Makalah Industri Besi Baja
Makalah Industri Besi Baja
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam perut bumi ternyata banyak sekali mengandung zat-zat yang berguna
untuk keperluan hidup kita sehari-hari, misalnya minyak tanah, bensin, solar dan lain-
lainnya yang disebut minyak bumi. Di samping itu juga terdapat unsur-unsur kimia yang
berguna bagi manusia seperti bijih besi, nikel, tembaga, uranium, titanium, timah dan
masih banyak lagi, beserta mineral dan batu-batuan. Salah satu zat yang terdapat di dalam
bumi yang sangat berguna bagi manusia ialah air dengan rumus kimianya H2O, sebab
tanpa air manusia sukar sekali mempertahankan kehidupannya.
Mineral adalah suatu bahan yang banyak terdapat di dalam bumi, yang mempunyai
bentuk dan ciri-ciri khusus serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Sedangkan batu-
batuan merupakan gabungan antara dua macam atau lebih mineral-mineral dan tidak
mempunyai susunan kimia yang tetap. Bijih ialah mineral atau batu-batuan yang
mengandung satu macam atau beberapa macam logam dalam prosentase yang cukup
banyak untuk dijadikan bahan tambang. Banyaknya logam yang terkandung dalam bijih
itu berbeda-beda. Logam dalam keadaan murni jarang sekali terdapat di dalam bumi,
kebanyakan merupakan senyawa-senyawa oksida, sulfida, karbonat, dan sulfat yang
merupakan bijih logam yang perlu diproses menjadi bahan logam yang bermanfaat bagi
manusia.
Besi dan baja merupakan logam yang banyak sumbangannya bagi perkembangan
kebudayaan manusia. Hal ini disebabkan karena :
- Jumlahnya yang cukup melimpah
- Memiliki sifat mekanik yang menarik
- Mudah dikerjakan dengan forming maupun dengan machining
- Harganya relative murah
- Dan lain-lain.
Pemanfaatanya besi dipergunakan dalam keadaan paduan bukan dalam keadaan
murni. Paduan besi umumnya dengan karbon, yang dikenal sebagai baja dan besi tuang.
Besi dan baja tuang bukan hanya berbeda kadar karbonnya tetapi juga berbeda struktur
mikronya dan berbeda sifatnya.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan definisi besi dan baja.
2. Menjelaskan jenis-jenis besi dan baja.
3. Mengidentifikasikan bahan-bahan yang diperlukan dalam pengolahan besi dan
baja.
4. Menjelaskan teknik pengolahan besi dan baja dalam industri.
5. Menjelaskan dampak dari industri pengolahan besi dan baja.
2. Baja
Sifat baja antara lain:
a. mengandung 0,1 - 1,7% karbon.
b. keras tetapi dapat ditempa
c. tahan korosi
3. Besi Tempa
Sifat besi tempa, antara lain:
a. mengandung kurang dari 0,5% karbon.
b. kurang keras dan mudah ditempa.
Jenis besi ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk paku, kawat.
Baja adalah besi yang mengandung 0,1%- 1,7% karbon. Sifat baja tergantung
pada jumlah karbon yang dikandungnya. Berdasarkan kandungan karbon, jenis baja dibagi
menjadi :
1. Baja Karbon Rendah
Baja ini disebut baja ringan (mild steel) atau baja perkakas. Baja karbon
rendah bukan baja yang keras karena kandungan karbonnya rendah yaitu kurang
dari 0,3%. Baja ini dapat dijadikan mur, baut, ulir sekrup, peralatan senjata,
batang tarik, dan sebagainya.
2. Baja Karbon Sedang
Baja ini mengandung 0,3 - 0,6% karbon dan kandungan karbonnya
memungkinkan baja untuk dikeraskan sebagian dengan pengerjaan panas (heat
treatment) yang sesuai. Proses pengerjaan panas menaikkan kekuatan baja dengan
cara digiling. Baja ini digunakan untuk membuat peralatan mesin, seperti roda
gigi otomotif, poros bubungan, rel, alat angkat presisi, dan sebagainya.
3. Baja karbon Tinggi
Baja karbon tinggi mengandung 0,6 - 1,5% karbon dan memiliki sifat keras
dan kaku. Baja ini dibuat dengan cara digiling panas. Pembentukan baja ini
dilakukan dengan cara menggerinda permukaannya, misalnya batang bor dan
batang datar. Apabila baja ini digunakan untuk bahan produksi maka harus
dikerjakan dalam keadaan panas dan digunakan untuk peralatan mesin-mesin
berat, batang-batang pengontrol, alat-alat tangan seperti palu, obeng, tang, kunci
mur, pegas kumparan, dan sejumlah peralatan pertanian.
Di samping itu, untuk memperoleh efek khusus pada baja, maka baja dicampur
dengan logam-logam transisi yang sesuai dengan sifat, kualitas dan kegunaan tertentu.
Pencampuran dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk mendapatkan komposisi
campuran yang memenuhi sifat yang diinginkan. Jenis baja ini disebut baja alloy atau baja
paduan.
Berdasarkan komposisi dan jenis logam transisi yang dicampurkan, baja dibagi
menjadi:
1. Stainless steel
Stainless steel merupakan baja tahan karat mengandung Cr 19%, Ni 9%, dan Fe
72%.
2. Baja krom
Baja ini merupakan baja yang tahan karat, tahan panas, dan mengandung 12%-
18% Cr.
3. Baja nikel
Baja ini mengandung 0,3% C, 3% Ni, dan 0,6% Mn serta mempunyai kekuatan
dan kekerasan yang baik.
4. Baja dengan mangan rendah
Baja ini mengandung 0,35% C dan 1,5% Mn dan baja ini termasuk baja murah
tetapi kekuatannya baik.
2.3 Bahan- bahan yang diperlukan dalam Pengolahan Besi dan Baja
a. Besi
Besi itu sendiri biasanya ditemukan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit
(Fe2O3), goethite (FeO (OH), limonit (FeO (OH) dan (H2O). Atau siderite (FeCO3).
Bijih membawa jumlah yang sangat tinggi dari hematite atau magnetit (lebih besar dari
besi ~ 60%) yang dikenal sebagai "bijih alami".
1. Biji besi
Biji besi yang digunakan terutama dalam bentuk hematite, geotit, dan magnetic.
yang umum digunakan, yaitu:
Bijih Besi Primer
Umumnya berupa bijih hematite (Fe2O3) atau magnetite (Fe3O4) atau campuran
diantara keduanya. Kandungan Fe nya bervariasi (tinggi dan rendah). Jenis bijih
besi primer ini merupakan bahan baku utama untuk memproduksi besi dunia. Di
Indonesia, bijih besi primer ada di Aceh, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Kalbar,
Kalsel.
Bijih Besi Laterit
Jenis batuan ini berupa goethite dan limonite. Kadar Fe sekitar 40-58% karena
mengandung air kristal. Di Indonesia, terdapat di Pulau Sebuku, Gunung Kukusan
(Kalsel), Pomala, Halmahera, dll.
Pasir Besi
Jenis batuannya adalah Titanomagnetite dan bersifat magnet kuat. Kandungan Fe
sekitar 59%. Pengolahan bijih sampai menjadi besi baja secara komersial sudah
dilakukan di New Zealand dan China.
2. Kokas
Kokas sebagai zat pereduksi. Kokas sebagai sumber karbon berkadar tinggi, dibuat
dari pemanasan batu bara didalam oven kedap udara. Hasil sampingan pembuatan
kokas ini adalah gas bakar yang dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk
pemanasan oven dan pemanasan awal tanur tinggi. Hasil samping lainnya adalah
benzen, tar, toluen, naftalen, dan ammonium sulfat.
3. Batu kapur (Lime stone)
Reaksi kimia: CaCO3 ↔ CaO + CO
CaO berfungsi sebagai fluks pembentuk slag (pengotor) danmengikat unsur-unsur
pengotor seperti SiO, MnO, S, dan P. Lapisan fluks (slag) ini juga melindungi baja cair
dari oksidasilangsung dengan udara. Penambahan lime stone dapat di lakukan
bersamaan dengan bahan baku logam. Batu kapur yang ideal memiliki kandungan
CaCO3 sebesar 95% dengan kandungan S<0,10%, porositas 1 ~ 5 dan ukuran 12,5 cm3.
Batu kapur (CaCO3 ), digunakan sebagai bahan untuk mengikat silika pada reaksi
dalam tanur tinggi. Hasilnya adalah kalsium silikat (CaSiO3 ), yang menjadi ampas
buangan kerak tanur tinggi.
4. Grafit
Grafit digunakan sebagai pengatur kadar karbon dan sebagai agen foamy slag agent
proses untuk meningkatkan perolehan baja cair.Pada pengaturan komposisi Karbon
dalam baja, di gunakan Coke Breze dan pada potongan elektroda yang larut. Cara lain
adalah dengan injeksi grafit melalui mesin Blomat injector.
