saja foton tidak
mempunyai massa diam. jika hal ini benar kita harus bisa menganalisis tumbukan antara
foton dengan elektron, misalnya, dengan cara yang sama seperti tumbukan bola bilyard
dianalisis dengan mekanika pendahuluan.

gambar dibawah ini menunjukan bagaimana tumbukan serupa itu digambarkan, dengan foton
itu digambarkan, dengan foton sinar-x menumbuk elektron (yang mula-mula dalam keadaan
diam terhadap sistem koordinat laboratorium) dan kemudian mengalami hamburan dari
arahnya semula sedangkan elektronnya menerima impulse dan mulai bergerak. dalam
tumbukan ini foton dapat dipandang sebagai partikel yang kehilangan sejumlah energi yang
besarnya sama dengan energi kinetik K yang diterima oleh elektron, walaupun sebenarnya
kita mengamati dua foton yang berbeda. jika foton semula mempunyai frekuensi v, maka
foton hambur mempunyai frekuensi yang lebih rendah v’, sehingga:
Kehilangan energi foton = Energi yang diterima elektron

hv – hv’ = K (1)
karena momentum partikel tak bermassa berkaitan dengan energi menurut rumus

E = pc
dan karena energi foton adalah hv, momentumnya adalah
p = E/c = hv/c (2)

Gambar efek compton

Momentum, tidak seperti energi, merupakan kuantitas vektor yang mempunyai arah dan
besar, dan dalam tumbukan momentum harus kekal dalam masing-masing sumbu dari kedua
sumbu yang saling tegak-lurus. (bila lebih dari dua benda yang bertumbuka, tentu saja
momentum harus kekal pada masing-masing sumbu dari ketiga sumbu yang saling tegak-
lurus). arah yang dipilih disini adalah arah foton semula dan satu lagi tegak-lurus pada bidang
yang mengandung elektron dan foton hambur (lihat gambar diatas). momentum semula
adalah hv/c, momentum foton hambur adalah hv’/c, dan momentum elektron mula serta akhir
adalah, berurutan, 0 dan p, dalam arah foton semula
Momentum mula = Momentum akhir

(3)
dan tegak lurus pada arah ini

Momentum mula = Momentum akhir

(4)
Sudut ф menyatakan sudut antara arah mula dan arah foton hambur, dan θ ialah sudt antara
arah foton mula dan arah elektron yang tertumbuk. dari pers. 1, 3 dan 4 kita sekarang
mendapatkan rumus yang menghubungkan beda panjang gelombang antara foton mula dan
foton hambur dengan sudut ф antara arah masing-masing, kedua besaran tersebut adalah
kuantitas yang dapat diukur.
langkah awal mengalikan persamaan 3 dan 4 dengan c dan menuliskannya kembali sebagai
berikut:

dengan mengkuadratkan masing-masing persamaan ini dan menambahkannya, sudut θ dapat


dieliminasi, tinggal
(5)
kemudian kita samakan kedua ruas untuk energi total partikel

sehingga akan didapatkan

karena

maka akan didapatkan (6)


dengan mensubstitusikan p2c2 ini dalam persamaan 5 akhirnya kita peroleh
(7)
hubungan ini akan kita sederhanakan dalam panjang gelombang sebagai pengganti frekuensi
bagi persamaan 7 dengan 2h2c2

dan karena v/c = 1/λ dan v’/c = 1/λ’

(8)
persamaan 8 diturunkan oleh Arthur H. Compton pada awal tahun 1920, dan gejala yang
diperiksanya yang pertama kali diamatinya, dikenal sebagai efek Compton. gejala ini
menunjukan bukti kuat yang mendukung teori kuantum radiasi.

Difraksi elektron
Difraksi elektron dan percobaan Davisson-Germer adalah percobaan yang menampilkan sifat
gelombang dari partikel. Percobaan pertama untuk mengamati difraksi dilakukan
oleh CJ.Davisson dan L.H Germer di Bell Telephone Laboratories meyakinkan hipotesis de
Broglie dengan menunjukkan berkas elektron terdifraksi jika berkas itu dihamburkan oleh
kisi (segi empat kecil) atom yang teratur dari suatu kristal. Sebelum mengetahui bagaimana
mekanisme percobaan Davisson-Germer terlebih dahulu kita pahami apa itu difraksi dan
elektron.
Secara umum, Difraksi Elektron adalah peristiwa penyebaran atau pembelokan cahaya pada
saat melintas melalui celah atau ujung penghalang. Difraksi merupakan metode yang unggul
untuk memahami apa yang terjadi pada level atomis dari suatu material kristalin. Sinar X,
elektron dan neutron memiliki panjang gelombang yang sebanding dengan dimensi atomik
sehingga radiasi sinar tersebut sangat cocok untuk menginvestigasi (penyelidikan dan
penelitian tentang suatu masalah dengan cara mengumpulkan data di lapangan) material
kristalin. Teknik difraksi mengeksploitasi (mengusahakan) radiasi yang terpantul dari
berbagai sumber seperti atom dan kelompok atom dalam kristal.
Elektron adalah partikel sub atom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebagai e-.
Elektron tidak memiliki komponen dasar atau pun substruktur apa pun yang diketahui,
sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron memiliki massa sekitar 1/1836
massa proton.

Eksperimen Difraksi Eleketron oleh Davisson dan Germer


Bentuk kisi yang dapat mendifraksikan elektron yaitu kisi yang memiliki keteraturan dan
tersusun secara periodik, seperti halnya kisi pada kristal. Berkas sinar monokromatik yang
jatuh pada sebuah kristal akan dihamburkan ke segala arah, akan tetapi karena keteraturan
letak atom-atom, pada arah tertentu gelombang hambur itu akan berinterferensi konstruktif
sedangkan yang lainnya berinterferensi destruktif.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas syarat terjadinya difraksi adalah apabila panjang
gelombang sinar sama dengan lebar celah/kisi difraksi dan perilaku gelombang ditunjukkan
oleh beberapa gejala fisis, seperti interferensi dan difraksi. Namun manifestasi gelombang
yang tidak mempunyai analogi dalam perilaku partikel newtonian adalah gejala difraksi.
Davisson dan Germer mempelajari elektron yang terhambur oleh kristal dengan
menggunakan peralatan. Dengan mengamati energi elektron dalam berkas primer, sudut
jatuhnya pada target, dan kedudukan detektor dapat diubah-ubah. Fisika klasik meramalkan
bahwa elektron yang terhambur akan muncul dalam berbagai arah, dengan hanya sedikit
kebergantungan dari intensitas terhadap sudut hambur dan lebih sedikit lagi dari energi
elektron primer.

Manifestasi gelombang yang tidak mempunyai analogi dalam kelakuan partikel Newtonian
ialah gejala difraksi. Dalam tahun 1927 Davisson dan Germer di Amerika Serikat dan dalam
percobaanya Davisson dan Germer secara bebas meyakinkan hipotesis de Broglie dengan
menunjukan berkas elektron terdifraksi bila berkas itu dihamburkan oleh kisi atom yang
teratur dari suatu kristal.

Davisson dan Germer mempelajari elektron yang terhambur oleh zat padat dengan memakai
peralatan seperti di bawah ini
Di tengah-tengah percobaan tersebut terjadi suatu peristiwa yang memungkinkan udara
masuk ke dalam peralatannya dan mengoksidasi permukaan logam. Menguasai oksida nikel
murni, target itu dipanggang dalam oven bertemperatur tinggi. Setelah perlakuan itu,
targetnya dikembalikan ke dalam peralatan dan dilakukan pengukuran lagi. Sekarang ternyata
hasilnya sangat berbeda dari sebelum peristiwa itu terjadi : sebagai ganti dari variasi yang
malar (continue) dari intensitas elektron yang tehambur terhadap sudut, timbul maksimum
dan minimum yang jelas teramati, kedudukannya bergantung dari energi elektron.
Hipotesa de Broglie mendorong tafsiran bahwa gelombang elektron didifraksikan oleh target
sama seperti sinar x didifraksikan oleh bidang–bidang atom dalam kristal. Tafsiran ini
mendapat dukungan setelah disadari bahwa efek pemanasan sebuah blok nikel pada
temperatur tinggi menyebabkan kristal individual kecil yang membangun blok tersebut
bergabung menjadi kristal tunggal yang besar yang atom-atomnya tersusun dalam kisi yang
teratur.

Untuk membuktikan bahwa hipotesa de Broglie penyebab dari hasil davisson dan germer,
pada suatu percobaan tertentu berkas elektron 54eV diarahkan tegak lurus pada target nikel,
dan maksimum yang tajam dalam distribusi elektron terjadi pada sudut 500 dari berkas
semula. Sudut datang dan sudut hambur relatif terhadap suatu keluarga bidang (tersusun atas
berkas elektron, bidang dan sudut) bragg ditunjukkan dalam gambar 1 keduanya bersudut
650. Jarak antara bidang dalam keluarga bidang yang bisa diukur melalui difraksi sinar x
adalah 0,091 nm persamaan bragg untuk maksimum dalam pola difraksi.

