Laporan Kasus Jiwa
Laporan Kasus Jiwa
LAPORAN KASUS
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Disusun oleh :
Ani Dwi Septyaningsih
Anggun Siska Kharisma
Pembimbing:
dr. Rusdi Effendi, SpKJ
Page 1
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
ﺒﺴﻢﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻣﻦﺍﻠﺮﺣﻳﻡ
STATUS PSIKIATRI
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : NN. LA
Usia : 20 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Riwayat perawatan
B. RIWAYAT PSIKIATRI
Berdasarkan
Autoanamnesa : Diambil tanggal 17 September 2013
Alloanamnesis : Diambil tanggal 17 September 2013
Page 2
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Keluhan Utama
Pasien terlihat murung, pendiam, lebih senang menyendiri dan tidak
bersemangat.
Setelah pasien putus dari pacarnya, pasien bercerita kepada teman kelasnya
yang bernama Risda yang mengaku memiliki indra ke 6. Setelah bercerita
Page 3
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
kemudian pasien diberi buku yang berisi doa-doa untuk menangkan hati.
Tetapi setelah pasien membaca buku itu, pasien justru mulai merasa ketakutan
dan kemudian mulai timbul bisikan. Bisikan itu diakui pasien timbul saat
pasien melamun dan sendiri.
2) Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki kelainan bawan sejak lahir. Pasien pernah
melakukan operasi usus buntu (appendicitis) di RS Mitra Keluarga Bekasi
Barat saat usia ± 18 tahun. Pasien tidak memiliki riwayat kejang dan trauma
kepala.
Page 4
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Page 5
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak mempunyai riwayat gangguan psikoseksual. Pasien
memiliki sifat tertutup.
Riwayat Keluarga
Page 6
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Keterangan :
: Pasien
: Garis keturunan
: Garis menikah
Pasien adalah anak pertama dari empat bersaudara. Terdiri dari dua adik laki-laki,
dan satu adik perempuan. Pekerjaan ayah pasien adalah karyawan dan ibunya
adalah ibu rumah tangga. Hubungan pasien dengan anggota keluarga lainnya
cukup baik. Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita gangguan jiwa.
C. STATUS MENTAL
I. Deskripsi Umum
A. Penampilan
Pasien seorang perempuan, berbadan gemuk, berkulit coklat,
menggunakan kerudung, kuku rapi, tidak berbau, tampak ramah dan tangan
lembab saat bersalaman, dengan tinggi sekitar 155 cm dan berat 70 kg.Saat ini
pasien berumur 20 tahun dan pasien terlihat sesuai dengan usianya.Ketika
wawancara pasien mengenakan baju kaos tanpa kerah berlengan pendek
berwarna merah muda, dan celana pendek berwarna merah muda.
Page 7
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Afek : Luas
Keserasian : Sesuai
III. Pembicaraan
• Volume : sedang
• Irama : teratur
• Kecepatan : sedang
Page 8
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
V. Proses Pikir
1. Proses Pikir
o Produktivitas : Cukup Ide
o Kontinuitas
- Assosiasi longgar : Tidak Ada
- Inkoherensia : Tidak Ada
- Flight of ideas : Tidak Ada
- Neologisme : Tidak Ada
2. Isi pikir
Preokupasi : Tidak Ada
Waham
Waham kebesaran : Tidak Ada
Waham kejar : Tidak Ada
Waham refensi : Tidak Ada
Page 9
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
3. Daya ingat :
o Daya ingat jangka panjang Baik
(pasien dapat mengingat kejadian yang terjadi saat ia SD)
o Daya ingat jangka pendek Baik
(pasien dapat mengingat hari pasien masuk rumah sakit)
Page 10
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
4. Konsentrasi : Baik
Pasien mampu mengurangi penjumlahan seratus kurang tujuh sebanyak 5
kali berturut-turut
Page 11
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
IX. Reabilitas
o Reabilitas pasien terganggu
o Taraf dapat Dipercaya Kurang dapat dipercaya (terdapat beberapa
jawaban tertentu yang setelah dilakukan alloanamnesa ternyata berbeda
dengan pernyataan yang diungkapkan oleh pihak keluarga).
D. STATUS FISIK
1. Status Interna
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital
> Tekanan Darah : 110/80 mmHg
> Nadi : 88 x/menit
> Suhu : Afebris
> Pernapasan : 20 x/menit
Kepala : Normosefal
Mata : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya langsung +/+,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Telinga : Normotia
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, T1/T1 tenang
Thoraks : Cor : S1S2 Reguler, Murmur -/-, Gallop -/-
Page 12
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
2. Status Neurologik :
Tanda Rangsang Meningeal :Tidak ada
Refleks Fisiologis :Normal
Refleks Patologis :Tidak ada
Tonus : Baik
Turgor : Baik
Kekuatan : Baik
Koordinasi : Baik
Sensibilitas : Baik
Kelainan khusus : Tidak ada
Page 13
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
F. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizoafektif tipe depresi
o Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik
yang berlangsung selama 1 tahun.