5. Udara
Udara dipanaskan, ditiupkan dari bagian bawah tanur tinggi untuk membakar
karbon menjadi gas CO2 yang selanjutnya bereaksi lagi dengan karbon membentuk gas
CO, yang nantinya akan mereduksi oksida besi. Rata-rata untuk menghasilkan 1 ton
besi, diperlukan bahan baku 2 ton biji besi, 1 ton kokas, 0.3 ton kapur, dan 4 ton udara.
b. Baja
Baja dicampur dengan logam-logam transisi yang sesuai dengan sifat, kualitas dan
kegunaan tertentu. Pencampuran dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk
mendapatkan komposisi campuran yang memenuhi sifat yang diinginkan. Jenis baja ini
disebut baja alloy atau campuran.
Efek khusus logam transisi yang dicampurkan pada baja , antara lain:
a. Ferro Alloy
Ferro Alloy adalah unsur-unsur campuran yang mempengaruhi sifat dimana
penggunaan harus dibatasi. Unsur-unsur tambahan logam tersebut antara lain :
1) Silikon (Si) : fungsi logam ini adalah agenutama dalam proses peleburan dimana
silikon
yang bersifat sebagai deoksidizer untuk baja killed atau semi killed digunakan
untuk menambah kekuatan dan kekerasan juga sifat listriknya, penggunaan khusus
untuk baja transformator.
2) Mangan (Mg): fungsi logam ini adalahsebagai deoksidizer, lebih lemah
dibandingkan Si, manganditambahkan untuk kekuatan dan kekerasan, biasanya
baja yangdigunakan untuk konstruksi.
3) Vanadium (Va): fungsi logam ini sebagaideoksidizer kuat. Kegunaan vanadium ini
menambah kekutan plastis dan tahan terhadap gaya tekan untuk pembuatan
bajastruktur tool dan spring.
4) Alumunium (Al): deoksidizer yang sangat efektif digunakan untuk baja killed.
5) Nikel (Ni) : sebagai tambahan pembuatan bajastainless.
6) Molibdenum (Mo) : digunakan untuk memperbaikisifat mekanis, digunakan untuk
gear dan rool.
7) Tembaga (Cu) : ditambahkan untuk menahankorosi.
8) Karbon (Ca) : untuk mereduksi slag dan sebagaideoksidizer dibawah kondisis
vakum.
9) Titanium (Ti) : diambahkan pada komposisi baja biasa akan menghasilkan baja
dengan kekerasan yang lebihtinggi.
b. Fluks
Digunakan untuk mendapatkan baja yang lebih bersih. Senyawa fluks antara lain:
1) Cacl CaCO :Membentuk slag yang mengikat segala kotoran, abu sisa pembakaran
serta menahan busur listrik yang berada didapur agar tidak merusak batu tahan api
(refractory).
2) CaF2 : digunakan sebagaimengencerkan slag.c)
3) CaSi : digunakan sebagaideoksidizer.3.
1) Bagian puncak yang disebut dengan Hopper, dirancang sedemikian rupa, sehingga
bahan – bahan yang akan diolah dapat dimasukkan dan ditambahkan setiap saat.
2) Bagian bawah puncak, mempunyai lubang untuk mengeluarkan hasil – hasil yang
berupa gas.
3) Bagian atas dari dasar (kurang lebih 3 meter dari dasar), terdapat pipa – pipa yang
dihubungkan dengan empat buah tungku dimana udara dipanaskan (sampai suhunya
kurang lebih 1.100° C). udara panas ini disemburkan ke dalam tanur melalui pipa – pipa
tersebut.
4) Bagian dasar tanur, mempunyai dua lubang yang masing – masing digunakan untuk
mengeluarkan besi cair sebagai hasil utama dan terak (slag) sebagai hasil samping.
Selain keuntungan di atas dan karena udara pembakaran mengalir di atas cairan
maka hasil akhir akan sedikit mengandung zat asam dan zat lemas. Proses Martin basa
biasanya masih mengandung beberapa kotoran seperti zat asam, belerang, fosfor dan
sebagainya. Sedangkan pada proses Martin asam kadar kotoran-kotoran tersebut lebih
kecil.
Daftar Pustaka
Amanto, Hari dan Daryanto. 2003. Ilmu Bahan. Jakarta: Bumi Aksara.
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………………………………….ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….2
1.4 Metode Penulisan………………………………………………………………....2
BAB II
ISI…………………………………………………………………………………………3
2.1 Definisi Besi dan Baja…………………………………………………………….3
2.2 Jenis- jenis Besi dan Baja…………………………………………………………3
2.3 Bahan- bahan yang diperlukan dalam Pengolahan Besi dan Baja………………..6
2.4 Teknik Pengolahan Besi dan Baja………………………………………………..9
2.5 Dampak dari Industri Pengolahan besi dan Baja………………………………...23
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………….26
Kesimpulan………………………………………………………………………………27
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………iii