Panjang gelombang yang dihitung sesuai dengan panjang gelombang yang diamati. Jadi
eksperimen Davisson dan Germer menunjukkan bukti langsung dari Hipotesis de
Broglie tentang sifat gelombang benda bergerak. Analisis eksperimen Davisson-Germer
sebenarnya tidak langsung seperti yang ditunjukkan di atas karena energi elektron bertambah
ketika elektron itu masuk ke dalam kristal dengan besar yang sama dengan besar fungsi kerja
(work function) permukaan itu. Jadi kecepatan elektron dalam eksperimen lebih besar dalam
kristal dan panjang gelombang de Broglie yang bersangkutan menjadi lebih kecil dari harga
di luar kristal.
Komplikasi lainnya timbul dari inferensi antara gelombang yang didifraksikan oleh keluarga
lain dari bidang bragg yang membatasi terjadinya maksimum dan minimum menjadi hanya
kombinasi tertentu dari energy elektron dari sudut pandang sebagai pengganti dari setiap
kombinasi yang memenuhi persamaan Bragg.

Hipotesis de Broglie mendorong tafsiran bahwa gelombang elektron didifraksikan oleh target
sama seperti sinar X didifraksikan oleh bidang-bidang atom dalam kristal. Dari beberapa
percobaan yang dilakukan pada akhirnya terbukti bahwa eksperimen Davisson dan Germer
merupakan bukti langsung dari hipotesis de Broglie mengenai sifat gelombang benda
bergerak.

Komplikasi lainnya timbul dari interferensi antara gelombang yang didifraksi oleh keluarga
lain dari bidang Bragg yang membatasi terjadinya maksimum dan minimum yang menjadi
hanya kombinasi tertentu dari energi elektron dan sudut datang sebagai pengganti dari setiap
kombinasi yang memenuhi persamaan Bragg :

Turunan rumus difraksi Bragg


Difraksi merupakan metode yang unggul untuk memahami apa yang terjadi pada level atomis
dari suatu material kristalin. Sinar X, elektron dan neutron memiliki panjang gelombang yang
sebanding dengan dimensi atomik sehingga radiasi sinar tersebut sangat cocok untuk
menginvestigasi material kristalin. Teknik difraksi mengeksploitasi radiasi yang terpantul
dari berbagai sumber seperti atom dan kelompok atom dalam kristal. Ada beberapa macam
difraksi yang dipakai dalam studi material yaitu: difraksi sinar X, difraksi neutron dan
difraksi elektron. Namun yang sekarang umum dipakai adalah difraksi sinar X dan elektron.
Dari metode difraksi kita dapat mengetahui secara langsung mengenai jarak rata – rata antar
bidang atom. Kemudian kita juga dapat menentukan orientasi dari kristal tunggal. Secara
langsung mendeteksi struktur kristal dari suatu material yang belum diketahui komposisinya.
Kemudian secara tidak langsung mengukur ukuran, bentuk dan internal stres dari suatu
kristal.
Prinsip dari difraksi terjadi sebagai akibat dari pantulan elastis yang terjadi ketika sebuah
sinar berinteraksi dengan sebuah target. Pantulan yang tidak terjadi kehilangan energi disebut
pantulan elastis (elastic scatering).
Ada dua karakteristik utama dari difraksi yaitu geometri dan intensitas. Geometri dari difraksi
secara sederhana dijelaskan oleh Bragg’s Law. Misalkan ada dua pantulan sinar α dan β.
Secara matematis sinar β tertinggal dari sinar α sejauh xy+yz yang sama dengan 2d sinθ
secara geometris. Agar dua sinar ini dalam fasa yang sama maka jarak ini harus berupa
kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang sinar λ. Maka didapatkanlah Hukum
Bragg: 2d sin θ = nλ

(sumber:gsu.edu)
Secara matematis, difraksi hanya terjadi ketika Hukum Bragg dipenuhi. Secara fisis jika kita
mengetahui panjang gelombang dari sinar yang membentur kemudian kita bisa mengontrol
sudut dari benturan maka kita bisa menentukan jarak antar atom (geometri dari latis).
Persamaan ini adalah persamaan utama dalam difraksi. Secara praktis sebenarnya nilai n pada
persamaan Bragg diatas nilainya 1. Sehingga cukup dengan persamaan 2d sin θ = λ . Dengan
menghitung d dari rumus Bragg serta mengetahui nilai h, k, l dari masing – masing nilai d,
dengan rumus – rumus dibawah ini kita bisa menentukan latis parameter (a, b dan c) sesuai
dengan bentuk kristalnya.

Rumus untuk latis ortogonal (kubik, tetrtagonal, ortorombik):


Untuk latis heksagonal:

Gambar 2

Beda lintasan, D = AB + BC = d sin q + d sin q = 2d sin q

Syarat interferensi maksimum :

; k = 2p/l ; d = dhkl

maka Rumus difraksi Bragg

2dhkl sin q = nl

Percobaan di atas juga dapat dijabarkan dalam gambar sederhana di bawah ini

Rumus difraksi Bragg :

Karena q sangat kecil maka :


sehingga :

Model dan Kelemahan Teori Atom Bohr, Pengertian, Contoh, Gambar, Kimia

Model dan Kelemahan Teori Atom Bohr, Pengertian, Contoh, Gambar, Kimia - Dilihat
dari kandungan energi elektron, ternyata model atom Rutherford mempunyai kelemahan.
Ketika elektron-elektron mengelilingi inti atom, mereka mengalami percepatan terus-
menerus, sehingga elektron harus membebaskan energi. Lama kelamaan energi yang dimiliki
oleh elektron makin berkurang dan elektron akan tertarik makin dekat ke arah inti, sehingga
akhirnya jatuh ke dalam inti. Tetapi pada kenyataannya, seluruh elektron dalam atom tidak
pernah jatuh ke inti. Jadi, model atom nuklir Rutherford harus disempurnakan.

Dua tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1913, seorang ilmuwan dari Denmark yang bernama
Niels Henrik David Bohr (1885-1962) menyempurnakan model atom Rutherford.

Bohr mengemukakan teori tentang atom yang bertitik tolak dari model atom nuklir
Rutherford dan teori kuantum Planck. [2]

Model atom yang diajukan Bohr dikenal sebagai model atom Rutherford-Bohr, yang dapat
diterangkan sebagai berikut.

1. Elektron-elektron dalam atom hanya dapat melintasi lintasan-lintasan tertentu yang disebut
kulit-kulit atau tingkat-tingkat energi.

2. Elektron yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, lintasan elektron ini
disebut lintasan / keadaan stasioner.

3. Kedudukan elektron dalam kulit-kulit, tingkat-tingkat energi dapat disamakan dengan


kedudukan seseorang yang berada pada anak-anak tangga. Seseorang hanya dapat berada
pada anak tangga pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, tetapi ia tidak mungkin berada di
antara anak tangga-anak tangga tersebut.
Apabila elektron dengan tingkat energi rendah pindah ke lintasan dengan tingkat energi lebih
tinggi maka elektron akan menyerap energi, peristiwa ini disebut eksitasi. Sebaliknya, apabila
elektron pindah dari lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi ke lintasan dengan tingkat
energi lebih rendah maka elektron akan memancarkan energi, peristiwa ini disebut deeksitasi.
Baik eksitasi maupun deeksitasi disebut peristiwa transisi elektron. Energi yang diserap atau
dipancarkan pada peristiwa transisi elektron ini dinyatakan dengan persamaan: [2]

ΔE = hv

Keterangan:

ΔE = perbedaan tingkat energi


h = tetapan Planck = 6,6 × 10–34 J/s
v = frekuensi radiasi

4. Energi yang dipancarkan/diserap ketika terjadi transisi elektron terekam sebagai spektrum
atom. [2]

Beberapa kelebihan dan kelemahan dari model atom Bohr, dapat dilihat dalam uraian berikut.
[2]

Kelebihan Teori Atom Bohr

1. Menjawab kelemahan dalam model atom Rutherford dengan mengaplikasikan teori


kuantum.
2. Menerangkan dengan jelas garis spektrum pancaran (emisi) atau serapan (absorpsi)
dari atom hidrogen.

Kelemahan Teori Atom Bohr

1. Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar dari hidrogen.


2. Tidak dapat menerangkan efek Zaeman, yaitu spektrum atom yang lebih rumit apabila
atom ditempatkan pada medan magnet.
TEORI ATOM BOHR
Teori Atom Bohr (1885 – 1962)

Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohrmemperbaiki kegagalan
atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini
berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti
atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari
Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai
berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom
hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan
merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada
energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain.
Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan
planck, ΔE = hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama
sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari
h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu
yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit
elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan
semakin tinggi tingkat energinya.
PERCOBAAN BOHR

TINGKAT ENERGI UNTUK ATOM HIDROGEN OLEH BOHR


Model atom Bohr dapat menjelaskan kestabilan atom dan spektrum atom hidrogen. Akan
tetapi, model ini mempunyai kelemahan, antara lain:
1. Model atom Bohr hanya dapat menjelaskan spektrum atom hidrogen secara akurat, tetapi
gagal menjelaskan spektrum atom yang lebih kompleks.
2. Asumsi bahwa elektron mengelilingi inti dalam orbit melingkar tidak sepenuhnya benar
karena orbit yang berbentuk elips dimungkinkan.
3. Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan adanya garis-garis halus dalam spektrum
hidrogen (efek Zeeman). Hal ini karena Bohr mengganggap elektron sebagai partikel.
PENJELASAN SELENGKAPNYA DAPAT DILIHAT PADA VIDEO BERIKUT INI:
Teori atom selanjutnya menggunakan sifat dualisme materi, yaitu materi sebagai partikel dan
gelombang. Sifat ini menyebabkan posisi elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan
pasti dan merupakan suatu kebolehjadian.
Terlepas dari kelemahan Teori atom Bohr, konsep Bohr tentang bilangan kuantum n dan
tingkat-tingkat energi berperan penting dalam perkembangan teori atom selanjutnya, yakni
Teori atom Modern (Teori Mekanika kuantum).
Model atom Bohr. [2]
Model atom Bohr tersebut dapat dianalogkan seperti sebuah tata surya mini. Pada tata surya,
planet-planet beredar mengelilingi matahari. Pada atom, elektron-elektron beredar
mengelilingi atom, hanya bedanya pada sistem tata surya, setiap lintasan (orbit) hanya
ditempati 1 planet, sedangkan pada atom setiap lintasan (kulit) dapat ditempati lebih dari 1
elektron.

Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi elektron, yaitu susunan elektron pada
masing-masing kulit. Data yang digunakan untuk menuliskan konfigurasi elektron adalah
nomor atom suatu unsur, di mana nomor atom unsur menyatakan jumlah elektron dalam atom
unsur tersebut. Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan sebutan elektron
valensi. Susunan elektron valensi sangat menentukan sifatsifat kimia suatu atom dan berperan
penting dalam membentuk ikatan dengan atom lain.

Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa patokan yang harus selalu
diingat, yaitu:

a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan disebut kulit ke-1
(kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M), kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
b. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati masing-masing kulit
adalah:

2 n2

dengan n = nomor kulit

Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.


Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.

c. Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8 elektron.

Tokoh Kimia :
Niels (Henrik David) Bohr
(1885–1962)
Niels Henrik David Bohr. [2]
Niels (Henrik David) Bohr (1885–1962) adalah seorang kimiawan asal Denmark. Ia
diperhitungkan sebagai salah seorang fisikawan besar pada abad ke-20 meskipun ia sendiri
mengakui dirinya sebagai seorang kimiawan.Bohr mendapatkan gelar doktornya di
Copenhagen University kemudian ia belajar di Inggris di bawah pengawasan Ernest
Rutherford. Dengan dasar teori atom Rutherford, Bohr melakukan penelitian tentang teori
atom sampai berhasil menemukan teori atomnya sendiri. Bohr mempublikasikan teori
atomnya pada 1913. Teorinya ini kemudian menjadi dasar terhadap teori kuantum. [2]

Radiasi elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat
lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu
bentuk radiasi elektromagnetik. Penelitian teoritis tentang radiasi elektromagnetik disebut elektrodinamik,
sub-bidang elektromagnetisme.

Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Hertz. Gelombang elektromagnetik termsuk


gelombang transversal.

Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik. Waktu kawat (atau
panghantar seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada
frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat
bersifat seperti gelombang atau seperti partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan
cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui
sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi gelombang
ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hν, di mana E adalah energi foton, h ialah konstanta Planck —
6.626 × 10 −34 J•s — dan ν adalah frekuensi gelombang.
Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hν.

Gelombang elektromagnetik
Yang termasuk gelombang elektromagnetik
Gelombang Panjang gelombang λ
gelombang radio 1 mm-10.000 km
infra merah 0,001-1 mm
cahaya tampak 400-720 nm
ultra violet 10-400nm
sinar X 0,01-10 nm
sinar gamma 0,0001-0,1 nm
Sinar kosmis tidak termasuk gelombang elektromagnetik; panjang gelombang lebih kecil dari 0,0001 nm.

Sinar dengan panjang gelombang besar, yaitu gelombang radio dan infra merah, mempunyai frekuensi dan
tingkat energi yang lebih rendah. Sinar dengan panjang gelombang kecil, ultra violet, sinar x atau sinar
rontgen, dan sinar gamma, mempunyai frekuensi dan tingkat energi yang lebih tinggi.

Spektrum elektromagnetik
Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum
elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini
secara langsung berkaitan (lihat juga tabel dan awalan SI):
o Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi ialah kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz
o Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GHz
o Panjang gelombang dikalikan dengan energy per foton adalah 1.24 μeVm

Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma
gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang
gelombang sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan
praktis yang secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam mendeskripsikan
energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektronvolt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100
eV), dalam panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (λ ≥ 0,5
mm). Istilah "spektrum optik" juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik,
walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 - 700 nm)
Referensi
^ Léna, Pierre; François Lebrun, François Mignard (1998). Observational Astrophysics. Springer-
Verlag. ISBN 3-540-63482-7.Spektrum elektromagnetik

Gelombang radio | Gelombang mikro | Inframerah | Spektrum optik | Ultraungu | Sinar-X | Sinar gamma

Terlihat: Merah | Jingga | Kuning | Hijau | Biru | Nila | Ungu

Medan elektromagnetik
Dalam fisika elektromagnetisme, sebuah medan elektromagnetik adalah sebuah medan terdiri dari
dua medan vektor yang berhubungan: medan listrik dan medan magnet. Ketika
dibilang medan elektromagnetik, medan tersebut dibayangkan mencakup seluruh ruang;
biasanya medan elektromagnetik hanya terbatas di sebuah daerah kecil di sekitar objek dalam ruang.

Vektor (E dan B) yang merupakan karakter medan masing-masing memiliki sebuah nilai yang
didefinisikan pada setiap titik ruang dan waktu. Bila hanya medanlistrik (E) bukan nol, dan konstan dalam
waktu, medan ini dikatak sebuah medanelektrostatik. E dan B (medan magnet) dihubungkan dengan
persamaan Maxwell.
Medan elektromagnetik dapat dijelaskan dengan sebuah dasar kuantum oleh elektrodinamika kuantum.
Diamagnetik
Diamagnetisme adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika
dikenai medan magnet. Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak. Diamagnetik adalah salah satu bentuk
magnet yang cukup lemah, dengan pengecualian superkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang
kuat. 1 Sifat

Sifat diamagnetik material


Semua material menunjukkan peristiwa diamagnetik ketika berada dalam medanmagnet. Oleh
karena itu, diamagnetik adalah peristiwa yang umum terjadi karena pasangan elektron, termasuk elektron
inti di atom, selalu menghasilkan peristiwa diamagnetik yang lemah. Namun demikian, kekuatan magnet
material diamagnetik jauh lebih lemah dibandingkan kekuatan magnet material feromagnetik ataupun
paramagnetik. Material yang disebut diamagnetik umumnya berupa benda yang disebut 'non-magnetik',
termasuk di antaranya air, kayu, senyawa organik seperti minyak bumi dan beberapa jenis plastik, serta
beberapa logam seperti tembaga, merkuri, emas dan bismut. Superkonduktor adalah contoh diamagnetik
sempurna.

Sejarah
Pada tahun 1778 S. J. Bergman menjadi orang pertama yang berhasil mengamati bahwa bismut
dan antimoni ditolak oleh medan magnet. Namun demikian, istilah "diamagnetik" diusulkan oleh Michael
Faraday pada bulan September 1845, ketika ia menyadari bahwa semua material di alam memiliki sifat
diamagnetik.
Sifat diamagnetik material
Material Diamagnetism χm=Km-1 (x 10-5)
Bismut -16.6[1]
Karbon (berlian) -2.1[1]
Karbon (grafit) -1.6[1]
Tembaga -1.0[1]
Timba l -1.8[1]
Mercuri -2.9[1]
Perak -2.6[1]
Air -0.91[1]

Ferrimagnetisme

Paramagnetisme adalah suatu bentuk magnetisme yang hanya terjadi karena


adanya medan magnet eksternal. Material paramagnetik tertarik oleh medan magnet, dan karenanya
memiliki permeabilitas magnetis relatif lebih besar dari satu (atau, dengan kata lain, suseptibilitas
magnetik positif). Meskipun demikian, tidak seperti ferromagnet yang juga tertarik oleh medan magnet,
paramagnet tidak mempertahankan magnetismenya sewaktu medan magnet eksternal tak lagi diterapkan.

Konsep Gelombang Elektromagnetis


Konsep yang bisa menjelaskan fenomena ini adalah konsep gelombang elektromagnetik. Dan,
konsep gelombang elektromagnetik ternyata sangat luas tidak hanya berkaitan dengan TV atau ponsel saja,
melainkan banyak aplikasi lain yang bisa sering kita temukan sehari-hari di sekitar kita. Aplikasi tersebut
meliputi microwave, radio, radar, atau sinar-x.

Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada dua hukum dasar yang menghubungkan
gejala kelistrikan dan kemagnetan.

Pertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal sebagai gejala
induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah menemukan gejala ini secara
eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere. Gejala induksi magnet dikenal sebagai Hukum
Ampere.
Michael Faraday, penemu induksi elektromagnetik

Kedua, medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilkan


(menginduksi) medan listrik dalam bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal sebagai gejala induksi
elektromagnet. Konsep induksi elektromagnet ditemukan secara eksperimen oleh Michael Faraday dan
dirumuskan secara lengkap oleh Joseph Henry. Hukum induksi elektromagnet sendiri kemudian dikenal
sebagai Hukum Faraday-Henry.

Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan mempertimbangkan konsep simetri
yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk Maxwell mengajukan suatu usulan. Usulan yang
dikemukakan Maxwell, yaitu bahwa jika medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat
menghasilkan medan listrik maka hal sebaliknya boleh jadi dapat terjadi. Dengan demikian Maxwell
mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat menghasilkan
(menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini kemudian menjadi hukum ketiga yang menghubungkan
antara kelistrikan dan kemagnetan.
James Clerk Maxwell peletak dasar teori gelombang elektromagnetik

Jadi, prinsip ketiga adalah medan listrik yang berubah-ubah terhadap waktu dapat
menghasilkan medan magnet. Prinsip ketiga ini yang dikemukakan oleh Maxwell pada dasarnya
merupakan pengembangan dari rumusan hukum Ampere. Oleh karena itu, prinsip ini dikenal dengan nama
Hukum Ampere-Maxwell.

Dari ketiga prinsip dasar kelistrikan dan kemagnetan di atas, Maxwell melihat adanya suatu pola
dasar. Medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan medan listrik yang juga
berubah-ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah terhadap waktu juga dapat
menghasilkan medan magnet. Jika proses ini berlangsung secara kontinu maka akan
dihasilkan medan magnet dan medan listrik secara kontinu. Jika medan magnet dan medan listrik ini secara
serempak merambat (menyebar) di dalam ruang ke segala arah maka ini merupakan gejala gelombang.
Gelombang semacam ini disebut gelombang elektromagnetik karena terdiri dari medan listrik
dan medan magnet yang merambat dalam ruang.

Pada mulanya gelombang elektromagnetik masih berupa ramalan dari Maxwell yang dengan intuisinya
mampu melihat adanya pola dasar dalam kelistrikan dan kemagnetan, sebagaimana telah dibahas di atas.
Kenyataan ini menjadikan J C Maxwell dianggap sebagai penemu dan perumus dasar-dasar gelombang
elektromagnetik.
Teori Maxwell tentang listrik dan magnet meramalkan adanya gelombang elektromgnetik

Ramalan Maxwell tentang gelombang elektromagnetik ternyata benar-benar terbukti. Adalah


Heinrich Hertz yang membuktikan adanya gelombang elektromagnetik melalui eksperimennya.
Eksperimen Hertz sendiri berupa pembangkitan gelombang elektromagnetik dari sebuah dipol listrik (dua
kutub bermuatan listrik dengan muatan yang berbeda, positif dan negatif yang berdekatan) sebagai
pemancar dan dipol listrik lain sebagai penerima. Antena pemancar dan penerima yang ada saat ini
menggunakan prinsip seperti ini.

diagram skematik eksperimen Hertz

Melalui eksperimennya ini Hertz berhasil membangkitkan gelombang elektromagnetik dan


terdeteksi oleh bagian penerimanya. Eksperimen ini berhasil membuktikan bahwa gelombang
elektromagnetik yang awalnya hanya berupa rumusan teoritis dari Maxwell, benar-benar ada sekaligus
mengukuhkan teori Maxwell tentang gelombang elektromagnetik.

Magnetisme
Dalam fisika, magnetisme adalah salah satu fenomena dimana material
mengeluarkan gaya menarik atau menolak pada material lainnya. Beberapa material yang memiliki sifat
magnet adalah besi, dan beberapa baja, dan mineral lodestone; namun, seluruh material pasti terpengaruh
walaupun sedikit saja oleh kehadiran medan magnet, meskipun dalam kebanyakan kasus pengaruhnya
sangat kecil untuk dideteksi tanpa alat khusus.

Gaya magnet adalah gaya dasar yang terjadi karena gerakan muatan listrik. Persamaan Maxwell
menjelaskan awal dan sifat dari medan yang mengatur gaya-gaya tersebut (lihat hukum Biot-Savart). Oleh
karena itu, magnetisme terlihat ketika partikel bermuatan dalam gerak. Ini dapat terjadi baik dari gerakan
elektron dalam sebuah arus litrik, menghasilkan "elektromagnetisme", atau dari gerakan orbital mekanika-
kuantum (tidak ada gerakan orbital elektron sekitar nukleus seperti planet sekitar matahari, tetapi ada
"kecepatan elektron efektiv") dan spin dari elektron, menghasilkan apa yang dikenal sebagai "magnet
permanent

Partikel bermuatan dalam sebuah medan magnet

Ketika sebuah partikel bermuatan bergerak melalui sebuah medan magnet B, dia merasakan sebuah gaya F
diberikan oleh perkalian silang:

di mana:
adalah muatan listrik dari partikel tersebut
adalah vektor kecepatan partikel
adalah medan magnet

Karena ini adalah sebuah perkalian silang, gaya ini tegak lurus terhadap gerakan partikel
dan medan magnet. Berikut, gaya magnetik tidak bekerja pada partikel; dia dapat mengganti arah gerakan
partikel, tetapi tidak dapat menyebabkan dia untuk menambah atau mengurangi kecepatan.

PERSAMAAN SCHRODINGER
Apa persamaan antara hukum Maxwell, Hukum Newton, dan Persamaan Schrodinger?
Ketiganya ternyata tidak dapat diturunkan dari seperangkat asas dasar (tidak seperti
persamaan-persamaan pada teori relativitas misalnya, yang diturunkan dari 2 postulat awal),
namun solusi yang diperoleh darinya ternyata sesuai dengan percobaan.

