Paper Praktikum 1
Paper Praktikum 1
PAPER PRAKTIKUM
TEKNIK HIDROPONIK DAN FERTIGASI
(I. Sistem Hidroponik )
Oleh :
2. Sistem hidroponik
A. Sistem Wick (Sumbu)
Wick system adalah metode hidroponik yang menggunakan perantara
sumbu antara nutrisi dan media tanam. Cara ini mirip dengan mekanisme
kompor, dimana sumbu berfungsi adalah untuk menyerap air. Sumbu yang
dipilih adalah yang mempunyai daya kapilaritas tinggi dan tidak cepat lapuk.
Sumbu terbaik untuk wick sistem adalah flanel. Sistem wick merupakan
sistem hidroponik yang paling sederhana. Alat yang dapat digunakan yaitu
botol plastik bekas, kaleng cat bekas, atau styrofoam box bekas.Wick system
ini salah satu system hidroponik biasanya digunakan oleh kalangan pemula.
Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada part-part yang bergerak. Larutan
nutrisi ditarik ke media tanam dari bak/tangki penampung melalui sumbu. Air
dan nutrisi akan dapat mencapai akar tanaman dengan memanfaatkan daya
kapilaritas pada sumbu (Rommy, 2018).
B. Rakit Apung
Hidroponik rakit apung adalah yang sistem paling sederhana dari semua
sistem hidroponik aktif. Platform yang memegang tanaman biasanya terbuat
dari styrofoam dan mengapung langsung pada larutan nutrisi. suplai oksigen
ke akar tanaman menggunakan pompa aquarium yang dimasukkan ke dalam
bak penampung nutrisi hidroponik.
Kelemahan terbesar dari sistem semacam ini adalah bahwa hidroponik
sistem rakit apung tidak bekerja efektif pada tanaman besar atau pada
tanaman jangka panjang.
Prinsip pada bertanam secara hidroponik rakit apung adalah Sistem ini
memanfaatkan gaya apung pada papan untuk menopang tanaman. Papan yang
digunakan biasanya berupa papan sterofoam yang dilubangi dengan lubang
seukuran net pot yang digunakan. Tanaman tumbuh dengan akar yang
konstan 24 jam berada dalam air nutrisi pada wadah. Dengan kontak dalam
larutan nutrisi, akar dapat langsung menyerap hara yang ada pada air nutrisi
dengan instan, tetapi karena akar berada dalam air, akar memerlukan oksigen
yang terlarut agar masih dapat bernafas. Maka dari itu salah satu cara agar
oksigen terlarut pada air (aerasi) terus ada adalah dengan menggunakan
aerator. Kelebihan dari metode ini adalah nantinya tanaman akan
mendapatkan pasokan air dan juga nutrisi secara rutin, sehingga bisa
memudahkan perawatan.
E. Aeroponik
Aeroponics adalah proses tumbuh tanaman di lingkungan udara atau
kabut tanpa menggunakan tanah atau media agregat (dikenal sebagai
geoponics). Kata "aeroponics" berasal dari makna Yunani aero (udara) dan
ponos (kerja). Budaya aeroponics berbeda dari kedua hidroponik
konvensional dan in-vitro (kultur jaringan tanaman) tumbuh. Tidak seperti
hidroponik, yang menggunakan air sebagai media tumbuh dan mineral
penting untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman, aeroponics dilakukan
tanpa media tumbuh. Karena air digunakan dalam aeroponics untuk
mengirimkan nutrisi. Prinsip dasar dari tumbuh aeroponik adalah untuk
tumbuh tanaman digantung di dalam lingkungan tertutup atau semi-tertutup
dengan menyemprotkan akar 10 tanaman menjuntai dan batang bawah
dengan solusi dikabutkan atau disemprot air kaya nutrisi.
F. Sistem tetes (Drip)
Sistem ini menggunakan sistem irigasi tetes (drip irrigation system).
untuk mengalirkan nutrisi ke wilayah perakaran melalui selang irigasi dengan
menggunakan dripper yang diatur waktunya dengan timer. Media tanam
sistem ini yaitu batu apung, sekam bakar, zeolit, atau cocopeat (sabut kelapa),
yang berfungsi sebagai tempat akar berkembang dan memperkokoh
kedudukan tanaman. Nutrisi hidroponik disimpan di wadah. Pompa yang
disiapkan di dalam wadah akan memompa nutrisi melalui selang irigasi
sesuai jadwal yang telah diatur. Cairan nutrisi yang tidak terserap dialirkan
kembali melalui drainase yang diletakkan di bagian bawah depan dari setiap
pot tanaman. Cairan ini akan kembali ke wadah penampung pupuk. Pengatur
waktu bisa diatur untuk 15 menit setiap satu jam.
G. Dutch bucket
Hidroponik duth bucket yaitu suatu sistem hidroponik yang
menggunakan tetesan air nutrisi yang menetes secara terus menerus ke dalam
bak/ember tanaman dan sisa air nutrisi di alirkan kembali melalui selang/pipa
yang menuju ke penampungan air nutrisi yang nantinya akan di gunakan
kembali. Untuk mengalirkan cairan nutrisi membutuhkan pompa air dan
listrik yang stabil, kemudian timer di sesuaikan dengan kebutuhan untuk
Sistem ini memerlukan alat aerator yang berkerja untuk memenuhi oksigen
pada akar tanaman. Metode Hidroponik Dutch Bucket hampir mirip dengan
metode hidroponik NFT, perbedaanya hanya pada cara instalasi. Hidroponik
dutch bucket memerlukan aliran listrik yang stabil, hal ini sangat penting
karena sistem ini sangat memerlukan aliran listrik yang stabil untuk
mengalirkan nutrisinya. Jika terjadi pemadaman listrik mengakibatkan
berhentinya aliran nutrisi ke dalam bak sehingga kebutuhan nutrisi pada akar
tanaman tidak tercukupi dan mengakibatkan sistem ini tidak berjalan
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Talley, Triana dkk. 2017. Hidroponik untuk Pemula. Jurnal Ilmiah terdapat pada :
https://www.researchgate.net/publication/322308428_Hidroponik_untuk_
Pemula (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2018).