Warna adalah sebuah keindahan dalam kehidupan. Kita bisa membayangkan bagaimana
rasanya hidup tanpa warna, pastilah hidup itu kurang berarti. Kita tidak bisa melihat
keindahan tanpa warna, kita tidak bisa mengetahui suatu perasaan tanpa warna, kita pun juga
tidak bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran kita tanpa warna. Meskipun terlihat
sederhana, nyatanya peranan warna sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Warna
memiliki kekuatan khusus yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Pada intinya, dunia
tanpa warna bagaikan tidak ada kehidupan.
Warna adalah biasan dari cahaya yang bertemu dengan kelebihan dari mata makhluk hidup
sehingga membentuk goresan- goresan yang indah. Secara teori ilmiah, warna merupakan
sebuah spektrum tertentu yang dihasilkan dari suatu cahaya sempurna yang berupa putih.
Jadi, cahaya sempurna putih itu tadi bisa dirubah menjadi cahaya- cahaya lain yang berwarna
warni. Kita mengenal warna- warna dari kecil. Dalam ilmu pewarnaan, kita mengenal ada
warna gelap dan warna yang terang. Warna- warna gelap seperti hitam, biru tua (navy),
coklat tua, hijau tua, dan lainnya yang biasanya serba tua. Sementara warna terang adalah
warna- warna yang cerah seperti kuning, hijau muda, biru laut, pink dan lainnya.
Mengapa bisa ada radiasi benda hitam bisa terjadi? Benda hitam yang ideal digambarkan
sebagai sebuag rongga hitam yang memiliki lubang- lubang kecil, ketika suatu cahaya
memasuki rongga melalui lubang tersebut maka berkas cahaya akan dipantulkan berkali- kali
di dalam rongga tersebut dan tidak dapat keluar kembali ke lubang. Dinding- dinding benda
yang berwarna hitam akan menyerap cahaya, benda hitam ini akna menyerap cahaya yang
suhunya lebih rendah daripada suhu di sekitarnya dan memancarkan cahaya yang suhunya
lebih tinggi dari pada suhu di sekitarnya.
Sifat- sifat Radiasi Benda Hitam
Radiasi yang muncul dari benda hitam mungkin berbeda dengan radiasi cahaya. Radiasi
benda hitam lebih terasa kita rasakan, bukan kita lihat. Radiasi benda hitam memiliki sifat
tertentu. Sifat- sifat dari radiasi benda hitam ini berasal dari sifat benda hitam itu sendiri.
Sifat dari radiasi benda hitam sebenarnya adalah sifat dari spektrum cahaya benda hitam yang
sifatnya ideal. Beberapa sifat dari spektrum cahaya benda hitam yang ideal antara lain adalah:
Benda hitam yang lebih panas akan memancarakan yang lebih banyak yang memenuhi
seluruh panjang gelombang. Hal ini berarti apabila kita membandingkan dua benda hitam
tanpa melihat panjang gelombangnya, benda hitam yang lebih panas kan mengeluarkan lebih
banyak cahaya daripada benda hitam yang lebih dingin.
Spektrum benda hitam bersifat tetap dan memiliki puncak pada panjang gelombang tertentu.
Puncak kurva benda hitam pada sebuah spektrum bergerak ke panjang gelombang yang lebih
pendek untuk benda yang lebih panas. Benda hitam yang lebih panas, panjang gelombangnya
akan lebih biru daripada pancaran puncaknya. Contoh peristiwa adalah matahari yang suhu
rata- ratanya adalah 5.800 Kelvin. Benda hitam yang memiliki suhu yang sama dengan
matahari tersebut memiliki puncak rata- rata 500 nanometer dan memiliki panjang
gelombang yang berwarna kuning. Lalu benda hitam lainnya yang memiliki suhu yang
besarnya dua kali lipat dari suhu matahari akan memiliki puncak spektrum sekitar 250
nanometer yang mana merupakan bagian dari sinat Ultraviolet dari spektrum.
Nah itulah beberapa sifat dari spektrum cahaya dari benda hitam yang ideal. Sifat dari radiasi
benda hitam itu sendiri. Radiasi benda hitam adalah apa yang dipancarkan dari benda hitam
itu sehingga terasa di sekitarnya. Selanjutnya adalah mengenai hukum- hukum mengenai
radiasi dari benda hitam.
Hukum Planck menjelaskan tentang rapat spektrum radiasi elektromagnetik yang dilepaskan
oleh benda hitam dalam kesetimbangan termal dan pada temperatur tertentu. Hukum ini
diusulkan oleh Max Planck pada tahun 1990. Hukum ini memiliki rumus matematis sebagai
berikut:
Keterangan:
= Daya atau energi per satuan waktu yang diradiasikan per satuan area
I(v,T)
permukaan yang melepas pada arah normal per satuan solid angle per satuan
frekuensi oleh benda hitam pada temperatur T. Hal ini juga dikenal dengan
sebutan radiansi spektral.
h = Konstanta Planck
c = Kecepatan cahaya dalam ruang hampa
k = Konstanta Boltzmann
v = Frekuensi radiasi elektromagnetik
T = Temperatur absolut benda
Itulah rumus matematis dari hukum Planch tentang radiasi benda hitam beserta keterangan-
keterangannya. Selain hukum Planch, masih ada hukum lain yang juga membahas tentang
radiasi benda hitam.