Erwin Schrodinger, fisikawan Austria yang merupakan salah seorang pendiri mekanika
kuantum
Kita bayangkan sejenak bahwa kita adalah Erwin Schrodinger, dan sedang memikirkan suatu
persamaan diferensial yang akan menghasilkan pemecahan yang sesuai bagi Fisika Kuantum.
Namun ternyata kita dibatasi oleh tidak adanya hasil percobaan yang dapat digunakan sebagai
perbandingan (karena saat itu fisika kuantum baru saja lahir). Oleh karena itu, kita hanya bisa
mendaftarkan semua sifat yang kita perkirakan akan dimiliki persamaan tersebut, dan
kemudian menguji persamaan manakah yang memenuhi kriteria tersebut*.

* kajian tentang persamaan ini dibatasi pada keadaan nonrelativistik

Pertaman, kita tidak boleh melanggar hukum kekekalan energi. Hukum ini merupakan salah
satu hukum fundamental di alam, jadi kita berniat untuk mempertahankannya agar tetap
berlaku.
K+V=E
Variabel K, V, dan E berturut-turut menyatakan energi kinetik, energi potensial, dan energi
total (nonrelativistik) sistem. Hubungan antara energi kinetik dan momentum dapat dituliskan
sebagai berikut:

Kedua, bentuk persamaan diferensial apapun yang kita tulis haruslah taat terhadap asas de
Broglie - jika kita pecahkan persamaannya bagi sebuah partikel dengan momentum p maka
pemecahan yang kita dapati haruslah berbentuk sebuah fungsi gelombang dengan panjang
gelombang λ yang besarnya sama dengan:

Telah kita ketahui juga bahwa:

sehingga kita dapati hubungan berikut:


Selanjutnya hubungan antara momentum dan energi kinetik gelombang de Broglie partikel
bebas adalah sebagai berikut:

Ketiga, persamaannya haruslah berperilaku baik dalam pengertian matematika. Kita berharap
pemecahannya memberikan informasi kepada kita tentang probabilitas untuk menemukan
pertikel; kita akan terperanjat mendapati bahwa misalnya probabilias tersebut malah berubah
secara tidak kontinu, karena ini berarti bahwa partikelnya menghilang secara tiba-tiba dari
dari suatu titik dan muncul kembali di titik lainnya. Jadi kita isyaratkan bahwa fungsinya
haruslah bernilai tunggal - artinya tidak boleh ada dua probabilitas untuk menemukan partikel
di satu titik yang sama, ia harus pula linear agar gelombangnya memiliki sifat superposisi.
Dengan memilih bernalar dalam urutan terbalik, kita akan tinjau terlebih dahulu pemecahan
dari persamaan yang sedang kita cari. Telah kita pelajari bahwa sebuah gelombang, misalnya
gelombang tali yang merambat memiliki persamaan:

dan untuk gelombang elektromagnetik memiliki persamaan:

serta gelombang de Broglie partikel bebas dinyatakan sebagai

memiliki persamaan yang serupa dengan:

Ini adalah persamaan dasar gelombang dengan amplitudo A yang merambat dalam arah +x.
Gelombang ini memiliki panjang gelombang sebesar:

dan frekuensi

Untuk sementara, kita akan mengabaikan ketergantungan terhadap waktu dan membicarakan
saja keadaan gelombang ini pada suatu saat tertentu, katakanlah t = 0. Jadi dengan
mendefinisikan:

maka kita dapatkan

Persamaan diferensial yang memiliki solusi ψ(x,t) dapat mengandung turunan terhadap x atau
t; tetapi persamaan ini haruslah hanya bergantung terhadap pangkat satu dari ψ dan turunan-
turunannya. Oleh karena itu suku-suku seperti ψ2 dan [(∂ψ/∂t)]2 tidak boleh muncul (ini
adalah akibat dari asumsi kita sebelumnya tentang sifat linear dari persamaan dan
pemecahannya). Persamaan ini haruslah mengandung potensial V, jika V yang muncul
berpangkat satu maka agar mematuhi hukum kekekalan energi, K juga harus muncul dalam
pangkat satu. Sebelumnya telah didapati bahwa:
sehingga, satu-satunya cara untuk memperoleh suku yang mengandung k2 adalah dengan
mengambil turunan kedua dari ψ(x) = A sin (kx) terhadap x. Dari sini kita dapatkan:

sehingga

Persamaan diatas merupakan Persamaan Schrodinger waktu-bebas satu dimensi. Mungkin


saja ternyata kita mendapati persamaan lain yang berbeda dengan persamaan di atas, namun
hanya persamaan di ataslah yang solusi-solusinya sesuai dengan hasil percobaan yang
dilakukan kemudian.

Referensi:
 S. Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Diterjemahkan oleh: Hans J. Wospakrik.
Jakarta: UI-Press, hal. 171-174

Anda mungkin juga menyukai