Jadi, terdapat faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja dan modal.
Sumber daya alam dan tenaga kerja kadang-kadang sulit untuk dipindahkan, apalagi sumber
daya alam seperti tanah yang tidak dapat dipidah-pindahkan , untuk tenaga kerja dapat saja
dipindah- pindahkan akan tetapi bila tenaga kerja itu pindah maka ia harus mengikuti gaya
hidup di tempat ia pindah, misalnya seperti tenaga kerja Indonesia pindah ke korea maka ia
harus hidup sesuai standar hidup disana menggunakan mata uang disana tidak dapat
menggunakan mata uang rupiah jadi harus menggunakan won .
Dunning sependapat dengan teori internalisasi yang mengatakan bahwa sulit bagi
perusahaan untuk melisensikan kemampuan khasnya. Oleh karena itu, dunning berpendapat
dengan mengkombinasikan asset lokasi khusus atau sumber daya dengan kemampuan khas
perusahaan sering kali memerlukan investasi langsung luar negri.
Selain itu terdapat keuntungan kepemilikan seputar isu-isu yang berkaitan dengan
informasi kepemilikan dan berbagai hak kepemilikan yang mungkin dimiliki perusahaan. Hal
ini dapat mencakup masalah penamaan, hak cipta, merek dagang atau hak paten, serta
penggunaan dan pengelolaan keterampilan yang tersedia secara internal dan yang dapat
diperoleh di pasar luar negeri. Mayoritas keuntungan kepemilikan dianggap tidak berwujud.
CONTOH PERUSAHAAN TEORI EKLEKTIK:
NIKE
CHEVRON
Perusahaan asal Amerika Serikat ini memproduksi
minyak paling banyak di Indonesia melalui anak usahanya
yaitu Chevron Pacific Indonesia. Mempunyai lapangan
dengan kualitas minyak paling tinggi di Indonesia, Chevron
memproduksi 35 persen dari total produksi Indonesia.
Perusahaan ini telah mengoperasikan lapangan Duri di Riau
sejak tahun 1952. Dua blok yang dimiliki oleh Chevron di
Sumatera, Rokan dan Siak, telah menjadi blok dengan
produksi minyak terbesar di Indonesia. Selain di Sumatera, Chevron juga memiliki blok migas
di perairan Kutai, Kalimantan Timur yang merupakan operasi migas lepas pantai. Selain itu,
perusahaan ini juga mengelola blok di Papua yaitu West Papua I dan III yang merupaka
proyek lepas pantai.
Jadi contoh perusahaan chevron ini cocok dengan teori eklektik yang mengatakan
bahwa pelaksanaan FDI oleh beberapa perusahaan minyak dunia, yang mengharuskan mereka
berinvestasi di lokasi sumber daya minyak tersebut yang berada di lokasi khusus yang sangat
bernilai. Chevron melakukan investasi lagsung di Indonesia selama lebih dari 90 tahun,
Chevron telah menjadi produsen energi terkemuka di Indonesia, yang menghasilkan produksi
minyak bumi dari ladang-ladang minyak yang berada di Indonesia sehingga sumber daya alam
yang di gunakan berada di Indonesia.
CONOCOPHILLIPS
Perusahaan asal Amerika Serikat ini telah beroperasi di Indonesia lebih dari 40 tahun.
ConocoPhillips Indonesia merupakan produsen migas terbesar ketiga di Indonesia. Conoco
telah mempunyai enam blok migas di Indonesia yaitu tiga lepas pantai yaitu di Natuna Sea
Block B, Kuma dan Laut Arafuru. Sementara blok yang berada di darat atau onshore adalah V
C blok Corridor, Jambi dan Papua. Produksi gas perusahaan
tersebut mencapai 450 juta kaki kubik per hari. Sebagian dari
produksi gas tersebut diekspor ke Singapura sementara sisanya
digunakan untuk pasokan gas Perusahaan Gas Negara (PGN).
Selama empat tahun terakhir Conoco bisa menghasilkan
hingga US$ 2,5 miliar dan akan berkomitmen terus
menambah investasinya di Indonesia
Contoh perusahaan ini juga cocok dengan teori
eklektik karena perusahaan ini juga melakukan FDI di Indonesia sehingga dapat
memanfaatkan sumber daya alam seperti minyak bumi yang berada di Indonesia.
TEORI MARKET POWER
UNILEVER
Unilever merupakan produsen barang-barang konsumsi yang sifatnya fast moving
consumer goods (FMCG), atau produk yang sifatnya cepat habis, seperti produk perawatan
tubuh, produk perawatan rumah tangga, dan makanan. Sepanjang tahun 2010-2015, Unilever
telah menanamkan modal di Tanah Air sebesar Rp 8,5 triliun. Saat ini, terdapat empat badan
usaha dari grup Unilever sebagai wujud investasi di Indonesia, yaitu PT Unilever Indonesia
Tbk (Unilever Indonesia), PT Unilever Oleochemical Indonesia (PT UOI), PT Unilever
Enterprises Indonesia (PT UEI), dan PT Unilever Trading Indonesia (PT UTI). PT Unilever
Indonesia Tbk (UNVR) diakui sebagai salah satu perusahaan paling inovatif di dunia.
Kekuatan pasar Unilever Indonesia yang melokalisasi seperti, bagaimana unilever
mempelajari market yang lokal, bagaimana unilever melokalkan produk-produknya sehingga
produk-produk itu tidak kelihatan produk luar.
Sehingga contoh perusahaan unilever ini cocok dengan teori market power yang
mendominasi pasaran Perusahaan mengklaim produk-produknya tersedia di 1 juta
toko/gerai dan setiap rumah di Indonesia sedikitnya menggunakan satu produk Unilever. Di 12
kategori produk consumer goods, merek yang diusung Unilever mendominasi pasar Indonesia.
Contoh kekuatan pasar adalah Apple Inc. di pasar smartphone. Meski Apple tidak bisa
sepenuhnya mengendalikan pasar, produk iPhone-nya memiliki pangsa pasar dan loyalitas
pelanggan yang substansial, sehingga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga
keseluruhan di pasar smartphone.