Anda di halaman 1dari 5

CASE REPORT

Kejang Demam Kompleks dengan Gastroenteritis

Oleh:

dr. Tiffany Nurzaman

Program Internsip Periode November 2017


Rumah Sakit Bhayangkara
Bandar Lampung
2018
LAPORAN KASUS

I. REKAM MEDIK
No. RM : 031048
MRS : 27 September 2018
Pukul : 11.00 WIB

1.1 IDENTITAS
Nama : An. M
Usia : 21 thn
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Bandar Lampung

1.2 ANAMNESIS
1.2.1 Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan kejang akibat demam

1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan kejang 2 kali sekiar 15 menit sebelum
masuk rumah sakit. Sekali kejang selama kurang lebih 1 menit dan
diantara kejang pasien menangis sadar. Ibu pasien mengaku anaknya
demam sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai buang air besar cair
sebanyak 3 kali sejak kemarin, ampas dan cairan sama banyak,
berlendir dan tidak terdapat darah. Riwayat kejang demam
sebelumnya tidak ada.

1.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ada
1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada

1.3 PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan Darah : 110/80mmHg
 Frekuensi Nadi : 84x/menit
 Frekuensi Napas : 20 x/menit
 Suhu : 39,50C
 Tinggi badan : 152 cm
 Berat badan : 50 kg

Status Lokalis
Kulit : normal
Kepala : normocepal
 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Telinga :
o AD: daun telinga normal, sekret (-/-)
o AS :daun telinga normal, liang lapang, sekret (-/-)
 Hidung : septum deviasi (-), sekret (-/-)
 Mulut : karies dentis (-)
 Leher : JVP tidak meningkat, pulsasi vena leher tidak
terlihat
Thoraks :
 Cor : Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung kesan dalam batas normal
Auskultasi : bunyi I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Pulmo : Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : fremitus vokal dan taktil simetris
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : datar, supel, tidak ada pembesaran hepar maupun lien.
Ekstremitas :
 Superior : akral hangat, edema (-/-)
 Inferior : akral hangat, edema (-/-)

1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Otoskop : terdapat benda asing menutupi membran timpani
1.5 DIAGNOSIS
Corpus alienum Auricular Dekstra

1.6 RENCANA TINDAKAN


Ekstraksi corpus alienum  gagal  spooling
Cefadroxil 2x1
Asam mefenamat 3x1

1.7 PROGNOSIS
Dubia ad bonam
II. ANALISIS KASUS

DAFTAR PUSTAKA

Creasy R.K., Resnik R., Lams J.D., dkk. (2014). MATERNAL-FETAL MEDICINE .
philadelphia: ELSEVIER.

Gunawan, S. G. (2011). Farmakologi dan Terapi (5 ed.). Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Inge S., Suhariah I., Pudji K., dkk. (2008). Parasitologi Kedokteran (Edisi 4 ed.). Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.

Maclean D, Foley R, Hosein SR. (2016). Toxoplasmosis. CATIE .

Pudjadi AH., H. B. (2011). PEDOMAN PELAYANAN MEDIS IKATAN DOKTER ANAK


INDONEISA. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. (2010). ILMU KEBIDANAN


SARWONO PRAWIROHARDJO. Jakarta: PT BINA PUSTAKA SARWONO
PRAWIROHARDJO.

Suchet, I. B. (2013). The Ultrasound of Life. Dipetik februari 19, 2018, dari
http://www.fetalultrasound.com/online/text/5-028.HTM

Sudoyo AW., S. Bambang, A. Idrus, dkk. (2010). BUKU AJAR ILMU PENYAKIT
DALAM. Jakarta: InternaPublisher.

Anda mungkin juga menyukai