G. DIAGNOSA
Diagnosa Banding
o Depresi berat dengan gejala psikotik
Diagnosa kerja : Skizoafektif tipe depresi
Page 14
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
H. PENATALAKSANAAN
1. Psikoterapi :
a. Psikoterapi Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan hilang dengan
menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur agar gejala
penyakitnya berkurang dan menjelaskan kepada pasien tentang akibat yang terjadi
bila pasien tidak teratur minum obat.
b. Psikoterapi Ventilasi
Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi
hatinya agar pasien merasa lega serta keluhannya berkurang.
c. Terapi berorientasi keluarga
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisi pasien agar keluarga dapat
menerima dan tidak dijauhi, dan agar dapat mendukung kesembuhn pasien.
d. Sosial budaya
Terapi kerja : memafaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau
pekerjaan yang bermanfaat, melibatkan pasien secara aktif dalam kegiatan
terapi aktivitas kelompok di RSJI Klender agar ia dapat beraktivitas dan
berinteraksi dengan lingkungannya secara normal.
Terapi rekreasi : olahraga ringan, berlibur.
e. Religius
Memotivasi pasien agar selalu rajin beribadah, seperti shalat, puasa, dan berdzikir.
2. Farmakoterapi :
Antipsikosis
Anti depresan
I. PROGNOSIS
• Dubia ad bonam
• Faktor yang memperberat :
Perekonomian yang sulit
Terjadi pada usia muda
Etiologi tidak jelas
Page 15
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Page 16
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
TINJAUAN PUSTAKA
GANGUAN SKIZOAFEKTIF
DEFENISI
• Ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan
afektif yang sama-sama menonjol pada saat bersamaan (simultaneously).
• Adanya gabungan gejala-gejala dari spektrum divergen ini, membuat terapi pasien dengan
gangguan skizoafektif ini menjadi sulit.
• Onset yang tiba-tiba pada masa remaja ; fungsi pramorbid baik ; terdapat stresor yang jelas ;
riwayat keluarga dan gangguan afektif.
ETIOLOGI
• Beberapa data menunjukkan bahwa gangguan skizofrenia dan gangguan afektif mungkin
berhubungan secara genetic.
• Ada peningkatan resiko terjadinya gangguan skizofrenia diantara keluarga dengan gangguan
skizoafektif.
KRITERIA DIAGNOSTIK
• Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya
skizifrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau
dalam beberapa hari sesudah yang lain , dalam episode yang sama.
• Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode skizoafektif berulang,
baik yang tipe manik , depresif atau campuran keduanya.
KLASIFIKASI
· SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK
• Suatu gangguan psikotik dengan gejala-gejala skizofrenik dan manik bersama-sama
menonjol dalam satu episode penyakit yang sama.
• Gejala-gejala afektif diantaranya : elasi dan ide-ide kebesaran, tetapi kadang-kadang
kegelisahan atau iritabilitas disertai oleh perilaku agresif serta ide-ide kejaran.
• Terdapat peningkatan enersi, aktivitas yang berlebihan , konsentrasi yang terganggu, dan
hilangnya hambatan norma sosial .
• Waham kebesaran, waham kejaran mungkin ada.
Page 17
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
• Gejala skizofrenik juga harus ada, antara lain : merasa pikirannya disiarkan atau diganggu,
ada kekuatan-kekuatan yang sedang berusaha mengendalikannya., mendengar suara-suara
yang beraneka beragam atau menyatakan ide-ide yang bizarre.
• Onset biasanya akut, perilaku sangat terganggu, namun penyembuhan secara sempurna dalam
beberapa minggu.
Pada episode yang sama terdapat gejala-gejala skizofrenia maupun depresif yang sama-sama
menonjol.
Gejala depresi disini ditandai dengan adanya perilaku yang retardasi, insomnia, hilangnya
enersi, perubahan nafsu makan, kurang minat, gangguan konsentrasi, perasaan bersalah,
keputusasaan, dan ide-ide bunuh diri
Secara bersamaan dalam satu epsode terdapat gejala-gejala skizofrenia yg khas antara lain :
• Merasa pikirannya sedang disiarkan, atau diganggu, ada kekuatan2 yang
mengendalikan pikirannya. Pasien yakin sedang di mata-matai, sedang diincar .
• Mendengar suara2 yang menghina, mengutuk dirinya, atau akan membunuhnya.
Bahkan seperti ada yang mendiskusikan dirinya.
Episode berlangsung lebih lama dari pada episode manik, dan bisa sembuh sempurna. Namun
ada sebagian yang akhirnya berkembang menjadi defek skizofrenik.
3. PENATALAKSANAAN SKIZOAFEKTIF
1. Indikasi rawat nginap
– Menditeksi penyebab nonpsikiatrik
– Mengamati kemampuan mengendalikan impuls kekerasan
– Menstabilkan hubungan sosial/ kerja
2. Farmakoterapi
– Antipsikotik adalah obat terpilih untuk penanganan gangguan waham menetap.
– Mulai dengan dosis rendah anti psikotik (Haloperidol 2 mg) dan naikan bertahap.
– Dosis maintenance biasanya rendah.
– Bila gagal dengan anti psikotik, maka dihentikan.
3. Psikoterapi
– Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok.
Page 18
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
4. Diagnosa differential
1. skizofrenia paranoid
Ini adalah jenis skizofrenia yang paling sering dijumpai di Negara manapun. Gambaran klinis
didominasi oleh waham-waham yang secara relative stabil, sering kali bersifat paranoid,
biasanya disertai oleh halusinasi-halusinasi, terutama halusinasi pendengaran dan gangguan-
gannguan persepsi. Gangguan afektif, dorongan kehendak ( volition ) dan pembeciraan serta
gejala-gejala katatonik tidak menonjol.
Beberapa contoh dari gejala-gejala paranoid yang paling umum :
a. waham-waham kejaran, rujukan ( reference ), “ exaltied birth” ( merasa diriya tinggi,
istimewa), misi khusus, perubahan tubuh atau kecemburuan.
b. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau member perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit ( whistling ), mendengung ( humming ), atau
bunyi tawa ( laughing )
c. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersift seksual, atau lain-lain perasaan tubuh
: halusinasi visual mungkin ada terapi jarang menonjol.
Pedoman diagnostic
Kriteria umum diagnosis skizofrenia harus dipenuhi sebagai tambahan , halusinasi dan
atau waham harus menonjol, sedangkan gangguan afektif , dorongan kehendak dan pemb
icaraan serta gejala katatonik secara relative tidak nyata. Keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam adalah yang paling khas
Page 19
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Pedoman diagnostik
· Semua jenis gejala utama depresi harus ada
• Afek depresif
• Kehilangan minat dan kegembiraan
• Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah ( rasa lelah yang
nyata sesudah kerja sedikit saja ) dan menurunnya aktivitas.
· Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya
harus berintesitas berat.
• Kosentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
· Bila ada gejala penting ( misalnya agitasi atau retardasi psikomotor ) yang mencolok ,
maka pasien mungkin tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam
hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat
dibenarkan.
· Episode depresif biasanya harus berlansung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi
jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat maka masih dibenarkan untuk menegakkan
diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.
· Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan social, pekerjaan atau
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
Episode depresif berat, penderita bisanya menunjukan ketegangan atau kegelisahan yang
amat nyata.disertai waham , halusinasi atau stupor depresif , wahamnya biasanya melibatkan
ide tentang dosa , kemiskinan atau malapetaka yang mengancam , dan pasien dapat
bertangung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara
yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk . retardasi psikomotor
yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat
ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan suasana perasaan ( mood ).
3. Bipolar afektif disorder
Page 20
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
gangguan bipolar di dijelaskan sebagai periode depresi yang lama dan dalam yang
berbarengan dengan mania.
Symptom dari mania termasuk berkurangnya kebutuhan untuk tidur, libido
yang tinggi, perilaku yang kasar, grandiositas, dan gangguan pikiran yang parah yang
mungkin disertai atau tidak disertai dengan psikosis.
Page 21
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Page 22
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
KESIMPULAN
Gangguan skizoafektif adalah suatu gangguang psikotik diaman episode mood /
afketif dan gejala aktif skizofrenia, dan didahului sedikit 2 minggi delusi atau halusinasi
tanpa gejala mood yang menonjol. Etiologi sebagian besar disebabkan oleh genetic. Ada 2
jenis skizoafektif ada 2 : skizoafektif tipe manic dan skizoafektif tipe depresif.
Penatalaksanaan ; rawat inap, farmakoterapi dan psikoterapi.
Page 23
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan & Sadock: ”Skizofrenia” dalam Sinopsis Psikiatri Jilid 1, edisi 7, Penerbit
Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1997, halaman 685-729.
Page 24
SKIZOAFEKTIF DEPRESI
Page 25