Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN MASALAH SEKSUALITAS


I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi
perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai,
memperhatikan dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal
balik antara kedua individu tersebut.
B. Tinjauan seksual dari beberapa aspek
Makna seksual dapat ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya:
1. Aspek biologis. Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan
anantomi dan fisiologi dari sistem reproduksi (seksual),kemampuan organ
seks, dan adanya hormonal serta sistem saraf yang berfungsi atau
berhubungan dengan kebutuhan seksual.
2. Aspek psikologis. Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas
jenis kelamin,sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran
identitasnya,serta memandang gambaran seksual atau bentuk konsep diri
yang lain.
3. Aspek sosial budaya. Aspek ini merupakan pandangan budaya atau
keyakinan yang berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta
perilakunya di masyarakat.
C. Perkembangan seksual
Perkembangan seksual diawali dari masa pranatal dan bayi,kanak-
kanak,masa pubertas,masa dewasa muda dan pertengahan umur serta
dewasa.
1. Masa pranatal dan bayi
Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai
berkembang.berkembangnya organ seksual mampu merespon
rangsangan,seperti adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya
pelumas vagina pada wanita. Menurut sigmund Freud tahap
perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah:
a. Tahap oral,terjadi pada umur 0-1 tahun. Kepuasan,kesenangan,atau
kenikmatan dapat dicapai dengan cara
menghisa,menggigit,mengunyah,atau bersuara.
b. Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun. Kepuasan pada tahap ini
terjadi pada saat pengeluaran feces. Anak mulai menunjukkan
kelakuannya,sikapnya sangat narsistik(cinta terhadap diri sendiri),dan
egois. Pada tahap ini anak sudah dapat dilatih dalam hal kebersihan.
2. Masa kanak-kanak
a. Todler (1-3 tahun)
* Identitas gender berkembang secara kontinu
* Mampu mengidentifikasi gender diri sendiri
* Mulai menirukan tindakan orang tua yang berjenis kelamin sama.
Misalnya berinteraksi dengan boneka, pakaian yang dipakai
b. Pre school (4-5 tahun)
* Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat
* Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain
* Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar
* Menyukai orang tua yang berbeda jenis
* Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bisa ada
c. School age (6-12 tahun)
* Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang tua yang berjenis
kelamin sama (mis. Anak perempuan dengan ibu)
* Senang berteman dengan sesama jenis
* Kesadaran diri meningkat
* Mempelajari konsep dan peran gender
* Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
* Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan perilaku seksual, menstruasi,
reproduksi, seksualitas
d. Remaja (12-18 tahun)
* Karakteristik seks mulai berkembang
* Mulai terjadi menstruasi
* Mengembangkan hubungan yang menyenangkan
* Dapat terjadi aktivitas seksual, mis.masturbasi
* Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks/heteroseks)
* Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani orang tua
e. Dewasa awal (18-40 tahun)
* Terjadi aktivitas seksual
* Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah kuat
* eberapa pasangan berbagi tugas : keuangan, pekerjaan rumah tangga
* Mengalami ancaman terhadap body image akibat penuaan
f. Dewasa tengah (40-65 tahun)
* Penurunan produksi hormon
* Wanita mengalmi menopouse (umumnya usia 40-55 tahun)
* Laki-laki mengalami klimakterium secara bertahap
* Mulai memperkokoh standar moral dan etik
g. Dewasa Akhir (65 tahun ke atas)
* Aktivitas seksual lebih berkurang
* Sekresi vagina berkurang, peyudara mengalami atropi
* Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan perlu waktu lebih lama
untuk dapat ereksi dan ejakulasi
D. Penyimpangan seksual pada orang dewasa

1. Transeksualisme
Bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang
terhadap alat kelaminnya,adanya keinginn untuk berganti kelamin.
2. Pedofilia
Kepuasan seksual ini dicapai dengan menggunakan objek anak-anak.
Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan dengan anak
dibawah pubertas.disebabkan karena kelainan mental(skizofrenia,gangguan
kepribadian organik).

3. Eksibisionisme
Kepuasan seksual dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin di
depan umum.
4. Fetisisme
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan benda seks (pakaian
dalam,stocking,dll).disebabkan oleh bedah pergantian kelamin.
5. Transvestisme
Kepuasan seksul dicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan
melakukanperan seks yang berlawanan(pria yang senang menggunakan
pakaian dalam wanita).
6. Voyerisme/ skopofilia
Kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang
lain/aktivitas seksual orang lain.
7. Masokisme
Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan/ disakiti terlebih dahulu
secara fisik/psikologi.
8. Sadisme
Kepuasan seksual dicapai dengan menyakiti objeknya,baik secara fisik/
psikologis(menyiksa pasangan). Disebabkan karena perkosaan dan
pendidikan yang salah.
9. Homoseksual dan lesbianisme
Penyimpangan seksual yang ditandai dengan ketertarikan secara fisik
maupun emosi kepada sesama jenis.
10. Zoofilia
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek binatang.
11. Sodomi
Kepuasan seksual dicapai dengan hubungan melalui anus.
12. Nekropilia
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek mayat.
13. Koprofilia
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek feces.
14. Urolagnia
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan urine yang diminum.
15. Oral seks/ kunilingus
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin
wanita.

16. Felaksio
Kepuasan seksual dicapai dengan mulut pada alat kelamin laki-laki.
17. Froterisme/ friksionisme
Kepuasan seksual dicapai dengan menggosokkan penis pada pantat
wanita/ badan yang berpakaian di tempat yang penuh sesak manusia.
18. Goronto
Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan lansia.
19. Frottage
Kepuasan seksual dicapai dengan meraba orang yang disenangi tanpa
diketahui lawan jenis.
20. Pornografi
Gambar/ tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan
seksual (maramis WF,2004).

E. Bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal


Beberapa bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal
antara lain:
1. Prostitusi
Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang tidak
wajar dan tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks
bersifat impersonal, tanpa adanya emosi yang berlangsung cepat,tanpa
adanya orgasme pada wanita.
2. Perzinahan
Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan suami/ istri.
3. Frigiditas
Merupakan ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual/ orgasme
selama senggama.faktor yang menyebabkan karena adanya kelainan
dalam rahim, adanya hubungan yang tidak baik dengan suami,rasa
cemas,takut,bersalah.
4. Impotensi
Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau
mempertahankan ereksi.disebabkan oleh faktor psikologis(kecemasan,
pengalaman buruk masa lalu, persepsi seks yang salah).
5. Ejakulasi prematur
Merupakan kondisi dimana terjadinya pembuangan sperma yang terlalu
dini sebelum zakar melakukan penetrasi dalam liang senggama.

6. Vaginismus
Peristiwa yang ditandai dengan kejang yang berupa penegangan yang
sangat menyakitkan pada vagina sehingga penis terjepit dan tidak bisa
keluar. Disebabkan karena kelainan organis dan psikologis (ketakutan).
7. Dispareunia
Keadaan yang ditandai dengan timbulnya kesulitan melakukan
senggama. Kejadian ini terjadi pada saat sperma keluar karena
kurangnya cairan vagina.
8. Anorgasme
Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks dalam bersenggama
biasanya bersifat psikis ditandai dengan pengeluaran sperma tanpa
mengalami puncak kepuasan.
9. Kesukaran koitis pertama
Keadaan ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan diantara pasangan
saat melakukan koitus pertama.
F. Siklus respon seksual
1. Tahap suka cita
Merupakan tahap awal dalam respon sesuai pada wanita ditandai
dengan banyaknya lendir pada daerah vagina, sedangkan pada laki-
laki ditandai dengan ereksi pada penis dan penebalan pada skrotum.
2. Tahap kestabilan
Pada tahap ini wanita mengalami retraksi dibawah klitoris serta
meningkatnya otot-otot pernapasan. Pada laki-laki ditandai dengan
meningkatnya ukuran glan panis dan tekanan otot pernapasan.
3. Tahap orgasme atau puncak
Pada wanita ditandai dengan adanya kontraksi yang tidak sengaja
dari uterus, uretra, terjadi hiperfentilasi dan meningkatnya denyut
nadi. Sedang pada laki-laki ditandai dengan relaksasi pada sfingter
kandung kemih, hiperfentilasi, meningkatnya denyut nadi.
4. Tahap resolusi atau peredaan
Pada wanita ditandai dengan relaksasi dinding vagina secara
berangsur-angsur, serta otot-ototberangsur kembali normal. Sedang
pada laki-laki ditandai dengan menurunnya denyut pernapasan dan
denyut nadi,serta melemasnya otot penis.