Hukum selanjutnya yang menjelaskan tentang radiasi benda hitam adalah hukum perpindahan
Wien.hukum perpindahan Wien menjelaskan tentang bagaimana spektrum radiasi benda-
benda hitam pada suhu berapapun berkolerasi dengan spektrum pada suhu yang lainnya. Jadi,
apabila kita mengetahui bentuk spektrum pada suatu suhu, maka bentuk spektrum pada suhu
yang lainnya dapat kita hitung juga. Intensitas dari spektrum dapat dinyatakan sebagai fungsi
panjang gelombang atau[un fungsi frekuensi. Sebuah akibat dari hukum perpindahan Wien
adalah panjang gelombang ketika instensitas per satuan panjang gelombang dari radiasi yang
dihasilkan benda hitam ketika maksimum. Secara fungsi, kita bisa melihatnya sebagai
berikut:
Simbol “b” dikenal dengan konstanta perpindahan Wien yang mana nilainya sama dengan
2,8977729(17) x 10 pangkat -3 Km.
Dalam fungsi tersebut, j* merupakan total daya yang diradiasikan per satuan luas, T adalah
temperatur absolut dan σ = 5, 67 x 10 pangkat -8 W m pangkat -2 K pangkat -4 merupakan
konstanta Boltzmann. Hal ini didapatkan dengan mengintegralkan I(v,T) terhadap frekuensi
dan solid angle:
Faktor Muncul karena kita menganggap radiasi pada arah normal ke permukaan:
I(v,T) independen terhadap sudut dan melewati integral solid angle, kemudian masukkan
rumus I(v,T)dan menghasilkan fungsi sebagai berikut:
Dengan x = hv/kT tanpa satuan. Integral terhadap x memiliki nilai π pangkat 4/ 15 , sehingga
menghasilkan:
Nah, itulah beberapa hukum yang berkaitan dengan radiasi benda hitam dan juga fungsi-
fungsinya secara maktematis. Dengan adanya hukum serta perhitungan secara matematis
tersebut, membuktian bahwa para ilmuwan telah banyak yang memikirkan tentang hal ini
sebelumnya. Lalu, apakah sebenarnya kasus radiasi benda hitam ini dapat kita temukan dalam
kehidupan sehari- hari? Jika iya, apa sajakan contoh dari radiasi benda hitam yang sering kita
temukan? Untuk contohnya, marilah kita simak penjelasan si bawah ini.
Efek rumah kaca merupakan salah satu penyebab dari pemanasan global. Efek rumah kaca
menyebabkan peningkatan suhu bumi rata- rata antara 1° hingga 5° Celcius. Contoh
sederhana untuk menyatakan kasus ini adalah ketika kita memarkir mobil di tempat parkir
yang tidak ada atapnya pada siang hari. Dan ketika kita kembali pada sore hari dan ingin
masuk mobil, biasanya suhu di dalam mobil lebih panas daripada suhu di luar mobil. Hal ini
karena energi panas sebagian besar telah diserap oleh kursi, dashboard, dan juga karpet
mobil. Pada saat benda- benda tersebut melepaskan energi panas, maka tidak semuanya dapat
keluar melalui jendela namun sebagian ada yang dipantulkan kembali. Hal yang
menyebabkannya adalah perbedaan panjang gelombang sinar matahari yang memasuki mobil
dan energi panas yang dilepaskan kembali oleh benda- benda tersebut, sehingga jumlah
energi yang masuk lebih banyak dibandingkan energi yang dapat keluar. Hal ini berakibat
pada kenaikan yang bertahap pada suhu di dalam mobil tersebut. Nah seperti itulah analogi
efek rumah kaca. Maka seandainya Bumi tidak ditutupi oleh atmosfer maka energi dari sinar
matahari yang bisa sampai ke Bumi bisa mencapai 800° Celcius, terutama di daerah
khatulistiwa.
Penggunaan pakaian
Aplikasi dari radiasi benda hitam lainnya adalah ketika kita memakai baju atau penjemuran
baju. Pada siang hari, ketika matahari terik kita akan lebih merasa panas apabila kita
menggunakan baju yang berwarna hitam daripada baju berwarna cerah. Hal ini karena warna
gelap merupakan penyerap panas yang sangat baik dan juga pemancar kalor yang sangat baik
pula daripada warna- warna cerah. Selain warna- warna yang cerah, permukaan yang
mengkilap juga merupakan penyerap dan pemancar kalor yang buruk. Pada saat kita
menjemur pakaian pun maka baju yang berwarna gelap atau hitam akan lebih cepat kering
daripada baju yang berwarna putih atau cerah.
Penggunaan termos
Termos juga merupakan salah satu aplikasi atau penerapan dari radiasi benda gelap. Prinsip
kerja termos adalah lapisan perak yang mengkilap mencegah perpindahan kalor secara
radiasi. Lapisan perak tersebut memantulkan radiasi kembali ke dalam termos. Dinding gelas
adalah konduktor yang jelek sehingga tidak dapat memindahkan kalor. Ruang vakum di
antara dua dinding akan mencegah perpindahn kalor, baik secara konveksi maupun konduksi.
Sumbat pada termos dibuat dengan bahan isolator. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar
tidak terjadi konveksi dengan udara yang ada di luar.
Panel surya
Aplikasi dari radiasi benda hitam lainnya ada pada alat panel surya yang menyerap energi
panas untuk diubah menjadi energi listrik. Panel surya terdiri dari wadah- wadah yang terbuat
dari logam berongga yang kemudian di cat hitam dengan panelnya yang terbuat dari bahan
kaca. Kalor radiasi dari matahari diserap oleh permukaan hitam dan dihantarkan secara
konduksi melalui logam. Bagian dalam dari panel ini tetap hangat karena dijaga oleh efek
rumah kaca, kemudian sirkulasi air melalui wadah logam akan membawa kalor menjauh
untuk dimanfaatkan pada sistem pemanas air domestik dan juga untuk memanasi kolam
renang.
Itulah beberapa contoh dari aplikasi atau penerapan kasus radiasi benda hitam dalam
kehidupan sehari- hari. Contoh- contoh sederhana tersebut ternyata adalah salah satu
penerapan dari hukum fisika. Selain yang telah disebutkan, masih banyak juga contoh
lainnya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.
Intensitas total yang dipancarkan benda hitam dapat dihitung dengan menghitung luas
dibawah Iλ sebagai fungsi λ. Besarnya intensitas total ini diperoleh dari rumus Stefan-
Boltzman dengan mengambil e=1, (untuk benda hitam):
I = σT4
Tiap kurva mempunyai satu nilai maksimum yang terjadi pada panjang gelombang yang
dinamakan λmaks .
Teori Planck
Untuk menjelaskan formula yang memenuhi semua data percobaan spektrum benda hitam.
Planck mengemukakan dua anggapan tentang sifat dasar getaran molekul-molekul dalam
dinding-dinding rongga benda hitam.
En = nhf
Keterangan:
N = 1,2,3 … (jumlah kuanta)
h = tetapan Planck (6,626.10-34 Js)
f = frekuensi foton (Hz)
Keterangan:
c = kecepatan cahaya (3.108 m/s)
λ = panjang gelombang (m)
Radiasi Kalor
Bila benda menyerap energi radiasi, maka benda itu akan memancarkan energi yang diserap
ke lingkungannya. Benda yang mudah menyerap banyak energi radiasi akan mudah pula
memancarkan banyak energi radiasi. Stefan-Boltzman menemukan bahwa jumlah energi
yang dipancarkan suatu permukaan benda persatuan luas per satuanwaktu sebanding dengan
pangkatempatsuhu mutlaknya.
Keterangan:
P = daya (watt)
A = luas permukaan benda (m2)
W = energi persatuan luas persatuan waktu (watt / m2)
e = emisivitas
T = suhu mutlak (K)
σ = tetapan Stefan-Boltzman (5,67 . 10-8 watt m2 K4)
Raleigh dan Jeans mempelajari sifat termal dari benda hitam sempurna, untuk memperoleh
distribusi energi :ancar untuk berbagai panjang gelombang sebagai fungsi dari suhui mutlak
T. Dari hasil eksperimennya tampak bahwa intensitas pancaran maksimum terletak pada
daerah infra merah untuk suhu yang tidak terlalu tinggi dan akan menggeser ke daerah cahaya
tampak apabiia suhu dinaikkan. Jadi panjang gelombang maksimum berbanding terbalik
dengan suhu mutlaknya (Hukum Pergeseran WIEN).
λm . T = C
Keterangan:
λm = panjang gelombang maksimum (m)
T = suhu mutlak (K)
C = tetapan WIEN = 2,9 . 10-3 m.k
Apabila panjang gelombang cahaya bintang atau matahari yang berintensitas maksimum
diketahui, maka suhu permukaan matahari atau bintang dapat ditentukan.
Efek Fotolistrik
Pada percobaan efek fotolistrik, ada batas frekuensi cahaya terendah yang menyebabkan
elektron di katoda melepaskan diri dari atom. Frekuensi terendah cahaya yang digunakan
agar terjadi peristiwa fotolistrik disebut frekuensi ambang. Oleh karena, frekuensi cahaya
berkaitan erat dengan energi foton, energi terkecil yang digunakan untuk menghasilkan arus
elektron dirumuskan:
W0 = hf0 (W0 = energi ambang atau fungsi kerja logam, h = tetapan plank, f0 = frekuensi
ambang)
Hubungan energi cahaya yang disinarkan E, energi ambang bahan Wo dan energi kinetik
fotoelektron Ek adalah
E = Wo + Ek
atau
hf = hfo + Ek
Efek Compton
Efek compton ditemukan oleh Arthur Holy Compton pada tahun 1923. Menurut teori
kuantum cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya foton tidak memiliki massa diam. Jika
pendapat ini benar, maka berdasarkan peristiwa efek fotolistrik yang dikemukakan oleh
Einstein, Arthur Holy Compton pada tahun 1923 telah mengamati gejala-gejala tumbukan
antara foton yang berasal dari sinar X dengan elektron. Compton mengamati hamburan foton
dari sinar X oleh elektron dapat diterangkan dengan menganggap bahwa foton seperti partikel
dengan energi hf dan momentum hf/c cocok seperti yang diusulkan oleh Einstein.
Advertisment
Penemuan Efek Compton
Percobaan Compton cukup sederhana yaitu sinar X monokromatik (sinar X yang memiliki
panjang gelombang tunggal) dikenakan pada keping tipis berilium sebagai sasarannya.
Kemudian untuk mengamati foton dari sinar X dan elektron yang terhambur dipasang
detektor. Sinar X yang telah menumbuk elektron akan kehilangan sebagian energinya yang
kemudian terhambur dengan sudut hamburan sebesar θ terhadap arah semula. Berdasarkan
hasil pengamatan ternyata sinar X yang terhambur memiliki panjang gelombang yang lebih
besar dari panjang gelombang sinar X semula. Hal ini dikarenakan sebagian energinya
terserap oleh elektron. Jika energi foton sinar X mula-mula hf dan energi foton sinar X yang
terhambur menjadi (hf – hf’) dalam hal ini f > f’, sedangkan panjang gelombang yang
terhambur menjadi tambah besar yaitu λ > λ’.
Skema Percobaan Efek Compton
dengan
λ = panjang gelombang sinar X sebelum tumbukan (m)
λ’ = panjang gelombang sinar X setelah tumbukan (m)
h = konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)
mo = massa diam elektron (9,1 × 10-31 kg)
c = kecepatan cahaya (3 × 108 ms-1)
θ = sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat atau radian)
Besaran sering disebut dengan panjang gelombang Compton. Jadi jelaslah sudah bahwa
dengan hasil pengamatan Compton tentang hamburan foton dari sinar X menunjukkan bahwa
foton dapat dipandang sebagai partikel, sehingga memperkuat teori kuantum yang
mengatakan bahwa cahaya mempunyai dua sifat, yaitu cahaya dapat sebagai
gelombang dan cahaya dapat bersifat sebagai partikel yang sering disebut sebagai dualime
gelombang cahaya.
Efek Compton
Menurut teori kuantum cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya saja foton tidak
mempunyai massa diam. jika hal ini benar kita harus bisa menganalisis tumbukan antara
foton dengan elektron, misalnya, dengan cara yang sama seperti tumbukan bola bilyard
dianalisis dengan mekanika pendahuluan.
gambar dibawah ini menunjukan bagaimana tumbukan serupa itu digambarkan, dengan foton
itu digambarkan, dengan foton sinar-x menumbuk elektron (yang mula-mula dalam keadaan
diam terhadap sistem koordinat laboratorium) dan kemudian mengalami hamburan dari
arahnya semula sedangkan elektronnya menerima impulse dan mulai bergerak. dalam
tumbukan ini foton dapat dipandang sebagai partikel yang kehilangan sejumlah energi yang
besarnya sama dengan energi kinetik K yang diterima oleh elektron, walaupun sebenarnya
kita mengamati dua foton yang berbeda. jika foton semula mempunyai frekuensi v, maka
foton hambur mempunyai frekuensi yang lebih rendah v’, sehingga:
Kehilangan energi foton = Energi yang diterima elektron
hv – hv’ = K (1)
karena momentum partikel tak bermassa berkaitan dengan energi menurut rumus
E = pc
dan karena energi foton adalah hv, momentumnya adalah
p = E/c = hv/c (2)
Momentum, tidak seperti energi, merupakan kuantitas vektor yang mempunyai arah dan
besar, dan dalam tumbukan momentum harus kekal dalam masing-masing sumbu dari kedua
sumbu yang saling tegak-lurus. (bila lebih dari dua benda yang bertumbuka, tentu saja
momentum harus kekal pada masing-masing sumbu dari ketiga sumbu yang saling tegak-
lurus). arah yang dipilih disini adalah arah foton semula dan satu lagi tegak-lurus pada bidang
yang mengandung elektron dan foton hambur (lihat gambar diatas). momentum semula
adalah hv/c, momentum foton hambur adalah hv’/c, dan momentum elektron mula serta akhir
adalah, berurutan, 0 dan p, dalam arah foton semula
Momentum mula = Momentum akhir
(3)
dan tegak lurus pada arah ini
(4)
Sudut ф menyatakan sudut antara arah mula dan arah foton hambur, dan θ ialah sudt antara
arah foton mula dan arah elektron yang tertumbuk. dari pers. 1, 3 dan 4 kita sekarang
mendapatkan rumus yang menghubungkan beda panjang gelombang antara foton mula dan
foton hambur dengan sudut ф antara arah masing-masing, kedua besaran tersebut adalah
kuantitas yang dapat diukur.
langkah awal mengalikan persamaan 3 dan 4 dengan c dan menuliskannya kembali sebagai
berikut:
karena
(8)
persamaan 8 diturunkan oleh Arthur H. Compton pada awal tahun 1920, dan gejala yang
diperiksanya yang pertama kali diamatinya, dikenal sebagai efek Compton. gejala ini
menunjukan bukti kuat yang mendukung teori kuantum radiasi.
Difraksi elektron
Difraksi elektron dan percobaan Davisson-Germer adalah percobaan yang menampilkan sifat
gelombang dari partikel. Percobaan pertama untuk mengamati difraksi dilakukan
oleh CJ.Davisson dan L.H Germer di Bell Telephone Laboratories meyakinkan hipotesis de
Broglie dengan menunjukkan berkas elektron terdifraksi jika berkas itu dihamburkan oleh
kisi (segi empat kecil) atom yang teratur dari suatu kristal. Sebelum mengetahui bagaimana
mekanisme percobaan Davisson-Germer terlebih dahulu kita pahami apa itu difraksi dan
elektron.
Secara umum, Difraksi Elektron adalah peristiwa penyebaran atau pembelokan cahaya pada
saat melintas melalui celah atau ujung penghalang. Difraksi merupakan metode yang unggul
untuk memahami apa yang terjadi pada level atomis dari suatu material kristalin. Sinar X,
elektron dan neutron memiliki panjang gelombang yang sebanding dengan dimensi atomik
sehingga radiasi sinar tersebut sangat cocok untuk menginvestigasi (penyelidikan dan
penelitian tentang suatu masalah dengan cara mengumpulkan data di lapangan) material
kristalin. Teknik difraksi mengeksploitasi (mengusahakan) radiasi yang terpantul dari
berbagai sumber seperti atom dan kelompok atom dalam kristal.
Elektron adalah partikel sub atom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebagai e-.
Elektron tidak memiliki komponen dasar atau pun substruktur apa pun yang diketahui,
sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron memiliki massa sekitar 1/1836
massa proton.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas syarat terjadinya difraksi adalah apabila panjang
gelombang sinar sama dengan lebar celah/kisi difraksi dan perilaku gelombang ditunjukkan
oleh beberapa gejala fisis, seperti interferensi dan difraksi. Namun manifestasi gelombang
yang tidak mempunyai analogi dalam perilaku partikel newtonian adalah gejala difraksi.
Davisson dan Germer mempelajari elektron yang terhambur oleh kristal dengan
menggunakan peralatan. Dengan mengamati energi elektron dalam berkas primer, sudut
jatuhnya pada target, dan kedudukan detektor dapat diubah-ubah. Fisika klasik meramalkan
bahwa elektron yang terhambur akan muncul dalam berbagai arah, dengan hanya sedikit
kebergantungan dari intensitas terhadap sudut hambur dan lebih sedikit lagi dari energi
elektron primer.
Manifestasi gelombang yang tidak mempunyai analogi dalam kelakuan partikel Newtonian
ialah gejala difraksi. Dalam tahun 1927 Davisson dan Germer di Amerika Serikat dan dalam
percobaanya Davisson dan Germer secara bebas meyakinkan hipotesis de Broglie dengan
menunjukan berkas elektron terdifraksi bila berkas itu dihamburkan oleh kisi atom yang
teratur dari suatu kristal.
Davisson dan Germer mempelajari elektron yang terhambur oleh zat padat dengan memakai
peralatan seperti di bawah ini
Di tengah-tengah percobaan tersebut terjadi suatu peristiwa yang memungkinkan udara
masuk ke dalam peralatannya dan mengoksidasi permukaan logam. Menguasai oksida nikel
murni, target itu dipanggang dalam oven bertemperatur tinggi. Setelah perlakuan itu,
targetnya dikembalikan ke dalam peralatan dan dilakukan pengukuran lagi. Sekarang ternyata
hasilnya sangat berbeda dari sebelum peristiwa itu terjadi : sebagai ganti dari variasi yang
malar (continue) dari intensitas elektron yang tehambur terhadap sudut, timbul maksimum
dan minimum yang jelas teramati, kedudukannya bergantung dari energi elektron.
Hipotesa de Broglie mendorong tafsiran bahwa gelombang elektron didifraksikan oleh target
sama seperti sinar x didifraksikan oleh bidang–bidang atom dalam kristal. Tafsiran ini
mendapat dukungan setelah disadari bahwa efek pemanasan sebuah blok nikel pada
temperatur tinggi menyebabkan kristal individual kecil yang membangun blok tersebut
bergabung menjadi kristal tunggal yang besar yang atom-atomnya tersusun dalam kisi yang
teratur.
Untuk membuktikan bahwa hipotesa de Broglie penyebab dari hasil davisson dan germer,
pada suatu percobaan tertentu berkas elektron 54eV diarahkan tegak lurus pada target nikel,
dan maksimum yang tajam dalam distribusi elektron terjadi pada sudut 500 dari berkas
semula. Sudut datang dan sudut hambur relatif terhadap suatu keluarga bidang (tersusun atas
berkas elektron, bidang dan sudut) bragg ditunjukkan dalam gambar 1 keduanya bersudut
650. Jarak antara bidang dalam keluarga bidang yang bisa diukur melalui difraksi sinar x
adalah 0,091 nm persamaan bragg untuk maksimum dalam pola difraksi.
Panjang gelombang yang dihitung sesuai dengan panjang gelombang yang diamati. Jadi
eksperimen Davisson dan Germer menunjukkan bukti langsung dari Hipotesis de
Broglie tentang sifat gelombang benda bergerak. Analisis eksperimen Davisson-Germer
sebenarnya tidak langsung seperti yang ditunjukkan di atas karena energi elektron bertambah
ketika elektron itu masuk ke dalam kristal dengan besar yang sama dengan besar fungsi kerja
(work function) permukaan itu. Jadi kecepatan elektron dalam eksperimen lebih besar dalam
kristal dan panjang gelombang de Broglie yang bersangkutan menjadi lebih kecil dari harga
di luar kristal.
Komplikasi lainnya timbul dari inferensi antara gelombang yang didifraksikan oleh keluarga
lain dari bidang bragg yang membatasi terjadinya maksimum dan minimum menjadi hanya
kombinasi tertentu dari energy elektron dari sudut pandang sebagai pengganti dari setiap
kombinasi yang memenuhi persamaan Bragg.
Hipotesis de Broglie mendorong tafsiran bahwa gelombang elektron didifraksikan oleh target
sama seperti sinar X didifraksikan oleh bidang-bidang atom dalam kristal. Dari beberapa
percobaan yang dilakukan pada akhirnya terbukti bahwa eksperimen Davisson dan Germer
merupakan bukti langsung dari hipotesis de Broglie mengenai sifat gelombang benda
bergerak.
Komplikasi lainnya timbul dari interferensi antara gelombang yang didifraksi oleh keluarga
lain dari bidang Bragg yang membatasi terjadinya maksimum dan minimum yang menjadi
hanya kombinasi tertentu dari energi elektron dan sudut datang sebagai pengganti dari setiap
kombinasi yang memenuhi persamaan Bragg :
(sumber:gsu.edu)
Secara matematis, difraksi hanya terjadi ketika Hukum Bragg dipenuhi. Secara fisis jika kita
mengetahui panjang gelombang dari sinar yang membentur kemudian kita bisa mengontrol
sudut dari benturan maka kita bisa menentukan jarak antar atom (geometri dari latis).
Persamaan ini adalah persamaan utama dalam difraksi. Secara praktis sebenarnya nilai n pada
persamaan Bragg diatas nilainya 1. Sehingga cukup dengan persamaan 2d sin θ = λ . Dengan
menghitung d dari rumus Bragg serta mengetahui nilai h, k, l dari masing – masing nilai d,
dengan rumus – rumus dibawah ini kita bisa menentukan latis parameter (a, b dan c) sesuai
dengan bentuk kristalnya.
Gambar 2
; k = 2p/l ; d = dhkl
2dhkl sin q = nl
Percobaan di atas juga dapat dijabarkan dalam gambar sederhana di bawah ini
Model dan Kelemahan Teori Atom Bohr, Pengertian, Contoh, Gambar, Kimia
Model dan Kelemahan Teori Atom Bohr, Pengertian, Contoh, Gambar, Kimia - Dilihat
dari kandungan energi elektron, ternyata model atom Rutherford mempunyai kelemahan.
Ketika elektron-elektron mengelilingi inti atom, mereka mengalami percepatan terus-
menerus, sehingga elektron harus membebaskan energi. Lama kelamaan energi yang dimiliki
oleh elektron makin berkurang dan elektron akan tertarik makin dekat ke arah inti, sehingga
akhirnya jatuh ke dalam inti. Tetapi pada kenyataannya, seluruh elektron dalam atom tidak
pernah jatuh ke inti. Jadi, model atom nuklir Rutherford harus disempurnakan.
Dua tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1913, seorang ilmuwan dari Denmark yang bernama
Niels Henrik David Bohr (1885-1962) menyempurnakan model atom Rutherford.
Bohr mengemukakan teori tentang atom yang bertitik tolak dari model atom nuklir
Rutherford dan teori kuantum Planck. [2]
Model atom yang diajukan Bohr dikenal sebagai model atom Rutherford-Bohr, yang dapat
diterangkan sebagai berikut.
1. Elektron-elektron dalam atom hanya dapat melintasi lintasan-lintasan tertentu yang disebut
kulit-kulit atau tingkat-tingkat energi.
2. Elektron yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, lintasan elektron ini
disebut lintasan / keadaan stasioner.
ΔE = hv
Keterangan:
4. Energi yang dipancarkan/diserap ketika terjadi transisi elektron terekam sebagai spektrum
atom. [2]
Beberapa kelebihan dan kelemahan dari model atom Bohr, dapat dilihat dalam uraian berikut.
[2]
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohrmemperbaiki kegagalan
atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini
berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti
atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari
Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai
berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom
hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan
merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada
energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain.
Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan
planck, ΔE = hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama
sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari
h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu
yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit
elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan
semakin tinggi tingkat energinya.
PERCOBAAN BOHR
Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi elektron, yaitu susunan elektron pada
masing-masing kulit. Data yang digunakan untuk menuliskan konfigurasi elektron adalah
nomor atom suatu unsur, di mana nomor atom unsur menyatakan jumlah elektron dalam atom
unsur tersebut. Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan sebutan elektron
valensi. Susunan elektron valensi sangat menentukan sifatsifat kimia suatu atom dan berperan
penting dalam membentuk ikatan dengan atom lain.
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa patokan yang harus selalu
diingat, yaitu:
a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan disebut kulit ke-1
(kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M), kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
b. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati masing-masing kulit
adalah:
2 n2
Tokoh Kimia :
Niels (Henrik David) Bohr
(1885–1962)
Niels Henrik David Bohr. [2]
Niels (Henrik David) Bohr (1885–1962) adalah seorang kimiawan asal Denmark. Ia
diperhitungkan sebagai salah seorang fisikawan besar pada abad ke-20 meskipun ia sendiri
mengakui dirinya sebagai seorang kimiawan.Bohr mendapatkan gelar doktornya di
Copenhagen University kemudian ia belajar di Inggris di bawah pengawasan Ernest
Rutherford. Dengan dasar teori atom Rutherford, Bohr melakukan penelitian tentang teori
atom sampai berhasil menemukan teori atomnya sendiri. Bohr mempublikasikan teori
atomnya pada 1913. Teorinya ini kemudian menjadi dasar terhadap teori kuantum. [2]
Radiasi elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat
lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu
bentuk radiasi elektromagnetik. Penelitian teoritis tentang radiasi elektromagnetik disebut elektrodinamik,
sub-bidang elektromagnetisme.
Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik. Waktu kawat (atau
panghantar seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada
frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat
bersifat seperti gelombang atau seperti partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan
cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui
sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi gelombang
ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hν, di mana E adalah energi foton, h ialah konstanta Planck —
6.626 × 10 −34 J•s — dan ν adalah frekuensi gelombang.
Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hν.
Gelombang elektromagnetik
Yang termasuk gelombang elektromagnetik
Gelombang Panjang gelombang λ
gelombang radio 1 mm-10.000 km
infra merah 0,001-1 mm
cahaya tampak 400-720 nm
ultra violet 10-400nm
sinar X 0,01-10 nm
sinar gamma 0,0001-0,1 nm
Sinar kosmis tidak termasuk gelombang elektromagnetik; panjang gelombang lebih kecil dari 0,0001 nm.
Sinar dengan panjang gelombang besar, yaitu gelombang radio dan infra merah, mempunyai frekuensi dan
tingkat energi yang lebih rendah. Sinar dengan panjang gelombang kecil, ultra violet, sinar x atau sinar
rontgen, dan sinar gamma, mempunyai frekuensi dan tingkat energi yang lebih tinggi.
