Anda di halaman 1dari 5

rangkaian star delta (3 phase)

2. Star-Delta Starter Start dengan methode star-delta ini memanfaatkan penurunan


tegangan yang dicatu ke motor saat stator motor terhubung dalam rangkaian bintang (star). Pada
waktu start, yakni saat stator berada pada rangkaian bintang, arus motor hanya mengambil
sepertiga dari arus motor seandainya motor distart dengan methode DOL. Berhubung torsi motor
berbanding lurus dengan quadratis dari tegangan, maka dengan demikian torsi motor pada
rangkaian bintang juga hanya sepertiga dari torsi pada rangkaian delta. Data data lengkap
mengenai rangkaian star-delta tersusun jelas pada Tabel 1.

Gambar 2: Rangkaian Star-Delta

Tabel 1: Data Star-Delta


Cara kerja Lihat gambar 3. Saat start, pertama-tama kontaktor utama K1 dan kontaktor bintang
KY diaktifkan. Peralihan dari rangkaian bintang ke rangkaian delta terjadi pada kecepatan n ,
D

yakni jika kecepatan motor sudah mencapai kira kira 80% dari kecepatan nominal. Caranya
dengan pengaktifan kontaktor KD dan pada saat yang sama kontaktor KY dibuat tidak aktif.
Bagian kurva Torsi terhadap Kecepatan yang diberi bayangan arsir adalah torsi asselerasi yang
dibutuhkan untuk meng-asselerasi beban. Perhatikan torsi start pada rangkaian bintang harus
selalu lebih besar dari torsi awal beban supaya motor dapat mengangkat beban dan ber-
asselerasi menuju kecepatan nominal.

Gambar 3: Star-Delta Starter


Kesimpulan Star-Delta Starter:
- Star-Delta Starter memanfaatkan tegangan catu yang lebih rendah pada rangkaian bintang
saat start dengan konsequensi memperoleh torsi start yang lebih rendah. Torsi start turun
menjadi 1/3 dari torsi awal atau Locked Rotor Torque (LRT). - Star-Delta mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan DOL-Starter karena arus start turun menjadi 1/3 dari arus
start DOL. - Peralihan dari rangkaian bintang ke rangkaian delta biasanya dilakukan saat
kecepatan motor sudah mencapai kira kira 80% dari kecepatan nominal. - Sesaat motor sudah
terlepas dari rangkaian bintang tetapi masih belum terhubung ke rangkaian delta, rotor masih
berputar, demikian juga arus rotor masih mengalir di kumparan rotor. Ada flux magnetik sisa di
rotor yang memotong kumparan stator. Terjadi tegangan induksi ke stator yang frequensinya
tergantung dari kecepatan rotor saat itu.Kecepatan rotor saat itu tergantung sekali pada beban,
apakah beban dengan inersia rendah atau beban dengan inersia tinggi. Saat motor terhubung ke
rangkaian delta, terjadilah arus inrush yang sangat besar, yang mana nilainya dapat mencapai
hingga 2000 % dalam durasi yang sangat pendek sekitar 200 ms (lihat gambar 4). Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan phasa yang sangat besar telah terjadi saat stator terhubung
kembali ke jaringan listrik dalam rangkaian delta dengan flux dari rotor. Arus yang tinggi ini
mengakibatkan terjadinya torsi kejut dan dapat memberikan dampak buruk bagi komponen
transmisi dan komponen pemutus arus dari sistem drive tersebut.
Gambar 4: Peralihan Star ke Delta

Satu lagi dari kelemahan star-delta starter adalah apabila beban membutuhkan 40% dari torsi
awal atau lebih untuk start maka kita terpaksa harus memilih motor induksi dengan satu frame
size yang lebih besar
JUDUL PRAKTIK NAMA: SISWA

KELAS : NO ABS:

TANGGAL: URUTAN JOB

I.TUJUAN: - ……………………..

II. ALAT DAN BAHAN

III. GAMBAR RANGKAIAN

IV. LANGKAH KERJA

V. KESELAMATAN KERJA

VI.PRINSIP KERJA

V. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai