Anda di halaman 1dari 6

Nama M.

Bagaskara W
NIM 185100600111011
Jurusan TEP
Kelas H
Kelompok H2

3 MORFOLOGI KOLONI MIKROORGANISME

I. PRE-LAB
1. Apa yang anda ketahui tentang morfologi koloni mikroorganisme?

Mempelajari bentuk dari suatu mikroorganisme merupakan salah satu tujuan dari cabang
ilmu biologi morfologi koloni mikroorganisme.Ada dua jenis morfologi koloni
mikroorganisme yaitu morfologi makroskopik dan morfologi mikroskopik.Pada morfologi
makroskopik dilakukan untuk mengetahui bentuk mikroorganisme, ukuran, margin,pigmentasi
ketinggian, permukaan, konsistensi, emulsibility dan bau dengan pengamatan pada plate agar.
Sedangkan pada morfologi mikroskopik dilakukan untuk mengetahui dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, flaggelum, pili, vakuola dan yang lainnya dengan
menggamati menggunakan mikroskop(Mamou, 2016).

2. Jelaskan tujuan dari pengamatan morfologi koloni mikroorganisme?

Untuk melihat bentuk fisik atau wujud dari suatu mikroorganisme contohnya seperti
ukuran, margin,pigmentasi ketinggian, permukaan, konsistensi, emulsibility dan bau, sehingga
mikroorganimse itu dapat diklasifikasikan dan diketahui dalam jenis, sifat, manfaat atau
bahkan kerugiannya. (Sousa, 2013).

3. Jelaskan parameter apa saja yang digunakan untuk pengamatan morfologi koloni
mikroorganisme?

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan morfologi koloni organisme adalah
a. Bentuk koloni
Bentuk koloni dapat diamati apakah berbentuk bulat sempurna, bulat lonjong (oval),
atau tidak beraturan
b. Ukuran koloni
Ukuran koloni dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong yang
memiliki ketelitian tinggi untuk mengukur mikroorganisme berkoloni
c. Kromogenesis (pigmentasi)
Adalah hasil metabolit sekunder dari bakteri yang diekskresikan ke medium, warnanya
beragam, antara lain: putih, cokelat, merah, ungu .
d. Elevasi koloni
Elevasi koloni dapat dilihat dari tampak samping ketinggian (elevasi) koloni .
Nama M.Bagaskara W
NIM 185100600111011
Jurusan TEP
Kelas H
Kelompok H2

e. Tepi koloni
Hal ini dapat ddilihat dari permukaan tepi koloni apakah halus, bergerigi,
bergelembung, berfilamen atau tidak beraturan .
f. Permukaan koloni
Permukaan tubuh koloni dapat diamati apakah halus, kasar, bergelombang, atau tidak
beraturan .
g. Konsistensi
Dapat diamati dari bentuk yang lengket dan susah dilepaskan, kering dan remah, atau
berlendir .
h. Emulsifiabilitas koloni
Emulsifiabilitas koloni adalah tingkat mudah atau sukarnya koloni dalam membentuk
emulsi. Hal ini dapat diamati apakah koloni mudah menjadi suspense granular atau
tidak dapat embentuk emulsi .
i. Bau
Koloni dapat diamati dengan adanya bau, atau tidak berbau sehingga lebih mudah
untuk diamati (Mamou, 2016).
Nama M.Bagaskara W
NIM 185100600111011
Jurusan TEP
Kelas H
Kelompok H2

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Colony Counter

a. Prinsip Atau Mekanisme Kerja Colony Counter


Penghitungan mikroba secara otomatis dengan
bantuan tombol hitung atau pulpen merupakan prinsip
kerja Colony Counter (Mamou, 2016).

b. Fungsi Colony Counter

Colony Counter merupakan suatu alat bantu


dalam perhitungan jumlah suatu koloni dari mikroba
atau mikroorganisme yang sedang diamati yang
sebelumnya telah dikembangbiakan (Taylor, 2015).

c. Tahapan atau SOP penggunaan Colony Counter

1. Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.


2. Nyalakan alat dengan menekan tombol ‘ON’.
3. Reset jumlah perhitungan hingga menunjuk angka ‘0’.
4. Letakkan cawan petri yang berisi koloni bakteri yang akan dihitung di atas meja yang
dilengkapi dengan skala.
5. Tandai koloni dengan mengarahkan pulpen ke meja skala.
6. Hitung koloni bakteri yang terpisah.
7. Lihat koloni dengan bantuan kaca pembesar.
8. Matikan alat dengan menekan tombol ‘OFF’. (Taylor, 2015).
Nama M.Bagaskara W
NIM 185100600111011
Jurusan TEP
Kelas H
Kelompok H2

2. Gambar Mikroorganisme(dalam cawan petri)

a. Bakteri E.coli

(Visvalingam, 2017).

b. Kapang A.niger

(Sue, 2018).
Nama M.Bagaskara W
NIM 185100600111011
Jurusan TEP
Kelas H
Kelompok H2

c. Khamir S.cerevisiae

(Saitoh, 2018).
Nama M.Bagaskara W
NIM 185100600111011
Jurusan TEP
Kelas H
Kelompok H2

DAFTAR PUSTAKA

Mamou, G. Mohan, G. Rouvinski, A. Rosenberg, A. Yehuda, S. 2016. Deficiency in Lipoteichoic


Acid Synthesis Causes a Failure in Executing the Colony Developmental Program in
Bacillus subtilis. Front Microbiology.14(8): 1850-1857.

Xue, D. Zeng, X. Lin, D. Yao, S. 2018. Ethanol tolerant endoglucanase from Aspergillus niger
isolated from wine fermentation cellar. Biocatalysis and Agricultural Biotechnology.15: 19-
24

Saitoh, N.Fujimori, R. 2018. Microbial recovery of gold from neutral and acidic solutions by the
baker's yeast Saccharomyces cerevisiae. Hydrometallurgy. 181: 29-34.

Sousa, A. Machado, I. Nicolau, A. Pereira, M. 2013. Improvements on colony morphology


identification towards bacterial profiling. Journal of Microbiological Methods. 95(3): Pages
327-335.

Taylor, T. Kring, M. 2015. A colony-forming microorganism with probable affinities to the


Chroococcales (cyanobacteria) from the Lower Devonian Rhynie chert. Review of
Palaeobotany and Palynology. 219: 147-156.

Visvalingam, J. Liu, Y. Yang, X. 2017. Impact of dry chilling on the genetic diversity of
Escherichia coli on beef carcasses and on the survival of E. coli and E. coli O157.
International Journal of Food Microbiology. 244: 62-66.

Anda mungkin juga menyukai