G. Faktor-faktor yang memengaruhi masalah seksual


1. Tidak adanya panutan atau roll model.
2. Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti adanya trauma,
kehamilan, atau abnormalitas anatomi genetalia.
3. Kurang pengetahuan mengenai masalah seksual.
4. Penganiayaan secara fisik
5. Adanya penyimpangan psikoseksual
6. Konflik terhadap nilai
7. Kehilangan pasangan karena kematian atau perpisahan

II. ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Keinginan seksual klien itu beragam,sebagian ingin menikmati seks setiap
hari sementara yang lainnya menginginkan hanya satu kali dalam sebulan dan yang
lainnya lagi tidak mempunyai keinginan seksual sama sekali. Keinginan tersebut
ditunjukan dalam bentuk rasa senang,sedih, tidak nyaman maupun nyaman. Secara
tidak sadar pasien menunjukan isyarat terhadap masalah seksual mereka. Di lain
pihak perawat harus memberikan kesempatan bagi klien untuk mendiskusikan
tentang seks dengan mengawali topik tersebut saat melakukan pengkajian.
Dalam pengkajian ini yang perlu dikaji pada klien adalah riwayat keperawatan
dan pegkajian fisik.
1. Riwayat Keperawatan
Dalam menanyakan riwayat keperawatan harus ada beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah pasien
memiliki masalah seksual. Adapun pertanyaan yang ditujukan untuk orang
dewasa, orang tua klien dan remaja itu bolah berbeda, contohnya:
A. Pertanyaan ditujukan pada orang dewasa
a. Bagaimana perasaan anda tentang bagian seksual dari
bagian hidup anda?
b. Apakah anda memperhatikan adanya perubahan dalam
cara anda merasakan tentang diri anda sebagai pria,
wanita, suami atau istri ?
1. Pertanyaan untuk orang tua klien
a. Apakah anda memperhatikan anak anda mengeksplorasi
tubuhnya misalnya saja menyentuh penisnya?
b. Pernahkah anda membicarakan dengan anak anda
tentang seks?
2. Pertanyaan kepada Remaja
a. Apakah anda mempunyai pertanyaan tentang seks
atau lainnya?
Pertanyaan pada riwayat kesehatan harus mencakup pokok pikiran tentang
PMS, kontrasepsi dan hubungan yang abusive.
B. Pengkajian fisik
Pemeriksaan fisik penting untuk mengevaluasi penyebab kekuatiran
atau masalah seksual. Teknik yang dapat dilakukan yaitu inspeksi dan
palpasi.
Perawat dapat melakukan pemeriksaan bagian genetalia dan
payudara interna dan externa klien. Klien wanita maupun pria dapat belajar
dari perawat untuk malakukan pemeriksaan secara mandiri.

B. Diagnosa Keperawatan
Berbahan pola seksualitas dan disfungsi seksual bergantung pada apakah
klien merasakan masalah dalam pencapaian kepuasan seksual atau
mengekspresikan kekuatiran mengenai seksualitas. Jika kekuatiran klien
diekspresikan maka diagnosanya adalah perubahan pola seksual. Perawat harus
mengkaji masalah anatomis, fisiologis, sosiokultural, etika dan situasi.
Contoh – contoh diagnosa:
1. Perubahan pola seksualitas b.d
a. Ketakutan dengan kehamilan
b. Efek antihipertensif
c. Konflik atau stersor perkawinan
d. Depresi trehadap kematian atau perpisahan dari pasangan
2. Disfungsi seksual b.d
a. Cedera medulla spinalis
b. Penyakit kronis
c. Nyeri
d. Ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau
panti
3. Syndrom trauma perkosaan b.d
a. Ketidakmampuan untuk mendiskusikan pengalaman
perkosaan masa lalu

4. Gangguan citra tubuh b.d


a. Efek mastektomi atau kolostomi yang baru dilakukan
b. Disfungsi seksual
c. Perubahan pasca persalinan
5. Konflik pengambilan keputusan b.d
a. Aktivitas seksual sebelum menikah
b. Penggunaan kontrasepsi

C. Perencanaan
Ketika merencanakan intervensi perawat perlu memperhatikan diagnosa.
Rujukan pada dokter mungkin diperlukan seperti pada ahli ginecologis atau ahli
urologi. Contohnya untuk masalah ketidaknyamanan pelviks yang hebat ketika
melakukan senggama. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
intervensi yaitu:
1. Menentukan tujuan perencanaan.
2. Melibatkan klien dan pasangan seks bila diijinkan untuk menimbulkan
keinginan dalam mencapai tujuan.
3. Mengevaluasi tujuan secara teratur untuk menentukan apakah tujuan
tersebut tetap realistik dan menjadi minat bersama.
4. Mempertimbangkan tindak lanjut komunitas, maksudnya sekelompok
klien dengan masalah seksual yang sama dapat berbagi cerita.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 1.Jakarta:Salemba
Medika
Herdman, T.Heather.2012.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014.Jakarta : EGC
Wilkinson,Judith M.2012.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai