Makalah Cara Kerja Dan Penanganan Di Lab Kimia
Makalah Cara Kerja Dan Penanganan Di Lab Kimia
BAB I
PENDAHULUAN
Bekerja dalam laboratorium tak lepas dari kemungkinan bahaya dari berbegai jenis bahan kimia.
Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium, memungkinkan para pekerja
dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Laboratorium adalah suatu pasilitas yang memberikan hasil uji yang bergantung pada batasan-
batasan fisik dan ekonomi daya beli, peraturan-peraturan, kebutuhun industri keluhan diri pribadi
dan tuntutan dan pabrikindustri.
Ada beberapa faktor yang terlibat di dalam kalibrasi pengukuran dan pengujian adalah
• Pegawai atau staf
• Peralatan
• Akomodasi lingkungan
• Metodelogi
• Sample
• Pengolahan data
Laboratorium juga diartikan sebagai suatu lingkungan kerja yang komplek yang potensial untuk
terjadinya ekspuls untuk terkena berbagai macam kecelakaan yang patogen (mikroba yang
bahaya), api, bahaya, mekanik, substansi atau zat-zat radioaktif.
Penggunaan laboratorium yang aman ada 2 syarat
• Memerlukan pengetahuan tentang zat atau bahan yang berbahaya di laborarorium
• Memerlukan pengetahuan yang benar tentang prosedur-prosedur yang terperinci untuk
menghilangkan bahan-bahan yang berbahaya.
BAB II
BAHAYA DI LABORATORIUM
Bekerja dilaboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi
karena beberapa faktor yaitu sikap dan tingkah laku pekerja, keadaan yang tidak aman dan
kelalaian pengawas serta bahan kimia dan peralatan. kecelakaan dapat dihindari dengan cara
bekerja secara hati-hati dan disiplin mengikuti peraturan yang umum ditetapkan didalam
laboratorium.
a) Sikap dan tingkah laku para pekerja
Sikap dan tingkah laku pekerja yang kemungkinan bahaya dan akan memakai alat pelindung diri,
menempati urutan pertama sebagai penyebab kecelakaan sikap dan tingkah laku demikian sering
dimiliki oleh para pekerja yang belum banyak pengalaman di dalam laboratorium. Dalam dunia
pendidikan, hal demikian wring terjadi pada praktikum-praktikum mahasiswa tingkat pertama
dan kedua mungkin pula pada tingkat yang lebih tinggi.
b) Keadaan yang tidak aman
Keadaan yang tidak aman dapat disebabkan oleh bahan, alat dan teknis. Bekerja dengan gas
hidrogen sulfida, asam siarfida atau metil isosianat, adalah contoh keadaan yang tidak aman
kerena bahan tersebut sewaktu-waktu dapat menimbulkan pencemaran ruangan kerja atau
lingkungan.keadaan meniadi lebih tidak aman seandainya alat ventilasi ruangan, almari asam
atau sistem pengaman gas (scrubber) lidak bekerja dengan baik. Kesalahan teknik juga
merupakan suatu keadaan yang tidak aman. Seperti pemanasan eter atau asaton dengan api
terbuka atau melakukan reaksi kimia eksotermis tanpa pendinginan.
c) Supervisor (pengawas)
Pengawas juga memegang peranan penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan oleh
pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikejakan oleh para pelaksana. Juga sangat penting
pengetahuan pengawas untuk mengetahui setiap kemungkinan (mengantisipasi) bahaya yang
timbul dari suatu bahan dan percobaan kimia.
2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI, natrium.
hidroksida, gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit saluran
pernafasan dan mata.
3. Kebakaran dan luka bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol sbb.
Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan dengan adanya
oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan
pemadaman menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Kebakaran di lab dapat di kelompok kan menjadi:
• kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan menggunakan air
yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan dari oksigen.
• Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan dengan
menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi untuk mengisolasi
bahan dari oksigen.
• Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2 dan halon
(CF3Br).
• Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di atasi dengan
menggunakan Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan
amonium fosfat. Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.
4. Merusak kulit
Bahan- bahan yang merusak kulit:
Asam – asam kuat :H2SO4, HNC3, HCL clan HF
Basa- basa kuat : Naoh , KOH
Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan – bahan kimia ini. Pada saat mengambil
cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat yang tercecer dari dalam botol. Mengambil zat
tidak boleh di hisap dengan mulut melain kan dengan karet penghisap.
5. Bahaya-bahaya lain
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan pencemaran lingkungun. Jadi,
jelas laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun
dapat di kendalikan sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh, bahan bakar bensin
dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang sangat besar.
Asam sulfas
Asam klorida
Asam fluorida
Asam fospat
Asam organik
Asam forniat
Asam asetat
Asam monokloro asetat
• Pelarut organik :
1. Petroleum, karbon disulfide
2. Hidrokarbon terklorinasi, terpentin
BAB III
SYARAT-SYARAT PENYERAHAN BAHAN
b. Busa
Adalah disperse gas dalam cairan, berfungsi mengisolasi bahan dan oksigen untuk kelas (A) atau
kebakaran biasa kelas B atau kebakaran pelarut organic
c. Bubuk busa berfungsi :
1. Melindungi bahan dari 02
2. Melindungi bahan dari radiasi panas
3. Menyerap radikal pembentuk reaksi lantai
Jenis pemadam ini baik untuk kelas A, B dan D. Kelemahan dari pemadam ini tidak efektif untuk
tempat berangin. Karena dapat dapat timbul kembali setelah dipadamkan.
d. Gas CO2
Gas CO2 bertekanan tinggi, jenis pemadam ini sangat baik untuk segala jenis kebakaran (segala
kelas). Karna mengisolasi bahan dari 02. Kelemahan jenis ini dapat terjadi penyalaan kembali
c. Halon
Suatu senyawa hidrokarbon yang terhalogenasi, dengan baik untuk kebakaran segala kelas, lebih
praktis clan CO2 karma mempunyai volume yang lebih kecil.
Peralatan pemadam kebakaran diatas harus tersedia dalam suatu lab kimia, mengingat sangat
banyaknya kemungkinan kebakaran. Namun hal yang sangat penting adalah bahwa para pekerja
atau mahasiswa yang bekerja dalam lab harus mengetahui letak pemadam kebakaran dan cara
operasinya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam bekerja dilaboratorium kimia, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah
ketelitian dan kewaspadaan karna kecerobohan dan keteledoran tentu saja dapat mengundang
segala resiko yang mungkin bisa saja terjadi. Laboratorium kimia merupakan sarana penting
untuk pendidikan, penelitian, pelayanan, uji mutu atau qualiti control.
Kecelakaan dapat disebahkan oleh
Sikap dan tingkah laku para pekerja
Keadaan yang tidak aman
Banyak sekali jenis – jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium
kima adalah sebagai berikut
Keracunan
Iritasi
Kebakaran
Luka bakar
Luka kulit, dll
Keadaan yang aman dalam laboratorium, dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap
pekerja atau kelompok pekerja untuk menjaga dan melindungi diri. Selain itu, perlu pula
dipahami tentang alat pelindung diri serta cara penaggulangannya bila terjadi kecelakaan.
B. Saran
Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja didalam laboratorium
kimia, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal –hal apa saja yang perlu dilakukan
kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa – apa saja yang tertulis pada tata
tertib praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan balk, hal ini bertujuan untuk
mencegah kemungkinan – kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja terjadi, karena
mencegah lebih balk dari pada. mengobati ". Dan dengan kehati - hatian serta pengetahuan akan
teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Imam Khasani, Soemanto. Keselamatan kerja dalam laborium kimia. Jakarta:PT Gramedia
Nazarudin & Afrida.2002. Penuntun Praktikum Kimia dasar. Unja
Judul :Makalah Cara kerja dan penanganan di lab Kimia Url :http://www.file-edu.com/2011/04/makalah-
cara-kerja-dan-penanganan-di.html Link :M
Pengelolaan Laboratorium
Posted on March 27, 2012 by admin
Laboratorium sebagai fasilitas belajar dalam Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga
Kependidikan Abad ke 21 (SPTK-21, Depdiknas, 2002) merupakan tempat yang digunakan
untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan
sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan
kuantitas dan kualitas yang memadai. Laboratorium dapat berarti suatu ruangan tertutup dengan
sejumlah perlengkapan, atau suatu alam terbuka dengan karakteristik natural.
Laboratorium memegang peranan penting sebagai pusat kegiatan praktikum dan penelitian
mahasiswa, pembinaan, pengkajian, penelitian, pengabdian masyarakat dan pengembangan
IPTEK. Pengelolaan Laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas
Laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan-bahan kimia dan sebagainya), serta
aktivitas yang dilaksanakan di Laboratorium membutuhkan keahlian khusus, baik keahlian yang
bersifat teknis maupun managerial dalam rangka menjaga dan mengembangkan fungsi dan
peranan Laboratorium.
Sampai saat ini laboratorium ideal hanya dinyatakan secara fisik dan kelengkapannya serta
proporsi antara alat dengan pemakai serta kualitas alat. Tidak dinyatakan secara profesional,
dalam hal ini adalah pengelolaan. Fasilitas canggihpun tidak akan bertahan lama bila kapabilitas
pengelolaan tidak profesional. Setiap komponen alat laboratorium memiliki masa susut dan
potensi kerusakan. Tanpa adanya maintenance yang baik akan mempersingkat umur dan daya
guna alat. Tanpa pengelolaan yang baik laboratorium hanya sebatas kumpulan alat yang teratur
namun tidak fungsional.
Perencanaan pengadaan peralatan adalah suatu hal yang sangat penting, terutama dalam
spesifikasi alat dan bahan. Ketika mengajukan alat, spesifikasi alat hendaknya jangan mengacu
pada katalog yang ada, melainkan pada spesifikasi apa yang dibutuhkan. Kesalahan menentukan
spesifikasi alat dan bahan mengakibatkan biaya investasi menjadi tinggi. Jangan menentukan
spesifikasi peralatan dengan akurasi tinggi bila dalam pelaksanaannya nanti tidak diperlukan.
Demikian juga dengan bahan-bahan kimia, menggunakan bahan dengan tingkat kemurnian tinggi
merupakan pemborosan bila dalam prosesnya bukan merupakan suatu kegiatan analisis.
Spesifikasi hendaknya disusun berdasar pada karakteristik kebutuhan, sarana yang ada dan ruang
untuk penyimpanan. Selain itu dalam pengadaan alat harus bisa dijamin adanya tenaga yang
mampu mengoperasionalkan alat. Jangan merencanakan pengadaan alat yang tidak ada tenaga
yang akan mengoperasikannya. Apabila memang dibutuhkan maka harus dilakukan training yang
relevan dengan penggunaan alat. Garansi, yang mencakup kemudahan ketersediaan suku
cadang, kredibilitas perusahaan dan keberadaan agen diIndonesiajuga patut dipertimbangkan
dalam menentukan pilihan alat yang akan dibeli.
2. Mengatur (Organizing). Merupakan upaya untuk menjalankan kegiatan laboratorium
sebagaimana fungsinya. Pengaturan mencakup setting secara fisik dan regulating. Setting
merupakan suatu kegiatan pengaturan tata letak dan penataan yang mencakup penempatan
mebeler, peralatan dan bahan kimia. Sedangkan regulating merupakan suatu pengaturan jadwal
kegiatan dan penyusunan perangkat lunak untuk terlaksananya ketertiban dan keselamatan
bekerja di laboratorium.
a. Setting
Prinsip efisiensi dan efektivitas penggunaan alat dimaksudkan bahwa penempatan alat
memberikan kesempatan yang tinggi kepada mahasiswa untuk menggunakan alat sesuai
peruntukkannya (aksesibilitas) dalam mengembangkan ketrampilan dasar laboratorium dengan
hasil yang optimal. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih
familiar dengan alat-alat.
Setting juga diharapkan dapat memperkecil energi untuk melakukan pengawasan, dengan cara
memberikan pendelegasian pengawasan secara bertingkat. Adanya format isian untuk peralatan
khusus merupakan suatu proses pendelegasian, sehingga mengurangi beban kerja dosen/laboran
pengawasan. Setiap pengguna melakukan pengecekan terhadap keutuhan, kebersihan dan fungsi
alat sebelum dan sesudah kegiatan.
b. Regulating
Pada dasarnya semua orang diberi kebebasan untuk bekerja dilaboratorium. Namun demikian
agar kebebasan ini tidak mengganggu orang lain harus ada seperangkat aturan yang mengatur
kegiatan di laboratorium. Aturan-aturan tersebut merupakan guide line yang dapat berupa
perangkat formal atau normatif bekerja di laboratorium. Diantaranya adalah struktur organisasi,
job description, diagram alur, penjadwalan, tata tertib, prosedur penggunaan alat, petunjuk
praktikum dan prosedur keselamatan kerja. Setiap personal yang bekerja di laboratorium harus
memahami aturan yang berlaku. Oleh karena itu tata tertib harus jelas terpasang di ruangan dan
perhatian mahasiswa seharusnya tertarik terhadapnya.
Daftar alat sebagai bukti inventaris laboratorium merupakan suatu keharusan. Daftar alat ini
dapat dibuat dalam bentuk keseluruhan (secara total) atau perlaboratorium. Daftar alat dapat
dikategorisasi berdasarkan jenis alat, bahan alat, kerja alat dsb. Dalam daftar hendaknya
sekurang-kurangnya tercantum kode alat (berdasarkan ketentuan yang berlaku), jumlah,
spesifikasi dan nomor seri, tahun kedatangan dan asal.
Pencatatan mengenai pemakai dan riwayat alat untuk alat-alat tertentu juga sangat penting.
Catatan ini biasanya dibuat dalam bentuk kartu alat. Kartu alat merupakan data spesifikasi alat,
prosedur penggunaan, catatan pemakaian, dan riwayat service atau perbaikan kerusakan serta
keberadaan suku cadang atau consumable part. Kartu alat biasanya diletakan dekat atau
digantungkan pada alat. Dengan adanya kartu alat ini lebih memudahkan proses pengawasan,
karena setiap pemakai akan memeriksa kondisi alat berdasarkan spesifikasi dan kelengkapan
yang tercantum dalam kartu alat tersebut.
Pencatatan mengenai bahan sangat penting untuk mengetahui jenis dan jumlah bahan serta masa
kadaluarsa. Dengan mengetahui jenis dan jumlah bahan dapat diperkirakan dan diprioritaskan
bahan yang akan dibeli. Bahan-bahan dengan jumlah yang sedikit dan kadaluarsa menjadi
prioritas kebutuhan. Administrasi bahan yang baik dapat menghindarkan pembelian ulang bahan
yang sama.
Keberadaan data alat dan bahan merupakan sumber kajian untuk mempelajari potensi
laboratorium. Berdasarkan alat yang ada maka dapat dikembangkan kegiatan produktif yang
relevan. Data peralatan laboratorium harus selalu dipelajari sekurang-kurangnya sekali dalam
setiap semester. Hal ini juga sangat penting untuk memantau keberadaan jumlah alat, alat yang
hilang atau rusak, atau untuk memprioritaskan kebutuhan mendatang.
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia dan proses-proses serta
perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan laboratorium
Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium
Kurang bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan laboratorium
Kurang tersedia peralatan keamanan dan tidak menggunakan perlengkapan pelindung
Tidak mengikuti petunjuk dan aturan yang semestinya ditaati
Bekerja diluar kesadaran dan tidak hati-hati dalam melakukan kegiatan
Menggunakan peralatan yang tidak sesuai atau rusak
Kemungkinan kecelakaan yang terjadi ketika bekerja dengan alat spesifik atau bahan kimia.
Berkaitan dengan bahan kimia berpotensi menimbulkan kecelakaan (beracun, reaktif dan mudah
meledak, asam/basa kuat) maka harus digunakan dalam jumlah yang sedikit dan konsentrasi
rendah.
Sumber pembiayaan laboratorium bisa berasal dari biaya praktikum yang dipungut pada setiap
mahasiswa setiap semester atau anggaran lain yang terprogram. Analisis kebutuhan dan prioritas
sangat penting dalam pengaturan keuangan laboratorium. Administrasi yang berkaitan dengan
kondisi alat dan keadaan bahan merupakan suatu bahan pertimbangan penting dalam
menentukan skala prioritas pembelajaan.
BAB I
PENDAHULUAN
Pengelolaan Merupakan Suatu Proses Pendayagunaan Sumber Daya Secara Efektif Dan Efisien Untuk
Mencapai Suatu Sasaran Yang Diharapkan Secara Optimal Dengan Memperhatikan Keberlanjutan Fungsi
Sumber Daya. Henri Fayol (1996: 86) Menyatakan Bahwa Pengelolaan Hendaknya Dijalankan Berkaitan
Dengan Unsur Atau Fungsi-Fungsi Manajer, Yakni Perencanaan, Pengorganisasian, Pemberian Komando,
Pengkoordinasian, Dan Pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31) Menyatakan Fungsi-Fungsi
Manajemen Yang Penting Adalah Perencanaan, Pengorganisasian, Pengadaan Tenaga Kerja, Pemberian
Bimbingan, Pengkoordinasian, Pelaporan, Dan Penganggaran. Dalam Pengelolaan Laboratorium Meliputi
Beberapa Aspek Yaitu Sebagai Berikut.
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
Bahan Kimia), Dan Aktivitas Yang Dilaksanakan Di Laboratorium Yang Menjaga Keberlanjutan Fungsinya.
Pada Dasarnya Pengelolaan Laboratorium Merupakan Tanggung Jawab Bersama Baik Pengelola Maupun
Pengguna. Oleh Karena Itu, Setiap Orang Yang Terlibat Harus Memiliki Kesadaran Dan Merasa Terpanggil
Untuk
3. Koordinator Laboratorium
5. Laboran.
Tata Tertib Kerja Di Laboratorium Merupakan Pedoman Umum Yang Dirumuskan Dirumuskan Untuk
Menjaga Keselamatan Kerja Dan Memelihara Fasilitas Laboratorium.
BAB II
ISI
Laboratorium (Disingkat Lab) Adalah Tempat Riset Ilmiah, Eksperimen, Pengukuran Ataupun
Pelatihan Ilmiah Dilakukan. Laboratorium Biasanya Dibuat Untuk Memungkinkan Dilakukannya Kegiatan-
Kegiatan Tersebut Secara Terkendali. Pengertian Pengelolaan Adalah Kegiatan Menggerakkan
Sekelompok Orang (SDM), Keuangan, Peralatan, Fasilitas Dan Atau Segala Obyek Fisik Lainnya Secara
Efektif Dan Efisien Untuk Mencapai Tujuan Atau Sasaran Tertentu Yang Di Harapkan Secara Optimal
Pengelolaan (Management) Meliputi:
1. Perencanaan
Pada Dasarnya Semua Peralatan Di Sekolah Adalah Milik Negara/Milik Yayasan Sekolah Mengelola
Peralatan Itu Harus Dipertanggung-Jawabkan Harus Dilengkapi Dengan Dokumen Pendukungnya
(Ada Berita Acara Serah Terima Alat, Hari/Tanggal, Spesifikasi Alat/Bahan, Jumlah).
2. Penataan
Fasilitas Seperti : Ada Tidaknya Ruang Persiapan, Ruang Penyimpanan Keadaan Alat Seperti :
Jenis Alat, Jenis Bahan Pembuat Alat, Seberapa Sering Alat Tersebut Digunakan, Termasuk
Alat Mahal Atau Tidak,
Keadaan Bahan Seperti: Wujud (Padat, Cair, Gas), Sifat Bahan (Asam/Basa) Seberapa Bahaya
Bahan Tersebut Dan Seberapa Sering Digunakan.
Kemudahan Di Cari Atau Digapai Untuk Memudahkan Mencari Letak Masing–Masing Alat
Dan Bahan, Perlu Diberi Tanda Yaitu Dengan Menggunakan Label Pada Setiap Tempat
Penyimpanan Alat (Lemari, Rak Atau Laci)
Keamanan Dalam Penyimpanan Dan Pengambilan Alat Disimpan Supaya Aman Dari Pencuri
Dan Kerusakan, Atas Dasar Alat Yang Mudah Dibawa Dan Mahal Harganya Seperti Stop
Watch Perlu Disimpan Pada Lemari Terkunci. Aman Juga Berarti Tidak Menimbulkan Akibat
Rusaknya Alat Dan Bahan.
d. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyimpanan Alat:
a. Inventarisasi Alat Untuk Mengetahui Tentang Keadaan Dan Keberadaan Alat/Bahan Maka
Diperlukan Perangkat Seperti:
BukuInventaris.Buku/Kartu
Stock Alat/Bahan.
Buku/Kartu Daftar Alat Rusak/BahanHabis.
Buku Daftar Usulan Penggadaan Alat/Bahan (Apakah Dengan Cara Dibeli Sendiri Atau
Dropping Dari Pemerintah).
Buku Daftar Peminjam Alat.
Tujuan Dan Pemberian Klasifikasi Dan Kode Barang Inventaris Adalah Untuk Memudahkan
Mengontrol Keadaan Barang. Untuk Barang Pada Umumnya Diberi Kode Dalam Bentuk
Angka Numerik Yang Tersusun Menurut Pola Tertentu.
Peralatan / Fasilitas Selalu Siap Pakai Dan Aman Yaitu Semua Peralatan/Fasiltias Terhindar
Dari Kerusakan, Kemacetan Dan Terlindung Dari Kehilangan.
Seluruh Aktivitas Laboratorium Mudah Dikontrol Yaitu Dengan Adanya Administrasi Yang
Baik, Visualisasi Informasi Yang Jelas Dan Program Yang Jelas.
Memenuhi Kebutuhan Psikologis Yaitu Secara Visual Menarik Dan Menyenangkan, Iklim
Kerja Yang Baik Dan Kesejahteraan Lahir Batin Yang Memadai
Efisiensi Pemakaian Ruangan Berkisar Antara 60% – 80%.
Program Kerja Ruangan Terlaksana Secara Tuntas.
Pengelola Dan Staf Ruangan/Laboratorium Mendapat Kepuasan Yang Optimal.
d. Ciri-Ciri Ruangan/Laboratorium Yang Optimal Penggunaannya Adalah :
Yang Dimaksud Tata Letak Pengelolaan Adalah Suatu Bentuk Usaha Pengaturan Penempatan
Peralatan Laboratorium, Sehingga Laboratorium Tersebut Berwujud Dan Memenuhi
Persyaratan Untuk Beroperasi.Kata Pengaturan Di Atas Mengandung Makna Yang Sangat
Luas, Yaitu Bahwa Dalam Mewujudkan Suatu Laboratorium Yang Layak Operasi Diperlukan
Penempatan Peralatan Yang Tersusun Yang Rapi Berdasar Kepada Proses Dan Langkah-
Langkah Penggunaan/Aktivitas Dalam Laboratorium Yang Diharapkan Tata Letak Pengelolaan
Laboratorium Mengurangi Hambatan Dalam Upaya Melaksanakan Suatu Pekerjaan Yang
Menjadi Tanggung Jawabnya.
MemberikanKeamanan Dan Kenyamanan Bagi Pengguna/ Pekerja/ .
MemaksimalkanPenggunaan Peralatan.
Memberikan Hasil Yang Maksimal Dengan Pendanaan Yang Minimal Mempermudah
Pengawasan Tujuan Tata Letak Laboratorium. Jadi Inventaris Adalah Suatu Kegiatan Dan
Usaha Untuk Menyediakan Rekaman Tentang Keadaan Semua Fasilitas, Barang-Barang Yang
Dimiliki Sekolah. Dengan Kegiatan Invetarisasi Yang Memadai Akan Dapat Diperoleh
Pedoman Untuk Mempersiapkan Anggaran Atau Mempersiapkan Kegiatan Pada Tahun Yang
Akan Datang.
f. Administrasi Inventaris Di Laboratorium
Catatan Inventaris Yang Baik Akan Mempermudah Pergantian Tanggung Jawab Dari Pengelola
Yang Satu Ke Yang Lainnya Dan Mempermudah Untuk Mengetahui Dimana Suatu Peralatan Akan
Ditempatkan. Dengan Demikian Akan Mempermudahkan Pengontrolan, Seperti Terhadap
Kehilangan Yang Disebabkan Oleh Kecerobohan Atau Kecurian. Menyelenggarakan Inventarisasi
Terhadap Fasilitas Dan Peralatan Yang Dimiliki Adalah Kewajiban Bagi Pihak Yang Bersangkutan.
Sistem Dan Pelaksanaan Inventarisasi Harus Mengikuti Peraturan Atau Petunjuk Yang Berlaku.
Menyiapkan laboratorium yang selamat dan aman dimulai dengan evaluasi menyeluruh terhadap
praktik manajemen bahan kimia dan fasilitas fi sik tempat penyimpanan dan penggunaan bahan
kimia. Dengan melakukan evaluasi ini, akan diperoleh informasi penting untuk mengelola
laboratorium dan untuk memprioritaskan upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan.
Aspek pengoperasian laboratorium berikut ini harus diperiksa secara teratur:
KESIMPULAN
1. Tata Tertib Kerja Di Laboratorium Merupakan pedoman penting Untuk Menjaga Keselamatan Kerja.
2. Tata Tertib Kerja Di Laboratorium Merupakan pedoman penting untuk Memelihara Fasilitas
Laboratorium.
3. Perencanaan, penataan, pengawasan yang baik akan memberikan kenyamanan bekerja didalam
laboratorium.
Ditulis oleh : kiki hardiansyah Siregar