Spektrum elektromagnetik
Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum
elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini
secara langsung berkaitan (lihat juga tabel dan awalan SI):
o Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi ialah kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz
o Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GHz
o Panjang gelombang dikalikan dengan energy per foton adalah 1.24 μeVm
Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma
gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang
gelombang sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan
praktis yang secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam mendeskripsikan
energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektronvolt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100
eV), dalam panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (λ ≥ 0,5
mm). Istilah "spektrum optik" juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik,
walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 - 700 nm)
Referensi
^ Léna, Pierre; François Lebrun, François Mignard (1998). Observational Astrophysics. Springer-
Verlag. ISBN 3-540-63482-7.Spektrum elektromagnetik
Gelombang radio | Gelombang mikro | Inframerah | Spektrum optik | Ultraungu | Sinar-X | Sinar gamma
Medan elektromagnetik
Dalam fisika elektromagnetisme, sebuah medan elektromagnetik adalah sebuah medan terdiri dari
dua medan vektor yang berhubungan: medan listrik dan medan magnet. Ketika
dibilang medan elektromagnetik, medan tersebut dibayangkan mencakup seluruh ruang;
biasanya medan elektromagnetik hanya terbatas di sebuah daerah kecil di sekitar objek dalam ruang.
Vektor (E dan B) yang merupakan karakter medan masing-masing memiliki sebuah nilai yang
didefinisikan pada setiap titik ruang dan waktu. Bila hanya medanlistrik (E) bukan nol, dan konstan dalam
waktu, medan ini dikatak sebuah medanelektrostatik. E dan B (medan magnet) dihubungkan dengan
persamaan Maxwell.
Medan elektromagnetik dapat dijelaskan dengan sebuah dasar kuantum oleh elektrodinamika kuantum.
Diamagnetik
Diamagnetisme adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika
dikenai medan magnet. Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak. Diamagnetik adalah salah satu bentuk
magnet yang cukup lemah, dengan pengecualian superkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang
kuat. 1 Sifat
Sejarah
Pada tahun 1778 S. J. Bergman menjadi orang pertama yang berhasil mengamati bahwa bismut
dan antimoni ditolak oleh medan magnet. Namun demikian, istilah "diamagnetik" diusulkan oleh Michael
Faraday pada bulan September 1845, ketika ia menyadari bahwa semua material di alam memiliki sifat
diamagnetik.
Sifat diamagnetik material
Material Diamagnetism χm=Km-1 (x 10-5)
Bismut -16.6[1]
Karbon (berlian) -2.1[1]
Karbon (grafit) -1.6[1]
Tembaga -1.0[1]
Timba l -1.8[1]
Mercuri -2.9[1]
Perak -2.6[1]
Air -0.91[1]
Ferrimagnetisme
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada dua hukum dasar yang menghubungkan
gejala kelistrikan dan kemagnetan.
Pertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal sebagai gejala
induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah menemukan gejala ini secara
eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere. Gejala induksi magnet dikenal sebagai Hukum
Ampere.
Michael Faraday, penemu induksi elektromagnetik
Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan mempertimbangkan konsep simetri
yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk Maxwell mengajukan suatu usulan. Usulan yang
dikemukakan Maxwell, yaitu bahwa jika medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat
menghasilkan medan listrik maka hal sebaliknya boleh jadi dapat terjadi. Dengan demikian Maxwell
mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat menghasilkan
(menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini kemudian menjadi hukum ketiga yang menghubungkan
antara kelistrikan dan kemagnetan.
James Clerk Maxwell peletak dasar teori gelombang elektromagnetik
Jadi, prinsip ketiga adalah medan listrik yang berubah-ubah terhadap waktu dapat
menghasilkan medan magnet. Prinsip ketiga ini yang dikemukakan oleh Maxwell pada dasarnya
merupakan pengembangan dari rumusan hukum Ampere. Oleh karena itu, prinsip ini dikenal dengan nama
Hukum Ampere-Maxwell.
Dari ketiga prinsip dasar kelistrikan dan kemagnetan di atas, Maxwell melihat adanya suatu pola
dasar. Medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan medan listrik yang juga
berubah-ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah terhadap waktu juga dapat
menghasilkan medan magnet. Jika proses ini berlangsung secara kontinu maka akan
dihasilkan medan magnet dan medan listrik secara kontinu. Jika medan magnet dan medan listrik ini secara
serempak merambat (menyebar) di dalam ruang ke segala arah maka ini merupakan gejala gelombang.
Gelombang semacam ini disebut gelombang elektromagnetik karena terdiri dari medan listrik
dan medan magnet yang merambat dalam ruang.
Pada mulanya gelombang elektromagnetik masih berupa ramalan dari Maxwell yang dengan intuisinya
mampu melihat adanya pola dasar dalam kelistrikan dan kemagnetan, sebagaimana telah dibahas di atas.
Kenyataan ini menjadikan J C Maxwell dianggap sebagai penemu dan perumus dasar-dasar gelombang
elektromagnetik.
Teori Maxwell tentang listrik dan magnet meramalkan adanya gelombang elektromgnetik
Magnetisme
Dalam fisika, magnetisme adalah salah satu fenomena dimana material
mengeluarkan gaya menarik atau menolak pada material lainnya. Beberapa material yang memiliki sifat
magnet adalah besi, dan beberapa baja, dan mineral lodestone; namun, seluruh material pasti terpengaruh
walaupun sedikit saja oleh kehadiran medan magnet, meskipun dalam kebanyakan kasus pengaruhnya
sangat kecil untuk dideteksi tanpa alat khusus.
Gaya magnet adalah gaya dasar yang terjadi karena gerakan muatan listrik. Persamaan Maxwell
menjelaskan awal dan sifat dari medan yang mengatur gaya-gaya tersebut (lihat hukum Biot-Savart). Oleh
karena itu, magnetisme terlihat ketika partikel bermuatan dalam gerak. Ini dapat terjadi baik dari gerakan
elektron dalam sebuah arus litrik, menghasilkan "elektromagnetisme", atau dari gerakan orbital mekanika-
kuantum (tidak ada gerakan orbital elektron sekitar nukleus seperti planet sekitar matahari, tetapi ada
"kecepatan elektron efektiv") dan spin dari elektron, menghasilkan apa yang dikenal sebagai "magnet
permanent
Ketika sebuah partikel bermuatan bergerak melalui sebuah medan magnet B, dia merasakan sebuah gaya F
diberikan oleh perkalian silang:
di mana:
adalah muatan listrik dari partikel tersebut
adalah vektor kecepatan partikel
adalah medan magnet
Karena ini adalah sebuah perkalian silang, gaya ini tegak lurus terhadap gerakan partikel
dan medan magnet. Berikut, gaya magnetik tidak bekerja pada partikel; dia dapat mengganti arah gerakan
partikel, tetapi tidak dapat menyebabkan dia untuk menambah atau mengurangi kecepatan.
PERSAMAAN SCHRODINGER
Apa persamaan antara hukum Maxwell, Hukum Newton, dan Persamaan Schrodinger?
Ketiganya ternyata tidak dapat diturunkan dari seperangkat asas dasar (tidak seperti
persamaan-persamaan pada teori relativitas misalnya, yang diturunkan dari 2 postulat awal),
namun solusi yang diperoleh darinya ternyata sesuai dengan percobaan.
Erwin Schrodinger, fisikawan Austria yang merupakan salah seorang pendiri mekanika
kuantum
Kita bayangkan sejenak bahwa kita adalah Erwin Schrodinger, dan sedang memikirkan suatu
persamaan diferensial yang akan menghasilkan pemecahan yang sesuai bagi Fisika Kuantum.
Namun ternyata kita dibatasi oleh tidak adanya hasil percobaan yang dapat digunakan sebagai
perbandingan (karena saat itu fisika kuantum baru saja lahir). Oleh karena itu, kita hanya bisa
mendaftarkan semua sifat yang kita perkirakan akan dimiliki persamaan tersebut, dan
kemudian menguji persamaan manakah yang memenuhi kriteria tersebut*.
Pertaman, kita tidak boleh melanggar hukum kekekalan energi. Hukum ini merupakan salah
satu hukum fundamental di alam, jadi kita berniat untuk mempertahankannya agar tetap
berlaku.
K+V=E
Variabel K, V, dan E berturut-turut menyatakan energi kinetik, energi potensial, dan energi
total (nonrelativistik) sistem. Hubungan antara energi kinetik dan momentum dapat dituliskan
sebagai berikut:
Kedua, bentuk persamaan diferensial apapun yang kita tulis haruslah taat terhadap asas de
Broglie - jika kita pecahkan persamaannya bagi sebuah partikel dengan momentum p maka
pemecahan yang kita dapati haruslah berbentuk sebuah fungsi gelombang dengan panjang
gelombang λ yang besarnya sama dengan:
Ketiga, persamaannya haruslah berperilaku baik dalam pengertian matematika. Kita berharap
pemecahannya memberikan informasi kepada kita tentang probabilitas untuk menemukan
pertikel; kita akan terperanjat mendapati bahwa misalnya probabilias tersebut malah berubah
secara tidak kontinu, karena ini berarti bahwa partikelnya menghilang secara tiba-tiba dari
dari suatu titik dan muncul kembali di titik lainnya. Jadi kita isyaratkan bahwa fungsinya
haruslah bernilai tunggal - artinya tidak boleh ada dua probabilitas untuk menemukan partikel
di satu titik yang sama, ia harus pula linear agar gelombangnya memiliki sifat superposisi.
Dengan memilih bernalar dalam urutan terbalik, kita akan tinjau terlebih dahulu pemecahan
dari persamaan yang sedang kita cari. Telah kita pelajari bahwa sebuah gelombang, misalnya
gelombang tali yang merambat memiliki persamaan:
Ini adalah persamaan dasar gelombang dengan amplitudo A yang merambat dalam arah +x.
Gelombang ini memiliki panjang gelombang sebesar:
dan frekuensi
Untuk sementara, kita akan mengabaikan ketergantungan terhadap waktu dan membicarakan
saja keadaan gelombang ini pada suatu saat tertentu, katakanlah t = 0. Jadi dengan
mendefinisikan:
Persamaan diferensial yang memiliki solusi ψ(x,t) dapat mengandung turunan terhadap x atau
t; tetapi persamaan ini haruslah hanya bergantung terhadap pangkat satu dari ψ dan turunan-
turunannya. Oleh karena itu suku-suku seperti ψ2 dan [(∂ψ/∂t)]2 tidak boleh muncul (ini
adalah akibat dari asumsi kita sebelumnya tentang sifat linear dari persamaan dan
pemecahannya). Persamaan ini haruslah mengandung potensial V, jika V yang muncul
berpangkat satu maka agar mematuhi hukum kekekalan energi, K juga harus muncul dalam
pangkat satu. Sebelumnya telah didapati bahwa:
sehingga, satu-satunya cara untuk memperoleh suku yang mengandung k2 adalah dengan
mengambil turunan kedua dari ψ(x) = A sin (kx) terhadap x. Dari sini kita dapatkan:
sehingga
Referensi:
S. Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Diterjemahkan oleh: Hans J. Wospakrik.
Jakarta: UI-Press, hal. 171-174