Anda di halaman 1dari 3

Fungsi air bagi tumbuhan :

1. Penyusun utama protoplasma


Molekul – molekul makro dalam protoplasma seperti protein, karbohidrat, pektin dan lain – lain
membentuk struktur yang unik berasosiasi dengan molekul air dalam bentuk koloid.
2. Menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan
Menjadi alat transpor untuk memindahkan zat hara. Bahan yang diangkut dapat berupa bahan
mineral dari dalam tanah, bahan – bahan organik hasil fotosintesa, dan olahan sel lainya.
3. Menjadi medium berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia
Kita tahu terkadang proses reaksi terjadi dalam bentuk larutan dan air adalah pelarut yang
sangat baik.
4. Menjadi bahan dasar untuk reaksi – reaksi biokimia
Seperti pada fotosintesis, tanpa adanya air yang berperan sebagai donor elektron, fotosintesis
tidak dapat berlangsung.
5. Sebagai sistem hidrolik
Air dapat memberikan tekanan hidrolik pada sel seliingga menimbulkan turgor pada dinding sel
tumbuhan. memberikan kekuatan mekanik pada jaringan-jaringan yang tidak memiliki sokongan
struktur (zat kayu) pada dinding selnya, misalnya pada parenkim. Sistem hidrolik juga dapat di
jumpai pada membuka dan menutupnya stomata.
6. Stabilisasi dan pemindahan panas
Tingginya panas jenis yang dimiliki air, telah memungkinkan air berperan sebagai penyangga
(buffer) dalam pengaturan panas tubuh tumbuhan. Penyerapan sejumlah besar panas (radiasi)
oleh tumbuhan, hanya akan mengubah suhu tubuh sedikit saja. Sebab sebagian besar panas
(radiasi) tersebut dikembalikan lagi ke lingkungannya dengan cara penguapan air dari
permukaan tubuhnya.
7. Sebagai alat gerak
Misalnya pada pulvinus tangkai daun pada gerak nasti. Air di dalam sel berada dalam bentuk
bebas dan terikat. Keterikatan air itu dapat dengan ion atau molekul polar, terkait dengan ikatan
H pada molekul lain, terikat pada koloid atau terikat secara kapiler. Air bebas terdapat pada
vacuola sebagai cairan encer. Apabila tumbuhan kekurangan air, air bebaslah yang hilang lebih
dulu. Sebagai larutan air dalam sel mempunyai potensial air lebih kecil dari nol. Besamya
potensial air larutan cairan sel dipengaruhi oleh temperatur, adanya bahan pelarut lain, adanya
imbibiban yaitu zat yang mampu mengadakan imbibisi. dan adanya tekanan atau tegangan
(tekanan hidrostatik).
Pada tumbuhan yang dapat menghasilkan organ bunga, pembungaan merupakan salah satu fenomena
yang menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut berkembang. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi
pembungaan pada tanaman adalah cahaya. Banyaknya intensitas cahaya yang diterima oleh tumbuhan
akan mempengaruhi proses pembentukan bunga. Agar dapat menghasilkan bunga secara normal, tanaman
membutuhkan intesitas cahaya matahari dalam jumlah tertentu yang tidak boleh lebih rendah dari
kebutuhannya. Jika intensitas cahaya yang diterima tanaman tidak mencukupi, maka pembentukan bunga
akan terganggu. Kebutuhan akan cahaya untuk proses pembentukan bunga bergantung pada jenis
tanamannya. Secara umum, tanaman yang mendapat intensitas cahaya lebih banyak dapat berbunga lebih
mudah daripada tanaman yang kekurangan cahaya. Itu sebabnya bunga tanaman biasanya terbentuk pada
bagian ujung cabang atau ranting agar lebih mudah mendapat cahaya matahari. Salah satu tanaman yang
membutuhkan penyinaran matahari penuh untuk mendukung pembungaannya adalah tanaman bunga
asoka atau bunga jarum-jarum. Tanaman asoka akan aktif menghasilkan bunga jika mendapat pencahyaan
yang cukup. Fenomena Fotoperiodisme Intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman tentu dipengaruhi
oleh letak geografis tanaman tersebut. Banyaknya cahaya yang menyinari tanaman bergantung pada
lamanya periode gelap dan periode terang setiap harinya. Seperti yang kita tahu, pencahayaan di bumi
tidak sama setiap tahunnya sehingga terjadi perubahan waktu pencahayaan. Peristiwa pergantian periode
gelap dan periode terang yang kita saksikan setiap hari dalam kurun waktu tertentu disebut fotoperiodik
atau fotoperiodisitas. Fenomena fotoperiodik ternyata memiliki pengaruh terhadap pembentukan bunga
pada tanaman. Hal itu dapat terjadi karena beberapa tanaman memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam merespon perubahan waktu pencahayaan. Kemampuan tanaman untuk merespon perubahan
lamanya waktu pencahayaan disebut fotoperiodisme. Fenomena fotoperiodisme ini tidak hanya dapat kita
amati pada saat proses pembentukan bunga, tetapi juga dapat kita lihat dari saat dormansi,
perkecambahan, hingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu alat yang dimiliki oleh
tumbuhan yang menyebabkan tanaman dapat merespon perubahan waktu pencahayaan adalah pigmen
penyerap warna yang dikenal sebagai fitokrom. Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, siang hari yang lamanya
kurang dari 12 jam disebut hari pendek, sedang siang hari yang lamanya lebih dari 12 jam disebut hari
panjang. Pada proses pembungaan yang merupakan periode kritis adalah batas periode gelap yang
dibutuhkan tanaman agar dapat berbunga. Berdasarkan kemampuannya untuk merespon perubahan waktu
pencahayaan (fotoperiodisme), tumbuhan dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
 Tumbuhan Berhari Pendek
Merupakan kelompok tumbuhan yang akan berbunga ketika periode gelap lebih panjang dari
periode kritis untuk pembungaan. Tanaman yang termasuk tumbuhan berhari pendek antara lain
tanaman bunga dahlia, bunga krisan, tanaman bunga aster, dan sebagainya.
 Tumbuhan Berhari Panjang
Merupakan kelompok tumbuhan yang akan berbunga ketika periode gelap lebih pendek dari
periode kritis untuk pembungaan, misalnya tanaman leci, bayam, selada, dan sebagainya.
 Tumbuhan Netral Tumbuhan netral merupakan kelompok tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh
panjang hari penyinaran dalam pembungaannya, misalnya tanaman bunga matahari, bunga
mawar, dan sebagainya.
Menurut Sujiprihati et.al (2007), faktor yang mempengaruhi hibridisasi
terjadinya faktor internal dan juga eksternal. Faktor internal terjadi pada
waktu tanam berbunga, yaitu: penyesuaian waktu berbunga dan waktu
emaskulasi dan penyerbukan. Sedangkan faktor internal antara lain cuaca saat
penyerbukan, pemilihan tetua, dan pengetahuan tentang organ reproduksi
dan tipe penyerbukan. Keberhasilan persilangan dipengaruhi oleh dua factor
yaitu; suhu dan cahaya. Pada suhu udara yang dingin, suaca gelap atau musim
hujan, saat berbungan akan terhambat. Suhu yang panas, cuaca cerah, dan
musim kemarau akan mempercepat pembungaan. Suhu dan cahaya ketika
siang hari terletak pada puncaknya (Syukur, 2009).

Anda mungkin juga menyukai